Rabu, 24 Mei 2017

RESPON BUAT VIDEO - VIDEO IMRAN HUSSEIN





SEMOGA KEKURANGAN VIDEO-VIDEO IMRAN HUSEN ITU 

DAPAT TERPULIHKAN DENGAN CATATAN-

CATATAN KECIL INI

hsndwsp
di
Ujung Dunia



Ketika filosof Sunni tersebut mengatakan bahwa Bangsa Arab dihancurkan, bendera Islam tidak lagi dikibarkan oleh bangsa Arab tetapi non Arab. Beliau tidak menye butkan bangsa mana yang mengibarkan bendera Islam. Berdasarkan dalil naqli dan ‘aqli itu sangat jelas bahwa bangsa Parsilah yang mengibarkan bendera Islam. :

Surat Al Jumu'ah Ayat 3
dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS, Jum'at 03)

Surat Al Jumu'ah Ayat 4

Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS, Jum'at 04)


Sepertinya inilah yang belum diketahu filosof tersebut. Saat ayat itu diturunkan, pa ra sahabat bertanya siapakah mereka itu, ya Rasulullah? Rasulullah menempatkan tangannya diatas kepala Salman al Farisi seraya mengatakan: "Golongan inilah,  walaupun Iman itu berada di bintang Surayya, namun mereka sanggup mengga pai nya". Ayat sebelumnya (ayat 2) Allah membicarakan bangsa Arab. Ayat 3, Allah membicarakan bangsa Parsi dimana Imam Hussein (Arab/cucu Rasulullah) kawin dengan Shahbanu, putri Iran/Parsi hingga menuaikan cikal-bakal bangsa Iran/Parsi di kemudian hari sebagaimana kita saksikan dewasa ini. Hanya mereka inilah satu-satunya di Dunia kini yang mampu mendirikan Negara Islam/Islam State/Daulah Is lamiyah/Republik Islam Iran/Power of Zulkarnain/Power of Imam Mahdi al Muntazhar.

Filosof Sunni itu benar saat menjawab pertanyaan tentang Iran bahwa Ahmadine jad sangat dicintai mu’min seluruh dunia tetapi sebahagian muslim tidak sependa pat dengannya. Kita tidak tau kenapa beliau tidak menjelaskan kondisi Iran secara agak mendetail. Mungkin saja beliau benar harus bersikap demikian, mengingat dewasa ini kebanyakan kaum muslimin salah sangka terhadap Republik Islam Iran. Perlu kita jelaskan bahwa memang masih banyak orang-orang yang keliru dalam biokrasi Iran hingga mereka tidak sependapat dengan Ahmadinejad yang brillian itu, tetapi disebabkan System negara Iran menganut system "Wilayatul Fakih" dimana lembaga Negara yang tertinggi adalah "Imam" baru kemudian disusul oleh Wilayatul Fakih (baca 12 orang Ulama yang memahami ilmu Dunia dan Akhirat). Ba rulah kemudian disusul oleh lembaga Parlemen dan Presiden. Kendatipun presiden paska Ahmadinejad tidak sebaik Ahmadinejad, kalau tidak kita katakan bertolak belakang sepakterjangnya, Republik Islam Iran tidak akan mengalami setback, se bab wewenang tertinggi tidak berada ditangan Presiden tetapi ditangan Imam (baca Ayatullah Ali Khameney). Hal ini sudah dijawab oleh sang filosof dengan baik sekali dimana power militer tidak berada dibawah presiden tetapi dibawah Aya tullah Ali Khamenei yang baik.

Filosof tersebut keliru saat mengatakan bahwa 4 Khalifah paska kewafatan Rasul Allah adalah benar sebagai khalifah rasyidin. Nampaknya beliau meyakinkan publik secara emosi agar publik meyakini pernyataannya tersebut, sama emosinya ketika mengatakan agar publik tidak mengkritik diktator Gaddafi (lihat video beliau lain nya). Memang pada permulaan kekuasaannya Gaddafi menentang AS, namun akhirnya beliau tunduk pada AS hingga petro dolarpun diizinkan AS untuk menge lolanya. Perlu kita kritisi beliau bahwa Basyar Assad tidak pernah sama dengan Mu ammar Ghaddafi yang sama despotiknya dengan Saddam Irak, Sha Reza Palevi Iran,  Raja Arab Saudi, Raja Bahren, raja Emirat Arab, raja Brunai Darus salam, Suharto di Indonesia dan sebagainya.

Hsndwsp memprediksi beliau tidak paham Hadist Tsaqalain murni yang membicara kan Ittrah Nabilah sebagai pendamping Qur-an. Dua belas Imam paska kewafatan Nabi tidak termasuk Abubakar, Umar dan Usman. Ahlulbayt Rasulullahlah yang diangkat Allah dan Rasulnya sebagai pemimpin kaum Muslimin tetapi dihambat oleh Abubakar, Umar dan Usman cs. Padahal saat Rasulullah mengangkat Imam Ali di Ghadirkhum, Umar bukan saja membai’at Imam Ali tetapi juga mengucapkan: "Tahniah ya Abbal Hassan, anda telah men jadi pemimpin kaum muslimin dan musli mah". Ironisnya dia pula yang berani menghambat Rasulullah untuk menulis wasiat nya saat beliau sakit di Katilnya. Umar juga bersama Abu bakar yang menolak perintah Rasulullah untuk bergabung dibawah kepemimpinan Usamah untuk berpe rang. Masih banyak lagi pelanggaran yang mereka lakukan terhadap Rasulullah namun kita cukupkan saja disini. Apakah prototype seperti itu layak mendapat gelar Khalifah Rasyidin? Bukankah apa saja yang dilakukan Rasulullah kaum mu'min harus sami'na waata'na disebabkan apa yang dikatakan dan dilakukan Rasulullah berasal dari Allah secara pasti. Lalu kini kaum muslimin yang mengikuti ketiga penentang diatas itu masih berstatus mu'minkah? Harap dijawab walau pahit

Ahlulbayt Rasulullah tau persis seluruh isi Qur-an termasuk ayat Mutasyabihat yang sering dipelintirkan tafsirnya oleh muslim yang non Ahlulbayt dan pengikut mereka sampai zaman kita ini berlanjut terus. Hal ini meyakinkan kita bahwa beliau (Filosf tersebut) menggunakan hadist palsu made in Abu Hurairah cs yang terdapat dalam kitab Bukhri dan Muslim. Beliau belum tau bahwa setelah Bukhri dan Muslim, terma suk Abu Daud menjeleksi hadist – hadist palsu dari satu juta lebih (product priode Muawiyah bin Abi Sofyan/Bani Umaiyyah), masih saja terdapat hadist palsu di kitab-kitab mereka, seperti hadist Malaikat ditampar Nabi Musa hingga hilang satu mata nya, batu melarikan pakaian Nabi Musa hingga Nabi Musa mengejarnya dalam kea daan telanjang, Nabi muhammad menempatkan Aisyah diatas kuduk agar dapat melihat suatu pertunjukan duniawi, Hadist lalat punya obat disalah satu sayapnya dan masih banyak lagi hadist palsu lainnya di buku Bukhari dan Muslim (disebut memang hadist sahih tetapi realitanya banyak yang tidak sahih)

Ketika Iran (Parsi) baru saja melepaskan diri dari raja despotic (prototype pax Ameri kana), dibawah pimpinan Imam Khomaini, Syahid DR Ali Syariati dan Murtadha Mutahhari cs (prototype Zulkarnain), Pax Amerikana berdaya upaya menghancur kan "Zulkarnain" via diktator Saddam Irak tetapi Allah menyelamatkan bangsa Parsi hingga justeru Irak dan tangan-tangan Amerikanalah yang collaps.

Bangsa Parsi berasal dari ras unggul Jerman (bangsa Aria). bertemu dengan bangsa Arab (baca perkawinan Imam Hussein dengan Syahbanu, putri Raja Parsi) hingga melahirkan cikal bakal sampai hari ini bisa kita saksikan di RII. Ketika filosof tersebut membicarakan ‘Negara Khalifah’, publik hanya bisa memahami secara teori, semen tara realita atau fenomenanya tidak beliau tunjuk secara konkrit. Beliau hanya mampu menunjukkan Rusia dan Cina plus negara-negara Amerika Latin, tanpa ko munitas Islam Murni. Memang benar Rusia, Cina dan negara-negara Amerika Latin komunitas yang tidak arogan dan bersahabat karib dengan kaum Muslimin tetapi kaum Muslimin yang bagaimana, belum beliau paparkan dengan jelas agar saya tidak perlu mengkritisinya, kalau komunitas muslim yang ditunjuk itu benar adanya.

Kalau kita mampu mengamati kondisi Timur Tengah sekarang secara mantap, kita akan melihat secara jelas bahwa "Power Zulkarnain" dimainkan oleh RII, Hisbullah Libanon, Rusia, Cina dan Negara-negara Amerika Latin, sedangkan musuh Zulkar nain dimainkjan oleh Zionis, AS, Nato dan Arab Saudi cs (baca Turki, Quwait, Qatar, Libya, Mesir, Emirat Arab dan sebagainya). Penjokong "Zulkarnain" masih banyak lagi termasuk Amerika Latin dimana Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad bersaha bat karib dengan Hugo Charves. Agaknya Indonesia masih kabur pendiriannya, hal ini dapat kita lihat memang merapatkan barisan dengan RII tetapi juga dengan Turki. Namun betapapun Indonesia sekarang lebih baik daripada Malaysia yang benci terhadap pengikut Ahlulbayt Rasulullah saww.

Hsndwsp gagal memahami pernyataan Imran Hussein bahwa beliau masih fokus pada mata uang Dirham dan Dinar. Beliau juga fokus pada Jenggot dan pakaian. Secara hakikat kita tidak musti meniru gaya kehidupan dimasa lalu asal saja tidak bertentangan dengan sunnatullah dan Rasulnya. Yang penting bagi kita bukan jenggot dan pakaiannya tetapi pikirannya, apakah kita mengikuti pikiran Rasulullah atau pikiran musuh Rasulullah saww. Dewasa ini memang kita saksikan kebanyakan kaum muslimin yang sudah merasakan berilmu, menggunakan jenggot yang pan jang tak terurus, bersurban dan pakaian yang terkesan alim bagi kaum yang tidak mau berfikir kritis. Apa artinya disisi Allah kalau isi kepalanya bertentangan dengan isi kepala Rasulullah saww?. Justeru itulah hsndwsp tidak lagi berjenggot dan berto pi sekarang, biarlah hsndwsp berpenampilan macam orang biasa saja.

Bukankah bahasa Inggeris itu bahasanya Pax Britaniana dan pax Amerikana, kena pa Imran Hussein tidak menggunakan bahasa Arab saja, berpakaian orang Arab dan uang Arab? Padahal Arab sekarang bukan lagi Arab Nabi Muhammad tetapi Arabnya Abu Lahab. Berbicara soal uang adalah soal pertukaran barang dengan barang dimana untuk memudahkan disepakati dengan uang dan ini tidak mungkin dilakukan oleh sipil tetapi pemerintah yang berkuasa. Di Arab di gunakan Dinar dan Dirham. Apakah mata uang tersebut mulanya digunakan Rasulullah atau jauh sebe lumnya. Imran Hussein mengatakan andaikata Indonesia menggunakan Dinar dan Dirham tidak akan miskin seperti sekarang ini, benarkah?

Paska kewafatan Rasulullah kebanyakan kaum muslimin miskin dan malah di zaman Nabipun banyak yang miskin, hanya saja orang miskin mendapat perhatian serius dari Rasulullah dan Imam Ali as. Tanah Fadak milik Fatimah Az Zahara digunakan un tuk menolong fakir miskin, sayangnya disita oleh Abubakar dari tangan Fatimah as hingga masyarakat mendekati Abubakar, lari dari keluarga Rasulullah saww (baca sejarah tanah Fadak milik Fatimah yang disita Abubakar cs). Di priode Usman bin Affan kemiskinan bertambah parah disebabkan Usman mengelola kekayaan nega ra macam mengelola kekayaan moyangnya. Kenapa Imran tidak kritis, padahal beliau menganjurkan publik agar menjadi pemikir yang kritis, afala yatazakkarun?

Demikian juga di Indonesia sejak Suharto berkuasa rakyat secara mayoritas hidup menderita. Kondisi seperti itu berjalan terus sampai priode Yudhoyono. Baru seka ranglah kemunculan Jokowi dan Ahok Rakyat mulai menikmati kekayaan negara kendatipun belum sampai ke Acheh Sumatra, Papua dan kawasan jauh lainnya. Pertanyaan kepada Imran Hussein, apakah Indonesia sekarang menggunakan ma ta uang Dinar dan Dirham?  Bukankah kemiskinan itu terjadi disebabkan kekayaan negara dikuasai penguasa untuk koleganya saja dimana Rakyat tidak mendapat kan haknya? Bukankah penguasa yang korup senantiasa dibarengi dengan meraja lelanya para koruptor bagaikan tikus menghabiskan kekayaan negara?

Andaikata Imam Mahdi sudah Muncul, barulah kemiskinan, penindasan dan kezali man jenis lainnya akan hilang, bukan mata uang yang signifikan fungsinya dibicara kan. Soal uang non dirham dan dinar berakomulasi dengan riba, memang benar adanya. Hal ini memang sudah dinyatakan Allah dan RasululNya sendiri bahwa se belum dunia kiamat Allah akan memunculkan kembali Imam Mahdi al Muntazhar yang akan membawa kedamaian dunia seluruhnya, dimana sebelumnya dunia dipenuhi dengan kezaliman yang teramat sangat. Imam Mahdilah satu-satunya Imam yang tidak dibunuh atau diracun dari 12 Imam penerus kepemimpinan Rasu lullah saww. Sedangkan  Nabi ‘Isa bin Maryam dimunculkan kembali disebabkan ummatnya me nuhankannya dan mengira beliau yang disalib hingga mereka termasuk Kristen Ortodox menggunakan symbul palang salib. Padahal murid Nabi ‘isa yang munafiqlah yang dimiripkan Allah macam Nabi ‘Isa hingga musuh menya lipnya.

Andaikata pemimpin paska kewafatan Rasulullah tidak digeser oleh mereka yang ambisius kepemimpinan, kaum muslimin akan hidup aman sentosa dan keadilan sosi al merata diseluruh negara. Kalau begitu kondisinya Imam Mahdipun tidak per lu gha ib Syughra dan Kubra.

Setelah berakhirnya kepemimpinan Imam Mahdi, barulah berlaku pemilihan, tidak lagi membutuhkan wasiat. Saat itu setelah 250 tahun dipimpin oleh para Imam yang diutus Allah dan Rasulnya, barulah rakyat secara mayoritas memahami persis type pemimpin yang bagaimana yang harus mereka pilih hingga system demokrasi baru bisa diberlakukan. Namun bayangkan di zaman Umar bin Khattab, seorang yang memiliki tanggungan seorang pria dalam keluarganya mendatangi Umar dan bertanya apakah dibenarkan Allah pemuda yang berada dalam tanggungan sa ya tidur bersama isteri saya secara bergeleran dengan saya sebab saya belum mampu mengawininya? Apakah dalam kondisi rakyat yang sedungu itu, pemimpin layak dipilih oleh rakyat banyak, bukan wasiat Rasulullah yang berlaku? Adapun wasiat umpama seorang guru (baca Rasulullah) yang harus bepergian jauh (baca wafat) saja, tidak layak menyerahkan kepemimpinannya kepada muridnya untuk dipilih sebab sang gurulah yang paling tau persis mana muridnya yang memiliki kesamaan dengan beliau untuk memimpin. Ironisnya para ambisius kepemimpinan meninggal kan nas demi tercapai ambisius mereka. Itulah sebabnya kaum muslimin yang tidak mengikuti para Imam yang ditunjuk Allah dan RasulNya saling berbeda pikiran sampai saling bermusuhan sesamanya.

Sepertinya Iran Hussein tidak jeli melihat penampilan Putin, presiden Rusia dan sege nap ja jarannya. Bukankah mereka semua berdasi? Kendatipun sesekali hsndwsp menggunankan Jas tanpa dasi dan juga salut kepada pemimpin Iran yang pakai Jas tanpa dasi, hsndwsp juga tidak alergi melihat pemimpin Rusia yang berdasi, juga pemimpin negara-negara Amerika Latin. Yang penting pemimpin Rusia, Cina dan Amerika Latin memihak kepada kaum Muslimin (baca "Zulkarnain" dan Imam Mahdi al Muntazhar).

Di video lainnya Imran Hussein mengatakan semua kita dipimpin oleh non Moslem termasuk Iran, benarkah? Yang saya yakini memang semua kita dipimpin oleh kaum munafiqun kecuali Republik Islam Iran. Kalau Imran Hussein mengatakan termasuk Iran disebabkan Iran masuk aggota PBB, Imran tidak memahami kalau RII terpaksa bertaqiyyah, kalau tidak memabahayakan negaranya disebabkan musuh terlalu be sar. Disamping itu RII berjiwa ksatria dimana mereka bagaikan orang yang punya obat kebal hingga mampu masuk ke sarang tawon, sebagaimana Ahmadinejad pergi ke gedung PBB menggoyangkan forum tersebut, bukan men jauhkan diri dari PBB macam orang yang tidak punya kawi dan nyali. Lalu ban dingkan dengan Brunai Darussalam, dimana Rajanya menyimpan 13 orang gundik secara rahasia na mun orang-orang bijak mengetahuinya, kendatipun orang tolol berkutat pada pen diriannya yang fanatikbuta bahwa itu negara Islam.Yang pen ting sekedar nama atau substantifnya?

Sepertinya dilain sisi Imran terfokus pikirannya hanya pada nama saja, bukan sub stantivnya. Walaupun Iran menamakan diri Republik tetapi diperjelaskan oleh kata Islam (baca Republik Islam Iran). Kenapa RII menamakan republik, hemat saya dise babkan pemimpinnya dipilih bukan wasiat macam pengangkatan Imam Ali. Na mun Abubakar menafikan wasiat Nabi hingga menamakan dirinya sebagai Khali fah (Wakil Rasulullah). Sementara pemilihanpun tidak sah sebab tidak diikuti seluruh rakyat pemilih terutama sekali bani Hasyim. Dikalangan merekapun, belakangan  tidak menggunakan aplikasi Abubakar tetapi Syuronya  Umar. Kalau Abubakar ha nya menggunakan sebahagian rakyat untuk memilihnya, Umar hanya meng gu nakan 6 orang. Ironisnya justeru Abdurrahman bin Awwuf yang mempermainkan syu ra tersebut. Padahal hanya Imam Ali yang berbicara secara benar dan tran sparan dalam majelis tersebut. Untuk lebih jelas simaklah video al Nebras berikut ini:


Hsndwsp menghormati Imran Hussein, semoga kritik saya ini menambah kesem purnaan isi Video - videonya. Betapapun beliau benar adanya secara kontekstual, hanya secara tekstual saja yang perlu kita kritisi sedikit agar lebih sempurna. Mu dah-mudahan pembaca memahami kalimat hsndwsp ini. 



Filosof Sheikh Imran Hosein memang termasuk orang pintar macam Dr Zakir Naik. Malah sepertinya lebih enak mendengar ceramahnya disebabkan bahasa Inggeris nya yang mantap dan fasih.

Namun keduanya keliru saat berbicara persoalan Pengikut Ahlulbayt dan Sunni.  Imran mengakui adanya Syi'ah dan Sunni tetapi Zakir berkeyakinan bahwa Syi'ah dan Sunni tidak ada dalam Qur.-an, yang ada hanya Muslim. Disinilah kekeliruan mereka.

https://www.youtube.com/watch?v=3PkwzMDekJ8



Kata Imran Husen negara khalifah sekarang ini tidak ada di Rusia, Arab dan ju ga di Iran. Benar tidak ada di Rusia dan Arab tetapi hanya ada di Iran (Republik Islam Iran).

Mengapa Imran Husen yang saya hormati disebabkan banyaknya ilmu yang dia miliki tetapi bisa keliru dalam hal negara Islam yang beliau namakan "Negara Khalifah" Hal ini disebabkan beberapa hal yang dapat saya telusuri.

Pertama beliau sangat terikat dengan istilah negara Khalifah. Istilah Khalifah yang digunakan Allah saat pertama sekali kepada Nabi Adam as adalah bahasa Sym bolic bukan bahasa Expose. Bahasa symbolic memiliki banyak makna (kaya mak na). Contohnya bahasa Puisi Iqbal, gurunya Imran Husen, menggunakan bahasa symbolic hingga puisi tersebut masih relefan sampai sekarang ini, tidak kehilangan makna. Imran Husen terikat hanya dengan kata Khalifah saja, dimana akibatnya dia hilang konsentrasinya saat negara Khalifah yang beliau maksudkan menggu nakan istilah lainnya seperti Republik Islam, Negara Islam, System Islam, Negara yang berkedaulatan Allah dan sebagainya.

Kedua, Imran Husen juga hilang konsentrasinya saat melihat Republik Islam Iran. Fokus Imran hanya pada kata "republik" dimana alasan be liau semua negara yang definisinya "dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat". Terindikasi Imran juga hilang konsentrasi, tidak dapat mem bedakan antara "Republik Sekuler" dengan "Republik Islam", atau an tara Republik Islam Iran dengan Republik Islam Pakistan yang tidak Is lami. Adapun Republik Indonesia atau Negara Pancasila memang bukan negara Islam tetapi negara orang Islam. Artinya negara tersebut tidak menggunakan Un dang-undang yang diturunkan Allah tetapi menggunakan KUHP (yang sekuler)

Ketika Imran melihat sepakterjang Republik Islam Pakistan yang tidak Islami, boleh jadi beliau mengira Republik Islam Iran tidak berbeda de ngan Republik Islam Pakis tan. Realitanya Pakistan memang tidak Islami tetapi Republik Islam Iran adalah satu satunya di zaman kita ini Negara Islam/System Islam/negara yang berkedaulatan Allah. Kalau negara Republik Sekuler, Presiden memiliki wewenang tertinggi (baca Presiden til Kabinet) atau Parlemen yang memiliki wewenang tertingga (baca Parle menter Kabinet) tetapi Republik Islam wewe nang tertinggi adalah milik Allah. Kalau dulu diwakili oleh para Nabi, lalu dilanjutkan oleh para Imam, kini diwakili oleh Ula ma Warasatul Ambia. Hal ini dapat kita de teksi di Republik Islam Iran (Teori Wilaya tul Fakih Imam Khomaini).

Diatas Presiden dan Parlemen masih ada 2 tingkat lagi yang paling berwewenang. Pertama diatas sekali "Imam". Kedua, 12 Ulama/Fakih, ba rulah dibawahnya Parle men dan Presiden. Anda bisa melihat saat ada kunjungan presiden negara lain ke Teheran. Mereka bertemu dengan Imam (baca dulu Imam Khomaini, sekarang Sa yed Ali Khamenei).

Walaupun pelaksanaannya dilakukan oleh Parlemen dan Presiden te tapi yang pe gang kunci systemnya adalah Imam dan 12 Ulama Fakih. Misalnya pembua tan Undang-Undang yang konsekwen dengan Al Mai dah ayat 44, 45 dan 47 ("..... waman lamyahkum bima anzalallah faulaika humul kaafirun"). Mula-mula parlemen membuat Undang-un dang atau peraturan lalu diserahkan keatas (12 U lama Fakih) untuk diteliti apakah bertentangan dengan Qur-an dan Hadist atau tidak. Andai kata bertentangan setelah dicoret yang salah di kembalikan kepada Parle men un tuk diperbaiki. Andaikata kali kedua masuk pada Ulama Fakih masih juga salah, ba rulah diperbaiki oleh Ulama Fakih. Lalu kemudian setelah ditanda tangani para Ulama Fakih, barulah diserahkan kepada Presiden untuk dilaksanakan apli kasinya.

Republik Islam Iran sudah benar system Islamnya. Andaikata dibirokrasi masih ada kekurangan maklum Iran sudah lama dikuasai para Taghut dan Bal’am. Lalu ban dingkan dengan negara dulu diba wahpimpinan Abubakar, Umar dan Usman yang dibanggakan Imran Husen, secara jujur Republik Islam Iran jauh lebih unggul disege nap lembaga negara nya. Dizaman Imam Ali sama persis macam dizaman Rasulul lah sendiri. Semua ketimpangan dizaman 3 orang Khalifah sebelumnya sanggup di kembalikan Imam Ali macam aplikasi Rasulullah sendiri. Sebagai con toh, kebiasaan Umar memberikan kelebihan gaji terhadap para senior dan diteruskan oleh Usman tetapi  dibagi sama dizaman Imam Ali, hing ga ke biasaan Talhah dan Zuber cs me nerima kelebihan dizaman Umar dan Usman tanpa disadari dikembalikan Imam Ali ke system yang diba ngunkan Rasulullah sendiri, membuat Talhah Dan Zuber cs me nentang Imam Ali hingga terjadinya perang Jamal yang sangat menyayat hati orang beriman kala itu.

Secara Islami kepemimpinan dalam Islam saat itu bukan dipilih oleh Rakyat tetapi masih berlaku system Wasiat.

bersambung (belum final)


...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

https://www.youtube.com/watch?v=uGp1x-KxphE&t=197s


https://achehkarbala.blogspot.no/2015/04/kata-syiah-telah-terbukti-ada-dalam-al.html
https://achehkarbala.blogspot.no/2015/04/kata-syiah-telah-terbukti-ada-dalam-al.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar