Senin, 23 November 2015

PERBANDINGAN KETA'ATAN ANTAR MANUSIA DAN BINATANG

KUDA YANG MENCETUSKAN API DARI PUKULAN KUKU KAKINYA

SOROTAN SURAH AL 'ADIAT  

MERUPAKAN PERBANDINGAN ANTARA MANUSIA DAN BINATANG

hsndwsp 
Acheh - Sumatra



KONSEPSI PERBANDINGAN KETAATAN BINATANG KEPADA TUANNYA DAN MANUSIA KEPADA TUHANNYA.




Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan (nafasnya) yang terengah-engah, (QS. 100:1) dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), (QS. 100:2) dan kuda yang menye rang dengan tiba-tiba di waktu subuh, (QS. 100:3) maka ia menerbangkan debu, (QS. 100:4) dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, (QS. 100:5) Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (QS. 100:6) dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, (QS. 100:7) dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (QS. 100:8) Maka apakah dia tidak mengetahui apa bila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, (QS. 100:9) dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada?, (QS. 100:10) Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka. (QS. 100:11)

Dalam surah Al 'Adiat ini Allah bersumpah dengan kuda bahwa sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih terhadap Tuhannya. Justru itu marilah kita kaji kenapa sampai Allah sendiri menyatakan bahwa sesungguhnya manusia itu ingkar, tidak berterima kasih kepadaNya dan bakhil.

Ada dua jenis makhluk yang dapat kita buat perbandingan dari surah Al 'Adiat ini yaitu antara binatang dan manusia. Binatang disini diwakili kuda. Kuda adalah binatang yang konon dulunya (ketika surah ini diturun kan) di gunakan manusia sebagai kenderaan dalam berperang, satu-satunya sebagai pasukan kavalerinya. Kuda itu tidak mengharapkan banyak pada tuannya kecuali segumpal rumput. Kendatipun demikian kuda memiliki kepatuhan luarbiasa kepada tuannya. Lihatlah ketika tuannya membangunkannya di waktu pagi-pagi benar, dia tidak pernah memberitahukan tuannya bahwa dia belum cukup tidur, dia tidak pernah menanyakan pada tuannya apabila dia dibawa untuk bertempur, dia tidak pernah menanyakan pada tuannya bila dia mati berada dalam pertempuran itu. Dalam hal ini bukanlah disebabkan dia tidak dapat berbicara. Buktinya, dia langsung bangun ketika tuannya membangunkannya walau pagi-pagi benar sekalipun. Kenapa? Demi mengharapkan se gumpal rumput sebagai makanan dalam hidupnya.

Lihatlah bagaimana kencangnya kuda berlari sampai-sampai nafasnya terengah-engah, bagaimana kencangnya kuda berlari sampai mencetuskan api dari pukulan kuku kakinya, bagaimana beraninya kuda menyerang dengan tiba-tiba di waktu subuh, bagaimana dia lari sampai menerbangkan debu, lalu masuk ke tengah-tengah perkumpulan musuh.

Namun lihatlah kebanyakan manusia yang banyak sekali menggantungkan harapannya pada Allah, Tuhan mereka. Manusia mengharapkan kemerdekaan sebagaimana bangsa Acheh Sumatra, bangsa Chechenia, bangsa Bosnia, bangsa Palestina dan bangsa-bangsa lainnya. Manusia mengharapkan ketentraman, kese hatan, keadilan, kesenangan dan sebagainya. Namun lihatlah ketika manusia dibangunkan Allah, Tuhan nya di waktu pagi-pagi benar untuk Shalat Subukh yang hanya menghabiskan waktu lebih-kurang 15 menit, kebanyakan dari mereka lebih senang menikmati tidurnya.

Islam kaffah tidak hanya Shalat, namun andaikata shalatnya saja tidak digubris, sirnalah imannya kendatipun di depan manusia berkaok-kaok bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman, seba liknya Allah menyatakan mereka tidak beriman (Q.S, 2: 8 -20). Sementara sebahagian manusia sangat peduli tentang shalatnya, namun mereka mengabaikan "hablum minannasnya". Hablum minannas bukan lah sebatas baik hubungannya saat shalat berjamaah, apa artinya sementara saudara kita merintih di gubuk-gubuk derita. Shalat, puasa, zakat naik Haji dan latin-lain sebagainya tak ada arti sama sekali kalau Aqidahnya sudah sirna, kalau pedoman hidupnya bukan Al-Qur-an, kalau tidak mendambakan agar berlakunya hukum Allah dipermukaan bumi Allah ini. Untuk apa? Untuk membebaskan kaum dhu'afa dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka (Q.S,7:157)

Pembaca yang mulia !Andaikata kita melihat seseorang yang menunggang kuda namun orang tersebut tidak sanggup bangun pagi-pagi benar untuk memenuhi perintah Tuhannya, yakinlah bahwa derajat orang tersebut dibawah kuda kendatipun dia duduk diatas kuda. Maafkan saya. Ini bukan fatwa saya sebagaimana ada orang dimilis ini yang menuduh saya mendahului Allah. Bagi orang-orang yang mampu befikir pasti memahami bahwa orang-orang yang benar-benar beriman senantiasa berpedoman pada pernyataan Allah sendiri, bukan fatwa manusia. Sebaliknya bagi orang-orang yang tidak mampu berfikir sebaiknya belajar pada orang-orang yang mampu, bukan sekedar melambungkan bantahan yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya.

Billahi fi sabililhaq

hsndwsp 

di  Ujung Dunia



HORSE OF BLOW API that sparked her toenails

HIGHLIGHTS Surah Al 'ADIAT

IS COMPARISON BETWEEN MAN AND ANIMALS
hsndwsp
Acheh - Sumatra

HIGHLIGHTS Surah Al 'ADIAT

CONCEPTION OF COMPARISON OF COMPLIANCE AND HUMAN ANIMAL his master to his Lord.



Bismillaahirrahmaanirrahiim.
For the sake of a war horse who raced with (breath) panting, (QS. 100: 1) and the horse that sparked the fire with punches (hooves), (QS. 100: 2) and the horse bears a rang suddenly at dawn, (QS. 100: 3) then he flew dust, (QS. 100: 4) and stormed into the middle set of enemies, (QS. 100: 5) man is indeed broken ungrateful to his Lord, (Qur'an, 100: 6), and in fact he is a witness (alone) keingkarannya, (QS. 100: 7) and indeed he was griping because of his love for treasure (QS. 100: 8) so if he did not know anything when raised what was in the tomb, (QS. 100: 9) and was born what is in the chest ?, (QS. 100: 10) Verily their Lord on that day Knowledgeable their circumstances. (Qur'an, 100: 11)

In Surah Al 'Adiat is Allah swears by the horse that the real man is ingrate, ungrateful to his Lord. Instead, let us examine why until God himself stated that the real man is broken, do not thank him and griping.

There are two types of creatures we can make a comparison of Surah Al 'Adiat this is between animals and humans. Equine animals are represented here. Horses are animals that supposedly once (when this surah been copied right) in human use as a vehicle in the war, only as cavalry. The horse was not expecting much to his master but a lump of grass. Nevertheless horse has remarkable adherence to his master. Look at the time when his master woke him early in the morning, he never told his master that he is not getting enough sleep, he never asked his master when he was brought in to fight, he never asked his master when he died were in the battle. In this case not because she could not speak. The proof, he immediately woke up when his master woke him early in the morning even though. Why? Demi expect se blocky grass as food in his life.


Look at how the hardness of a galloping horse to the point of gasping for breath, how the hardness of a galloping horse to spark the fire of punches toenail, how dare horse attack suddenly at dawn, how he ran up to blow away the dust, and into the middle bevy of enemies.

But look at the majority of people that a lot of pinning their hopes on God, their Lord. Humans expect independence as a nation of Acheh Sumatra, Chechenia nation, the nation of Bosnia, the Palestinian nation and other nations. Humans expect tranquility, health-Mo, justice, pleasure and so on. But look at when people were woken Allah, his Lord at a time early in the morning for prayers Subukh who just spent more or less 15 minutes, most of them prefer to enjoy their sleep.

Islam kaffah not only prayer, but suppose prayer alone is not heeded, it will cease in spite of his faith before men berkaok-caw that they are people who believe, contrary seba Allah stated they did not believe (Q.S, 2: 8 -20). While human sebahagian very concerned about his prayer, but they ignore the "hablum minannasnya". Hablum hablum fact not merely a good relationship when the prayers, what is our brother while groaning in pain shacks. Prayer, fasting, zakat Hajj and latin-so there is no sense at all that creed was already gone, if not his life guidelines Al-Qur-an, if not crave to enactment of the law of God God's earth's surface. What for? To liberate people from the shackles that afflicts Dhu'afa-neck scruff of their (Q.S, 7: 157)

Readers glorious! If we see someone on a horse, but the person is not able to get up early in the morning to meet God's instructions, rest assured that the degree they are under the horse even though he was sitting on a horse. Forgive me. This is not a fatwa me as there are people who accuse me of this dimilis ahead of God. For people who are able befikir certainly understand that people who are true believers always be guided by God's own statement, not a fatwa humans. In contrast to those who are not able to think should be studied in people who are able, not just toss denial that does not comply with the state itself.

Billahi fi sabililhaq

hsndwsp


at the End of the World
-------------
-------

Kamis, 19 November 2015

DO'A KUMAIL BIN ZIYAD (DO'A AJARAN IMAM ALI AS)

DO'A MALAM JUM'AT 
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
يَادَآئِمَ اْلفَضْلِ عَلَى اْلبَرِيَّةِ، يَابَاسِطَ اْليَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ،
يَاصَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِيَّةِ، صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً،
وَاغْفِرْ لَنَا يَاذَاالْعُلَى فِي هَذِهِ الْعَشِيَّةِ.
Yâ Dâimal fadhli ‘alal bariyyah. Yâ Bâsithal yadayni bil-‘athiyyah. Yâ Shâhibal mawâhibis saniyyah. Shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi khayral warâ sajiyyah. Waghfir lanâ yâ Dzal ‘ulâ fî hâdzihil ‘asyiyyah.

Wahai Yang Selalu Memberi karunia pada makhluk-Nya
Wahai yang tangan-Nya terbuka dengan pemberian-Nya
Wahai Pemilik karunia yang mulia
sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya
manusia yang terbaik akhlaknya
ampuni kami pada malam ini wahai Yang Maha Mulia.

*****
DO'A KUMAIL 
In English:
Kumail ibn Ziyad Nakha'i are companions of Imam Ali AS choice. When Imam Ali AS reign, (35-40H), Kumayl dlantik mayor Hait. He finally met his martyrdom in the year 83 Hijrah at the age of 90 years on the orders tyrant, Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi. Kumayl buried in a place called Tsaubah, which lies between the Najaf al-Ashraf and Kufa, in Iraq.
Kumayl prayer has been taught by Imam Ali AS to Kumayl RA. According to Ibn Sayyid Thawwus in the book Iqbal, this history presented by Kumayl: "One day, I was sitting in the mosque of Basra along with Maulana Amir al-Mumineen Ali AS discuss Mid-Sha'ban. When asked about the verse, "Fiha yufraqu kullu Amrin judge," (Surah al-Dukhaan: 4), Imam Ali AS THAT this verse say about the Mid-Sha'ban; people who worship at night, not sleeping, and reading the Presence Prayer US Hidhir accepted his prayer. "
"When Ali returned to her home, at night, I menyusulinya. Seeing me, Imam AS asks, "Does your needs here?" I replied, "I'm here to get a Prayer Hadrat Hidhr." Imam invited me to sit, saying, "Yes Kumayl, if you memorize this prayer and read it every night Juma'at, suffice it to release you from evil, there would be helped by God, given sustenance, and this prayer will dimakbulkan. Yes Kumayl, length of friendship and perkhidmatan you, causing you dikurniai favor and glory for learning (prayer). "


Dalam bahasa Melayu:

Kumayl bin Ziyad Nakha’i adalah sahabat pilihan Imam Ali AS. Ketika Imam Ali AS memerintah, (35-40H), Kumayl dlantik menjadi wali kota Hait. Ia akhirnya menemui kesyahidannya pada tahun 83 hijrah dalam usia 90 tahun atas perintah penguasa zalim, Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi. Kumayl dimakamkan di suatu tempat bernama Tsaubah, yang terletak di antara Najaf al-Asyraf dan Kufah, di Iraq.

Doa Kumayl ini telah diajarkan oleh Imam Ali AS kepada Kumayl RA. Menurut Sayyid Ibn Thawwus dalam kitab Iqbal,riwayat ini disampaikan oleh Kumayl:” Pada suatu hari, saya duduk di masjid Basrah bersama Maulana Amirul Mu’minin Ali AS membicarakan hal Nisfu Sya’ban. Ketika ditanya tentang ayat,” Fiha yufraqu kullu amrin hakim,” (Surah al-Dukhaan:4), Imam Ali AS mengatakan bahawa ayat ini mengenai Nisfu Sya’ban; orang yang beribadat di malam itu, tidak tidur, dan membaca Doa Hadrat Hidhir AS akan diterima doanya.”

“Ketika Imam Ali pulang ke rumahnya, di malam itu, saya menyusulinya. Melihat saya, Imam AS bertanya,” Apakah keperluan anda ke mari?” Jawab saya, ” Saya ke sini untuk mendapatkan Doa Hadrat Hidhr.” Imam mempersilakan saya duduk, seraya mengatakan,” Ya Kumayl, apabila anda menghafal doa ini dan membacanya setiap malam Juma’at,cukuplah itu untuk melepaskan anda dari kejahatan, ada akan ditolong Allah, diberi rezeki, dan doa ini akan dimakbulkan. Ya Kumayl, lamanya persahabatan serta perkhidmatan anda, menyebabkan anda dikurniai nikmat dan kemuliaan untuk belajar (doa ini).”


Untuk mendownload doa kumail dalam bentuk mp3, silahkan » klik disini:  http://duas.org/mp3/kumayl.mp3



DO'A KUMAIL

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ أَسْئَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء
Allâhumma innî as-aluka birahmatikal latî wasi‘at kulla syây’
Ya Allah,  aku bermohon kepada-Mu, dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu

وَبِقُوَّتِكَ الَّتِيْ قَهَرْتَ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ
wa biquwwatikal latî qaharta bihâ kulla syây’
dengan kekuasaan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu

وَخَضَعَ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ وَذَلَّ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ
wa khadha‘a lahâ kullu syay’  wa dzalla lahâ kullu syây’
dan karenanya merunduk segala sesuatu dan karenanya merendahkan segala sesuatu

وَبِجَبَرُوْتِكَ الَّتِيْ غَلَبْتَ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ
wa bijabarûtikal latî ghalabta bihâ kulla syây’
dengan kemuliaan-Mu yang mengalahkan segala sesuatu

وَبِعِزَّتِكَ الَّتِيْ لاَيَقُوْمُ لَهَا شَيْءٌ
wa bi‘izzatikal latî lâ yaqûmu lahâ syây’
dengan kekuatan-Mu yang tak tertahankan
oleh segala sesuatu

وَبِعَظَمَتِكَ الَّتِيْ مَلأَتْ كُلَّ شَيْءٍ
wa bi‘azhamatikal latî malaat kulla syây’
dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu

وَبِسُلْطَانِكَ الَّذِيْ عَلاَ كُلَّ شَيْءٍ
wa bisulthânikal ladzî ‘alâ kulla syây’
dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi segala sesuatu

وَبِوَجْهِكَ الْبَاقِيْ بَعْدَ فَنَآءِ كُلِّ شَيْءٍ
wa biwajhikal bâqî ba‘da fanâi kulli syây’
dengan wajah-Mu yang kekal setelah punah segala sesuatu

وَبِأَسْمَآئِكَ الَّتِيْ مَلأَتْ اَرْكَانَ كُلِّ شَيْءٍ
wa biasmâikal latî malaat arkâna kulli syây’
dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesutu

وَبِعِلْمِكَ الَّذِيْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ
wa bi‘ilmikal ladzî ahâtha bikulli syây’
dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu

وَبِنُوْرِ وَجْهِكَ الَّذِيْ اَضَآءَ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ
wa binûri wajhikal ladzî adhâa lahû kullu syây’
dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu

يَانُوْرُ يَاقُدُّوْسُ
Yâ Nûru yâ Quddûs
Wahai Nur, wahai Yang Mahasuci!

يَاأَوَّلَ اْلأَوَّلِيْنَ وَيَاآخِرَ اْلأَخِرِيْنَ
yâ Awwalal awwalîn wa yâ آkhiral âkhirîn
Wahai Yang Awal dari segala yang awal!
Wahai Yang Akhir segala yang akhir!

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تَهْتِكُ الْعِصَمَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tahtikul ‘isham
Ya Allah,  ampunilah dosa-dosaku yang menuruntuhkan penjagaan.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تُنْزِلُ النِّقَمَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tunzilun niqam
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تُغَيِّرُ النِّعَمَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tughayyirun ni‘am
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merusak karunia

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تَحْبِسُ الدُّعَآءَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tahbisud du‘â’
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang menahan doa

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتيْ تُنْزِلُ الْبَلآءَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tunzilul balâ’
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merunkan bala’

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ كُلَّ ذَنْبٍ اَذْنَبْتُهُ وَكُلَّ خَطِيْئَةٍ اَخْطَأْتُهَا
Allâhummaghfirlî kulla dzanbin adznabtuh wa kulla khathîatin akhtha’tuhâ
Ya Allah,  ampunilah segala dosa yang telah kulakukan
dan segala kesalahan yang telah kukerjakan

اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَتَقَرَّبُ اِلَيْكَ بِذِكْرِكَ وَاَسْتَشْفِعُ بِكَ اِلَى نَفْسِكَ
Allâhumma innî ataqarrabu ilayka bidzikrik wa astasyfi‘u bika ilâ nafsik
Ya Allah, aku datang menghampiri-Mu dengan zikir-Mu,
aku memohon pertolongan-Mu dengan diri-Mu,

وَاَسْئَلُكَ بِجُوْدِكَ اَنْ تُدْنِيَنِيْ مِنْ قُرْبِكَ
wa as-aluka bijûdika an tudniyanî min qurbik
aku bermohom pada-Mu dengan kemurahan-Mu,
dekatkan daku keharibaan-Mu,

وَاَنْ تُوْزِعَنِي شُكْرَكَ وَاَنْ تُلْهِمَنِي ذِكْرَكَ
wa an tûzi‘ani syukrak wa an tulhimanî dzikrak
sempatkan daku untuk bersyukur pada-Mu,
bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu.

اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ سُؤَالَ خَاضِع مُتَذَلِّلٍ خَاشِعٍ
Allâhumma innî as-aluka suâla khâdhi‘in mutadzallilin khâsyi‘
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan permohonan hamba yang rendah,
hina dan ketakutan,

اَنْ تُسَامِحَنِيْ وَتَرْحَمَنِيْ وَتَجْعَلَنِيْ بِقِسْمِكَ رَاضِيًا قَانِعًا
an tusâmihanî wa tarhamanî wa taj‘alanî biqismika râdhiyan qâni‘â
maafkan daku, sayangi daku,
dan jadikan daku ridha dan senang pada pemberian-Mu.

وَفِيْ جَمِيْعِ اْلأَحْوَالِ مُتَوَاضِعًا
wa fî jamî‘il ahwâli mutawâdhi‘â
dan dalam segala keadaan tunduk kepada-Mu

اَللّهُمَّ وَاَسْأَلُكَ سُؤَالَ مَنِ اشْتَدَّتْ فَاقَتُهُ
Allâhumma wa as-aluka suâla manisytaddat fâqatuh
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu
dengan permohonan orang yang berat keperluannya

وَاَنْزَلَ بِكَ عِنْدَ الشَّدَآئِدِ حَاجَتَهُ وَعَظُمَ فِيْمَا عِنْدَكَ رَغْبَتُهُ
wa anzala bika ‘indasy syadâidi hâjatah wa ‘azhuma fîmâ ‘indaka raghbatuh
yang ketika kesulitan menyampaikan hajatnya pada-Mu
yang besar kedambaannya untuk meraih apa yang ada di sisi-Mu

اَللّهُمَّ عَظُمَ سُلْطَانُكَ وَعَلاَ مَكَانُكَ وَخَفِيَ مَكْرُكَ وَظَهَرَ اَمْرُكَ
Allâhumma ‘azhuma sulthânuka wa ‘alâ makânuk wa khafiya makruka wa zhahara amruk
Ya Allah, mahabesar kekuasaan-Mu, mahatinggi kedudukan-Mu,
selalu tersembunyi rencana-Mu, selalu tampak kuasa-Mu

وَغَلَبَ قَهْرُكَ وَجَرَتْ قُدْرَتُكَ وَلاَيُمْكِنُ الْفِرَارُ مِنْ حُكُوْمَتِكَ
wa ghalaba qahruka wa jarat qudratuk wa lâ yumkinuk firâru min hukûmatik
selalu tegak kekuatan-Mu, selalu berlaku kodrat-Mu
tak mungkin lari dari pemerintahan-Mu

اَللّهُمَّ لاَ اَجِدُ لِذُنُوْبِيْ غَافِرًا وَلاَ لِقَبَآئِحِيْ سَاتِرًا
Allâhumma lâ ajidu lidzunûbî ghâfirâ walâ liqabâihi sâtirâ
Ya Allah, tidak kudapatkan pengampunan bagi dosaku,
tiada penutup bagi kejelekanku,

وَلاَ لِشَيْءٍ مِنْ عَمَلِيَ الْقَبِيْحِ بِالْحَسَنِ مُبَدِّلاً
walâ lisyay-in min ‘amaliyal qabîhi bil hasani mubaddilâ
tiada yang dapat menggantikan
amalku yang jelek dengan kebaikan,

غَيْرَكَ لاَاِلهَ اِلاَّ اَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ
ghayraka lâilâha illâ Anta, subhânaka wa bihamdik
melainkan Engkau, Tiada Tuhan kecuali Engkau
Mahasuci Engkau dengan segala puji-Mu

ظَلَمْتُ نَفْسِي
Zhalamtu nafsî
Telah aku aniaya diriku

وَتَجَرَّأْتُ بِجَهْلِي
wa tajarra’tu bijahlî
telah berani aku melanggar, karena kebodohan,

وَسَكَنْتُ اِلَى قَدِيْمِ ذِكْرِكَ لِي وَمَنِّكَ عَلَيَّ
wa sakantu ilâ qadîmi dzikrika lî wa mannika ‘alayya
tetapi aku tenteram,karena bersandar pada sebutan-Mu dan karunia-Mu padaku

اَللّهُمَّ مَوْلاَيَ كَمْ مِنْ قَبِيْحٍ سَتَرْتَهُ
Allâhumma Mawlâya kam min qabîhin satartah
Ya Allah, Pelindungku,
betapa banyak kejelekan telah Kaututupi,

وَكَمْ مِنْ فَادِحٍ مِنَ الْبَلآءِ اَقَلْتَهُ
wa kam min fâdihin minal balâi aqaltah
betapa banyak malapetaka telah Kauatasi,

وَكَمْ مِنْ عِثَارٍ وَقَيْتَهُ
wa kam min ‘itsariw waqaytah
betapa banyak rintangan telah Kausingkirkan,

وَكَمْ مِنْ مَكْرُوْهٍ دَفَعْتَهُ
wa kam min makrûhin dafa‘tah
betapa banyak bencana telah Kautolakkan,

وَكَمْ مِنْ ثَنَآءٍ جَمِيْلٍ لَسْتُ اَهْلاً لَهُ نَشَرْتَهُ
wa kam min tsanâin jamîlin/l lastu ahlan/l lahu natsartah
betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku telah Kausebarkan.

اَللّهُمَّ عَظُمَ بَلآئِي وَاَفْرَطَ بِي سُوْءُ حَالِي.
Allâhumma ‘azhuma balâî wa afratha sûu hâlî
Ya Allah, besar sudah bencanaku,
berlebihan sudah kejelekan keadaanku,

وَقَصُرَتْ بِي اَعْمَالِي وَقَعَدَتْ بِي اَغْلاَلِي
wa qashurat bihi a‘mâlî wa qa‘adatbî aghlâlî
rendah benar amal-amalku, berat benar belenggu (kemalasanku).

وَحَبَسَنِي عَنْ نَفْعِي بُعْدُ اَمَلِي
wa habasanî ‘an naf‘î bu‘du amalî
Angan-angan panjang telah menahan manfaat dari diriku,

وَخَدَعَتْنِي الدُّنْيَا بِغُرُوْرِهَا وَنَفْسِي بِجِنَايَتِهَا وَمِطَالِي
wa khada‘atnid dun-yâ bighurûrihâ wa nafsî bijinâyatihâ wa mithâlî.
dunia dengan tipuannya telah memperdayaku,
dan diriku (telah terpedaya) karena ulahnya, dan karena kelalainku.

يَاسَيِّدِي فَأَسْئَلُكَ بِعِزَّتِكَ اَنْ لاَيَحْجُبَ عَنْكَ دُعَآئِي سُوْءُ عَمَلِي وَفِعَالِي
Yâ Sayyidî fa-as-aluka bi‘izzatika an/l lâ yahjuba ‘anka du‘âî sûu ‘amalî wa fi‘âlî
Wahai Junjunganku,
aku bermohon pada-Mu dengan segala kekuasaan-Mu,
 jangan Kaututup doaku  karena kejelekan amal dan perangaiku,

وَلاَ تَفْضَحْنِي بِخَفِيِّ مَااطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنْ سِرِّي
walâ tafdhahnî bikhafiyyi maththala‘ta
‘alayhi min sirrî
jangan Kauungkapkan rahasiaku yang tersembunyi,
yang telah Engkau ketahui,

وَلاَتُعَاجِلْنِي بِالْعُقُوْبَةِ عَلَى مَاعَمِلْتُهُ فِي خَلَوَاتِي
walâ tu‘ajilnî bil‘uqûbati ‘alâ mâ ‘amiltuhu
 fî khalawâtî
jangan Kausegerakan siksa padaku yang kulakukan dalam kesendirianku,

مِنْ سُوْءِ فِعْلِي وَاِسَآئَتِي وَدَوَامِ تَفْرِيْطِي وَجَهَالَتِي
min sûi fi‘lî wa isâatî wa dawâmi tafrithî wa jahâlatî
karena perbuatan buruk dan kejelekan
karena kebiasaanku untuk melanggar batas, dan kebodohan,

وَكَثْرَةِ شَهَوَاتِي وَغَفْلَتِي
wa katsrati syahawâtî wa ghaflatî
karena banyaknya nafsuku dan kelalaianku.

وَكُنِ اللَّهُمَّ بِعِزَّتِكَ لِي فِي كُلِّ اْلأَحْوَالِ رَؤُفًا
Wa kunillâhumma bi‘izzatikalî fî kullil ahwâli raûfâ
Ya Allah, dengan kemulian-Mu,
sayangi daku dalam segala keadaan,

وَعَلَيَّ فِي جَمِيْعِ اْلأَمُوْرِ عَطُوْفًا
wa ‘alayya fî jamî‘il umûri ‘athûfâ
kasihi daku dalam segala perkara.

اِلَهِي وَرَبِّي مَنْ لِي غَيْرُكَ
Ilâhî wa Rabbî mallî ghayruk
Ialhi, Rabbi,
kepada siapa lagi selain Engkau,

اَسْئَلُهُ كَشْفَ ضُرِّي وَالنَّظَرَ فِي اَمْرِي
as-aluhu kasyfa dhurrî wan nazhara fî amrî
aku memohon dihilangkan kesengsaraanku, dan diperhatikan urusanku.

اِلَهِي وَمَوْلاَيَ اَجْرَيْتَ عَلَيَّ حُكْمًا اتَّبَعْتُ فِيْهِ هَوَى نَفْسِي
Ilâhî wa Mawlâya ajrayta ‘alayya hukmanittaba‘tu fîhi hawâ nafsî
 Ilahi, Pelindungku, Engkau kenakan padaku hukum, tetapi disitu aku ikuti hawa nafsuku;

وَلَمْ اَحْتَرِسْ فِيْهِ مِنْ تَزْيِيْنِ عَدُوِّيْ فَغَرَّنِي بِمَا اَهْوَى
walam ahtaris fîhi min tazîni ‘aduwwî fagharranî bimâ ahwâ
aku tidak cukup waspada terhadap tipuan (setan) musuhku,
maka terkecohlah aku lantaran nafsuku,

وَاَسْعَدَهُ عَلَى ذَلِكَ الْقَضَآءُ
فَتَجَاوَزْتُ بِمَاجَرَى عَلَيَّ مِنْ ذَلِكَ بَعْضَ حُدُوْدِكَ
wa as‘adahu ‘alâ dzâlikal qadhâu
fatajâwaztu bimâ jarâ ‘alayya min dzâlika ba‘dha hudûdik
dan berlakulah ketentuan-Mu atas diriku
ketika kulanggar sebagian batas yang Kautetapkan bagiku,

وَخَالَفْتُ بَعْضَ اَوَامِرِكَ
wa khâlaftu ba‘dha awâmirik
dan kubantah sebagian perintah-Mu

فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَيَّ فِي جَمِيْعِ ذَلِكَ
falakal hamdu ‘alayya fî jamî‘i dzâlik
Namun bagi-Mu segala pujiku atas semua itu;

وَلاَحُجَّةَ لِي فِيْمَا جَرَى عَلَيَّ فِيْهِ قَضَآؤُكَ
walâ hujjatalî fîmâ jarâ ‘alayya fîhi qadhâuk
tiada alasan bagiku (menolak) ketentuan yang Kautetapkan bagiku,

وَاَلْزَمَنِي حُكْمُكَ وَبَلآؤُكَ
wa alzamanî hukmuka wa balâuk
demikian pula hukum dan ujian yang menimpaku.

وَقَدْ اَتَيْتُكَ يَااِلَهِي بَعْدَ تَقْصِيْرِي وَاِسْرَافِي عَلَى نَفْسِي
wa qad ataytuka yâ Ilâhî ba‘da taqshîrî wa isrâfî ‘alâ nafsî
Aku datang kini menghadap-Mu, ya Ilahi,
dengan segala kekuranganku,
dengan segala kedurhakaanku (pelanggaranku),

مُعْتَذِرًا نَادِمًا مُنْكَسِرًا مُسْتَقِيْلاً
mu‘tadziran nâdimâ, munkasiran/m mustaqîlâ
sambil menyampaikan pengakuan dan penyesalanku
dengan hati yang hancur luluh,

مُسْتَغْفِرًا مُنِيْبًا مُقِرًّا مُذْعِنًا مُعْتَرِفًا
mustaghfiran/m minîbâ, muqirran/m mudz‘inan/m mu‘tarifâ
memohon ampun dan berserah diri,
dengan rendah hati mengakui segala kenistaanku.

وَلاَاَجِدُ مَفَرًّا مِمَّاكَانَ مِنِّي وَلاَمَفْزَعًا
lâ ajidu mafarran/m mimmâ kâna minnî walâ mafza‘â
Karena segala cacatku ini,
tiada aku dapatkan tempat melarikan diri,

اَتَوَجَّهُ اِلَيْهِ فِي اَمْرِي غَيْرَ قَبُوْلِكَ عُذْرِي
atawajjahu ilayhi fî amrîghayra qabûlika ‘udzrî
tiada tempat berlindung untuk menyerahkan urusanku,
selain pada kehendak-Mu untuk menerima pengakuan kesalahanku

وَاِدْخَالِكَ اِيَّايَ فِي سَعَةِ رَحْمَتِكََ
wa idkhâlika iyyâya fî sa‘ati rahmatik
dan memasukkan aku pada kesucian kasih-Mu.

اَللَّهُمَّ فَاقْبَلْ عُذْرِي وَارْحَمْ شِدَّةَ ضُرِّي
Allâhumma faqbal ‘udzrî  warham syiddata dhurrî
Ya Allah,  terimalah pengakuanku, dan kasihanilah beratnya kepedihanku

وَفُكَّنِي مِنْ شَدِّ وَثَاقِي
wa fukkanî min syaddi watsâqî
lepaskan dari kekuatan belengguku.

يَارَبِّ ارْحَمْ ضَعْفَ بَدَنِي
Yâ Rabbirham dha‘fa badanî
Ya Rabbi,
kasihanilah kelemahan tubuhku,

وَرِقَّةَ جِلْدِي وَدِقَّةَ عَظْمِي
wa riqqata jildî wa diqqata ‘azhmî
kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku.

يَامَنْ بَدَءَ خَلْقِي وَذِكْرِي وَتَرْبِيَتِي وَبِرِّي وَتَغْذِيَتِي
Yâ Man bada-a khalqî wa dzikrî wa tarbiyatî wa birrî wa taghdiyatî
Wahai Tuhan yang mula-mula menciptakanku,
menyebutku, mendidikku, memperlakukanku dengan baik,
dan memberiku kehidupan,

هَبْنِي لابْتِدَآءِ كَرَمِكَ وَسَالِفِ بِرِّكَ بِي
habnî libtidâi karamika wa sâlifi birrika bî
karena permulaan karunia-Mu,
karena Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan,
berilah aku karunia-Mu.

يَااِلَهِي وَسَيِّدِي وَرَبِّي
اَتُرَاكَ مَعَذِّبِي بِنَارِكَ بَعْدَ تَوْحِيْدِكَ
Yâ Ilâhî wa Sayyidî aturâka mu‘adzdzibî binârika ba’da tawhîdik
Ya Allah, Junjunganku, Pemeliharaku!
Apakah Engkau akan menyiksaku dengan api-Mu,
setelah mengesakan-Mu

وَبَعْدَ مَاانْطَوَى عَلَيْهِ قَلْبِي مِنْ مَعْرِفَتِكَ
wa ba‘da manthawâ ‘alayhi qalbî min ma‘rifatik
setelah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu

وَلَهِجَ بِهِ لِسَانِي مِنْ ذِكْرِكَ
wa lahija bihi lisânî min dzikrik
setelah lidahku bergetar menyebut-Mu

وَاعْتَقَدَهُ ضَمِيْرِي مِنْ حُبِّكَ
wa‘taqadahu dhamîrî min hubbik
setelah jantung terikat dengan cinta-Mu

وَبعْدَ صِدْقِ اعْتِرَافِي وَدُعَآئِي خَاضِعًا لِرُبُوْبِيَّتِكَ
wa ba‘da shidqi‘tirâfî wa du‘âî khâdhi‘an/l lirubûbiyyatik
setelah segala ketulusan pengakuanku dan permohonanku,
seraya tunduk bersimpuh pada rububiyah-Mu

هَيْهَاتَ اَنْتَ اَكْرَمُ مِنْ اَنْ تُضَيِّعَ مَنْ رَبَّيْتَهُ
hayhâta Anta akramu min an tudhayyi‘a man/r rabbaytah
Tidak, Engkau terlalu mulia untuk mencampakkan orang yang Kau ayomi,

اَوْ تُبَعِّدَ مَنْ اَدْنَيْتَهُ اَوْتُشَرِّدَ مَنْ آوَيْتَهُ
aw tuba“ida man adnaytah(u) aw tusyarrida man âwaytah
atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan, atau menyisihkan
orang yang Engkau naungi,

اَوْتُسَلِّمَ اِلَى الْبَلآءِ مَنْ كَفَيْتَهُ وَرَحِمْتَهُ
aw tusallima ilal balâi man kafaytahu wa rahimtah
atau menjatuhkan pada bencana orang yang Enkau cukupi dan Engkau sayangi

وَلَيْتَ شِعْرِي يَاسَيِّدِي وَاِلَهِي وَمَوْلاَيَ
اَتُسَلِّطُ النَّارَ عَلَى وُجُوْهٍ خَرَّتْ لِعَظَمَتِكَ سَاجِدَةً
wa layta syi‘rî yâ Sayyidî wa Ilâhî wa Mawlâya
atusallithun nâra ‘ala wujûhin kharrat li‘azhamatika sâjidah
Aduhai diriku!
Junjunganku, Tuhanku, Pelindungku!
Apatah Engkau akan melemparkan ke neraka
wajah-wajah yang tunduk rebah karena kebesaran-Mu,

وَعَلَى اَلْسُنٍ نَطَقَتْ بِتَوْحِيْدِكَ صَادِقَةً
wa ‘ala alsunin nathaqat bitawhîdika shâdiqah
lidah-lidah yang dengan tulus mengucapkan keesaan-Mu

وَبِشُكْرِكَ مَادِحَةً
wa bisyukrika mâdihah
dan dengan pujian mensyukuri nikmat-Mu,

وَعَلَى قُلُوْبٍ اعْتَرَفَتْ بِإِلَهِيَّتِكَ مُحَقِّقَةً
wa ‘alâ qulûbini‘tarafat bi-ilâhiyyatika muhaqqiqah
kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui
uluhiyah-Mu.

وَعَلَى ضَمَآِئرَ حَوَتْ مِنَ الْعِلْمِ بِكَ حَتَّى صَارَتْ خَاشِعَةً
wa ‘ala dhamâira hawat minal ‘ilmi bika hattâ shârat khâsyi‘ah
hati nurani yang dipenuhi ilmu tentang Engkau
sehingga bergetar ketakutan

وَعَلَى جَوَارِحَ سَعَتْ اِلَى اَوْطَانِ تَعَبُّدِكَ طَائِعَةً
wa ‘alâ jawâriha sa‘at ilâ awthâni ta‘abbudi thâi‘ah
tubuh-tubuh yang telah biasa tunduk untuk mengabdi-Mu

وَاَشَارَتْ بِاسْتِغْفَارِكَ مُذْعِنَةً
wa asyârat bistighfârika mudz‘inah
dan dengan merendah memohon ampunan-Mu

مَاهَكَذَا الظَّنُّ بِكَ
mâ hâkadzazh zhannu bik
Tidak sedemikian itu persangkaan kami tentang-Mu

وَلاَاُخْبِرْنَا بِفَضْلِكَ عَنْكَ
walâ ukhbirnâ bifadhlika ‘anka
padahal telah diberitakan kepada kami tentang
keutamaan-Mu

يَاكـَرِيْمُ يَارَبِّ
Yâ Kârîmu yâ Rabb
Wahai Pemberi karunia, wahai Pemelihara!

وَاَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفِي عَنْ قَلِيْلٍ مِنْ بَلآءِ الدُّنْيَا وَعُقُوْبَتِهَا
wa Anta ta‘lamu dha‘fî ‘an qalîlin/m min balâid dun-ya wa ‘uqûbâtihâ
Engkau mengetahui kelemahanku
dalam menanggung sedikit dari bencana dan siksa dunia

وَمَايَجْرِي فِيْهَا مِنَ الْمَكَارِهِ عَلَى اَهْلِهَا
wa mâ yajrî fîhâ minal makârihi ‘alâ ahlihâ
serta kejelekan yang menimpa penghuninya;

عَلَى اَنَّ ذَلِكَ بَلآءٌ وَمَكْرُوْهٌ قَلِيْلٌ مَكْثُهُ
‘alâ anna dzâlika balâun/w wa makrûhun qalîlum maktsuh
Padahal semua (bencana dan kejelekan) itu

يَسِيْرٌ بَقَآئُهُ قَصِيْرٌ مُدَّتُهُ
yasîrun/m baqâuh, qashîrun/m muddatuh
singkat masanya, sebentar lalunya, dan pendek usianya.

فَكَيْفَ احْتِمَالِي لِبَلآءِ اْلأخِرَةِ
fakayfahtimâlî libalâil âkhirah
Maka apatah mungkin aku sanggup menanggung bencana akhirat

وَجَلِيْلِ وُقُوْعِ الْمَكَارِهِ فِيْهَا
wa jalîlil wuqû‘il makârihi fîhâ
dan kejelekan hari akhir yang besar,

وَهُوَ بَلآءٌ تَطُوْلُ مُدَّتُهُ وَيَدُوْمُ مَقَامُهُ
wa huwa balâun tathûlu muddatuh, wa yadûmu maqâmuh
bencana yang panjang masanya dan kekal menetapnya

وَلاَيُخَفَّفُ عَنْ اَهْلِهِ لأَنَّهُ لاَيَكُوْنُ اِلاَّ عَنْ غَضَبِكَ وَانْتِقَامِكَ وَسَخَطِكَ
wala yukhaffafu ‘an ahlihi liannahu lâ yakûnu illâ ‘an ghadhabik
wantiqâmika wa sakhathik
serta tidak diringankan bagi orang yang menanggungnya; sebab semuanya tidak terjadi kecuali karena murka-Mu, karena balasan dan amarah-Mu.

وَهَذَا مَالاَتَقُوْمُ لَهُ السَّمَوَاتُ وَاْلأَرْضُ
wa hâdzâ mâ taqûmu lahus samâwatu wal ardh
Inilah, yang bumi dan langit pun tak sanggup memikulnya

يَاسَيِّدِيْ فَكَيْفَ لِي
وَاَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ الْمِسْكِيْنُ الْمُسْتَكِيْنُ
Ya Sayyidî fakayfa lî
wa ana ‘abdukadh dha‘îfudz dzalîlul, al-haqîrul miskînul mustakîn
Wahai Junjunganku,
bagaimana mungkin aku (menanggungnya)?
Padahal aku hamba-Mu yang lemah, rendah, hina,
malang, dan papa.

يَااِلَهِي وَرَبِّ وَسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ
Ya Ilâhî wa Rabbi wa Sayyidî wa Mawlâya
Ya Ilahi, Tuhanku, Junjunganku, Pelindungku!

لأَيِّ اْلأُمُوْرِ اِلَيْكَ اَشْكُوا
liayyil umûri ilayka asykû
Urusan apa lagi kiranya yang akan aku adukan pada-Mu?

وَلِمَا مِنْهَا اَضِجُّ وَاَبْكِي لأَلِيْمِ الْعَذَابِ وَشِدَّتِهِ
wa limâ minhâ adhijju wa abkî lialîmil adzâbi wa syiddatih
Mestikah aku menagis menjerit? karena kepedihan dan beratnya siksaan?

اَمْ لِطُوْلِ الْبَلآءِ وَمُدَّتِهِ
am lithûlil balâi wa muddatih
atau karena lamanya cobaan?

فَلَئِنْ صَيَّرْتَنِي لِلْعُقُوْبَاتِ مَعَ اَعْدَآئِكَ
falain shayyartanî lil‘uqûbâti ma‘a a‘dâik
Sekiranya Engkau siksa aku beserta nusuh-musuh-Mu

وَجَمَعْتَ بَيْنِي وَبَيْنَ اَهْلِ بَلآئِكَ
wa jama‘ta baynî wa bayna ahli balâik
dan Engkau himpunkan aku bersama penerima bencana-Mu

وَفَرَّقْتَ بَيْنِي وَبَيْنَ اَحِبَّآئِكَ وَاَوْلِيَآئِكَ
wa farraqta baynî wa bayna ahli ahibbâika wa awliyâik
dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih-Mu dan kecintaan-Mu

فَهَبْنِي يَااِلَهِي وَسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ وَرَبِّ
fahabnî ya Ilâhî wa Sayyidî wa Mawlâya wa Rabbî
Oh … seandainya aku,
Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Tuhanku!

صَبَرْتَ عَلَى عَذَابِكَ فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَلَى فِرَاقِكَ
shabartu ‘ala ‘a dzâbik
fakayfa ashbiru ‘alâ firâqik
Sekiranya aku dapat bersabar menanggung siksa-Mu,
mana mungkin aku mampu bersabar berpisah dengan-Mu?

وَهَبْنِي صَبَرْتُ عَلَى حَرِّ نَارِكَ
wa habnî shabartu ‘ala harri nârik
Dan sekiranya aku mampu bersabar menahan
panas api-Mu?

فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَنِ النَّظَرِ اِلَى كَرَامَتِكَ
fakayfa ashbiru ‘anin nazhari ilâ karâmatik
mana mungkin aku bersabar tidak melihat kemuliaan-Mu?

اَمْ كَيْفَ اَسْكُنُ فِي النَّارِ وَرَجَآئِي عَفْوُكَ
am kayfa askunu fin nâri wa rajâî ‘afwuk
Mana mungkin aku tinggal di neraka-Mu,
padahal harapanku hanya maaf-Mu!

فَبِعِزَّتِكَ يَاسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ
fabi‘izzatika ya Sayyidî wa Mawlâya
Demi kemuliaan-Mu, wahai Junjunganku dan Pelindungku!

اُقْسِمُ صَادِقًا لَئِنْ تَرَكْتَنِي نَاطِقًا
uqsimu shâdiqâlain taraktanî nâthiqâ
Aku bersumpah dengan tulus;
Sekiranya Engkau biarkan aku berbicara di sana

لأَضِجَّنَّ اِلَيْكَ بَيْنَ اَهْلِهَا ضَجِيْجَ اْلأَمِلِيْنَ
 la-adhijjanna ilayka bayna ahlihâ dhajîjal amilîn
di tengah penghuninya, aku akan menangis
tangisan mereka yang menyimpan harapan

وَلأَصْرُخَنَّ اِلَيْكَ صُرَاخَ الْمُسْتَصْرِخِيْنَ
wa la-ashrukhanna ilayka shurâkhal mustashrikhîn
Aku akan menjerit
 jeritan mereka yang memohon pertolongan

وَلأَبْكِيَنَّ عَلَيْكَ بُكَاءَ الْفَاقِدِيْنَ
wa la-abkiyanna ‘alayka bukâal fâqidîn
Aku akan merintih - rintihan mereka yang kekurangan

وَلأُنَادِيَنَّكَ اَيْنَ كُنْتَ يَاوَلِيَّ الْمُؤْمِنِيْنَ
wa launâdiyannaka ayna kunta yâ Waliyyal mu’minin
Sungguh, aku akan menyeru-Mu,
di mana pun Engkau berada,
Wahai Pelindung kaum mukminin,

يَاغَايَةَ آمَالِ الْعَارِفِيْنَ
yâ Ghâyata âmâlil ‘ârifîn
wahai tujuan harapan kaum arifin,

يَاغِيَاثَ الْمُسْـتَغِيْثِيْنَ
ya Ghiyâtsal mustaghîtsîn
wahai lindungan kaum yang memohon perlindungan,

يَاحَبِيْبَ قُلُوْبِ الصَّادِقِيْنَ
ya Habîba qulûbish shâdiqîn
wahai kekasih kalbu para pecinta kebenaran

وَيَااِلَهَ الْعَالَمِيْنَ
wa yâ Ilâhal ‘âlamîn
wahai Tuhan seru sekalian alam

اَفَتُرَاكَ سُبْحَانَكَ يَااِلَهِي وَبِحَمْدِكَ
afaturâka subhânaka yâ Ilâhî wa bihamdik
Mahasuci Engkau, Ilahi, dengan segala puji-Mu!

تَسْمَعُ فِيْهَا صَوْتَ عَبْدٍ مُسْلِمٍ سُجِنَ فِيْهَا بِمُخَالَفَتِهِ
tasma‘u fîhâ shawta ‘abdin/m muslimin sujina fîhâ bimukhâlafatih
Akankah Engkau dengar di sana suara hamba muslim,
yang terpenjara dengan keingkarannya,

وَذَاقَ طَعْمَ عَذَابِهَا بِمَعْصِيَتِهِ
wa dzâqa tha‘ma ‘adzâbihâ bima‘shiyatih
yang merasakan siksanya karena kedurhakaannya

وَحُبِسَ بَيْنَ اَطْبَاقِهَا بِجُرْمِهِ وَجَرِيْرَتِهِ
wa hubisa bayna athbâqihâ bijurmihi wa jarîratih
yang terperosok ke dalamnya karena dosa dan nistanya;

وَهُوَ يَضِجُّ اِلَيْكَ ضَجِيْجَ مُؤَمِّلٍ لِرَحْمَتِكَ
wa huwa yadhijju ilayka dhajîja muammilin lirahmatik
ia merintih pada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu,

وَيُنَادِيْكَ بِلِسَانِ اَهْلِ تَوْحِيْدِكَ
wa yunâdîka bilisâni ahli tawhîdik
ia menyeru-Mu dengan lidah ahli tauhid-Mu,

وَيَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِرُبُوْبِيَّتِكَ
wa yatawassalu ilayka birubûbiyyatik
ia bertawasul pada-Mu dengan rububiyah-Mu,

يَامَوْلاَيَ فَكَيْفَ يَبْقَى فِي الْعَذَابِ
Yâ Mawlâya fakayfa yabqâ fil ‘adzâb
Wahai Pelindungku!
Bagaimana mungkin ia kekal dalam siksa,

وَهُوَ يَرْجُو مَاسَلَفَ مِنْ حِلْمِكَ
wa huwa yarjû ma salafa min hilmik
padahal ia berharap pada kebaikan-Mu yang terdahulu.

اَمْ كَيْفَ تُؤْلِمُهُ النَّارُ وَهُوَ يَأْمُلُ فَضْلَكَ وَرَحْمَتَكَ
am kayfa tu’limuhun nâr wa huwa ya’mu’mulu fadhlaka wa rahmatak
Mana mungkin neraka menyiksanya
padahal ia mendambakan karunia dan kasih-Mu.

اَمْ كَيْفَ يُحْرِقُهُ لَهِيْبُهَا وَاَنْتَ تَسْمَعُ صَوْتَهُ
وَتَرَى مَكَانَهُ
am kayfa yuhriquhu lahîbuhâ wa Anta tasma`u shawtahu watara makanah
Mana mungkin nyalanya membakarnya,
padahal Engkau dengar suaranya
dan Engkau lihat tempatnya.

اَمْ كَيْفَ يَشْتَمِلُ عَلَيْهِ زَفِيْرُهَا وَاَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفَهُ
am kayfa yasytamilu ‘alayhi zafîruhâ
wa Anta ta‘lamu dha‘fah
Mana mungkin jilatan apinya mengurungnya,
padahal Engkau mengetahui kelemahannya.

اَمْ كَيْفَ يَتَقَلَقَلُ بَيْنَ اَطْبَاقِهَا وَاَنْتَ تَعْلَمُ صِدْ قَهُ
am kayfa yataqalqalu bayna athbâqihâ
wa Anta ta‘lamu shidqah
Mana mungkin ia jatuh bangun di dalamnya,
padahal Engkau mengetahui ketulusannya.

اَمْ كَيْفَ تَزْجُرُهُ زَبَانِيَتُهَا وَهُوَ يُنَادِيْكَ يَارَبَّهُ
am kayfa tazjuruhu zabâniyyatuhâ
wa huwa yunâdîka yâ Rabbah
Mana mungkin Zabaniyah menghempaskannya,
padahal ia memanggil-manggil-Mu: Ya Rabbi!

اَمْ كَيْفَ يَرْجُو فَضْلَكَ فِي عِثْقِهِ مِنْهَا فَتَتْرُكُهُ فِيْهَا
  am kayfa yarjû fadhlaka fî ‘itqihi minhâ
 fatatrukuhu fîhâ
Mana mungkin ia mengharapkan karunia kebebasan daripadanya, lalu Engkau meninggalkannya di sana.

هَيْهَاتَ مَاذَلِكَ الظَّنُّ بِكَ
hayhâta mâ dzâlikazh zhannu bik
Tidak, tidak demikian itu sangkaku pada-Mu.

وَلاَالْمَعْرُوْفُ مِنْ فَضْلِكَ
walal ma‘rûfu min fadhlik
tidaklah demikian yang makruf tentang karunia-Mu

وَلاَمُشْبِهٌ لِمَاعَامَلْتَ بِهِ الْمُوَحِّدِيْنَ
walâ musybihun limâ ‘âmalta bihil muwahhidîn
Tidak mungkin seperti itu perlakuan-Mu
terhadap kaum beriman,

مِنْ بِرِّكَ وَاِحْسَانِكَ
min birrika wa ihsânik
melainkan kebaikan dan karunialah yang Engkau berikan.

فَبِالْيَقِيْنِ اَقْطَعُ لَوْ لاَ مَاحَكَمْتَ بِهِ مِنْ تَعْذِيْبِ جَاحِدِيْك
fabil yaqîni aqtha‘u law lâ mâ hakamta bih(i)
min ta‘dzîbi jâhidîk
Dengan yakin aku berani berkata, kalaulah bukan
karena keputusan-Mu untuk menyiksa
orang yang mengingkari-Mu

وَقَضَيْتَ بِهِ مِنْ اِخْلاَدِ مُعَانِدِيْكَ
wa qadhayta bihi min ikhlâdi mu‘ânidîk
dan putusan-Mu untuk mengekalkan di sana
orang-orang yang melawan-Mu,

لَجَعَلْتَ النَّارَكُلَّهَا بَرْدًاوَسَلاَمًا
  laja-altan nâra kullahâ bardaw wa salâmâ
tentu Engkau jadikan api seluruhnya sejuk dan damai,

وَمَاكَانَ  لأَحَدٍ فِيْهَا مُقَرًّا وَلاَمُقَامًا
wa mâ kâna liahadin fîhâ maqarraw walâ muqâmâ
tidak akan ada lagi di situ tempat tinggal
dan menetap bagi siapa pun

لَكِنَّكَ تَقَدَّسَتْ اَسْمَآؤُكَ
lâkinnaka taqaddasat asmâuk
Tetapi, mahakudus nama-nama-Mu.

اَقْسَمْتَ اَنْ تَمْلأَهَا مِنَ الْكَافِرِيْنَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ
aqsamta an tamla-ahâ minal kâfirîn
 minal jinnati wan nâsi ajma‘în
Engkau telah bersumpah
untuk memenuhi neraka dengan orang-orang kafir
dari golongan jin dan manusia seluruhnya

وَاَنْ تُخَلِّدَ فِيْهَا الْمُعَانِدِيْنَ
wa an tukhallida fîhâl mu‘ânidîn
Engkau  akan mengekalkan di sana kaum durhaka

وَاَنْتَ جَلَّ ثَنَآؤُكَ قُلْتَ مُبْتَدِئًا وَتَطَوَّلْتَ بِالإِنْعَامِ مُتَكَرِّمًا
wa Anta jalla tsanâuka qulta mubtadiâ wa tathawwalta bil-in‘âmi mutakarrimâ
Engkau dengan segala kemulian puji-Mu!
Engkau telah berkata, setelah menyebutkan nikmat yang Engkau berikan

اَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لاَيَسْتَوُوْنَ
afaman kâna mu’minan kaman kâna fâsiql lâ yastawûn
 “Apakah orang mukmin seperti orang kafir,
sungguh tidak sama mereka itu.”

اِلَهِي وَسَيِّدِي فَأَسْئَلُكَ بِالْقُدْرَةِ الَّتِي قَدَّرْتَهَا
Ilâhî wa Sayyidî
fa-as-aluka bilqudratil latî qaddartahâ
Ilahi, Junjunganku!
Aku memohon pada-Mu
dengan kodrat yang telah Engkau tentukan,

وَبِالْقَضِيَّةِ الَّتِي حَتَمْتَهَا وَحَكَمْتَهَا
wa bilqadhiyyatil latî hatamtahâ wa hakamtahâ
dengan qadha yang telah Engkau tetapkan dan putuskan,

وَغَلَبْتَ مَنْ عَلَيْهِ اَجْرَيْتَهَا
wa ghalabta man ‘alayhi ajraytahâ
dan yang telah Engkau tentukan berlaku
 pada orang yang dikenai;

اَنْ تَهَبَ لِي فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَفِي هَذِهِ السَّاعَةِ
an tahabalî fî hâdzil laylah wa fî hâdzihis sâ‘ah
Ampunilah bagiku, di malam ini, di saat ini,

كُلَّ جُرْمٍ اَجْرَمْتُهُ وَكُلَّ ذَنْبٍ اَذْنَبْتُهُ
kulla jurmin ajramtuh wa kulla dzanbin adznabtuh
semua nista yang pernah aku kerjakan, semua dosa yang pernah aku lakukan,

وَكُلَّ قَبِيْحٍ اَسْرَرْتُهُ وَكُلَّ جَهْلٍ عَمِلْتُهُ
wa kulla qabîhin asrartuh wa kulla jahlin ‘amiltuh
semua kejelekan yang pernah aku rahasiakan, semua kedunguan
yang pernah aku amalkan,

كَتَمْتُهُ اَوْ اَعْلَنْتُهُ اَخْفَيْتُهُ اَوْ اَظْهَرْتُهُ
katamtuhu aw a‘lantuh akhfaytuhu aw azhhartuh
yang aku sembunyikan atau tampakkan, yang aku tutupi atau tampakkan.

وَكُلَّ سَيِّئَةٍ اَمَرْتَ بِإِثْبَاتِهَا الْكِرَامَ الْكَاتِبِيْنَ
wa kulla sayyiatin amarta bi-itsbatihal kirâmal kâtibîn
Ampuni semua keburukan, yang telah Engkau perintahkan
malaikat yang mulia mencatatnya

اَلَّذِيْنَ وَكَّلْتَهُمْ بِحِفْظِ مَايَكُوْنُ مِنِّي
alladzîna wakkaltahu bihifzhi mâ yakûnu minnî
Mereka yang Engkau tugaskan untuk merekan
segala yang ada padaku;

وَجَعَلْتَهُمْ شُهُوْدًا عَلَيَّ مَعَ جَوَارِحِي
wa ja‘altahum syuhûdan ‘alayya ma‘a jawârihî
mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi bersama seluruh anggota badanku;

وَكُنْتَ اَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيَّ مِنْ وَرَآئِهِمْ
wa kunta Antar raqîba ‘alayya miw warâihim
Dan Engkau sendiri mengawal di belakang mereka,

وَالشَّاهِدَ لِمَا خَفِيَ عَنْهُمْ
wasy syâhida limâ khafiya ‘anhum
menyaksikan apa yang tersembunyi pada mereka.

وَبِرَحْمَتِكَ اَخْفَيْتَهُ وَبِفَضْلِكَ سَتَرْتَهُ
wa birahmatika akhfaytah wa bifadhlika satartah
Dengan rahmat-Mu, Engkau sembunyikan kejelekan itu;
Dengan karunia-Mu, Engkau menutupinya.

وَاَنْ تُوَفِّرَ حَظِّي مِنْ كُلِّ خَيْرٍ اَنْزَلْتَهُ
wa an tuwaffira hazhzhî min kulli khayrin anzaltah
Perbanyaklah bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan

اَوْ اِحْسَانٍ فَضَّلْتَهُ اَوْ بِرٍّ نَشَرْتَهُ اَوْ رِزْقٍ بَسَطْتَهُ
aw ihsânin fadhdhaltah aw birrin nasyartah aw rizqin basathtah
atau setiap karunia yang Engkau limpahkan
atau setiap keberuntungan yang Engkau sebarkan
atau rizki yang Engkau curahkan

اَوْ ذَنْبٍ تَغْفِرُهُ اَوْ خَطَإٍ تَسْتُرُهُ
aw dzanbin taghfiruh aw khathain tasturuh
atau dosa yang Engkau ampunkan
atau kesalahan yang Engkau sembunyikan

يَارَبِّ يَارَبِّ يَارَبِّ
Ya Rabbi ya Rabbi ya Rabbi
Y Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi!

يَااِلَهِي وَسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ وَمَالِكَ رِقِّي
Ya Ilâhî wa Sayyidî wa Mawlâya wa Mâlika riqqî
Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Pemilik nyawaku!

يَامَنْ بِيَدِهِ نَاصِيَتِي يَاعَلِيْمًابِضُرِّي وَمَسْكَنَتِي
ya Man biyadihi nâshiyatî
 ya ‘Alîman/m bidhurrî wa maskanatî
Wahai Zat yang di tangan-Nya ubun-ubunku!
Wahai yang mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku!

يَاخَبِيْرًابِفَقْـرِي وَفَاقَتِي
ya Khabîran/m bifaqrî
Wahai yang mengetahui kefakiran dan kepapaanku!

يَارَبِّ يَارَبِّ يَارَبِّ
Yâ Rabbi yâ Rabbi yâ Rabbi
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi!

اَسْئَلُكَ بِحَقِّكَ وَقُدْسِكَ
as-aluka bihaqqika wa qudsik
Aku memohon pada-Mu dengan kebenaran
dan kesucian-Mu

وَاَعْظَمِ صِفَاتِكَ وَاَسْمَآئِكَ
wa a‘zhami shifâtika wa asmâik(a)
dengan keagungan sifat dan asma-Mu!

اَنْ تَجْعَلَ اَوْقَاتِيْ مِنَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِبِذِكْرِكَ مَعْمُوْرَةً
an taj‘ala awqâtî minal layli wan nahâri bidzikrika ma‘mûrah
Jadikan waktu-waktu malam dan siangku
dipenuhi dengan zikir pada-Mu

وَبِخِدْمَتِكَ مَوْصُوْلَةً وَاَعْمَالِي عِنْدَكَ مَقْبُوْلَةً
wa bikhidmatika mawshûlah
 wa a‘mâlî ‘indaka maqbûlah
dihubungkan dengan kenaktian pada-Mu
diterima amalku di sisi-Mu,

حَتَّي تَكُوْنَ اَعْمَالِي وَاَوْرَادِيْ كُلَّهَا وِرْدًا وَاحِدًا
hattâ takûna a‘mâlî wa awrâdî kulluhâ
wirdan/w wâhidâ
sehingga jadilah amal dan wiridku seluruhnya
wirid yang satu,

وَحَالِي فِي خِدْمَتِكَ سَرْمَدًا
wa hâlî fî khidmatika sarmadâ
dan kekalkanlah selalu keadaanku dalam berbakti pada-Mu

يَاسَيِّدِي يَامَنْ عَلَيْهِ مُعَوَّلِي
ya Sayyidî ya Man ‘alayhi mu‘awwâlî
Wahai Junjunganku, wahai Zat yang kepada-Nya
aku percayakan diriku!

يَامَنْ اِلَيْهِ شَكَوْتُ اَحْوَالِي
ya Man ilayhi syakawtu ahwâlî
wahai Zat yang kepada-Nya
aku adukan keadaanku!

يَارَبِّ يَارَبِّ يَارَبِّ
Yâ Rabbi yâ Rabbi yâ Rabbi
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi!

قَوِّ عَلَى خِدْمَتِكَ جَوَارِحِي
qawwi ‘alâ khidmatika jawârihî
Kokohkan anggota badanku untuk berbakti pada-Mu.

وَاشْدُدْ عَلَى الْعَزِيْمَةِ جَوَانِحِي
wasydud ‘alal ‘azîmati jawânihî
Teguhkan tulang-tulangku untuk melaksanakan niatku.

وَهَبْ لِيَ الْجِدَّ فِي خَشْيَتِكَ
wa hab liyal jidda fî khasyyatik
Karuniakan padaku kesungguhan untuk bertakwa
pada-Mu,

وَالدَّوَامَ فِي اْلإِتِّصَالِ بِخِدْمَتِكَ
wad dawâma fil ittishâli bikhidmatika
kebiasaan untuk meneruskan bakti pada-Mu,

حَتَّى اَسْرَحَ اِلَيْكَ فِي مَيَادِيْنِ السَّابِقِيْنَ
hattâ asraha ilayka fî mayâdînis sâbiqîn
sehingga aku bergegas menuju-Mu bersama para penghulu

وَاُسْرِعَ اِلَيْكَ فِي الْبَارِزِيْنَ
wa usri‘a ilayka fil bârizîn
dan berlari ke arah-Mu bersama orang-orang terkemuka,

وَاَشْتَاقَ اِلَى قُرْبِكَ فِي الْمُشْتَاقِيْنَ
wa asytâqa ilâ qurbika fil musytâqîn
merindukan dekat pada-Mu bersama yang merindukan-Mu.

وَاَدْنُوَ مِنْكَ دُنُوَّ الْمُخْلِصِيْنَ
wa adnuwa minka dunuwwal mukhlishîn
Jadikan daku dekat pada-Mu - dekatnya orang-orang yang ikhlas,

وَاَخَافَكَ مَخَافَةَ الْمُوْقِنِيْنَ
wa akhâfaka makhâfatal mûqinîn
dan takut pada-Mu - takutnya orang-orang yang yakin.

وَاَجْتَمِعَ فِي جِوَارِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَ
wa ajtami‘a fî jiwârika ma‘al mu’minin
Sekarang aku berkumpul di hadirat-Mu bersama kaum mukminin.

اَللَّهُمَّ وَمَنْ اَرَادَنِي بِسُوْءٍ فَأَرِدْهُ وَمَنْ كَادَنِي فَكِدُْهُ
Allâhumma wa man arâdanî bisûin fa-arid-hu
wa man kâdanî fakid-hu
Ya Allah!
Siapa saja yang bermaksud buruk padaku, tahanlah dia,
siapa saja yang memperdayaku, gagalkan dia.

وَاجْعَلْنِي مِنْ اَحْسَنِ عَبِيْدِكَ نَصِيْبًا عِنْدَكَ
waj‘alnî min ahsani ‘abîdika nashîban ‘indak(a)
Jadikan aku hamba-Mu yang paling baik nasibnya
 di sisi-Mu,

وَاَقْرَبِهِمْ مَنْزِلَةً مِنْكَ
wa aqrabihim manzilatam minka
yang paling dekat kedudukannya dengan-Mu,

وَاَخَصِّهِمْ زُلْفَةً لَدَيْكَ
wa akhashshihim zulfatan/l ladayk(a)
yang paling istimewa tempatnya di dekat-Mu.

فَإِنَّهُ لاَيُنَالُ ذَلِكَ اِلاَّ بِفَضْلِكَ
fainnahu lâ yanâlu dzâlika illâ bifadhlik(a)
Sungguh, semua ini tidak akan tercapai,
kecuali dengan karunia-Mu.

وَجُدْلِي بِجُوْدِكَ  وَاعْطِفْ عَلَيَّ بِمَجْدِكَ
wa judlî bijûdik(a) wa‘thif ‘alayya bimajdik(a)
Limpahkan padaku kemurahan-Mu
Sayangi aku dengan kebaikan-Mu

وَاحْفَظْنِي بِرَحْمَتِكَ
wahfazhnî birahmatik(a)
Jaga diriku dengan rahmat-Mu

وَاجْعَلْ لِسَانِي بِذِكْرِكَ لَهِجًا وَقَلْبِي بِحُبِّكَ مُتَيَّمًا
 waj‘al lisânî bidzikrika lahijâ
wa qalbî bihubbika mutayyamâ
Gerakkan lidahku untuk selalu berzikir pada-Mu
Penuhi hatiku supaya selalu mencintai-Mu

وَمُنَّ عَلَيَّ بِحُسْنِ اِجَابَتِك
wa munna ‘alayya bihusni ijâbatik(a)
Berikan padaku yang terbaik dari ijabah-Mu

وَاَقِلْنِي عَثْرَتِي وَاغْفِرْ زَلَّتِي
wa aqilnî ‘atsratî waghfir zallatî
Hapuslah bekas kejatuhanku
Ampuni ketergelinciranku

فَإِنَّكَ قَضَيْتَ عَلَى عِبَادِكَ بِعِبَادَتِكَ
fainnaka qadhayta ‘alâ ‘ibâdika bi‘ibâdatik(a)
Sungguh, telah Engkau wajibkan hamba-hamba-Mu beribadah pada-Mu,

وَاَمَرْتَهُمْ بِدُعَآئِكَ وَضَمِنْتَ لَهُمُ اْلإِجَابَةَ
wa amartahum bidu‘âik(a) wa dhaminta
 lahumul ijâbah
Engkau perintahkan mereka untuk berdoa pada-Mu
Engkau jaminkan pada mereka ijabah-Mu

فَإِلَيْكَ يَارَبِّ نَصَبْتُ وَجْهِي
failayka yâ Rabbi nashabta wajhî
Karena itu, kepada-Mu, ya Rabbi,
aku hadapkan wajahku

وَاِلَيْكَ يَارَبِّ مَدَدْتُ يَدِيْ
wa ilayka yâ Rabbi madadtu yadî
kepada-Mu, ya Rabbi, aku ulurkan tanganku

فَبِعِزَّتِكَ اسْتَجِبْ لِي دُعَآئِي وَبَلِّغْنِي مُنَايَ
fabi‘izzatikastajiblî du‘âî wa ballighnî munây(a)
Demi kebesaran-Mu, perkenankan doaku,
sampaikan daku pada cita-citaku

وَلاَتَقْطَعْ مِنْ فَضْلِكَ رَجَآئِيْ
walâ taqtha‘min fadhlika rajâî
Jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu

وَاكْفِنِي شَرَّ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ مِنْ اَعْدَآئِيْ
wakfinî syarral jinni wal insi min a‘dâî
Lindungi aku dari kejahatan jin dan manusia musuh-musuhku.

يَاسَرِيْعَ الرِّضَا
Yâ Sarî‘ar ridhâ
Wahai Yang Mahacepat ridha-Nya!

اِغْفِرْ لِمَنْ لاَيَمْلِكُ اِلاَّ الدُّعَآءُ.
ighfir liman lâ yamliku illad du‘â
Ampunilah orang yang tidak memiliki apa pun kecuali doa,

فَإِنَّكَ فَعَّالٌ لِمَاتَشَآءُ
fainnaka fa“âlun/l limâ tasyâ’
karena Engkau perbuat apa kehendak-Mu

يَامَنِ اسْمُهُ دَوَآءٌ وَذِكْرُهُ شِفَآءٌ وَطَاعَتُهُ غِنَى
yâ Manismuhu dawâ’ wa dzikruhu syifâ’ wa thâ‘atuhu ghinâ
Wahai Yang nama-Nya adalah obat
Yang zikir-Nya adalah penyembuhan
Yang ketaatan-Nya adalah kekayaan!

اِرْحَمْ مَنْ رَأْسُ مَالِهِ الرَّجَآءُ وَسِلاَحُهُ الْبُكَاءُ
irham man ra’su mâlihir rajâ’ wa silâhuhul bukâ’
Kasihanilah orang yang hartanya hanya harapan
dan senjatanya hanya tangisan

يَاسَابِغَ النِّعَمِ يَادَافِعَ النِّقَمِ
yâ Sâbighan ni‘am(i) yâ Dâfi‘an niqâm(i)
Wahai Penabur karunia!
Wahai Penolak bencana!

يَانُوْرَ الْمُشْتَوْحِشِيْنَ فِي الظُّلَمِ  يَاعَالِمًا لاَيُعَلَّمُ
yâ Nûral musytawhisyîna fizh zhulam(i)
Yâ ‘Aliman la yu‘allam(u)
Wahai Nur yang menerangi mereka yang terhempas
dalam kegelapan!
Wahai Yang Mahatahu tanpa diberitahu!

صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَافْعَلْ بِي مَااَنْتَ اَهْلُهُ
shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
 waf‘al bî mâ Anta ahluh(u)
Sampaikan shalawat kepada Muhammad
 dan keluarga Muhammad
Lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu

وَصَلَّى اللهُ عَلَى رَسُوْلِهِ وَاْلأَئِمَّةِ الْمَيَامِيْنَ مِنْ آلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا.
wa shallallâhu ‘alâ rasûlihi  wal aimmatil mayâmîna min âlihi
wa sallama taslîman katsîrâ
Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan 
kepada Rasul-Nya serta para imam yang mulia dari keluarganya; sampaikan salam kepada mereka.

In English:


Dear Allah,
I beg You, by the grace of Thy Yang fulfilled everything, with your power with which you conquered everything, and therefore subject to everything, and merendahlah everything, with the glory which beat everything, with a strength that is unbearable by everything, with greatness which meets everything, with your power that transcends everything, the eternal face after the extinction of everything, with asmaMu that meet milestones everything, with knoweldge that covers everything, with the light shining on your face everything.

Nur O, O Holy One. O the beginning of everything early. O The final end of everything. O Allah, forgive my sins that brought down the guard. O Allah, forgive my sins disastrous; my sins that destroy the gift; forgive my sins that hold (granting) do`a. O Allah, forgive my sins were lowered bala`. O Allah, forgive the sins which I have done and all the mistakes that have been working on.

O God, I'm coming toward the dhikr to you, I ask your help with Yourself, I beg Thee with generosity, bring me keharibaanMu, a time to me to give thanks to You, lead me to always remember you.

O Allah, I beg Thee to request a low servant, contempt and fear, forgive me, love me, and make me the pleasure and taste quite the gift. And being tawadhu for every affair.

O Allah, I beg Thee, to request a heavy person needs, which is when the trouble conveying his business to you, which is great kedambaannya to achieve what is your side.

O God, your power Almighty, the Most High your position, always hidden plan, always look your power, always erect strength, always apply kodratMu, impossible to escape from government control (power) must.

O Allah, do not I get forgiveness for my sins, for keburukanku no cover, nothing can replace amalku bad with kindness, but (only) you.

There is no god except You. You with all the holy Maha pujiMu. I have persecuted me, I have dared to violate, because of ignorance; but I remained serene because lean on and you call your gift to me.

Below is footage of Prayer Kumail with Indonesian text (about 34 minutes):
O God, my protector, my kejelekkan how many have you cover, how much havoc have you overcome, how many obstacles have you removed, how many disasters have you put out, how much better are unworthy of praise for me have you spread.

O God, are already bencanaku, already excessive ugliness my condition, low amalamalku true, true heavy shackles (kemalasanku). Chimera long been holding the benefit of myself, the world with deceit has memperdayaku, and myself (misled) because of his actions, and due to negligence ...

O my Lord, I beg Thee with all kekuasanMu, do not you shut do`aku, because evil deeds and perangaiku, do not you reveal the hidden secret, whom you know. Do you segerakan torment me for the bad things and the bad things that I did in my loneliness, because habit encroach, and ignorance because of my soul and negligence.

O God, by your glory, in whatsoever state I love, love me in all things.
Divine Rabbi, who else besides you, I beg eliminated misery, and noted business.
Divine protector, You wear me laws (regulations), but there I follow the desires of my soul; I'm not quite wary of indirection (demons) enemy, then terkecohlah me because my soul, and act ketentuanMu over me when I breaking most of the limits you set for me, and partly kubantah your order.

However, to You all pujiku above all; There is no reason for me (reject) the provisions of which you assign to me, as well as legal and exams that happened to me. I come now menghadapMu, O Divine with all the flaws, with all the iniquities (transgression), while conveying the recognition and regret with a broken heart melted, begging forgiveness and surrender, humbly acknowledging all kenistaanku.

(Because of all this cacatku), no I get a place to escape, no refuge to submit business, in addition to the desire was to receive the recognition of mistakes and put me on the sanctity of Thy favor.

O Allah, accept my confession, have mercy on the severity of the pain, release me from my chains powers.

Yes Rabbi, have mercy on my weakness, skin softness and fragility of bones.
O God first created me, call me, educate me, treated me well, and gave me life, since the beginning of your gift, because you were ahead of me with kindness, give me your gift.

Ya Allah, my Lord, My keeper ... Will you menyikasaku with your blazing, after I mengesakanMu, after my heart sank in makrifatMu, after the tongue moves called you, after heart tied to your love, after all sincerity confession and prayers while kneeling on rububiahMu subject ...

Below is a video of Prayer Kumail with English subtitles (about 34 minutes):
No! You are too precious to throw people you keep, or alienate people who you hold, or set aside the person who you naungi, or drop the disaster on the person you are inadequate and you dear ...

Alas, me !, my Lord, my Lord, my protector!
Whether you would throw into hell faces subject to fall by greatness, tongues are sincerely utter keEsaanMu and praise be grateful for nikmatMu, Kalbu-heart who wholeheartedly acknowledge Uluhiah thy conscience filled with the knowledge of you, so that katakutan vibrate, bodies that have been subject to the usual serve humbly beseech Thee and Thy mercy.

So it's not our prejudice about you, when I have preached to us about keutamaanMu.

O giver of the gift, O preserver! You know my weaknesses in a bear bit of a disaster and the punishment of evils that afflict the world and its inhabitants; Whereas all the (disaster and evil) was short of his time, his moment, and short age.

So is it possible I could endure disaster and evil afterlife great final day, disaster long and lasting era of his time, and not alleviated for those who bear it; because everything does not happen, but because of your wrath, as recompense.

Here, the earth and the sky was not able to bear. O my Lord, I like where possible (bear)? Though I'm weak servant, poor, lowly, poor, and destitute.

Moreover affairs presumably would I stir Thee? Should I cry to scream, because of the pain and the severity of the punishment, or because of the length of the trials?

If only thou torment me along your enemies, and you himpunkan I shared bencanaMu receiver, and you divorce me from the lover and your love ...

Imam Ali bin Abithalib as in calligraphy
O ... .. if I ... Yes Divine, my Lord, my protector, my God. If only I could be patient bear siksaMu, where maybe I could bear to part from you? And if I can be patient hold your blazing heat, how could I bear not see your glory? How could I live in hell, but my hope is only forgiveness?

For the sake of glory, O my Lord, my protector! I swear sincerely; if only you let me speak there, in the middle of its inhabitants, I will cry, cry of those who keep hope, I will scream, their cries for help, I'll moan, groan shortage.


Sesesungguhnya, I would menyeruMu wherever you are ... Oh, Protector of the believers ... O the hope purpose arifin ... O protector of the requesting protection. O lover hearts of lovers of truth, O Lord of the universe ... Most holy thou divine, with all pujiMu!

Will you hear there the sound of Muslim slave imprisoned with (due to) keingkarannya, who feel punished before Allaah because sins are committed, which fall into it because sin and nistanya; he moaned to You by crave your grace, he menyeruMu tongue tauhidMu expert, he bertawasul Thee with RububiahMu ...

O protector! How could he forever in torment, and he hoped to goodness earlier. How could hell hurt him, and he longed for gift and your grace. Where possible flames burn, while you hear his voice and see his place ... where you might flames surrounded them, but you know his weakness. How could he fall up in it, but you know his sincerity?

Where possible Zabaniyah menghempasnya, when he called-call you: Ya Rabbi ...! How could he expect from him the gift of freedom, and you leave it there ...

No. Thus sangkaanku nothing against you. Unlikely as it perlakuanMu against the believers, but the kindness and karunialah you have given.
With sure I dare say, if not for the decision to torture people mengingkariMu, and the decision to perpetuate there people who are against you, you will make the fire completely cool and peaceful, there will be no longer in situ residence, and settle for anyone , Shrine of Imam Ali

But Maha Qudus asthma (names) must; You have sworn, to meet the hell with the infidels from the class of Jin and Human entirely. You will perpetuate there the ungodly. You and all the glory pujiMu. You said, after mentioning the favors that you give "Are the believers as infidels, in fact not the same as they were".

Divine, my Lord ... I beseech Thee, by nature, whom you specify, with qadha whom you have set and disconnect, and have you specify applies to people who dikenainya ... Forgive me, on this night, at this moment, all the insult I've ever worked on, all the sins I've ever done, all the evils that I never kept secret, all the ignorance that once I resume practicing, I hide or putting out, (I did) secretly or openly.

Forgive all the evils which thou hast commanded angels record. Those whom you have assigned to record everything that is within me, those who make my witnesses together with all the members of my body, and you own escort behind them, watching what is hidden in them.
'
By your grace, you hide the ugliness. With your gift, you cover it. Perbanyaklah share to every good thing you down, or any gift you bestow, or any kindness that you deploy, or any provision that you shed, or any sin that you ampunkan, or any errors that you have hidden.

Rabbi Rabbi Yes ... yes ... yes Rabbi ...
Divine Yes, my Lord, my protector, my life owner (Determinants of freedom)! O Essence of my fate in his hands end (top of my head)! Oh who knows the misery and misfortune! Oh who knows indigence and kepapaanku!

Rabbi Rabbi Yes ... yes ... yes Rabbi ...
I beg to You with truth and purity, with the majesty of nature and Asma`Mu. Make all the time that I went through, the nights and my lunch was always filled with remembrance to you, connected to worship Thee, received amalku your side, so be all charity and prayer (wird) -ku sustainable entirely incorporated into (venture worship) one, and kekalkanlah my situation is always in worship Thee.

O the One to whom I entrust myself (me dependent). O the One to whom I stir my condition!

Rabbi Rabbi Yes ... yes ... yes Rabbi ...
Strengthen our members to worship Thee my body. Strengthen bones to carry out my intentions. Blessed me sincerity to ward Thee, Thee habits for forwarding service, so I rushed menujuMu predecessors and ran along with those directed towards leading, near misses along the yearns Thee ....

Make me close to You, nearby people who are sincere and fear Thee, fear of people who are sure. Now I gather together the believers in Your presence.

Dear Allah ! who meant no harm to me, resist him, who memperdayakanku, gagalkanlah him. Make me the most excellent servant of fate your side. The closest position with You, the most privileged place near you ...

Indeed, all this will not be achieved, except with the gift. Generosity bestows upon me, love me with goodness. Perliharalah me with your grace. Make my tongue to keep the remembrance of Thee, fill me in order to always love you, give me the best of ijabahMu, eliminate scars my fall, forgive ketergelinciranku.

Indeed, have you enjoined your servants worship You, You commanded them to berdo`a on thee, thou jaminkan them ijabahMu.

Therefore, to Thee Ya Rabbi, I confronted my face, kepadaMuYa Robbi, I hulurkan hand ... So for the sake of greatness, let do`aku, tell me in my dream, do not disconnect your gift ... So hope will protect me from evil jinn and mankind from the my enemies.

O Almighty Allah's approval fast. Forgive those who have nothing except do`a; because you do what will.



O whose name is a drug, and that zikirNya is healing, that obedience to Him is the wealth ... wealth mercy on those who only hope, and the gun just a cry.

O Sower gifts. O Supreme repellent disaster. O Nur, which illuminates them crashing in the darkness. O the All-Knowing without being told, tell your blessings on Muhammad and the family of Muhammad.

Do to me what it is worth to You ...

(Then have the intent or desire to read Solawat Anda.Tutuplah to the Prophet and his family are sacred and companions were elected).


https://www.youtube.com/watch?v=N-xfPrMjqfY