Selasa, 12 Agustus 2014

KENAPA SENJATA NUKLIR ITU HARAM? JAWABANNYA SENJATA TERSEBUT BERBAHAYA BAGI KEMANUSIAAN. ITU ADALAH SENJATA PEMUSNAH MASSAL

SEMOGA BANGSA  ACHEH - SUMATRA SADAR BAHWA AGAMA ISLAM ITU RAHMATAN LIL'ALAMIN. ISLAM ITU BERWAWASAN KEMANUSIAAN. ISLAM ITU PUNYA ATURAN WALAU DALAM REVOLUSI DAN PEPERANGAN SEKALIPUN
(Angku di Tampokdjok, Acheh - Sumatra)



Tulisan angku di Tampokdjok - Awegeutah dibawah ini sejalan dengan pernyataan Ayatullah Sayyed Ali Khamenei (Rahbar):
"Menurut Rahbar, kelancangan rezim Zionis melakukan pembunuhan massal di Gaza adalah hasil dari perpecahan di Dunia Islam......"

Sedangkan kemunculan pendukung ISIS diberbagai negara, disebabkan penguasa + DPR + MU (Majlis Ulama) pensupport penguasa, mengabaikan "Rahmatan" bagi seluruh rakyat. Terindikasi negara bukan milik rakyat melainkan milik penguasa + DPR + MU (Majlis Ulama), pensupport penguasa dan segenap konco-konconya.

KHUTBAH JUM'AT VERSI ANGKU DI TAMPOKDJOK, ACHEH - SUMATRA
Sekarang keganasan dan bahaya ISIS, Teroris Wahabi Takfiri sudah mulai dirasakan oleh semua negara termasuk Indonesia. Hanya Republik Islam Iranlah satu-satunya negara yang bebas dari bahaya ISIS, Teroris Wahabi Takfiri.
Sedangkan di negara-negara Eropa ada beberapa negara yang bebas dari pengaruh ISIS, Teroris Wahabi Takfiri, yaitu Norwegia, Swedia, Dan Danmark.

Mengapa di kalangan negara yang penduduknya mayoritas Islam hanya RII yang aman dari ISIS, Teroris Wahabi Takfiri? Mengapa hanya ada 3 negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristian bebas dari ISIS, Teroris Wahabi Takfiri?
Jawabannya negara-negara tersebut diatas adalah negara milik Rakyat bukan hanya milik penguasa sebagaimana negara-negara lainnya hampir di seluruh Dunia.

Sebetulnya masih ada negara-negara Amerika Latin yang juga milik rakyat tetapi disana masih ada "penyakit" lainnya walaupun bukan masalah intern, dimana penyakit extern lagi kambuh disana. Penyakit tersebut kemungkinan akan lenyap bersama dengan paham kemanusiaan yang makin mantap di Rusia dan negara-negara lain yang sama berwibawa.
Kembali kepersoalan Indonesia, kenapa ISIS, Teroris Wahabi Takfiri mulai kambuh disana?

Ketika mereka merebut kemerdekaan dari Belanda, mayoritas pejuangnya adalah kaum muslimin dimana partai Masyumi berada diposisi papan atas. Tetapi ide Masyumi diberangus oleh Soekarno yang sekuler dan puncaknya adalah penggantian Piagam Jakarta yang Sunni dengan Pancasila yang Hinduis.

Sekarang dengan kemunculan ISIS, Teroris Wahabi Takfiri seolah-olah Masyumi dianggap sama sesatnya dengan ISIS. Dengan kata lain Negara Islam Indonesia (NII) dianggap sama sepakterjangnya dengan ISIS, Teroris Wahabi Takfiri. Kita seharusnya adil terhadap saudara kita yang Sunni via Piagam Jakarta.

Dengan asumsi para politikus Indonesia macam Adik Gusdur (Solahuddin Wahid) itu, mereka sepertinya berhasil menipu opini rakyat bahwa Pancasila lebih baik daripada Piagam Jakarta atau Soekarno lebih baik daripada Muhammad Natsir.
Saya bukanlah pendukung Piagam Jakarta. Saya pengikut Ahlulbayt Rasu lullah atau Islam Syi'ah Imamiah 12. yang meyakini system Islami adalah bu kan Piagam Jakarta dan juga bukan Teori John Loock, konon pula Pancasila tetapi "Wilayatul Fakieh" dimana top leader pemimpin bukan Presiden/Raja ataupun DPR tetapi Imam dan 12 Ulama warasatul Ambya.

Seharusnya penguasa Indonesia dan Malaysia menyadari kesalahan telak mereka dalam bernegara agar "Islam" di Indonesia dan Malaysia benar-benar memperlihatkan rahmatan bagi seluruh rakyat negara tersebut dan bahkan negara-negara tetangga dan dunia Internasional (Rahmatan lil 'alamin), bukan "Rahmatan" hanya dirasakan oleh mereka yang berdomisili di lembaga Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan segenap konco-konconya plus lembaga 'Majlis Ulama' yang non "Warasatul Ambiya"

Akibat tidak adanya "rakmatan" bagi rakyat keseluruhannya maka wajarlah anak-anak muda terpengaruh ke lain ideology walaupun ideology bathil sekalipun. Mereka buta mata hati disebabkan kesalahan penguasa-pengusa Indonesia dan Malaysia, plus bal'am-bal'amnya yang menjadi supporter penguasa.

Semoga Indonesia khususnya akan sadar dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden dimana prediksi saya memiliki ideology yang merakyat. Tinggallagi mampukah ideiology tersebut dihadang oleh politikus-politikus yang berwawasan non kerakyatan di seluruh Indonesia? Semoga Jokowi arif pula dalam membentuk orang-orang yang bijak di kabinetnya.

Islam Times- "Mengangkat sumpah dan berjanji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing itu bisa sebabkan kehilangan kewarganegaraan RI. Kita...
ISLAMTIMES.ORG|OLEH BEHNEGARSOFT.COM