Jumat, 02 Juni 2017

LITERATUR INI SEDANG MENUNGGU PEMILIKNYA YANG SUDAH MENGHILANG DARI PANDANGAN HSNDWSP




SIMPATISAN SYI'AH INI 
MENYAJAK PARTISIPANNYA 
UNTUK BERTABAYYUN KEPADA SYI'AH IMAMIYAH 12 
26 MEI · PUBLIK



Bismillaahirrahmaanirrahiim


Firman Allah swt. surat Al-Bayyinah ayat 7 :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّة

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka adalah sebaik-baiknya penduduk bumi. (QS. Al Bayyinah [98]:7)
'
Selekas itu pulalah, Rasulullah saww. meletakkan tangannya di atas pundak Imam Ali bin Abi Thalib a.s., sedang para sahabat hadir dan menyaksikannya, seraya ber sabda: “Hai Ali!, Kamu dan para syi’ahmu adalah sebaik-baiknya penduduk Bumi”. [1] 

Dari sinilah, kelompok ini disebut dengan nama “Syi’ah”, dan dinisbatkan kepada Ja’far Ash-Shadiq a.s. karena mengikuti beliau dalam bidang fiqih. Selanjutnya kata Syi'ah dalam Qur-an dapat anda telusuri di alinia-alinia berikut ini:

"(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap ummah dengan Imamnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun" (QS. Al-Israa: 71)

'

Assalamu’alaikum. Maaf sebelumnya jikalau tulisan saya ini dinilai kurang berkenan dan mengganggu. Saya hanya ingin menumpahkan sedikit keluh kesah saya sela ma ini terkait syiah. Tapi sebelum ini agar anda percaya kalau saya tidak sedang bertaqiyah, maka saya awali terlebih dahulu dengan bersumpah bahwa demi Allah, Sam pai dengan sekarang saya tidak pernah bertemu lalu berkenalan dengan orang-orang syiah, atau tidak ada satu orangpun yg pernah saya temui, mereka mengaku sebagai orang syiah. Jika saya berbohong, maka semoga Allah membinasakan saya dengan laknat-Nya!


Dulu, saya hanya tahu syiah sekedar nama dan hal-hal negatif mengenai nya, na mun tatkala orang-orang ramai mengatakan bahwa syiah bukan islam, maka mu lailah ter gerak hati saya untuk mencoba tabayyun kepada mereka walau hanya melalui media internet (sebab saya tidak pernah berte mu dengan orang-orang nya secara langsung). Dan beberapa bulan setelah saya pelajari, akhirnya saya menjadi respek dan yakin bahwa Syi’ah adalah bagian dari islam! (Justeru Syi’ah lah Islam murni, pen)


Nah, karena hal inilah saya mengajak kepada Anda untuk bertabayyun juga. Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik memba wa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]

Begitupun dari Rasulullah saww bersabda:
“Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbi cara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua se bagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama.” (HR. Ah mad)

Banyak propaganda tulisan-tulisan yang beredar dewasa ini di media bahwa imam 4 mazhab ahlus sunnah, yakni; syafi’i, maliki, hanafi dan hanbali, menganggap bah wa keseluruhan syiah itu sesat bahkan bukan bagian dari islam, dan diantara me reka ada yang dengan “tegas” menyatakan kafir kepada orang-orang yg tidak mau memvonis kafir kepada mereka! Dalam hal ini saya pernah membaca banta han dari orang Syi’ahnya sendiri bahwa yang dimaksud para imam 4 mazhab ahlus sunnah tersebut dalam kutipan teks asli dari kitab-kitabnya itu adalah “rafidhah” (bukan “syiah”), dan perlu diketahui bahwa tidak semua Syiah itu dicap sebagai rafidhah, sehingga ini artinya mereka tidak pernah menyatakan kafir terhadap keseluruhan Syiah. Nah terkait rafidhah ini, para ulama Syiah rujukan dari Iran sendiri sebenarnya banyak yang menentangnya, bahkan di antaranya menyatakan bah wa rafidhah adalah Syiah ekstrimis yg sesat, karena adanya fatwa dari “imam” Kho meini & khamenei melarang keras untuk melaknat, mengkafirkan atau menghina symbol-symbol (para sahabat Nabi) yang dimuliakan oleh Ahlus sunnah.

Namun walau demikian, ternyata masih banyak para “ulama” beserta pengikut nya dari pihak sunni yang sudah tahu hal tersebut namun tidak mau mempercayai nya dengan alasan itu hanyalah taqiyah, padahal urusan hati hanya Allah yang tahu dan berhak menilainya. Lebih dari itu, mereka tidak hanya segan-segan men cap semua syiah adalah kafir, bahkan sebagian yang lain berani memvonis kafir kepada orang-orang yang tidak mau memvonis syiah sebagai kafir, dan yang lebih parah lagi mereka tanpa merasa berdosa dengan tega menggunakan hadits dhaif untuk mengajak dan menyuruh orang-orang untuk membunuh orang-orang Syiah.



Na’udzubillah tsumma na’udzubillah. Maka jika anda termasuk orang yang demi kian, saran saya lebih takutlah Anda kepada sabda Rasulullah saww berikut ini:

“Barang siapa mngatakan kafir terhadap seseorang (apalagi banyak) pada hal yang dituduhkan sebenarnya masih muslim, maka tuduhan itu akan ber balik kepada si penuduh.” Jika mau direnungkan, sabda Rasulullah saww ter sebut lebih dijamin kebenarannya daripada pendapat sebagian “ulama” yang menganggap kafir kepada orang yang tidak mengangap Syiah kafir, yang belum tentu diakhirat terbukti kebenarannya. Jika seandainya apa yang dituduhkan itu ternyata tidak benar, apakah anda benar-benar siap ji ka di akhirat kelak ternyata andalah yang berstatus sebagai kafir murtad, se bagaimana sabda Rasulullah saww tersebut?

Belum lagi yang sekedar mendukung pembunuhan orang-orang Syi’ah yang jika ternyata mereka masih berstatus sebagai Muslim, Rasulullah saww pernah menga takan bahwa mereka (pendukung pembunuhan itu) diakhirat kelak terputus dari rahmat Allah! Maka siapkah anda menjadi salah seorang yang terputus dari rah mat Allah? Siapkah anda jadi kaum yang muflisin karena nya? Wal’iyadzubillah. Maka lebih baik kita berhati-hati untuk tidak langsung ikut-ikutan memvonis kafir (apalagi sebelum bertabayyun). Toh adanya pia gam Madinah Amman message (baca: ammanmessage.com) yang dida lamnya ditanda tangani oleh lebih dari 500an ulama di seluruh dunia, me reka menyepakati bhwa mazhab Islam terdiri dari 8 yang diakui, yang dian taranya adalah mazhab syiah Imamiyah Itsna Asy’ariy yah/Islam mazhab Ja’fari, Ismailiyah dan Zaydiyah).

Ada sejumlah hal yang sering diulang-ulang dan dijadikan sebagai bahan perbin cangan oleh orang-orang untuk menyerang Syiah, yang bahkan bebe rapa dian taranya setelah saya tabayyuni hanya terhitung sebagai kedusta an. 12 hal dian taranya telah  saya rangkum sbb:

1. Syahadatnya syiah
Syiah Imamiyah 12 memiliki 3 kalimah syahadah. Disamping “Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah dan Ali adalah Wali Allah.” Dan memang be nar bahwa Imam Ali adalah wali Allah, sebagaimana dituliskan:
”Imran bin Husain meriwayatkan bahawa Nabi saaw bersabda, ‘Sesungguhnya Ali dariku dan aku dari Ali. Ali adalah wali setiap mukmin sesudahku’..”
[Sahih al-Tirmidhi, jilid 5, hlm 236, al Sahih Ibn Habban jilid 1 hlm 383, Mustadrak al Hakim , jilid 3, hlm 119, Sunan al Nasai jilid 5 hlm 132, Ibn Abi Shaiba jilid 6 hlm 383 Musnad Abu Yala jilid 1 hlm 293]”

Lantas, apakah salah menambahkan kalimah syahadah itu, apalagi sampai dicap ka fir lagi murtad? Tidak! Karena Rasulullah sendiri pernah menambah kan kalimat sya hadah menjadi beberapa kalimat, bukan hanya dua kalimah saja.

Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra., ia berkata: Rasulullah saww bersabda: ”Ba rang siapa mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah sema ta, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan bersaksi bahwa Nabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka itu benar, maka Allah akan memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan. (Shahih Muslim Ringkasan Shahih Muslim, No.41)

2. Shalatnya Syiah
Mengenai shalat itu tiap mazhab berbeda-beda, bukan hanya terjadi di kala ngan sun ni-syiah saja, melainkan sesama sunni yg empat mazhabpun demi kian adanya. Sha latnya orang syiah tidak bersedekap, maka ketahuilah bah wa imam malikpun berij tihad demikian. Silahkan baca:



Bahkan mazhab Hanafi menyatakan bahwa shalat fardhu bukan hanya 5 waktu, akan tetapi 6 waktu dengan witir. Silahkan dibaca:



Begitupun tentang Syiah shalat hanya dalam 3 waktu saja (dijamak) tanpa danya rukhshah dan udzur syar’i yg mana ini juga bersumber dari referensi sunni yg berla bel shahih:

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Rabii’ Az Zahraaniy yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammaad dari Zubair bin Khirriit dari ‘Abdul lah bin Syaqiiq yang berkata Ibnu ‘Abbas berkhutbah kepada kami pada suatu hari sete lah ‘Ashar sampai terbenamnya matahari dan nampak bintang-bintang maka orang-orang pun mulai menyerukan “shalat,shalat”. Kemudian datang seorang dari Bani Tamim yang tidak henti-hentinya menye rukan “shalat,shalat”. Maka Ibnu ‘Abbas berkata “engkau ingin mengajariku Sunnah? Celakalah engkau, kemudian Ibnu ‘Abbas ber kata “aku telah me lihat Rasulullah saww menjama’ shalat Zhuhur-Ashar dan Maghrib-Isyaa’. ‘Abdullah bin Syaqiiq berkata “dalam hatiku muncul sesuatu yang meng ganjal, maka aku mendatangi Abu Hurairah dan bertanya kepadanya, maka ia membenarkan ucapannya [Ibnu ‘Abbas] [Shahih Muslim 1/490 no 705]

Apakah berkhutbah atau menyampaikan ilmu termasuk perkara berat men desak? Tidak! Bukankah begitu mudah untuk berhenti sejenak untuk melaksa nakan shalat? Kalau ada yg menganggap bhwa shalat jama’ tersebut mem permainkan syari’at atau lalai maka itu berarti ia menuduh Ibnu ‘Abbaas telah mempermainkan sya ri’at.

Telah menceritakan kepada kami Muusa bin Haruun yang berkata telah mencerita kan kepada kami Dawud bin ‘Amru Adh Dhabiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muslim Ath Tha’ifiy dari ‘Amru bin Diinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu ‘Abbaas yang berkata Rasulullah saww shalat delapan rakaat se kaligus dan tujuh raka’at sekaligus bukan karena sakit dan tanpa sebab tertentu [uzur] [Mu’jam Al Kabir 12/177 no 12807]
Baca selengkapnya: 



Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata “Nabi saww men jama’ Zhu hur dengan Ashar di Madinah ketika tidak sedang be pergian dan tidak pula dalam kondisi takut(khawatir)”. Ia (Sa’id) berkata “Wahai Abu Al Abbas me ngapa Beliau me lakukan itu?”. Ibnu Abbas menjawab “Beliau ingin agar tidak memberatkan seorang pun dari ummatnya”. (Hadis Riwayat Ahmad dalam Mus nad Ahmad jilid III no 2557, di nyatakan shahih oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir). Baca selengkapnya: 



3. Nikah mut’ah


Menurut syiah, nikah mut’ah itu dihalalkan oleh Rasulullah, bahkan sampai beliau wafatpun status hukumnya masih halal. namun beberapa waktu kemudian akhirnya di haramkan ketika Umar bin Khaththab menjadi khalifah. Hal ini masyhur bukan dikalangan syiah saja, tetapi dari pihak sunnipun ada. Bisa dilihat beberapa diantaranya:
'
Ibn Katsir  menjelaskan: “Bukhari mengatakan bahwa Umar telah melarang setiap o rang untuk melakukan nikah mut’ah”. Lihat referensi Sunni dalam Tafsir Ibn Katsir, V1, hal. 233.

Di dalam tafsir Sunni yang lain disebutkan bahwa: Umar suatu waktu berpida to di atas mimbar sambil mengatakan:”Wahai sekalian manusia, ada tiga hal yang diper bo lehkan di zaman Rasulullah dan saya melarang dan mengha ramkan semua nya. Ketiga hal itu adalah nikahmut’ah, haji tamattu’ dan mengucapkan ‘Hayya ‘ala khairil ‘amal’.” Referensi Sunni:

1. Syarh al-Tajrid oleh al-Fadhil al-Qosyaji (bagian Imamah)
2. Al-Mustaniran oleh Tabari
3. Al-Mustabin oleh Tabari
4. Sekedar catatan, hal ketiga yang dilarang oleh Umar yang disebut dalam kuti pan di atas adalah ucapan adzan dan qamat setelah kalimat Hayya alal falakh.

Bahkan ketika Ibn ‘Umar ditanya tentang mut’ah, ia memberi fatwa tentang keha lalan nya. Kemudian mereka mempertentangkannya dengan ucapan ayahnya. Tetapi ia bertanya kepada mereka, “Perintah siapakah yang lebih patut diikuti, perintah Rasul Allah saww atau ‘Umar?”

Imam Ali bin Abi Thalib ra mengatakan: “Mut’ah adalah suatu karunia dari Allah. Seki ranya tidak ada Umar yang melarangnya, maka tidak akan ada orang yang berzina kecuali yang benar-benar bejat (shaqi).” Silahkan merujuk pada beberapa kitab tafsir Sunni berikut: 1. Tafsir Al-Kabir, oleh al-Tsa’labi, komentar tentang ayat 2:242. Tafsir Al-Kabir, oleh Fakhr al-Razi, V3, hal. 200, komentar tentang ayat2:24 3. Tafsir Al-Kabir, oleh Ibn Jarir al-Tabari, komentar tentang ayat 2:24dengan silsilah perawi yang otentik, V8, hal. 178, hadits no. 9042 4. Tafsiral-Durr al-Mantsur, oleh al-Suyuti, V2, hal. 140, dari beberapa perawi 5.Tafsir al-Qurtubi, V5, hal. 130, komentar tentang ayat 2:24 6. Tafsir IbnHayyan, V3, hal. 218, komentar tentang ayat 2:24 7. Tafsir Nisaburi, olehAl-Nisaburi (abad kedelapan) 8. Ahkam al-Quran, oleh Jassas, V2, hal. 179,komentar tentang ayat 2:24 9
DLL, Selengkapnya baca: 



Dan mengenai nikah mut’ah ini, ternyata banyak manipulasi/kepalsuan yg dibuat utk menyerang Syiah. Beberapa diantaranya sbb:





4. Syiah mencaci maki para Sahabat
memang diakui bhwa sebagian kecil pnganut Syiah ada yg sampai melak nat para sahabat itu, katakanlah oknum. setiap manusia, entah itu dari pihak Sunni, Syi’ah, a taupun non muslim, pastilah tidak lepas dari adanya oknum. Justeru para pengu rusnya adalah manusia biasa yg tidak luput dari salah dan khilaf. Tetapi juga tidak sedikit para penganutnya yang tidak bersikap demikian. Yang dilakukan mereka itu bukan menghina para sahabat, hanya saja sekedar memberi tahu kesalahan-kesala hanya secara elegan, tidak lebih!

Dan jika pengkafiran terhadap Syiah ini karena sebagian diantara mereka meng kafir kan sebagian para sahabat, lantas bagaimana dengan para mujahilun ISIS yang mengkafirkan lalu menghalalkan darah kaum muslim yang menerima de mokrasi, baik dari kalangan pemerintahnya, maupun warga sipil nya, bahkan de ngan terang-tera ngan mereka mencap kafir murtad terhadap M. Mursi (mantan presiden Mesir) cs, memerangi Hamas, FSA, dan lain-lain kenapa hanya sebatas cap khawarij saja, tidak sampai di cap kafir juga? Maka bersikap adillah! (mustahil kita berbicara keadilan dengan kaum yang sesat macam maling berteriak maling, pen)

Saran saya jika ada orang yang seenak udelnya sendiri main takfir, cukupkan saja dengan membawakan hadits Rasulullah saww yang intinya cap kafir di balas kafir, tanpa perlu kita ikut-ikutan mengkafirkannya juga. Ini hanya lebih kepada sikap ber hati-hati saja dengan cap seperti itu, karena takutnya ma lah akan menjadi senjata makan tuan.

Dan jika ada anggapan bahwa Syi’ah mengkafirkan hampir semua sahabat nabi, maka katakanlah itu hanyalah fitnah belaka! Baca:




Sebagaimana yang telah dijelaskan diawal bahwa para ulama Syiah di Iran telah me nyepakati bahwa haram hukunya menghina symbol-simbol (para sahabat) yang di muliakan saudara-saudara kita dari Ahlussunnah. Tetapi walaupun demi kian, ternyata masih saja ada sebagian orang dari Sunni berat menerimanya bahkan mementah kannya dengan alasan itu hanya taqiyah lalu menggeneralisir semua orang Syi’ah seperti itu. Jika anda sakit hati de ngan oknum Syi’ah yang mencaci-maki para sa habat, maka sama halnya dengan Syi’ah yang sakit hati juga terhadap ajaran sunni (ahlus sunnah) yang menyatakan bahwa:

Kedua orangtua Rasulullah saww (Abdullah dan Siti Aminah) serta paman nya (Abu Thalib) adalah termasuk orang kafir dan masuk neraka? (baca:

  
Nabi Musa dan Nabi Muhammad tidak patuh kepada Allah dengan naik-turun langit bolak-balik sampai 6x untuk memohon perintah Shalat agar dikurangi dari 50x men jadi 5x sehari pada peristiwa isra’ mi’raj dalam hadits shahih Bukhary & Muslim (baca: 


Kalau kita renungkan, kok berani-beraninya ya mereka menentang keputu san Allah? Dan bukankah ini secara tidak langsung/menyiratkan seolah-olah Nabi Musa as lebih  mengetahui daripada Allah swt? Kalau dikalkulasikan shalat 50x dlm sehari/24 jam itu artinya kita setidaknya harus menyicil shalat 2x/jam (termasuk pada jam tidur malam), sanggupkah kita? Allah tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kemam puannya. Sehingga jelas 2 hadits tersebut walaupun kedudukannya shahih tetap tidak bisa diterima oleh ‘akal sehat. Dan saya lebih memilih pendapat/pandangan Syiah yang menyata kan itu hanya kisah isra’iliyyat. Yang benar menurut mereka ada lah bahwa Nabi Muhammad saww kala itu langsung bertemu dengan Allah tanpa se belumnya bertemu dengan orang lain (para Nabi), dan Allah pun langsung memerin tahkan shalat 5x/hari (bukan 50x). Jika ada bantahan yg dimaksud 50x shalat itu dalam 2 hadits shahih tersebut hanyalah kiasan, yakni maksud nya adalah kita melaksanakan shalat 5x seakan-akan dikalikan 10 sehingga menjadi 50x dalam sehari, itu tidak benar! Sebab jelas-jelas dinyatakan pada 2 hadits shahih tersebut bahwa Allah mulanya menyuruh ummat islam untuk shalat 50x (bukan sebagai kiasan 5x = 50x).

Adanya pemikiran tajsim (kefahaman Allah berjism) dan tashbih (kefahaman Allah menyamai makhluk) dari kalangan salafi yang menyatakan bahwa Allah mempu nyai tangan, kaki, wajah dan anggota tubuh lainnya, lalu Allah bisa duduk, berdiri, berjalan, melompat sebagaimana makhluk lainnya. Penje lasan dan bantahan secara gam blang pada masalah ini telah dibahas pada halaman-halaman tera khir di e-book kitab “Kebenaran yang hilang” yang bisa anda download dibawah postingan, dan lain-lain masih banyak lagi.

Dan rasanya tidak tepat juga jika pihak sunni menyatakan bhwa semua sahabat ada lah adil, baik dan lebih mulia diantara kita. Bahkan jika dikritik dan disebut kesalahan kesalahannya, maka ini akan mngakibatkan pelaku nya jatuh kepada kafir, murtad dari islam. Padahal pernyataan tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an dan al-Ha dits sbb:

"Suatu hari.. Nabi bertanya: "Siapakah hamba Allah yg mulia?" Sahabat menja wab: "Para Malaikat ya Rasulullah" Sahabat: "Tentulah para Nabi, mereka lah yang mulia" Nabi tersenyum lalu berkata: "Ya, mereka mulia tetapi ada yg lebih mulia" Para Saha bat terdiam lalu berkata: "adakah kami yg mulia itu ya Rasulullah?" Nabi berkata: "Tentulah kalian mulia, kalian dekat denganku, kalian membantu perju anganku, teta pi bukan kalian yang aku maksudkan. Nabi menundukkan wajah nya, menitiskan air mata sehingga membasahi pipi dan janggutnya lalu berkata: "Wahai sahabatku, mereka adalah manusia-manusia yang lahir jauh setelah wafat nya aku, mereka ter lalu mencintai Allah & tahukah kalian, mereka tidak pernah melihatku, mereka hidup tidak dekat denganku seperti kalian tetapi mereka sangat rindu kepadaku & sak sikanlah wahai sahabatku bahwa AKU SANGAT RINDU PADA MEREKA. MERE KALAH UMAMTKU!! [Musnad Ahmad bin Hanbal juz 4 hal 106]

5. Syiah menyembah Ali sbg Tuhan?
Menurut mereka, kitab-kitab Syi’ah apalagi yang terjemahan bahasa Arab telah ba nyak dipalsukan (mungkin oleh oknum salafi). salah satunya adalah ini:

Maka jika anda bertabayyun dgn membaca buku-buku Syi’ah dari penerbit yang tidak atau kurang bisa dipercaya, yang dari bahasa Arab kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa kita, lalu melihat ada isi yg dinilai tidak sesuai dengan akal sehat, itu bisa jadi kitabnya telah dipalsukan. Namun saya pikir sayangnya terhadap hal ini, sebagian dari orang-orang syiahpun ada yang membaca lalu membenarkannya, sehingga mereka ikut tertipu. Dan sialnya, hal seperti ini dijadikan pembenaran oleh orang-orang  Sunni untuk menuduh sebagian Syi’ah itu menyimpang seperti ada yang sampai menuhankan Ali. Tidak berhenti sampai disitu, oknum-oknum jahil dari kalangan Sunni mem buat berita fitnah, salah satunya terhadap Ibu Emilia Renita AZ dari adanya screenshot socmed yg mnyatakan bahwa bliau menganggap Ali sebagai Tuhan, dan  diakuinya hanya fitnah belaka.

Cobalah berpikir dengan jernih dan akal sehat.. seghuluw-ghuluwnya orang, mereka tidak akan sampai menyembah orang yang dikaguminya, kcuali orang yg dikagumi nya itu mengklaim dirinya sebagai Tuhan, atau adanya pemberitaan bhwa dirinya adalah Tuhan (seperti yang disangkakan ummat Kristiani terhadap Yesus), sedang kan Imam Ali (maupun para pngikutnya) sa ya belum pernah menemukan dari sum ber Syiahnya sendiri yang menya takan demikian! Adapun terkait Abdullah bin Saba, dari sumber Syiah, ter dapat khilafiyah atau perbedaan cerita dan sudut pandang. Di satu sisi se bagian mereka menyatakan bahwa dia adalah tokoh fiktif. Dan sebagian lainnya menyatakan bahwa dia memang ada namun berbeda kisahnya dari pihak sunni. Baca ini:

O iya, Selain kitab-kitab Syi’ah yg dipalsukan, ternyata mantan ulama syiah palsupun dibuat kitabnya:


6. Syiah menabikan Ali?
Kang Jalal mengatakan: “Imam ‘Ali lebih dari sahabat yang lain, semua me ngakui hal itu, baik Syi’ah maupun Sunni. Imam ‘Ali adalah putera dari pa man yang membesar kan Rasulullah saww, sekaligus suami dari putri kesa yangannya, Fathimah az-Zahra. Secara logis, tidak mungkin Rasulullah meni kahkan putri satu-satunya dengan orang yang tidak beliau ketahui kebaikan dan track record-nya. Belum lagi, sebuah hadis yang menyebutkan “Muham mad adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya”. Hadist ini cukup kuat untuk memperlihatkan betapa luar biasanya Imam ‘Ali. Dialah satu-sa tunya manu sia yang lahir di dalam Baitullah. Luar biasa istimewa bukan, maka wajar lah Ali begitu dikultuskan. Namun, Syiah paham betul, Muhammadlah Nabi te rakhir, maka kesalahan fatal lagilah yang kalian lakukan, jika berpikir meng kultuskan Ali sa ma dengan menganggap mereka menjadikan Ali sebagai Nabi.”

Adapun mengenai gelar ‘alaihis salam dibelakang nama Imam Ali atau ke turunan-ke turunannya, itu bukan berarti bahwa mereka adalah Nabi. Ka rena jika demikian maka Imam al Bukhari pun telah menganggap beliau se bagai Nabi baru, karena Bukhari sendiri di dalam beberap hadits shahihnya menyebutkan Imam Ali bin Abi Thalib de gan gelar alaihis salam (as) dibe lakang namanya.

7. Taqiyah
Saya heran, banyak sekali orang membenci dan mencap jelek orang yang bertaqi yah tanpa membayangkan terlebih dahulu jika ia ada di posisi mereka. Coba anda renungi sejenak, jika anda adalah penduduk suriah yg wilayahnya dikuasai oleh IS(IS), orang-orang ISIS memaksakan bai’atnya kepada Anda untuk menjadikan Us man al-Baghdadi sebagai Khalifah, dan mereka mngancamnya dengan pembunu han jika anda, dkk menolaknya. namun anda dalam hati menolak bahkan membenci nya, lantas apa yg akan anda lakukan? Apakah menolak bai’at tetapi nyawa yang menjadi taruhannya, atau menerima tetapi dalam hati menolak (taqiyah)? Nah, begitu pun jika anda adalah penganut Syiah, jika dilingkungan anda diketahui oleh orang-orang  sekitar bahwa anda syiah, maka akan terjadi konflik besar yg bahkan adanya ancaman pembunuhan terhadap anda, maka apa yg akan anda lakukan, taqiyah juga bukan? Maka bijaklah dalam mengambil keputusan.

Dan tentu perihal taqiyah ini menurut Syiah ada dalilnya di dalam al Qur’an, namun berbeda penafsiran dengan sebagian kalangan dari ahlus sunnah yang menyatakan bahwa taqiyah hanya bisa diberlakukan antara kaum muslim yg ditindas oleh kaum kafir saja. Tetapi salah satu pihak ahlus sunnah yang sependapat dengan ini datang dari mazhab Syafi’i menyatakan bahwa jika kondisi pertikaian antara sesama kaum muslimin sebagaimana pertikaian antara kaum muslimin dan kafir maka diperboleh kan bertaqiyah, untuk menjaga jiwa (dari ganguan pihak lain) (at-Tafsir al-Kabir jilid 8 halaman 13). Maka tidak perlulah kita mencap kaum syiah sebagai munafik karena perihal taqiyah ini, berbijaksanalah terhadap perkara khilafiyah apapun itu.

Dan perihal taqiyah ini berbeda dgn perihal tauriyah. Orang2 sunni memban tah kaum syiah perihal taqiyah ini dgn menyamakannya sbg tauriyah. Kedu anya jelas berbeda. Jika tauriyah adalah mngatakan sebuah kebohongan tp didalamnya trdpt kebenaran yg bertujuan utk mengelabui seseorang. Con toh; jika 2 an sedang bertikai (si A & si B), maka seorang pendamai mengatakan kepada 2 orang itu diwaktu dan tempat yang berbeda, bahwa si A slalu mendo’akan anda (si B dalam kebaikan, begitupun sebaliknya si pendamai ini kepada si B mengatakan hal yang sama, tetapi dalam hal ini si pendamai tidaklah berbohong, karena dalam bacaan shalat tiap muslim mendo’akan kebaikan terhadap muslim yang lainnya, maka secara tidak langsungpun si A & si B juga saling mendo’akan. Berbeda dengan taqiyah yg asli berbohong menyembunyikan identitas diri dengan tujuan menghindari konflik atau kerugian atas dirinya. Dan jelaslah apa yg dinyatakan imam Syafi’i tersebut adalah perihal taqiyah, bukan tauriyah.

8. Khilafiyah, isteri-isteri Nabi termasuk Ahlulbait juga?
Terkait siapa ahlul bait antara pendapat sunni dan syiah memang terdapat ikhtilaf, tetapi bukan berarti hal yg demikian dapat membuat pelakunya kluar dari islam. Syi‘ahpun mempunyai alasan yg saya rasa cukup syar'i dlm hal tsb. Silahkan baca ini:




9. Al Qur’an Syi’ah beda dengan sunni, dan adanya tahrif al Qur’an?
Kitab suci kaum Muslim Syi’ah ya sama, al Qur'an. Di Syi’ah ada yg namanya mushaf Fatimah, dan itu bukan al Qur'an, hanya tulisan-tulisan Fatimah az-zahra yang di kumpulkan dalam bentuk mushaf. Apa kandungan sebenar nya Mushaf Fathimah? Hal itu dijelaskan dalam riwayat Al Kafiy selanjutnya dari Abu Ubaidah dari Abu ‘Ab dullah [‘alaihis sa laam]

[seorang] berkata “apa itu Mushaf Faathimah?”. Abu ‘Abdillah terdiam beberapa lama, lalu berkata “Sesungguhnya kalian benar-benar ingin mempe lajari apa-apa yang kalian inginkan dan tidak kalian inginkan. Sesungguhnya Faathimah hidup selama 75 hari sepeninggal Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] Ia sangat merasakan kese dihan atas kematian ayahnya. Maka pada waktu itu, Jibriil datang kepadanya dan me ngucapkan ta’ziyyah atas kematian ayahnya, menghiburnya, serta mengabarkan ke padanya tentang keadaan ayahnya dan kedudukannya [di sisi Allah]. Jibril juga me ngabarkan kepadanya tentang apa yang akan terjadi terhadap keturunannya setelah Faathimah meninggal. Dan selama itu Imam ‘Ali mencatatnya. Inilah kitab Mushaf Faathimah  [Al Kaafiy Al Kulainiy 1/241]
Selengkapnya: 


NB: Anda tidak perlu keberatan karena Jibril berbicara dengan Fatimah seakan - akan dia seorang Nabi, karena sebelumnya Jibril juga pernah berbicara dengan Mar yam (Ibu Nabi ‘Isa. as), dll.
Dan mengenai ta’rif al Qur’an, bisa dibaca disini:



Jika belum puas, silahkan dicari sendiri.

10. Siapakah Abdullah bin Saba?
Berikut saya tuliskan tentang Abdullah bin Saba' yang sebenarnya adalah tokoh fiktif, yang sumbernya baik dari ahlusunnah maupun syiah. Seorang ulama syiah, yaitu Ayatullah Murtadla 'Askari mencoba untuk meneliti tentang keberadaan Abdullah bin Saba'. Dan hasilnya, beliau menyatakan bahwa berdasarkan peneliti an sejarah dan periwayatan hadits, maka sebenarnya Abdullah bin Saba' adalah tokoh fiktif. Dan ha sil penelusuran dan penelitian tersebut beliau tuangkan dalam buku beliau yang ber judul :

1. Abdullah bin Saba' wa Asatir Ukhra.
2. Khomsun wa Mi'atun Shahabi Mukhtalaq.

 Cerita tentang riwayat-riwayat oleh Abdullah bin Saba' hanya bersumber dari satu orang (sumber tunggal), yaitu Saif bin Umar At-Tamimi. Mengenai sosok Saif bin Umar At-Tamimi, para ulama ahli jarh wa ta'dil telah memberikan nilai merah/buruk kepadanya. Berikut komentar mereka tentang Saif At-Tamimi tersebut :

1. Yahya bin Mun'im, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya lemah dan tidak berguna".
2. An-Nasa'i dalam Sunan-nya, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya lemah dan harus diabaikan, karena ia adalah orang yang tidak dapat diandalkan dan tidak patut dipercaya".
3. Abu Dawud, mengatakan : "Tidak ada harganya, ia seorang pembohong".
4. Ibn Abi Hatim, mengatakan : "Mereka telah meninggalkan riwayat-riwayatnya".
5. Ibn Al-Sakan, mengatakan : "Riwayatnya lemah (dlo'if)".
6. Ibn 'Adi mengatakan : "Riwayatnya lemah, sebagian dari riwayatnya terkenal namun bagian terbesar dari riwayat-riwayatnya adalah mungkar dan tidak diikuti".
7. Al-Hakim, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya telah ditinggalkan, ia dituduh zindiq".
8. Ibn Hibban, mengatakan : "Ia terdakwa sebagai zindiq dan memalsukan riwayat-riwayat".

Dan para ulama ahlusunnah lainnya yang tidak mempercayainya, seperti Khatib Al-Baghdady, Ibn Abdil Barr, Ibnu Hajar, dll.
Sehingga jelas sekali keberadaan Abdullah bin Saba' ini adalah fiktif, dikarenakan hanya bersumber dari satu orang yaitu Saif At-Tamimi, yang dinilai cacat, pemalsu, zindiq, dll.'

Oleh karena itu, tertolaknya riwayat tentang Abdullah bin Saba' bukan hanya karena dalam jalur periwayatannya terdapat Saif At-Tamimi, seperti hadits yang dikutip oleh Thabari; melainkan juga bahwa Saif At-Tamimi merupakan sumber tunggal dari cerita keberadaan Abdullah bin Saba', seperti riwayat-riwayat yang tercantum dalam buku karangan Saif At-Tamimi yang berjudul “Al-Futuh” dan “Al-Jamal”.

Dengan predikat semacam itu, maka sudah semestinya setiap kisah yang diriwayat kan secara tunggal dari Saif At-Tamimi tidak bisa dipercaya, baik dalam syari'at mau pun tarikh, dll.

 Ibnu Hajar dalam bukunya berjudul "Lisanul Mizan", mengatakan : "Berita-berita ten tang Abdullah bin Saba' dalam sejarah memang terkenal, tetapi tidak satupun ber nilai riwayat".

Ibnu Hajar juga mengatakan : "Ibnu Asakir kemudian meriwayatkan sebuah cerita panjang dari Saif bin Umar At-Tamimi dalam kitab Al-Futuh yang tidak shohih sanad-sanadnya"

Ref. Ahlusunnah: Ibnu Hajar Al-Asqolani, dalam "Lisanul Mizan", jilid 3, hal. 289.
Sehingga semua jalur riwayat yang ada tentang Abdullah bin Saba', sekali lagi, ha nya bersumber dari cerita Saif At-Tamimi tersebut. Jadi jelas sekali bahwa riwayat-ri wayat tersebut tertolak berdasarkan predikat buruk yang disandang oleh Saif At-Tamimi.

Dan buku Ayatullah Murtadla 'Askari tersebut di atas merupakan sanggahan dan bantahan terhadap semua pendapat yang menyatakan keberadaan Abdullah bin Saba', baik itu yang berasal dari ulama ahlusunnah maupun ulama syiah terdahulu.
sumber: Tanggapan atas buku gen syiah (silahkan download e-booknya dibawah postingan.)

11. Syiah makan tai/kotoran imamnya dijamin masuk syurga?
Seperti yg pernah saya ulas sebelumnya pada point ke 5 bhwa kitab2 syiah apalagi yg terjemahan bahasa arab (lalu diterjemahkan ke dlm bahasa indonesia) telah bnyk dipalsukan, sehingga mungkin perihal “Syiah makan tai/kotoran imamnya dijamin masuk syurga” yang katanya dinukil dari kitab syiah adalah palsu. Toh justru Ulama Syiahnya sendiri malah mendustakannya. Seperti Ayatullah Sayyid As Sistaniy yg pernah ditanya mengenai hal ini sebagaimana yang tertulis dalam kitab Al Istifta’at Ayatullah Sayyid As Sistaniy hal 554 persoalan no 2196 “ Aku pernah mem baca tulisan dari Wahabi bahwa kita membolehkan meminum kencing para Imam suci dan hal itu akan memasukkan kita ke dalam surga? beliau lalu  menjawab : Hal itu dusta dan mengada-ada, kita berlindung kepada Allah darinya”.


Juga perlu dijadikan catatan bahwa istilah Imam oleh kalangan Syiah adalah ha nya mereka yg terdiri dari 12 Imam maksum saja, sehingga penyebutan Khomeini dan Khamenei sebagai imam hanya berarti sebagai makna kiasan, alias bukan Imam Syiah yg sesungguhnya. Hal tsb dimaksudkan sbg pengganti Imam untuk sementara waktu, guna mengisi kekosongan waktu dari Imam suci yg ke 12 yg akan dtg suatu saat nanti. Maka jika Anda ttp percaya dalil di atas dan pernah me lihat gambar atau video yg menunjukkan ritual orang2 syiah membawa dan melumuri tubuhnya dgn sesuatu, sesuatu itu bukanlah kotoran/tai sang imam, me lainkan lumpur dari tanah karbala. Karena mreka yg skrg hanya imam2 sebagai makna kiasan saja.

Begitupun hal2 lainnya trkait kedustaan syiah yg sangat vulgar dpt dibaca pula banta han2nya:
secondprince.wordpress.com/2014/04/26/nama-allah-digunakan-untuk-beristinja-kedustaan-terhadap-syiah/

secondprince.wordpress.com/2014/04/26/benarkah-syiah-mencela-malaikat-kedustaan-terhadap-syiah/
secondprince.wordpress.com/2014/04/27/benarkah-syiah-melecehkan-nabi-kedustaan-terhadap-syiah/

2. Syiah aktor utama dalam pembantaian muslim sunni di suriah, dll?
Sebagian besar muslim mnganggap penyebab terjadinya konflik dan kericuhan di timur tengah seperti di suriah adalah biangkeladi syiah. Tapi tahukah Anda fakta data dilapangan bahwa tentara dan rakyat suriah itu 70% adalah sunni, sedangkan syiah di suriah hanya sekitar 15%, sedangkan sisanya adalah non muslim? Lantas mana mungkin kaum minoritas itu dapat menjajah yg mayoritas?

Sebenarnya masih banyak hal2 yg perlu dikemukakan sebagai bahan tabayyun kpd syiah, namun agar isi postingan ini tidak terlalu panjang, maka saya cukupkan hanya 12 poin diatas saja. Dan sekali lagi saya katakan bahwa tabayyun itu harus pada ke dua belah pihak. Jangan karena mayoritas orang memojokkan 1 pihak, anda lang sung mempercayainya laksana kerbau yg dicucuk hidungnya, alias percaya/nurut be gitu saja. Yang perlu digaris bawahi bahwa mayoritas orang bukan jaminan kebena ran. Bahkan Allah dlm firman-Nya pada QS.al-An'am/6: 116 berfirman: “Dan jika ka mu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” Ayat ini menje laskan bahwa kebenaran itu bukan karena banyak pendukungnya, dan kebathilan itu bukan karena orang yang mengerjakan nya sedikit. Kenyataannya yang mengikuti kebenaran hanya sedikit, sedangkan yang mengikuti kemungkaran banyak sekali. Kewajiban bagi umat Islam adalah mengetahui yang benar dan bathil, lihatlah jalan yang ditempuh.” [Tafsir al-Karimur Rohman: 1/270]. jika ingin tabayyun lebih lanjut maka silahkan buka, download dan pelajari ini;

Sejumlah buku/kitab Syiah rekomendasi:
Jafar Algar - Kritikan Syiahphobia [1685 Halaman]:

M. al-Tijani al-Samawi - Akhirnya Kutemukan Kebenaran [215 Halaman]:

Farag Fouda (bukan Husaini Qazwini, itu salah tulis) - Kebenaran yang Hilang [150 Halaman]: https://simpatisansyiah.files.wordpress.com/...

Sumber kitab lainnya:


Jika Anda mengaku sebagai mukmin yang baik, adil dan objektif sehingga mau men cari kebenaran, maka Tidak ada salahnya mempelajari itu. Sekali lagi saya mohon ma’af jika ini dinilai mengganggu dan kurang berkenan. Jazakumullaahu khaiir.. :)




Mari kita bertabayyun kepada Syiah, karena SANGAT FATAL kebanyakan ummat islam dewasa ini menganggap Syi’ah itu kafir yang hanya berdasarkan pada kata-katanya saja. Benarkah demikian? Nah, Pernyataan yang sering diulang seperti tentang Syahadatnya syiah, Shalatnya syiah, Nikah mut’ah, Syiah men caci maki para Sahabat, Syi ‘ah menyembah Ali sebagai Tuhan, Syiah mena bikan Imam Ali, Taqiyah, Siapa saja ahlul bait, Siapakah Abdullah bin Saba, Al Qur’an Syiah beda degan Sunni, adanya tahrif al Qur’an, konflik Suriyah, dan lain-lain semua itu sudah dibahas pada tulisan saya tersebut. Jadi silahkan anda membacanya terlebih dahulu sebelum berkomentar tentang itu.

Jika Anda mengaku sebagai mu’min yang baik, adil dan objektif sehingga mau mencari kebenaran, mu’min yang memegang teguh din/agama ini seumpama menggenggam panasnya bara api, maka tidak ada salahnya anda mau mempe lajari itu. Sekali lagi saya mohon maaf jika ini dinilai mengganggu dan kurang ber kenan. Terima Kasih. Eh Saya sendiri bukan Syiah, tetapi Simpatisan Syiah. :)

Apakah anda tidak membuka mata dan hati anda untuk meneliti hadis-hadis Nabi…? ?? Sungguh, hati ini berat untuk mengatakan, walhasil anda tidak mende ngar hujah dari kedua belah pihak…Anda hanya merujuk kepada sumber sunni tan pa mende ngar hujah-hujah ahlulbayt yang berteras utuh kepada hadis-hadis muta watir, yang ulama’ sunni sendiri mengambilnya di dalam kitab-kitab mu’tabar mereka. Sungguh, bukalah pintu hati anda… semoga anda senantiasa dilimpahi ni’mat ALLAH…aku merayu, bukalah pintu hati anda…