Selasa, 30 November 2010

ISLAM MURNI BERSAUDARA SECARA KEMANUSIAAN. SOAL BERBEDA AGAMA "LAKUM DINUKUM WALIADIN"

Bismillaahirrahmaanirrahiim



KALAU BUKAN MELALUI KALAM TUHAN, HADIST NABI SUCI DAN SEJARAH
DIMANA ORANG - ORANG SUCI PASKA NABI MEMBUAT "KEMAH"
DI LERENG - LERENG GUGUSAN SEJARAH ISLAM MURNI,
KEMANA LAGI KITA MENAMBATKAN HATI DAN PIKIRAN
YANG SELAMA INI DILANDA NESTAPA DAN RESAH
UNTUK MENEMUKAN KEBENARAN HAKIKI?
hsndwsp
Acheh - Sumatera


Alif Lam Mim, Bangsa Rumawi telah dikalahkan di negara tetangga. Namun setelah mereka menga lami kekalahan, mereka akan mengalami kemenangan kembali pada sepuluh tahun kemudian. Soal kemenangan pertama dan kemenangan terakhir adalah urusan Allah. Disa’at itu orang-orang beri man merasa gembira (QS. Ar Rum 1 - 4)


Dunia ini bagaikan "Roda"dimana sekali keatas, sekali kebawah. Dulu AS dan US ke atas. Alhamdulillah sekarang kita mulai menyaksikan "Roda" itu sedang berputar, dimana insya Allah Republik Islam Iran akan menempatkan diri di posisi Atas. Target AS pertama Afganistan, ke 2 Irak, ke 3 Iran. Afganistan dengan mudah di hancurkan AS dan sekutunya disebabkan "dosa" si Burhan Rabbani yang memungkiri janjinya dengan 7 praksi Afganistan dimana setelah 6 bulan Rabbani akan mengadakan pemilihan. Ternyata Rabbani memungkiri janjinya akibat nafsu "lezat" nya berkuasa. Orang yang pertama "menghantam" Rabbani adala Gulbuddin Hekmathyar (Alangkah beruntungnya andai kan beliau yang memimpin Afganistan)


Keberhasilan AS dan sekutunya meluluhlantakkan Irak disebabkan "dosa" Saddam dimana disamping menguasai Irak secara zalim sebagai prototype Muawiyah bin Abu Sofyan dan Yazid bin Mua wiyah, Saddam juga begitu ceroboh hendak menggulingkan Iran setelah Ayatullah Ruhullah, Imam Khomaini berhasil menggulingkan kekuasaan Taghut Zalimnya Syah Reza Palevi hingga lari terbirit-birit ke negara Taghut sahabatnya, (bacaMesir). Sangat menarik kalau kita mau mempelajari kisah tersebut. Saddam menyangka dengan mudah dapat menaklukkan Iran disebabkan sudah banyak terkuras tenaga dalam meluluhlantakkan Tirani Syah Reza Palevi. Namun realitanya terbalik sungguhpun bukan Irak saja yang berhadapan dengan Iran tetapi semua negara kawasan Arab kecuali Suriyah yang netral. Kezaliman Saddam itu dipicu oleh Raja Arab Saudi dengan melabelkan mereka sebagai Pan Arabisme. Sebetulnya disini sudah begitu jelas bagi kaum yang mau berpikir agar kita tidak terpengaruh dengan Arabnya tetapi Islamnya. Justeru Iranlah yang terbukti sebagai Pan Islamisme.


Realitanya Rakyat Iran demikian brillian melawan kezaliman Saddam sampai akhirnya justeru tentara Iran berada di kawasan Irak hendak menentukan nasib Saddam. Saat itu Irak hanya sesekali me layangkan roketnya ke kawasan Iran tetapi bukan dengan peluru melainkan dengan puluhan ribu kertas dimana setiap lembaran kertas bertuliskan ajakan untuk berdamai. Saat itu negara-negara taghut di kawasan Arab pada ketakutan. Mereka khawatir andaikata Iran berhasil menggulingkan Saddam, ada kemungkinan besar bahwa giliran selanjutnya adalah mereka. Justeru itu mereka bergegas membantu Irak secara membabi buta. Menarik kita cermati sepakterjang Quwait dimana setelah RII menerima perdamaian disebabkan seluruh Dunia Arab bersatu menolong Saddam Irak, meminta kembali apa yang pernah diberikan ke Saddam. Sebaliknya Saddam macam kacang lupa pada kulitnya, bukan saja tidak mau me ngembalikan milik Quwait malah menuntut Quwait sebagai Propinsinya yang ke 27. Quwait bergegas minta bantu pada AS hingga Irak di luluhlantakkan AS dan sekutunya. Saddam pada mulanya memperlihatkan ketenangannya dalam melawan AS sampai dipublikasikan pasangan pengantin baru lagi berlangsung saat perang terjadi. Ketika mereka ditanya wartawan kenapa mereka sepertinya menganggap remeh atas sepakterjang AS, mereka menjawab bahwa mereka sudah terbiasa dengan peperangan semacam itu. Rupanya ketika berlansungkan perang antara Irak dan Iran bukan saja semua negara kawasan Arab yang membantu Irak tetapi juga Ingge ris dan negara Eropa lainnya termasuk AS. Pertahanan dibawah tanah yang tidak tembus bomb kecuali bom nuklir dibangun Inggeris di hampir semua kota Irak dan diseluruh kawasan Irak yang potensial. Ketika AS menyerang Irak seluruh penduduk bergegas masuk ke tempat aman tersebut. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama sampai AS mengetahuinya melalui sorotan sinar infra merah. Lalu AS menghantamnya di pintu masuk lobang tersebut hingga Saddam terpaksa menyerah walaupun sebelumnya pernah dia katakan akan mempertahankan Irak walau sampai tetesan darah terakhir. Realitanya justeru kaum Syiah Irak yang konsekwen dengan ucapan seperti itu.


Kembali persoalan RII dimana mereka benar-benar gagah berani ketika berhadapan dengan musuh. Mereka sanggup menggulingkan kekuasaan despotik Syah Redha Palevi kendatipun di support AS hingga mampu mendirikan Negara yang Baldhatun wa Rabbun Ghafur (baca negara yang berkedaulatan Allah/system Islam). Jadi RII lah satu-satunya komunitas yang memahami persis, "What Next" nya, dimana memang banyak komunitas lain yang mampu meluluhlantak kan tiran-tiran Taghut tetapi mereka sepertinya tidak mampu memahami "What Next" nya, kalaulah tidak kita katakan tidak mengerti sama sekali apa itu System Islam yang Murni.


Untuk memahami persis persoalan Republik Islam Iran terutama bagi kaum yang fanatikbuta dalam beragama, renungkanlah kisahnya dua kekuatan Super Power yang pernah menakutkan Dunia, dikalahkan oleh bangsa yang tidak terpengaruh sedikitpun dengan kemewahan Dunia serta bersatupadu pada satu poros dibawah pimpinan seorang pengembala yang dianggap remeh oleh musuh-musuh sebelumnya. Itulah Muhammad saww yang memilih lapar satu hari dan kenyang dihari yang lain ketika Malaikat Jibril menawarkan kemewahan Dunia tanpa mengurangi haknya di Akhirat kelak. Itulah Muhammad saww yang tidak akan makan kenyang sebelum Ummat mendahuluinya. Itulah Muhammad saww yang memiliki kepalan tinju Nabi Musa as, namun menyimpan hati Nabi Isa as yang kasih di dadanya. Itulah Muhammad yang memiliki pedang ditangan kanannya (Power), namun memiliki Al Qur-an (Petunjuk) ditangan yang lainnya. Qur-an tanpa Power akan mandul didepan musuh-musuhnya. Power tanpa Qur-an akan membuat manusia bagaikan seorang pemabuk yang akan melibas siapa saja yang melintas didepan mata kepalanya. Itulah Muhammad saww yang dipersiapkan Allah sebagai UtusanNya yang terakhir, dilengkapi dengan Kitab (Qur-an), Mizan (neraca) dan Besi (Imam Ali dan pedang Zulfikarnya/Power/Q.S. al Hadid : 25). Itulah Muhammad saww yang menga wini wanita-wanita untuk melindungi anak yatim, bukan untuk memenuhi nafsunya sebagaima na tuduhan manusia-manusia yang tidak memahaminya. Itulah Muhammad saww yang mela rang memerangi negara manapun kecuali didalam negara tersebut terdapat kaum dhu’a fa yang diperlakukan semena-mena oleh kaum mutaqabbirun, hingga mereka berseru: "Ya Tuhan ka mi, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!" (Q.S An Nisaa: 75)


Ketika DR 'Ali Syariati membahas surah ar Rum diatas, beliau mengatakan bahwa di anta ra 2 Superpower sekarang (baca AS dan Rusia) akan muncul Super Power Islam untuk meluluhlan takkan superpower yang sama sebagaimana ghurabag di zaman Nabi suci meluluhlantakkan superpower yang merugikan kemanusiaan itu. Kalau anda ragu bagaimana RII mampu menjadi superpower yang Islami sepatutnya anda juga musti ragu bagaimana kaum ghurabag itu di zaman Rasulullah dapat meluluhlantakkan superpower Parsi dan Romawi. Ketika Rasul berhada pan dengan superpower tersebut, manusia pada umumnya juga tidak percaya kepada kebena ran Rasulullah walaupun dibuktikan dengan Al Qur-an dan mu'jizatnya sekalipun. Realitanya sekarang AS yang menakuti masyarakat Internasional dengan bahaya Teroris, justeru mereka lah yang menciptakan dan memelihara teroris. Dulu hanya Muammar Ghadafi yang mampu mengkritisi AS dan sekutunya namun ketika AS menyerang sampai kekemah Ghadafi, seketika itu juga mengaku kalah dengan merapatkan barisan dengan Mubarak Mesir, sekutunya AS. Masih terngiang-ngiang di telinga kita titah Imam Khomaini: "AS boleh saja belajar dengan RII tetapi mereka harus sadar bahwa teluk Sidra tidak pernah sama dengan teluk Parsi. Benar saja terbukti kebenaran titah sang Imam ketika 7 buah Fantom AS membebaskan sanderanya di Re publik Islam Iran pagi-pagi buta, ke 7 Fantom itu menghantam gunung kapur . Saat itu Imam memulai pidatonya dengan kalimat:"Seolah-olah perang Badar terulang kembali".


Itu dulu, ketika RII hanya sendirian. Sekarang RII bukan saja mampu memperjelaskan misinya di kawasan Timur Tengah tetapi juga ke Afrika dan bahkan di Benua Amerika sendiri sudah memiliki negara pendukungnya seperti Venezuela, Kuba, Nikaragua, dan Bolivia. Islam bukan musuh Nasrani apalagi Islam Sunni dan Wahabi tetapi musuh Islam adalah siapa saja yang menzalimi kaum dhuafa. Kaum dhuafa bukan saja Orang yang beragama Islam tetapi juga agama apapun. Kaum dhuafa itu tertutup kesempatan untuk menggapai kebenaran hakiki disebabkan penguasa mereka menzalimi mereka pertama sekali via ekonomi dan politik jahatnya. Penguasa bersama segenap pendukungnya termasuk Ulama gadongan atau Bal'am yang berkedok Ulama padahal mereka itu adalah badot-badot disisi Allah, berlagak sebagai tuhan yang akan menghukum setiap pribadi yang berani mengkritisinya. Akibatnya dalam kehidupan mereka sibuk mencari sesuap nasi. Jadi mereka sibuk memikirkan persoalan perut hingga tidak berkesempatan untuk memikirkan persoalan otak. Justeru itulah Nabi suci menga takan bahwa tidak beriman setiap orang yang tidur kenyang sementara tetangganya lapar. Nabi Suci juga berkata bahwa apabila ada seorang saja yang tidur dalam keadaan lapar di suatu kawasan, Allah tidak akan melihat kepada mereka di hari Akhirat. Di negara-negara yang pengu asanya mengaku sebagai Muslim bukan saja satu - dua penduduknya yang tidur dalam keadaan lapar malah berjuta, sementara penguasa dan segenap pendukungnya termasuk Alim palsu dan ulama gadongan hidup mewah kalau tidak kita katakan berfoya-foya atas penderitaan kaum dhuafa. Mereka itu sepertinya tidak pernah sadar, hal ini disebabkan teladan mereka adalah sys tem yang dibangun Muawiyah (yang meracuni Imam Hassan, cucu Nabi suci) dan Yazid bin Muawiyah (pembunuh Imam Hussein serta membantai seluruh keturunan Nabi suci kecuali bibi Zainab al Kubra dan Imam Ali Zainal Abidin yang masih kecil kala itu).


Wahai pembaca sekalian, renungkanlah realita Dunia sekarang ini dan renungkanlah kondisi manusia saat Rasulullah berhadapan dengan orang-orang yang memusuhinya. Dengan demikian anda tidak termasuk dalam fenomena yang memusuhi Nabi suci kala itu, memahami fenomena sekarang yang haq kita bela. Aqidah kita akan sirna secara filosofis pabila kita tidak termasuk golongan yang berpihak kepada kaum dhuafa. Ini adalah persoalan sangat signifikan untuk kita pikiri demi keselamatan kita di Akhirat kelak. Apakah anda termasuk golongan yang senang hidup sementara kaum dhuafa merintih di gubuk-gubuk derita. Apakah kekayaan negara itu milik semua penduduk yang mendiami suatu negara atau hanya milik penguasa dan segenap aparatnya. Justeru utulah amalan perjuangan untuk membebaskan kaum dhuafa dimanapun seluruh Dunia merupakan amalan utama. Hal ini dapat dianalisa kenapa Allah menurunkan Utu sanNya silih berganti kalau bukan untuk membebaskan kaum dhuafa dalam belenggu kaum mutakabbirun. Musa telah membebaskan bani Israil dari belenggu Fir'aun yang mendapat support ulama Bal'am atau alim palsu. Nabi suci telah membebaskan kaum dhuafa yang diperbudak Abu Sofyan, Abu Jahal dan Abu lahab, tetapi setelah Nabi Suci berpulang kerahma tullah, mereka pada umumnya berpatah balik sebagaimana berpatah balik kaum Nabi Musa dan Harun mengikuti Samiri. Fenomena tersebut tidak dapat dipahami oleh Orang Islam kebu dayaan. Mereka adalah fenomena ikutan Samiri dulu. Dari itu analisalah "samiri-samiri" di zaman Nabi suci agar mampu berkiprah secara benar di zaman kita masing-masing.



Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia

Minggu, 21 November 2010

APA ARTINYA PERINGATAN BASA - BASI SEPERTI ITU

APA KATA MEREKA DALAM ACARA PERINGATAN 26 MARET
SEHUBUNGAN PERANG ANTAR ACHEH - SUMATRA
DAN NEDERLAND
hsndwsp
Acheh - Sumatera

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Astaghfirullah. Apakah saya salah tangkap. Barangkali Aba Allev sengaja menulis doa heningcipta, khasnya doa orang Hindunesia dimana orang yang berperang dulu dengan Belanda juga bukan Islam benaran, makanya cocok ala hening cipta??? Sebetulnya kalau Perang Acheh - Belanda adalah perang jihad fi sabilillah, mereka tidak butuh doa kita, konon pula akidah kita sendiri diragukan. Kalau kita maubilang Jum'at pakek kliwon lagi. Mereka yang syahid di jalan Allah tidak butuh doa konon pula doa hening cipta. Mereka itu pasti masuk surga. Kita yang sangat menyedihkan dimana dimulut mengucapkan lailaha illa Allah tapi dalam kehidupan sehari-hari menuhankan fulus dan kedudukannya hingga setelah perang jihad dengan Hindunesia, belum apa-apa mata kita sudah kabur. Kita tidak mampu lagi melihat mana musuh kita. Sementara orang Acheh yang tetap mendambakan kemerdekaannya dianggap musuh. Bukankah itu gara-gara menuhankan fulus? Kalau untuk Otonomi Basi buat apa kita berperang? Dimana bedanya antara kita dengan orang yang dulu kita perangi?

Kemudian mari kita kritisi Muhammad Nazar.
Katanya 26 Maret harus diperingati agar orang Acheh tahu betapa perang yang dimulai hari itu telah menghancurkan peradaban dan perang selalu berakibat buruk, sehingga perdamaian selalu lebih baik. Pringatan 26 Maret adalah penghargaan untuk jasa para pahlawan yang melawan penjajah dengan tulus ikhlas, sekaligus itu menandakan kita sebagai bangsa yang beradab, demikian pikiran Nazar tapi Allah berkata sebaliknya di surah Al Baqarah ayat 216: ”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".

 Perlu kita ketahui bahwa bukan hanya Muhammad Nazar yang berpandangan bertolak belakang dengan petunjuk Allah swt tetapi bahkan mayoritas orang yang mengaku beragama Islam. Andaikata kita memahami konsekwensi Aqidah Islam yang benar tidak ada perdamaian dengan musuh disaat kita telah menyatakan perang, kecuali perang tersebut telah kita menangi dalam arti bahwa kita sudah memiliki power diatas power musuh sebagaimana saat Rasulullah menerima perdamaian Hudaibiyah, kenapa? Sebabnya andaikata musuh tidak jujur, kita dapat menggempur balik. Realitanya perdamaian Hudaibiyah terpaksa dibatalkan Rasulullah atas perintah Allah sendiri disebabkan musuh tidak jujur atau tidak menepati janji yang telah disepakati dalam perjanjian Hudaibiyah itu sendiri.

 Dari contoh yang dilakukan Rasulullah saww dapat menjadi i'tibar buat Ummahnya dikemudian hari, termasuk kita bangsa Acheh - Sumatra bahwa kita tidak dibenarkan berdamai dengan musuh kecuali kita telah memiliki power diatas power musuh. Sedangkan perdamaian Helsinki secara ideologis tidaklah berarti sebagai perdamaian, sebaliknya merupakan sebagai penyerahan diri kepada musuh. Kalau ada orang yang menganggap "perjanjian" Helsinki mencontohi perdamaian Hudaibiyah, adalah keliru 180 derajat, kenapa? Pertama pemimpin dalam perdamaian Hudaibiyah adalah Rasulullah, dimana mustahil tersilap kendatipun Umar bin Khattap menuduh Nabi merugikan komunitas muslim kala itu. Kedua Komunitas Nabi Kala itu sudah memiliki power diatas power komunitas musuh sedangkan power komunitas Acheh - Sumatra jangankan kita berbicara soal power malah senjatanya minta dimusnahkan musuh, dapat diterima. (enggeh). Saya sama sekali tidak pernah bermimpi kejadian seperti itu. Ketiga, Iman komunitas kita secara mayoritas jauh dibawah kondisi Iman komunitas Rasulullah kala itu.

Tanggapan buat Muhammad Nazar yang terakhir, bahwa kalau orang Acheh - Sumatera dulu termasuk beradap disebabkan pantang berdamai dengan musuh, apalagi bekerjasama/ bersatu. Bagaimana dengan komunitas anda sekarang yang berdamai, bersatupadu dengan musuh dapatkah dianggap sama beradap seperti orang Acheh - Sumatera dulu? Kami harap anda lebih baik diam saja daripada asal bunyi atau asbun.

 Pakar Sejarah Uiversitas Syiah Kuala (Unsyiah) Mawardi Umar,Penyusun Qanun Mukim Zulfadli Kawom dan Rusdi Sufi, Kepala Pusat Dokumentasi dan Informasi Acheh (PDIA), seharusnya lebih berbobot pikirannya , namun ternyata tidak berguna sama sekali kalau tidak kita katakan lebih asbun daripada Muhammad Nazar, kenapa? Sebetulnya mereka itu hendak mengkritisi sepakterjang penjajah Belanda yang merugikan orang Acheh - Sumatera tetapi realitanya mereka secara tidak sadar telah masuk perangkap penjajah terselubung (baca penjajah Hindunesia terhadap Acheh - Sumatra, West Papua dan RMS). Justeru itu mustahillah bagi mereka dapat mengungkapkan hal yang bermanfaat bagi bangsa Acheh - Sumatra. Lebih dari itu peringatan basa-basi tidak bermanfaat sama sekali kalau kita tidak memiliki ideology yang benar hingga mampu membaca fenomena yang sama di zaman kita sekarang ini dengan fenomena penjajah Belanda itu sendiri. Tidak berbeda dengan sebahagian orang yang memperingati hari Asyura (baca hari kezaliman orang munafiqun kala itu dibawah penguasa zalim, prototype orang Hindunesia) dimana mereka tidak mampu mengenal fenomena Yazid di dalam kehidupan mereka sendiri. Ini termasuk juga sandiwara yang tidak lucu.

Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia

 
 
 
 
m