DAPAT TERPULIHKAN
DENGAN CATATAN-
CATATAN KECIL INI
hsndwsp
di
Ujung Dunia
Ketika filosof Sunni tersebut mengatakan bahwa Bangsa Arab
dihancurkan, bendera Islam tidak lagi dikibarkan oleh bangsa Arab tetapi non
Arab. Beliau tidak menye butkan bangsa mana yang mengibarkan bendera Islam.
Berdasarkan dalil naqli dan ‘aqli itu sangat jelas bahwa bangsa Parsilah yang
mengibarkan bendera Islam. :
Surat Al Jumu'ah Ayat 3
dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum
berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS, Jum'at 03)
Surat Al Jumu'ah Ayat 4
Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS, Jum'at 04)
Sepertinya inilah yang belum diketahu filosof tersebut. Saat
ayat itu diturunkan, pa ra sahabat bertanya siapakah mereka itu, ya Rasulullah?
Rasulullah menempatkan tangannya diatas kepala Salman al Farisi seraya
mengatakan: "Golongan inilah,
walaupun Iman itu berada di bintang Surayya, namun mereka sanggup
mengga pai nya". Ayat sebelumnya (ayat 2) Allah membicarakan bangsa Arab.
Ayat 3, Allah membicarakan bangsa Parsi dimana Imam Hussein (Arab/cucu
Rasulullah) kawin dengan Shahbanu, putri Iran/Parsi hingga menuaikan cikal-bakal
bangsa Iran/Parsi di kemudian hari sebagaimana kita saksikan dewasa ini. Hanya
mereka inilah satu-satunya di Dunia kini yang mampu mendirikan Negara
Islam/Islam State/Daulah Is lamiyah/Republik Islam Iran/Power of
Zulkarnain/Power of Imam Mahdi al Muntazhar.
Filosof Sunni itu benar saat menjawab pertanyaan tentang Iran
bahwa Ahmadine jad sangat dicintai mu’min seluruh dunia tetapi sebahagian
muslim tidak sependa pat dengannya. Kita tidak tau kenapa beliau tidak
menjelaskan kondisi Iran secara agak mendetail. Mungkin saja beliau benar harus
bersikap demikian, mengingat dewasa ini kebanyakan kaum muslimin salah sangka
terhadap Republik Islam Iran. Perlu kita jelaskan bahwa memang masih banyak
orang-orang yang keliru dalam biokrasi Iran hingga mereka tidak sependapat
dengan Ahmadinejad yang brillian itu, tetapi disebabkan System negara Iran
menganut system "Wilayatul Fakih" dimana lembaga Negara yang
tertinggi adalah "Imam" baru kemudian disusul oleh Wilayatul Fakih
(baca 12 orang Ulama yang memahami ilmu Dunia dan Akhirat). Ba rulah kemudian
disusul oleh lembaga Parlemen dan Presiden. Kendatipun presiden paska
Ahmadinejad tidak sebaik Ahmadinejad, kalau tidak kita katakan bertolak
belakang sepakterjangnya, Republik Islam Iran tidak akan mengalami setback, se bab
wewenang tertinggi tidak berada ditangan Presiden tetapi ditangan Imam (baca
Ayatullah Ali Khameney). Hal ini sudah dijawab oleh sang filosof dengan baik
sekali dimana power militer tidak berada dibawah presiden tetapi dibawah Aya tullah
Ali Khamenei yang baik.
Filosof tersebut keliru saat mengatakan bahwa 4 Khalifah paska
kewafatan Rasul Allah adalah benar sebagai khalifah rasyidin. Nampaknya beliau
meyakinkan publik secara emosi agar publik meyakini pernyataannya tersebut,
sama emosinya ketika mengatakan agar publik tidak mengkritik diktator Gaddafi
(lihat video beliau lain nya). Memang pada permulaan kekuasaannya Gaddafi
menentang AS, namun akhirnya beliau tunduk pada AS hingga petro dolarpun
diizinkan AS untuk menge lolanya. Perlu kita kritisi beliau bahwa Basyar Assad
tidak pernah sama dengan Mu ammar Ghaddafi yang sama despotiknya dengan Saddam
Irak, Sha Reza Palevi Iran, Raja Arab
Saudi, Raja Bahren, raja Emirat Arab, raja Brunai Darus salam, Suharto di
Indonesia dan sebagainya.
Hsndwsp memprediksi beliau tidak paham Hadist Tsaqalain murni
yang membicara kan Ittrah Nabilah sebagai pendamping Qur-an. Dua belas Imam
paska kewafatan Nabi tidak termasuk Abubakar, Umar dan Usman. Ahlulbayt
Rasulullahlah yang diangkat Allah dan Rasulnya sebagai pemimpin kaum Muslimin
tetapi dihambat oleh Abubakar, Umar dan Usman cs. Padahal saat Rasulullah
mengangkat Imam Ali di Ghadirkhum, Umar bukan saja membai’at Imam Ali tetapi
juga mengucapkan: "Tahniah ya Abbal Hassan, anda telah men jadi pemimpin
kaum muslimin dan musli mah". Ironisnya dia pula yang berani menghambat
Rasulullah untuk menulis wasiat nya saat beliau sakit di Katilnya. Umar juga
bersama Abu bakar yang menolak perintah Rasulullah untuk bergabung dibawah
kepemimpinan Usamah untuk berpe rang. Masih banyak lagi pelanggaran yang mereka
lakukan terhadap Rasulullah namun kita cukupkan saja disini. Apakah prototype
seperti itu layak mendapat gelar Khalifah Rasyidin? Bukankah apa saja yang
dilakukan Rasulullah kaum mu'min harus sami'na waata'na disebabkan apa yang
dikatakan dan dilakukan Rasulullah berasal dari Allah secara pasti. Lalu kini
kaum muslimin yang mengikuti ketiga penentang diatas itu masih berstatus
mu'minkah? Harap dijawab walau pahit
Ahlulbayt Rasulullah tau persis seluruh isi Qur-an termasuk ayat
Mutasyabihat yang sering dipelintirkan tafsirnya oleh muslim yang non Ahlulbayt
dan pengikut mereka sampai zaman kita ini berlanjut terus. Hal ini meyakinkan
kita bahwa beliau (Filosf tersebut) menggunakan hadist palsu made in Abu
Hurairah cs yang terdapat dalam kitab Bukhri dan Muslim. Beliau belum tau bahwa
setelah Bukhri dan Muslim, terma suk Abu Daud menjeleksi hadist – hadist palsu
dari satu juta lebih (product priode Muawiyah bin Abi Sofyan/Bani Umaiyyah),
masih saja terdapat hadist palsu di kitab-kitab mereka, seperti hadist Malaikat
ditampar Nabi Musa hingga hilang satu mata nya, batu melarikan pakaian Nabi
Musa hingga Nabi Musa mengejarnya dalam kea daan telanjang, Nabi muhammad
menempatkan Aisyah diatas kuduk agar dapat melihat suatu pertunjukan duniawi,
Hadist lalat punya obat disalah satu sayapnya dan masih banyak lagi hadist
palsu lainnya di buku Bukhari dan Muslim (disebut memang hadist sahih tetapi
realitanya banyak yang tidak sahih)
Ketika Iran (Parsi) baru saja melepaskan diri dari raja despotic
(prototype pax Ameri kana), dibawah pimpinan Imam Khomaini, Syahid DR Ali
Syariati dan Murtadha Mutahhari cs (prototype Zulkarnain), Pax Amerikana
berdaya upaya menghancur kan "Zulkarnain" via diktator Saddam Irak
tetapi Allah menyelamatkan bangsa Parsi hingga justeru Irak dan tangan-tangan
Amerikanalah yang collaps.
Bangsa Parsi berasal dari ras unggul Jerman (bangsa Aria).
bertemu dengan bangsa Arab (baca perkawinan Imam Hussein dengan Syahbanu, putri
Raja Parsi) hingga melahirkan cikal bakal sampai hari ini bisa kita saksikan di
RII. Ketika filosof tersebut membicarakan ‘Negara Khalifah’, publik hanya bisa
memahami secara teori, semen tara realita atau fenomenanya tidak beliau tunjuk
secara konkrit. Beliau hanya mampu menunjukkan Rusia dan
Cina plus negara-negara Amerika Latin, tanpa ko munitas Islam Murni. Memang
benar Rusia, Cina dan negara-negara Amerika Latin komunitas yang tidak arogan
dan bersahabat karib dengan kaum Muslimin tetapi kaum Muslimin yang bagaimana,
belum beliau paparkan dengan jelas agar saya tidak perlu mengkritisinya, kalau
komunitas muslim yang ditunjuk itu benar adanya.
Kalau kita mampu mengamati kondisi Timur Tengah sekarang secara mantap,
kita akan melihat secara jelas bahwa "Power Zulkarnain" dimainkan
oleh RII, Hisbullah Libanon, Rusia, Cina dan Negara-negara Amerika Latin,
sedangkan musuh Zulkar nain dimainkjan oleh Zionis, AS, Nato dan Arab Saudi cs
(baca Turki, Quwait, Qatar, Libya, Mesir, Emirat Arab dan sebagainya). Penjokong
"Zulkarnain" masih banyak lagi termasuk Amerika Latin dimana Presiden
Iran, Mahmud Ahmadinejad bersaha bat karib dengan Hugo Charves. Agaknya
Indonesia masih kabur pendiriannya, hal ini dapat kita lihat memang merapatkan
barisan dengan RII tetapi juga dengan Turki. Namun betapapun Indonesia sekarang
lebih baik daripada Malaysia yang benci terhadap pengikut Ahlulbayt Rasulullah
saww.
Hsndwsp gagal memahami pernyataan Imran Hussein bahwa beliau masih fokus
pada mata uang Dirham dan Dinar. Beliau juga fokus pada Jenggot dan pakaian.
Secara hakikat kita tidak musti meniru gaya kehidupan dimasa lalu asal saja
tidak bertentangan dengan sunnatullah dan Rasulnya. Yang penting bagi kita
bukan jenggot dan pakaiannya tetapi pikirannya, apakah kita mengikuti pikiran
Rasulullah atau pikiran musuh Rasulullah saww. Dewasa ini memang kita saksikan
kebanyakan kaum muslimin yang sudah merasakan berilmu, menggunakan jenggot yang
pan jang tak terurus, bersurban dan pakaian yang terkesan alim bagi kaum yang
tidak mau berfikir kritis. Apa artinya disisi Allah kalau isi kepalanya
bertentangan dengan isi kepala Rasulullah saww?. Justeru itulah hsndwsp tidak
lagi berjenggot dan berto pi sekarang, biarlah hsndwsp berpenampilan macam orang
biasa saja.
Bukankah bahasa Inggeris itu bahasanya Pax Britaniana dan pax Amerikana,
kena pa Imran Hussein tidak menggunakan bahasa Arab saja, berpakaian orang Arab
dan uang Arab? Padahal Arab sekarang bukan lagi Arab Nabi Muhammad tetapi
Arabnya Abu Lahab. Berbicara soal uang adalah soal pertukaran barang dengan
barang dimana untuk memudahkan disepakati dengan uang dan ini tidak mungkin
dilakukan oleh sipil tetapi pemerintah yang berkuasa. Di Arab di gunakan Dinar
dan Dirham. Apakah mata uang tersebut mulanya digunakan Rasulullah atau jauh
sebe lumnya. Imran Hussein mengatakan andaikata Indonesia menggunakan Dinar
dan Dirham tidak akan miskin seperti sekarang ini, benarkah?
Paska kewafatan Rasulullah kebanyakan kaum muslimin miskin dan
malah di zaman Nabipun banyak yang miskin, hanya saja orang miskin mendapat
perhatian serius dari Rasulullah dan Imam Ali as. Tanah Fadak milik Fatimah Az
Zahara digunakan un tuk menolong fakir miskin, sayangnya disita oleh Abubakar
dari tangan Fatimah as hingga masyarakat mendekati Abubakar, lari dari keluarga
Rasulullah saww (baca sejarah tanah Fadak milik Fatimah yang disita Abubakar
cs). Di priode Usman bin Affan kemiskinan bertambah parah disebabkan Usman
mengelola kekayaan nega ra macam mengelola kekayaan moyangnya. Kenapa Imran
tidak kritis, padahal beliau menganjurkan publik agar menjadi pemikir yang
kritis, afala yatazakkarun?
Demikian juga di Indonesia sejak Suharto berkuasa rakyat secara
mayoritas hidup menderita. Kondisi seperti itu berjalan terus sampai priode
Yudhoyono. Baru seka ranglah kemunculan Jokowi dan Ahok Rakyat mulai menikmati
kekayaan negara kendatipun belum sampai ke Acheh Sumatra, Papua dan kawasan
jauh lainnya. Pertanyaan kepada Imran Hussein, apakah Indonesia sekarang
menggunakan ma ta uang Dinar dan Dirham?
Bukankah kemiskinan itu terjadi disebabkan kekayaan negara dikuasai
penguasa untuk koleganya saja dimana Rakyat tidak mendapat kan haknya? Bukankah
penguasa yang korup senantiasa dibarengi dengan meraja lelanya para koruptor
bagaikan tikus menghabiskan kekayaan negara?
Andaikata Imam Mahdi sudah Muncul, barulah kemiskinan,
penindasan dan kezali man jenis lainnya akan hilang, bukan mata uang yang
signifikan fungsinya dibicara kan. Soal uang non dirham dan dinar berakomulasi
dengan riba, memang benar adanya. Hal ini memang sudah dinyatakan Allah dan
RasululNya sendiri bahwa se belum dunia kiamat Allah akan memunculkan kembali
Imam Mahdi al Muntazhar yang akan membawa kedamaian dunia seluruhnya, dimana
sebelumnya dunia dipenuhi dengan kezaliman yang teramat sangat. Imam Mahdilah
satu-satunya Imam yang tidak dibunuh atau diracun dari 12 Imam penerus
kepemimpinan Rasu lullah saww. Sedangkan
Nabi ‘Isa bin Maryam dimunculkan kembali disebabkan ummatnya me nuhankannya
dan mengira beliau yang disalib hingga mereka termasuk Kristen Ortodox
menggunakan symbul palang salib. Padahal murid Nabi ‘isa yang munafiqlah yang
dimiripkan Allah macam Nabi ‘Isa hingga musuh menya lipnya.
Andaikata pemimpin paska kewafatan Rasulullah tidak digeser oleh
mereka yang ambisius kepemimpinan, kaum muslimin akan hidup aman sentosa dan
keadilan sosi al merata diseluruh negara. Kalau begitu kondisinya Imam Mahdipun
tidak per lu gha ib Syughra dan Kubra.
Setelah berakhirnya kepemimpinan Imam Mahdi, barulah berlaku
pemilihan, tidak lagi membutuhkan wasiat. Saat itu setelah 250 tahun dipimpin
oleh para Imam yang diutus Allah dan Rasulnya, barulah rakyat secara mayoritas
memahami persis type pemimpin yang bagaimana yang harus mereka pilih hingga
system demokrasi baru bisa diberlakukan. Namun bayangkan di zaman Umar bin
Khattab, seorang yang memiliki tanggungan seorang pria dalam keluarganya
mendatangi Umar dan bertanya apakah dibenarkan Allah pemuda yang berada dalam
tanggungan sa ya tidur bersama isteri saya secara bergeleran dengan saya sebab
saya belum mampu mengawininya? Apakah dalam kondisi rakyat yang sedungu itu,
pemimpin layak dipilih oleh rakyat banyak, bukan wasiat Rasulullah yang
berlaku? Adapun wasiat umpama seorang guru (baca Rasulullah) yang harus
bepergian jauh (baca wafat) saja, tidak layak menyerahkan kepemimpinannya
kepada muridnya untuk dipilih sebab sang gurulah yang paling tau persis mana
muridnya yang memiliki kesamaan dengan beliau untuk memimpin. Ironisnya para
ambisius kepemimpinan meninggal kan nas demi tercapai ambisius mereka. Itulah
sebabnya kaum muslimin yang tidak mengikuti para Imam yang ditunjuk Allah dan
RasulNya saling berbeda pikiran sampai saling bermusuhan sesamanya.
Sepertinya Iran Hussein tidak jeli melihat penampilan Putin,
presiden Rusia dan sege nap ja jarannya. Bukankah mereka semua berdasi?
Kendatipun sesekali hsndwsp menggunankan Jas tanpa dasi dan juga salut kepada
pemimpin Iran yang pakai Jas tanpa dasi, hsndwsp juga tidak alergi melihat
pemimpin Rusia yang berdasi, juga pemimpin negara-negara Amerika Latin. Yang
penting pemimpin Rusia, Cina dan Amerika Latin memihak kepada kaum Muslimin
(baca "Zulkarnain" dan Imam Mahdi al Muntazhar).
Di video lainnya Imran Hussein mengatakan semua kita dipimpin
oleh non Moslem termasuk Iran, benarkah? Yang saya yakini memang semua kita
dipimpin oleh kaum munafiqun kecuali Republik Islam Iran. Kalau Imran Hussein
mengatakan termasuk Iran disebabkan Iran masuk aggota PBB, Imran tidak memahami
kalau RII terpaksa bertaqiyyah, kalau tidak memabahayakan negaranya disebabkan
musuh terlalu be sar. Disamping itu RII berjiwa ksatria dimana mereka bagaikan
orang yang punya obat kebal hingga mampu masuk ke sarang tawon, sebagaimana
Ahmadinejad pergi ke gedung PBB menggoyangkan forum tersebut, bukan men jauhkan
diri dari PBB macam orang yang tidak punya kawi dan nyali. Lalu ban dingkan dengan
Brunai Darussalam, dimana Rajanya menyimpan 13 orang gundik secara rahasia na mun
orang-orang bijak mengetahuinya, kendatipun orang tolol berkutat pada pen diriannya
yang fanatikbuta bahwa itu negara Islam.Yang pen ting sekedar nama atau
substantifnya?
Sepertinya dilain sisi Imran terfokus pikirannya hanya pada nama
saja, bukan sub stantivnya. Walaupun Iran menamakan diri Republik tetapi
diperjelaskan oleh kata Islam (baca Republik Islam Iran). Kenapa RII menamakan
republik, hemat saya dise babkan pemimpinnya dipilih bukan wasiat macam
pengangkatan Imam Ali. Na mun Abubakar menafikan wasiat Nabi hingga menamakan
dirinya sebagai Khali fah (Wakil Rasulullah). Sementara pemilihanpun tidak sah
sebab tidak diikuti seluruh rakyat pemilih terutama sekali bani Hasyim.
Dikalangan merekapun, belakangan tidak
menggunakan aplikasi Abubakar tetapi Syuronya
Umar. Kalau Abubakar ha nya menggunakan sebahagian rakyat untuk
memilihnya, Umar hanya meng gu nakan 6 orang. Ironisnya justeru Abdurrahman bin
Awwuf yang mempermainkan syu ra tersebut. Padahal hanya Imam Ali yang berbicara
secara benar dan tran sparan dalam majelis tersebut. Untuk lebih jelas simaklah
video al Nebras berikut ini:
Hsndwsp menghormati Imran Hussein, semoga kritik saya ini
menambah kesem purnaan isi Video - videonya. Betapapun beliau benar adanya
secara kontekstual, hanya secara tekstual saja yang perlu kita kritisi sedikit
agar lebih sempurna. Mu dah-mudahan pembaca memahami kalimat hsndwsp ini.
Filosof Sheikh Imran Hosein memang termasuk orang pintar macam
Dr Zakir Naik. Malah sepertinya lebih enak mendengar ceramahnya disebabkan
bahasa Inggeris nya yang mantap dan fasih.
Namun keduanya keliru saat berbicara persoalan Pengikut
Ahlulbayt dan Sunni. Imran mengakui
adanya Syi'ah dan Sunni tetapi Zakir berkeyakinan bahwa Syi'ah dan Sunni tidak
ada dalam Qur.-an, yang ada hanya Muslim. Disinilah kekeliruan mereka.
https://www.youtube.com/watch?v=3PkwzMDekJ8
Kata Imran Husen negara khalifah sekarang ini tidak ada di
Rusia, Arab dan ju ga di Iran. Benar tidak ada di Rusia dan Arab tetapi hanya
ada di Iran (Republik Islam Iran).
Mengapa Imran Husen yang saya hormati disebabkan banyaknya ilmu
yang dia miliki tetapi bisa keliru dalam hal negara Islam yang beliau namakan
"Negara Khalifah" Hal ini disebabkan beberapa hal yang dapat saya
telusuri.
Pertama beliau sangat terikat dengan istilah negara Khalifah.
Istilah Khalifah yang digunakan Allah saat pertama sekali kepada Nabi Adam as
adalah bahasa Sym bolic bukan bahasa Expose. Bahasa symbolic memiliki banyak
makna (kaya mak na). Contohnya bahasa Puisi Iqbal, gurunya Imran Husen,
menggunakan bahasa symbolic hingga puisi tersebut masih relefan sampai
sekarang ini, tidak kehilangan makna. Imran Husen terikat hanya dengan kata
Khalifah saja, dimana akibatnya dia hilang konsentrasinya saat negara Khalifah
yang beliau maksudkan menggu nakan istilah lainnya seperti Republik Islam,
Negara Islam, System Islam, Negara yang berkedaulatan Allah dan sebagainya.
Kedua, Imran Husen juga hilang konsentrasinya saat melihat
Republik Islam Iran. Fokus Imran hanya pada kata "republik" dimana
alasan be liau semua negara yang definisinya "dari Rakyat, oleh Rakyat dan
untuk Rakyat". Terindikasi Imran juga hilang konsentrasi, tidak dapat mem
bedakan antara "Republik Sekuler" dengan "Republik Islam",
atau an tara Republik Islam Iran dengan Republik Islam Pakistan yang tidak Is
lami. Adapun Republik Indonesia atau Negara Pancasila memang bukan negara
Islam tetapi negara orang Islam. Artinya negara tersebut tidak menggunakan Un dang-undang
yang diturunkan Allah tetapi menggunakan KUHP (yang sekuler)
Ketika Imran melihat sepakterjang Republik Islam Pakistan yang
tidak Islami, boleh jadi beliau mengira Republik Islam Iran tidak berbeda de
ngan Republik Islam Pakis tan. Realitanya Pakistan memang tidak Islami tetapi
Republik Islam Iran adalah satu satunya di zaman kita ini Negara Islam/System
Islam/negara yang berkedaulatan Allah. Kalau negara Republik Sekuler, Presiden
memiliki wewenang tertinggi (baca Presiden til Kabinet) atau Parlemen yang
memiliki wewenang tertingga (baca Parle menter Kabinet) tetapi Republik Islam
wewe nang tertinggi adalah milik Allah. Kalau dulu diwakili oleh para Nabi,
lalu dilanjutkan oleh para Imam, kini diwakili oleh Ula ma Warasatul Ambia. Hal
ini dapat kita de teksi di Republik Islam Iran (Teori Wilaya tul Fakih Imam
Khomaini).
Diatas Presiden dan Parlemen masih ada 2 tingkat lagi yang
paling berwewenang. Pertama diatas sekali "Imam". Kedua, 12
Ulama/Fakih, ba rulah dibawahnya Parle men dan Presiden. Anda bisa melihat saat
ada kunjungan presiden negara lain ke Teheran. Mereka bertemu dengan Imam (baca
dulu Imam Khomaini, sekarang Sa yed Ali Khamenei).
Walaupun pelaksanaannya dilakukan oleh Parlemen dan Presiden te
tapi yang pe gang kunci systemnya adalah Imam dan 12 Ulama Fakih. Misalnya
pembua tan Undang-Undang yang konsekwen dengan Al Mai dah ayat 44, 45 dan 47
("..... waman lamyahkum bima anzalallah faulaika humul kaafirun").
Mula-mula parlemen membuat Undang-un dang atau peraturan lalu diserahkan keatas
(12 U lama Fakih) untuk diteliti apakah bertentangan dengan Qur-an dan Hadist
atau tidak. Andai kata bertentangan setelah dicoret yang salah di kembalikan kepada Parle men un tuk diperbaiki. Andaikata kali kedua masuk pada Ulama Fakih
masih juga salah, ba rulah diperbaiki oleh Ulama Fakih. Lalu kemudian setelah
ditanda tangani para Ulama Fakih, barulah diserahkan kepada Presiden untuk
dilaksanakan apli kasinya.
Republik Islam Iran sudah benar system Islamnya. Andaikata dibirokrasi
masih ada kekurangan maklum Iran sudah lama dikuasai para Taghut dan Bal’am.
Lalu ban dingkan dengan negara dulu diba wahpimpinan Abubakar, Umar dan Usman
yang dibanggakan Imran Husen, secara jujur Republik Islam Iran jauh lebih
unggul disege nap lembaga negara nya. Dizaman Imam Ali sama persis macam
dizaman Rasulul lah sendiri. Semua ketimpangan dizaman 3 orang Khalifah
sebelumnya sanggup di kembalikan Imam Ali macam aplikasi Rasulullah sendiri.
Sebagai con toh, kebiasaan Umar memberikan kelebihan gaji terhadap para senior
dan diteruskan oleh Usman tetapi dibagi
sama dizaman Imam Ali, hing ga ke biasaan Talhah dan Zuber cs me nerima
kelebihan dizaman Umar dan Usman tanpa disadari dikembalikan Imam Ali ke system
yang diba ngunkan Rasulullah sendiri, membuat Talhah Dan Zuber cs me nentang
Imam Ali hingga terjadinya perang Jamal yang sangat menyayat hati orang beriman
kala itu.
Secara Islami kepemimpinan dalam Islam saat itu bukan dipilih oleh
Rakyat tetapi masih berlaku system Wasiat.
bersambung (belum final)
...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
https://www.youtube.com/watch?v=uGp1x-KxphE&t=197s
https://achehkarbala.blogspot.no/2015/04/kata-syiah-telah-terbukti-ada-dalam-al.html
https://achehkarbala.blogspot.no/2015/04/kata-syiah-telah-terbukti-ada-dalam-al.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar