Jumat, 29 April 2011

IMAM KHUSUS (BACA 12 IMAM ) LEBIH TINGGI KEDUDUKANNYA DARIPADA NABI UMUM

LUKISAN IMAM ALI AS
AHMADINEJAD ( REPRESENTANT OF LEADER)
SALAH SATU SAMPEL KAMPUNG DI RII
SAKSIKANLAH BAGAIMANA KEMAJUAN WANITA RII
Bismillaahirrahmaanirrahiim


KATAKANLAH WAHAI MUHAMMAD
AKU TIDAK MINTA BALASAN APAPUN ATAS RISALAH
YANG AKU SAMPAIKAN KEPADA KALIAN KECUALI KECINTAAN KALIAN TERHADAP KELUARGAKU
(QS, AS SYURA, 23)
hsndwsp
Acheh - Sumatera

Titel Imam khusus dalam Islam lebih tinggi daripada titel Nabi umum. Harap di garis bawahi titel Nabi umum. bukan Nabi khusus. Nabi itu sama kemuliaannya dalam pandangan orang mukmin tetapi berbeda dalam kapasitasnya. Nabi yang memandu ribuan ummah tentu berbeda dengan Nabi yang memandu ratusan jutaan ummah, apa lagi Nabi yang memandu ummah seluruh Dunia seperti Nabi Muhammad saww.

Sebagian orang sepertinya akan bertambah bengong atau confused ketika mem baca keterangan hsndwsp ini. Sebabnya mereka tidak berpedoman dengan Qur-an tetapi berpedoman dengan Pancasila dimana kami kerap mempelintirkan sebagai Puncasilap. Artinya disanalah puncasilap orang-orang yang bersatupadu dalam system taghut yang menzalimi kaum dhu'afa, hipocrite dan korrupt. Apabila mereka tetap bersatupadu dalam system taghut seperti itu, mereka kelak akan terkena tempelakan Allah dengan ayat-ayat dalam surah Yasin sendiri, di mana mereka lazimnya menggunakan surah Yasin itu sebagai bacaan saja dan bahkan dulu pernah mengkordinirnya sebagai alat bacaan sebagai hukum-hakam katanya, bukan sebagai Hudallinnas, yakni petunjuk bagi manusia (QS, al Baqa rah 2)

Mereka itu umpama seorang Camat, kepala kecamatan jajahan Hindunesia di Acheh - Sumatera yang mendapat kiriman surat dari atasannya, pak Gubernur. Saat pak Gubernur menanyakan kepada bawa hannya (baca Camat) apakah sudah menerima surat saya. Si Camat menjawabnya: "Ya, Pak! Surat ba pak saya baca tiap malam Jum'at kliwon, saya taruk wewangian dan saya cium setiap mem bacanya". "Bagus sekali" kata sang Gubernur. "Tapi itu tanah yang saya suruh cari untuk membangun sebuah balai PKK, mana?", timpa sang Gubernur. "Ooo, itu yang belum ada, pak", jawab si Camat. Lalu gu bernur itu memecat camat tersebut disebabkan pesan yang ada di surat tersebut tidak dipahaminya, ke cuali asik membaca-baca saja. Perlu digaris bawahi bahwa "camat" disini relevan dengan orang yang keliru tetapi "Gubernur" tidaklah relevan dengan Pemilik Alam semesta. Permisalan ini sekedar memu dahkan pemahamannya bagaimana kelirunya sebahagian manusia yang sudah mengucapkan "Dua kali mah syahadah" tetap saja tidak ada nilainya disisi Allah swt.

Nabi Ibrahim disamping mendapat titel Nabi dari Allah juga mendapat titel Imam, demikian juga nabi Muhammad saww. Hal ini tidak dapat dipahami oleh para ilmuwan yang bersatupadu dala system Taghut zalim, hipocrite dan kor rupt, kecuali para Ideolog dan pengikutnya. Kenabian Muhammad saww bera khir setelah meninggalnya beliau sedangkan keimamahannya belum berakhir tetapi diteruskan oleh 12 orang Imam, yang dimulai dengan Imam Ali bin Abi Thalib dan berakhir dengan Imam Mahdi al Muntazhar. Para Imam ini diangkat Allah melalui pengumuman Rasul Nya Muhammad saww di Ghadirkhum.

Mereka yang berjumlah 12 orang itu merupakan sebagai hujjah Allah di kolong langit. Andaikata Allah tidak mengutus mereka untuk melanjutkan keimamahan RasulNya, Muhammad Rasulullah, Islam murni itu tidak akan tersisa lagi seba gaimana nasib ummah nabi Musa dan ummah nabi 'Isa bin Maryam. Realitanya ummah Nabi Musa dan Harun berpatah balik ketika Musa pergi kesuatu tempat atas perintah Allah. Sepertinya tidak mungkin, bagaimana ummah yang telah diselamatkan dari sepakterjang Fir'un, Karun, Hamman dan Bal'am itu dengan mudahnya terpengaruh kepada si Samiri, meninggalkan Nabi Harun, wakil Musa as. Kalau fenomena ini mampu kita analisa kita juga tidak sebengong sebahagian orang ketika membaca tulisan hsndwsp tentang berpatah baliknya ummah Muhammad saww, tidak mengikuti Imam yang di tunjuk Allah dan Ra sul Nya (baca Imam Ali serta 11 Imam lanjutannya) setelah peresmiannya Imam Ali as di Ghadirkhum.

Sehubungan dengan pengangkatan Imam Ali as di Ghadirkhum, semua para jamaah yang baru saja menyelesaikan Haji Wada', berbaiat kepada Imam 'Ali, kecuali Umar bin Kattab, dimana bukan hanya menjabat tangan Imam Ali tapi juga berkata: "Tah niah ya Abbal Hasan, anda sudah menjadi pemimpin kaum Muslimin dan Muslimah". Ironisnya setelah itu Umar membuat rapat gelap dibe lakang Ka'bah bersama Abu bakar, Usman dan kawan setia lainnya. Perjanjian apa yang mereka buat dibelakang Ka'bah? Menjauhkan Imam Ali dari kedudu kannya sebagai Khalifah yang sah. Inilah sebabnya mereka yang sering menen tang Rasulullah itu berakibat sangat fatal ketika sakratul maut (baca kitab Su laim bin Qais Al Hilaly atau kitab Akhirnya Kutemukan Kebenaran).

Orang-orang yang belum banyak melakukan kesalahan dalam beragama masih mampu meneliti keterangan hsndwsp yang terkesan "keras" ini hingga menemu kan kebenaran dalam beragama, tetapi bagi orang yang fanatik buta merasakan kepahitan yang luar biasa dan langsung mengambil kesimpulan bahwa mustahil orang yang sebaik sebahagian para sahabat Rasulullah itu berpatah balik hingga memusuhinya. Sebetulnya fenomena sebahagian para sahabat Rasulullah itu termasuk dalam suul khatimah yang sering digembar-gemburkan para fanatik buta. Adalah mus tahil bagi Allah secara tiba-tiba orang yang benar-benar beriman kepada Nya menyatakan tidak beriman ketika menghadapi sakratul maut. Suul khatimah itu terjadi bagi orang yang baik pada mulanya tetapi berpatah balik di kemudiannya. Hal ini terjadi disebabkan adanya i'tikat yang tidak baik juga pada diri seseo rang, misalnya "ambisius" kepemimpinan. Ambisius kepemimpinan inilah yang membuat mereka masuk suul khatimah yang fatal ketika menghadapi sakratul maut.

Orang - orang yang belum memahami persoalan Imamah itu sebaiknya hati-hati dalam menanggapi tulisan orang yang belum mereka ketahui kecuali memang terlalu fanatik buta, mengikuti endatunya yang sesat sebagaimana firman Allah berikut ini: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (Q.S, al Baqarah. 2 : 170)

Allah juga berfirman: "Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukup lah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (Q.S, al Maidah. 5 : 104)

Selanjutny baca juga firman Allah yang diulang sampai 3 kali: "Dan sesung guhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?"(QS, al Qatar (54) : 17, 22, 32, 40)

Kembali ke persoalan Imam khusus dan Nabi umum.
Yang dimaksudkan kedudukan Imam lebih tinggi daripada nabi yang diutus disi ni adalah nabi yang umum. Hal itu sesuai dengan petunjuk Allah swt dalam Al Qur-anul Karim. Allah swt memberitahukan kita kisah hidup Nabi Ibrahim as bahwa setelah diberikan percobaan dengan nyawa, harta dan anak, Allah bermak sud untuk meninggikan lagi kedudukannya. Disebabkan Nabi dan panggilan Khalil tidak menggambarkan kedudukan yang tertinggi, maka kedudukan Imam lah yang lebih tinggi dimana nabi juga boleh dianugerahkan dengannya.

Allah berfirman: "Dan apabila Tuhannya mencoba Ibrahim dengan perkataan tertentu, dia dapat melaksanakannya, Dia berfirman: `Sesungguhnya Aku akan menjadikan kamu Imam atas manusia`. Ibrahim berkata:`Dan keturunanku ju ga?. Janji Ku tidak termasuk mareka yang dhalim" (Q.S, 2: 124) Ayat ini me nunjukkan kedudukan Imam, dan juga membuktikan bahwa derajat Imami lebih tinggi dari derajat Nabi, sebab kedudukan Nabi Ibrahim telah dinaikkan dari Nabi kepada Imam. Perlu diketahui bahwa nabi Khusus lebih tinggi derajatnya daripada nabi Umum. Nabi Muhammad adalah Nabi Khusus yang tertinggi diantara nabi-nabi Khusus lainnya. Apakah terlalu rumit untuk dipahami keterangan seperti ini?

Demikianlah yang dimaksudkan Imam Khomaini sementara Para Malaikat ja ngankan dibanding dengan para Imam, dengan nabi Umum saja lebih tinggi ke dudukan para nabi. Kita yang masih lemah kemampuan berfikir memang agak tercengang ketika ada orang yang mengatakan bahwa para Malaikat lebih rendah dari Manusia Repre sentant (baca Imam). Mungkin redaksi kalimatnya tidak enak kedengarannya. Justeru itu kita ganti saja kata "rendah denbgan kata tinggi". Sehingga redaksinya terbaca: "Kedudukan para Imam khusus lebih tinggi dibandingkan kedudukan para Malaikat di sisi Allah swt dan juga dalam persepsi manusia yang benar jalan hidupnya di Dunia ini".


Kemungkinan besar terjadi kesilapan berpikir lainnya dalam hal ini adalah dise bab kan mereka memfokuskan pada "bahan baku" yang digunakan Allah untuk membuat para Malaikat dari Sinar, sementara Manusia termasuk Nabi umum, Imam dan Nabi Khusus berasal dari tanah yang terkesan "hina" dipijak manusia setiap hari. Mereka lupa kalau Spirit Allah yang dikombinasikan dengan tanah tadi, membuat sebahagian manusia (baca Nabi umum, Imam dan Nabi Khusus) lebih unggul daripada para Malaikat. Hal ini dapat kita lihat dalam Al Qur-an ketika Allah memberitahukan para Malaikat bahwa Dia hendak menjadikan seorang Khalifah (baca wakil Tuhan, nabi Umum).

Para Malaikat menanyakan kenapa Allah menjadikan manusia yang nantinya akan mengadakan kerusakan dan pertumbuhan darah. Sepertinya para Malaikat mengatakan kenapa tidak mereka saja, yang akan menjadi khalifah Nya yang senantiasa bertasbih dan memuji Nya. Ternyata Allah menjawab bahwa Dia mengetahui apa yang tidak diketahui para Malaikat. Lalu Allah membuktikan pernyataan Nya itu. Ketika para Malaikat bernegosiasi dengan Nabi Adam ternyata Adam lebih unggul daripada Para Malaikat. Inilah bukti "manusia" lebih unggul daripada para Malaikat. Perlu digaris bawahi bukan seluruh manusia, melainkan manusia yang benar jalan hidupnya saja, sesuai petunjuk Allah swt. Lita juga harus mampu berpikir bahwa manusia yang tersesat jalan hidupnya alias tidak mengikuti petunjuk Allah swt (Pemilik Alam semesta), bukan saja lebih rendah kedudukannya daripada para Malaikat, bahkan tidak termasuk manusia. Menurut Syahid DR Ali Syariati makhluk yang seperti itu bukan manusia tetapi "basyar":
http://achehkarbala.blogspot.com/2009/09/basyar-adalah-makhluk-yang-tidak.html

Patut kita salut kepada para Malaikat bahwa ketika terbukti mereka kalah dalam negosiasinya dengan nabi Adam, langsung mengakuinya dengan mengucapkan: "Maha suci Engkau ya Allah kami tidak mengetahui kecuali yang telah Engkau ajarkan". Sementara manusa kebanyakan tetap membeladiri secara membabi buta kendatipun mereka sudah dibuktikan kesalahannya dengan ayat-ayat Allah. Setelah itu Allah memerintahkan kepada seluruh Malaikat yang dibuat dari Sinar dan dari Api agar sujud kepada Adam. Ketika itu seluruh Malaikat yang dijadikan dari Sinar tundukpatuh kepada perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam kecuali "Malaikat" yang dijadikan dari Api (baca Iblis). Mereka berdalih bahwa mereka lebih duluan lahir daripada Adam, mereka lebih mulia daripada Adam yang berasal dari tanah tembikar. Mereka sesung guhnya takab bur, angkuh dan sombong sebagaimana sifat sifat tersebut dapat dilihat pada kebanyakan manusia yang menukik ke tanah, tidak mampu menggapai Spirit Allah, Roh Suci. Mereka arogan dan brutal ketika memiliki power. Mereka tidak menggunakan power itu untuk membela kaum yang tertindas, sebaliknya menambah beban kepada kaum yang lemah. (Q.S. 2 : 30 S/D 34)

Kita tutup tulisan ini dengan ucapan Imam Ali as: "Bukankah Allah tidak per nah membiarkan hamba-hambanya terlepas dari hujjah-Nya? dan siapa lagi se lain Ahlul Bayt yang berasal dari ranting-ranting pohon Rasulullah yang diber kati, kelanjutan kelompok pilihan Allah yang telah dijauhkan dari segala koto ran dan telah disuci kan-Nya dengan sesuci-sucinya? Dijauhkan mereka dari se gala penyakit kekufuran, dan diwajibkan atas setiap Muk'min agar mencintai me reka sebagaimana difirmankan dalam Qur-an: "Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang menger jakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri 1345. (QS. 42: 23)

Ketika ayat tersebut diatas turun para sahabat bertanya pada Rasulullah saww : "Wahai Rasulullah, siapakah keluarga anda? Siapakah mereka yang wajib dicintai oleh kami?" Rasulullah menjawab: "Mereka adalah Ali, Fathimah dan kedua putra nya". Nabi mengulangi jawaban beliau sampai tiga kali.


Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia

Notice:
Kaisaniah, Qaddahiyyah dan Ghulat, mereka itu sesungguhnya bukan Syiah tapi disebut Syiah oleh orang-orang yang memusuhi Syiah. Hal ini memang seringkali fitnah itu dialamat kan kepada Syiah Imamiah 12 ( Mulai dari zaman Imam Ali Bin Abi Thalib s/d zaman kita ini, dimana Imam Mahdi sedang dalam keadaan ghaib al kubra) 

Untuk lebih jelas silakan baca literatur berikut ini:


Dalil tentang : Utamanya Para Imam Ahlulbait dari para Malaikat.

 Ucapan Rasulullah saw tentang Lebih Utamanya Para Imam Ahlulbait dari para Malaikat.

 Ash-Shaduq telah meriwayatkan di dalam kitab al-‘Ilal dan kitab Ikmal ad-Din, juga dalam bab 26 dari kitab “Uyun ar-Ridha, dari Abul Qasim Hasan bin Muhammad bin Sa’id al-Hatsimi al-Kufi, di masjidnya di kota Kufah, pada tahun 354 Hijriyah, dari Furat bin Ibrahim bin Furat al-Kufi, dari Muhammad bin Ali bin Ahmad al-Hamadani, dari Abul Fadhl Abbas bin Abdullah al-Bukhari, dari Muhammad bin Qasim bin Ibrahim bin Abdullah bin Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr, dari Abdussalam bin Shalih al-Harawi, dari Ali bin Musa ar-Ridha, dari ayahnya Musa bin Ja’far, dari ayahnya Ja’far bin Muhammad, dari Ayahnya Muhammad bin Ali, dari Ayahnya Ali bin Husain, dari Ayahnya Husain bin Ali , dari Ayahnya Ali bin Abi Thalib yang berkata, Rasulullah saw telah bersabda :

 “Allah tidak menciptakan makhluk yang lebih utama dariku dan lebih mulia dariku.”

 Ali as berkata, “Wahai Rasulullah, mana yang lebih utama, engkau atau Jibril…?”

 Rasulullah saw menjawab, “Wahai Ali, sesungguhnya Allah SWT telah mengutamakan para nabi dan para rasul-Nya atas para malikat-Nya, dan Dia telah mengutamakan aku atas seluruh para nabi dan para rasul. Adapun keutamaan setelahku adalah milik engkau hai Ali dan para imam sesudahmu. Sesungguhnya para malaikat adalah pelayan kita dan pelayan para pecinta kita.

 “Hai Ali, sesungguhnya para malaikat pengangkat ‘Arsy dan para malaikat yang ada di sekelilingnya, semuanya bertasbih sambil memuji Tuhan mereka, dan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman kepada wilayah kita.

 “Hai Ali, sekiranya tidak ada kita niscaya Allah tidak akan menciptakan Adam dan Hawa, surga dan neraka, dan langit dan bumi. Bagaimana kita tidak lebih utama dari malaikat padahal kita telah mendahului mereka dalam mengesakan dan mengenal Allah SWT, dalam bertasbih, mensucikan dan bertahlil kepada-Nya. Karena yang pertama diciptakan oleh Allah adalah roh kita, lalu Allah menjadikan kita berbicara dengan mengesakan dan mengagungkan-Nya.

 “Kemudian Allah menciptakan para malaikat. Manakala mereka melihat roh kita sebagai sebuah cahaya mereka mengagungkan kita, maka kita bertasbih kepada Allah supaya para malaikat tahu bahwa kita adalah salah satu dari makhlik Allah dan bahwa dia terbebas dari sifat-sifat kita, maka para malaikat pun bertasbih kepada Allah mengikuti tasbih kita dan mensucikan Allah dari sifat-sifat kita.”

 “Manakala mereka melihat besarnya kedudukan kita, maka kita bertahlil supaya para malaikat tahu bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa kita adalah mahluk dan bukan tuhan yang wajib di sembah bersama Allah atau tidak bersama-Nya maka para malikat pun mengucapkan La ilaha Illallah.

 “Manakala para malaikat melihat besarnya tempat kita, maka kita membesarkan Allah ( mengucapkan Takbir ) supaya para malikat tahu bahwa Allah lebih besar dari dapat di gapai oleh tempat yang besar.”

 “Manakala para malikat melihat kemuliaan dan kekuatan yang telah Allah jadikan untuk kita, maka kamipun mengucapkan Lahauwla wala quwwata illa billah, supaya para malaikat tahu bahwa kita tidak menpunyai daya dan kekuatan kecuali dengan daya dan kekuatan Allah.”

 “Manakala para malaikat melihat berbagai nikmat yang diberikan Allah kepada kita dan mewajibkan makhluq untuk menaati kita, maka kami mengucapkan Alhamdulillah, supaya para malaikat tahu bahwa merupakan hak Allah atas kita untuk mengucapkan segala puji bagi Allah atau segala nikmatnya, maka para malaikat pun mengucapkan Alhamdulillah,”

 “Dengan perantaran kita mereka mendapat petunjuk untuk dapat mengenal Allah meng-Esakan-Nya, bertasbih kepada-Nya, bertahlil kepada-Nya, memuji dan mengagungkan-Nya.”

 “Kemudian Allah menciptakan Adam lalu meletakan kita di tulang sulbinya. Kemudian Allah memerintahkan para malikat bersujud kepada Adam sebagai penghormatan dan pengaguman kita.”

 “Sujud para malaikat pada Allah merupakan ibadah kepada-Nya sedangkan sujud mereka kepada Adam merupakan penghormatan dan ketaatan karena kita berada di tulang sulbinya. Bahgaimana kita tidak lebih utama dari para malaikat padahal mereka semua telah sujud kepada Adam.”

 “Manakala aku di mikhrajkan ke langit, jibril mengumandangkan adzan dua kali-dua kali dan mengumandangkan iqomah dua kali-dua kali. Kemudian dia berkata kepadaku, “Maju, hai Muhammad.”

 “Aku berkata kepadanya, “Wahai Jibril, “Apakah aku perlu mendahuluimu…?”

 “Jibril berkata, “Tentu. Karena Allah telah mengutamakan para nabi-Nya atas seluruh malaikatnya, dan terutama telah mengutamakanmu. ‘Maka aku maju dan menjadi imam Sholat bagi mereka. Tidak ada kesombongan disini.”

 “Ketika kami telah sampai kepada tirai cahaya, jibril berkata kepadaku, “Maju, Wahai Muhammad, ‘lalu Jibril mundur dariku, “Aku berkata dalam keadaan seperti ini engkau meninggalkanku, ‘Jibril berkata, ‘Wahai Muhammad ini batas akhirku. Allah telah menetapkan batas akhirku sampai tempat ini jika aku melewatinya niscaya sayapku terbakar, karena telah melanggar batas-batas Allah.”

 “Kemudian tuhanku mendorongku kedalam cahaya hingga aku sampai ketempat Masya Allah dari ketinggian kerajaan-Nya kemudian aku di panggil wahai Muhammad.” Aku menjawab, ‘Aku menyambut seruan-Mu dan siap menerima perintah-Mu, wahai tuhanku, Maha Suci dan Maha Tinggi Engaku,.’

 “Lalu aku diseru kembali, ‘Hai Muhammad, engkau hambaku dan Aku Tuhanmu, hanya kepada-Ku engkau menyembah dan hanya kepada-Ku engkau bertawakal. Engakau adalah cahaya-Ku ditengah hamba-hamba-Ku, rasul-Ku kepada para makhlu-Ku, dan hujjah-Ku atas ciptaan-Ku. Aku ciptakan surga bagi orang yang mengikutimu dan Aku ciptakan neraka bagi orang yang menentang dan melawanmu. Aku wajibkan kemulian-Ku bagi para wasihmu dan Aku wajibkan ganjaran-Ku bagimu.”

 “Aku berkata. “Siapakah para wasihku…?:”

 “Maka terdengar seruan, ‘Wahai Muhammad, para wasihmu tertulis pada tiang Arsy. ‘

 “Maka di hadapan tuhanku aku melihat kearah arsy, diasana aku melihat ada dua belas cahaya, dan pada masing-masing cahaya terdapat garis hijau dimana tertulis diatasnya nama seseorang wasihku. Yang pertama Ali bin Abu Tholib dan yang terakhir Mahdi dari ummatku.”

 “Aku berkata, ‘Wahai Tuhanku, apakah mereka ini para wasihku sepeninggalku..?’

 “Lalu terdengar seruan, ‘Hai Muhammad, mereka itu para wali-Ku, para kekasih-Ku, para sahabat sejati-Ku, dan para hujjah-Ku atas makhluk-Ku. Mereka adalah para wasih dan khalifahmu, dan makhluk terbaik-Ku setelah kamu. Demi kemulian dan keagungan-Ku, Aku akan menangkan agama-Ku dengan perantaraan mereka, Aku akan tinggikan kalimat-Ku dengan perantaraan mereka, dan Aku akan bersihkan bumi-Ku dari musuh-musuh-Ku dengan perantaraan yang terakhir dari mereka, dan Aku akan jadikan dia sebagai pemilik bumi belahan barat dan bumi belahan timur, serta Aku akan tundukan baginya angin dan awan yang susah di atur, Aku akan mengangkatnya dari sebab akibat, Aku akan menolongnya dengan tentara-Ku, dan Aku akan membantunya dengan para malaikat-Ku, hingga seruan-Ku menjadi tinggi dan dia mampu menghimpun seluruh makhluk-Ku dalam meng-Esakan-Ku. Kemudian Aku akan kekalkan kekuasaanya, dan Aku akan gilirkan hari-hari diantara para wali-Ku hingga hari kiamat.”

 ====================================

 Musa bin Abdullah, penyusun Kitab ini berkata, “Hadist ini shohih dan dapat di percaya.” Hadist ini datang dalam bentuk redaksi yang berbeda-beda, namun isi kandungannya mutawatir dan di sepakati di kalangan imamiyah. Mereka mempunyai beragam teks dan seluruh penggalan hadis ini. Kami tidak dapat menyebutkan semuanya…..

 (karena panjangnya penjelasan ini, maka saya cukupkan sampai di sini )

 ( Refensi dari kitab. “Madinah al-Balaghah” Bab.5, hal 150-153 )

 

Kamis, 28 April 2011

SEPERTINYA PBB SELALU GAGAL UNTUK MELINDUNGI PIHAK YANG TERZALIMI


KALAU PBB TIDAK MAMPU MENJALANKAN MISINYA 
LEBIH BAIK DIBUBARKAN SAJA
HAL ITU SAMA SAJA SEPERTI ANAK-ANAK YANG MEMILIKI ORANG TUA
YANG SEHARUSNYA MELINDUNGI MEREKA
TETAPI SEBALIKNYA JUSTERU SEPAK TERJANG ORANG TUA 
SANGAT MENYEBALKAN. 


Bismillaahirrahmaanirrahiim 

PBB adalah lembaga Internasional yang terbesar dan terutama tetapi lembaga ini nampaknya macam harimau tidak bertaring. Dulu sebelum muncul Republik Islam Iran, satu satunya negara yang vokal memprotes ketimpangan PBB adalah Libya. Ketika itu Muammar Gaddafi bukan saja memprotes ketidak berdayaan PBB dalam mengambil keputusan yang menyangkut ketimpangan Zionis dan Pendukungnya akan tetapi Gaddafi juga mengancam akan mendirikan PBB tandingan jika AS dan 4 negara lainnya memiliki hak veto di lembaga tersebut. Sayangnya Gaddafi tidak punya nyali ketika AS menghantam teluk Sidra. Gaddafi lansung balik stir, merapatkan diri dengan Husni Mubarrak, konconya Zionis sampai hari ini.

Masih terngia-ngia di telinga kita kata almarhum Imam Khomaini, memperingatkan AS ketika paska serangan teluk Sidra, hendak menyerang teluk Parsi: "AS boleh saja coba-coba belajar di teluk Parsi tetapi mereka harus ingat bahwa teluk Parsi tidak pernah sama dengan teluk Sidra". Apa yang diperingatkan Imam Kho maini terebukti realitanya dimana ketika Fantom AS hendak membebaskan sanderanya di RII, dengan perto longan Allah semua fantom tersebut menghantam gunung kapur Iran. Ketika sang Imam menyaksikannya, beliau berkata dalam pidatonya di pagi itu: "Seolah-olah perang Badar terulang kembali". 

Dulu ketika Rasulullah, Muhammad saww mempertahankan diri dari serangan kaum yang belum mengenal Tuhan yang sesungguhnya, Allah swt menurunkan para Malaikat untuk mengimbangi musuh yang lebih banyak. Ini bermakna Allah senantiasa bersama orang-orang yang beriman kepadaNya. Ketetapan Allah swt tetap bersama orang-orang beriman bukan saja dulu tetapi kapan saja termasuk di zaman kita sekarang ini. Fenomena ini menjadi pegangan bagi orang-orang yang mau berpikir secara benar bahwa Allah baru menolong suatu komunitas apabila syaratnya sudah terpenuhi. Hal ini sesuai dengan kalamnya:""Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Sesungguhnya Allah tidak akan merobah keadaan sesuatu kaum (baca bangsa) sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia"(Q.S. Ar Ra'du:11)

Ayat diatas adalah ayat muhkamat (Qat'i), bukan ayat mutasyabihat yang sukar dipahami kecuali "Ulul albab" (Para Imam). Ayat tersebut sangat jelas maksudnya. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Ayat tersebut ada hubungannya dengan hukum sebab akibat. Pastinya Platform kita secara mayoritas belum betul. Aqidah kita secara mayoritas belum benar, Ideology kita juga secara mayoritas belum benar. Perlu digarisbawahi, secara mayoritas.

Keadaan yang ada pada komunitas yang keliru terhadap Allah merupakan syarat agar Allah mau menolong suatu kaum atau komunitas. Sesungguhnya tidak terlalu sukar untuk kita temukan negara mana yang memenuhi syarat hingga Allah swt telah membantunya dan tetap membantu selama negara tersebut tetap konsekwen mentaati Allah swt. Akan tetapi disebabkan banyaknya para alimpalsu yang bermunculan di seluruh Dunia, membuat kebanyakan manusia kabur mata hatinya hingga tidak mampu mendeteksi negara mana yang mendapat bantuan dan redha Nya. Sebagai contoh lihat saja bagaimana situasi Timur Tengah dan Afrika bisa demikian lama dikuasai oleh rezim-rezim zalim hingga mampu membungkem usaha apapun untuk menggulingkannya, kecuali baru sekarang ini. Ketika hsndwsp masih di Acheh - Sumatra sekitar 20 tahun yang lalu, kepada siapaun kita beritahukan bahwa Itu Arab bukan lagi Arab Nabi Muhamkmad tetapi Arab Abu Lahab, mereka tetap tidak percaya. Hadist Nabi yang berbunyi: "Yang benar tetap benar walaupun keluar dari mulut anak yang masih ingusan", tidak berlaku untuk mereka renungkan. Artinya mereka mengira bahwa yang benar itu keluar dari mulut orang yang mereka sangkakan "Alim", sementara hsndwsp bukan orang "alim" tetapi orang biasa kalau tidak dikatakan "orang kecil". Kelebihan hsndwsp mungkin hanya mau berpikir dan berpikir.

Suatu hari diadakan ceramah maulid Nabi. Sang Ustaz sampai menangis ketika mengatakan bahwa dulu Acheh Serambi Mekkah, sekarang kenapa sudah terbalik. Ketika itu seorang anak muda dai Kampung Busu Beureunuen -. Sigli datang menghampiri: "Tidak usah menangis Ustaz, Acheh masih tetap sebagai Serambi Mekkah tetapi Mekkah sekarang tidak sama lagi dengan Mekkah dulu. Jadi Acheh juga mengikuti Mekkah yang sudah berobah". Anak muda tadi memahami situasi Acheh dan Mekkah yang tidak Islami lagi tetapi kebanyakan para "Alim Palsu" masih saja mengira Mekkah masih seperti dulu. Sebaliknya Iran pra Revolusi sama kondisinya dengan Arab yang tidak Islami tetapi Iran paska Syhah Reza Palevi adalah Iran yang redha Allah swt.

Mengapa kawasan Arab dan Afrika demikian lama terbenam dalam kesesatan? Siapakah yang membuat mereka exist dalam kesesatan? Alim palsu. Apakah mereka tidak menuntut ilmu agama di pesantren-pesantren atau Dayah-dayah? Malah sebahagian besar dari mereka gurunya pesantren atau dayah. Kalau begitu bagaimana mungkin mereka bisa sesat dan menyesatkan pihak lain? Sepertinya memang tidak mungkin tetapi itulah realitanya. Untuk ini kita harus belajar bagaimana mungkin ulama sekaliber Bal'am di zaman Nabi Musa dan Harun tidak memihak kepada Utusan Allah tetapi memihak kepada penguasa Zalim (Firun). Demikian juga lah para ulama di zaman kita ini berpihak kepada penguasa zalim hingga membuat rakyat banyak demikian lama terlena dalam pengaruh ulama palsu tersebut. 

Disamping lembaga "Ulama" yang menjadi pendukung utama rezim-rezim zalim yang membuat rakyat terhambat untuk berevolusi masih ada lembaga tertinggi Dunia yang bernama PBB dimana fungsinya untuk melindungi semua bangsa hingga tidak terzalimi tetapi ironisnya lembaga tersebut tidak konsekwen terhadap tugas yang seharusnya mereka emban. Kita manusia yang sadar sudah seharusnya mengkritisi PBB agar tidak digunakan pihak tertentu untuk menjalankan konspirasi jahat. Kita juga tentu terbatas kesabarannya untuk sekedar mengkritisi saja. Kita sadar apa artinya kritikan kita kalau PBB tetap saja bungkam seperti tidak punya nyali sedikitpun dalam melawan kesewenang-wenangan kaum arogan Dunia hingga fungsi PBB melenceng dari lembaga pembela kemanusiaan menjadi lembaga non kemanusiaan alias "Basyar" makhluk yang sekedar exist di Dunia ini, tidak pernah mengalami esensi.

Billahi fi sabililhaq

hsndwsp
di Ujung Dunia




Besok, Perempuan Iran Protes Kekerasan di Bahrain
Perempuan Iran akan turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada sesamanya di Bahrain, yang terus-menerus menjadi korban pelanggaran pasukan pemerintah Manama.

Aksi protes akan digelar pada hari Jumat (29/4) mengikuti seruan organisasi perempuan Iran dan masyarakat. Langkah itu juga sejalan dengan aksi mengutuk pembunuhan menyedihkan atas umat Islam yang tak berdosa di Bahrain, kata Dewan Koordinasi Pembangunan Islam dalam sebuah pernyataan, IRNA melaporkan pada hari Rabu (27/4).

Demonstrasi itu akan mengutuk pembunuhan, pelecehan dan penyiksaan terhadap perempuan Bahrain oleh pasukan keamanan Arab Saudi, sebagai pendukung setia rezim Al Khalifa.

Dewan tersebut menyeru kepada seluruh rakyat Iran, khususnya perempuan untuk memberi dukungan kepada masyarakat Bahrain dan terus mengutuk kejahatan kemanusiaan di negara Teluk Persia itu.

Penghancuran masjid, pembakaran lembaran al-Quran dan penyerangan terhadap perempuan, adalah tindakan tidak manusiawi yang dilakukan pasukan Saudi dan Bahrain.

Kekerasan terhadap demonstran telah memicu kemarahan umat Islam dan aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia, sementara PBB dan lembaga internasional lainnya gagal untuk mengambil langkah-langkah guna menghentikan pelanggaran HAM di Bahrain.

Puluhan pengunjuk rasa tewas dan sejumlah lainnya terluka dalam aksi penumpasan pemerintah terhadap demonstrasi damai sejak kebangkitan dimulai di Bahrain pada pertengahan Februari.

Banyak wartawan, blogger, dokter, pengacara dan aktivis oposisi juga ditahan sebagai bagian dari kampanye luas untuk menggagalkan protes anti-rezim di negara itu. (IRIB/RM/PH)





Selasa, 26 April 2011

APAKAH KEBENARAN HAKIKI DAPAT DITEMUKAN TANPA MELIBATKAN "KEHADIRAN" PEMILIK ALAM SEMESTA?


BERBICARA KEBENARAN DALAM SUATU KOMUNITAS 
TIDAK PERNAH BERHASIL 
SELAMA PETUNJUK ALLAH SWT YANG DIWAKILI ORANG-ORANG YANG BENAR JALAN HIDUPNYA DILUPAKAN 
AKIBATNYASETIAP KELOMPOK MENGKLAIM MEREKALAH YANG BENAR
hsndwsp 
Acheh - Sumatra



 Bismillaahirrahmaanirrahiim

 Kita telah sama-sama menyaksikan bahwa persoalan Libanon tidak terlepas dari campur tangan Zionis yang tidak pernah berhenti selama mereka masih dibuka peluang untuk menghancurkan komunitas Islam. Zionis dengan konspirasi jahatnya mendapat support dari orang-orang Islam yang sudah terlanjur masuk perangkap Zionis. Kita juga sama-sama telah mengamati bagaimana zionis bereaksi di dalam komunitas Palestina, justeru sebahagian orang Palestina memiliki sepak terjang yang menguntungkan zionis itu sendiri. Justeru itulah zionis dengan mudahnya menzalimi komunitas Palestina. Silakan lihat di http berikut ini bagaimana orang yang berla gak pemimpin Palestina "memasukkan bola ke gawangnya sendiri":


(http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=32635), apalagi zionis itu disam ping mendapat support kuat AS dan sekutunya, juga bergabung dalam konspirasi jahat rezim-rezim Timur Tengah dan Afrika Utara yang sedang digulingkan rakyatnya masing-masing sekarang ini. Disebabkan konspirasi jahat ini jugalah Persoalan bangsa Palestina tidak pernah selesai

Persoalan Libanon identik juga dengan persoalan Palestina. Kita telah sama-sama menyaksikan ketika zionis memperluas jhajahannya ke Libanon justeru Hizbullahlah yang mampu meluluh lantakkan zionis walaupun zionis mendapat dukungan AS dan sekutunya ditambah konspirasi jahatnya dengan rezim-rezim Arab tadi. Kita telah sama-sama menyaksikan bagaimana konbspirasi jahat zionis merangkul Saat Hariri untuk memfitnah Hizbullah dalam kasus teror terhadap orang tua Saat Hariri. Kita telah sama-sama menyaksikan bagaimana persoalan tersebut dipercayakan kepada suatu pengadilan yang tidak indsependen, dimana pengadilan tersebut juga merupakan konspirasi jahat untuk memfitnah Hizbullah yang menteror orang tua Saat Hariri. Dalam kasus ini kita juga menyaksikan bagaimana lugunya Saat Hariri dengan mudah masuk perangkap zionis, kalau tidak kita katakan dungu.

 Alhamdulillah pemerintah Libanon yang mendapat support Hizbullah terbuka mata hati hingga mampu melihat konspirasi jahat yang sedang dimainkan zionis dengan memanfaatkan pengadilan yang tidak independent tersebut. Realitanya Hizbullah dalam hal ini mewakili "wakil Tuhan" sebagaimana dinyatakan Allah sendiri ketika Dia hendak mengangkat seorang wakil Nya di Bumi, dimana para Malaikat mempertanyakan pertum pahan darah yang bakal diaplikasikan manusia di planet Bumi ini. Komunitas Hizbullah memiliki visi yang ta jam, mampu melihat apa yang terjadi dalam fenomena di Libanon dan bahkan di seluruh Dunia. Sejarah memang membuktikan Hizbullah berasal dari Republik Islam Iran. Apabila Hariri dan pendukungnya yang lugu itu tidak sependapat dengan Hizbullah dengan alasan pengaruh RII, andaikata Hariri tetap dipertahankan sebagai perdana menteri Libanon, kutub yang bersebrangan politiknya kan bisa juga memprotes Hariri yang masuk perangkap zionis, AS dan sekutunya?

Lalu bandingkanlah antara perspektif Hizbullah dan perspektif Hariri, mana yang benar-benar mewakili "kaca mata" Allah, ketika kita berbicara "Wakil Tuhan" di muka Bumi. Berbicara kebenaran juga tidak terlepas dari berbicara kutub "Qabil" dan kutub "Habil" di permukaan planet Bumi ini. Ketika persoalan Habil dan Qabil kita analisa dengan seksama, disana kita dapat menemukan dengan jelas bahwa sejak pertama manusia pecah menjadi 2 kutub, yang satu menempatkan diri sebagai "Penindas", sementara yang lainnya sebagai korbannya. Melalui analisa ke 2 kutub manusia yang berbeda sepak terjang itulah di zaman kita ini terlihat dengan jelas mana kubu Qabil dan mana kubu Habil dan ke kubu mana pula kita menempatkan diri ketika kita melihat 2 kutub yang kontraversi di zaman kita ini. Satu hal yang perlu kita akui bahwa masing-masing kubu atau kutub, mengklaim bahwa merekalah yang benar.

 Justeru itu kita tidak akan pernah menemukan kebenaran sejati andaikata kita fokuskan persoalan tersebut pada platform "Demokrasi". Alasannya kalau kita kumpulkan manusia seluruh Dunia pastikan bahwa hanya 2 milkyar saja yang percaya kepada Pemilikj Dunia dan Alam semesta (Monotheis) dari lebih-kurang7 milyar penduduk Bumi yang Politheis dan Atheis. Dari 2 milyar yang monotheis itu masih banyak juga yang diper tanyakan konsekwensinya. Apabila demokrati tolok ukur kebenaran pastilah melenceng ketika kita mengam bil kesimpulan- Andaikata pemilihan Nabi di Arab dulu diserahkan kepada penduduk Arab yang tidak perca ya kepada Allah swt, dapat dipastikan Muhammad bin Abdullah tidak lebih dari 7 suara sedangkan suara ma yoritas akan dimiliki Musailamatul Kazzab. Selanjutnya lihatlah http beriket ini:

http://achehkarbala.blogspot.com/2009/09/basyar-adalah-makhluk-yang-tidak.html
 
Berdasarkan keterangan diatas terbuktilah bahwa keliru 180 derajat ketika kita mengukur kebenaran suatu fenomena dengan "kaca mata" Demokrasi. Sayang sekali sepertinya kebanyakan politikus Dunia sekarang ini sedang digiring kekancah yang keliru dalam melihat fenomena "kebenaran". Justeru itu mereka tidak akan menemukan kebenaran sejati kecuali mereka terperangkap dalam kebenaran "semu" yang penuh bias.

Demikianlah persoalan sebahagian rakyat Libanon yang ikut-ikutan meniru revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara tetapi tidak memahami "Esensi" daripada revolusi tersebut. Semoga pendukung Saat Hariri sadar bahwa justeu Hariri yang lugu tidak sadar terperangkap dalam konspirasi jahat kaum zionis Dunia.

 Dulu Dunia juga terbagi kepada 2 superpower, Parsi dan Romawi. Sementara negara-negara lainnya tidak terlepas dari tarikan orbit 2 superpower tersebut: (
http://achehkarbala.blogspot.com/2010/01/keturunan-rasulullah-yang-membawa.html). Islam muncul sebagai tunas "Hijau" (Ghurabak) diantara "ranting-ranting yang kering" (2 superpower yang saling kontraversi). Fenomena tersebut juga kita saksikan di zaman kita ini dimana Republik Islam Iran muncul sebagai "Ghurabak" diantara AS dan Sofyet Uni. Ini adalah analisa secara Ideologis bukan analisa demokratis. Persepsi ini dapat ditemukan andaikata kita termasuk dalam kutub yang meyakini bahwa para Utusan Allah (Rasulullah) tanpa kecuali adalah para ideolog. Mereka adalah manusia-manusia yang berwajah "Merah" (pakai istilah Syahid DR Ali Syariati, rausyanfkr yang belum ada duanya yang mampu meluluh lantakkan asumsi Barat yang sebelumnya sangat dikagumi penduduk Dunia).

Sementara para Ilmuwan yang bersatu padu dalam system Taghut yang menzalimi kaum dhuafa adalah manusia-manusia yang "berwajah pucat", dimana mereka kerap terperangkap dengan pandangan "demokrasi" bukan poandangan Tuhan, Pemilik Alam Semesta. Manusia yang berwajah pucat kerap beranggapan keliru terhadap manusia-manusia yang berwajah merah. Sebetulnya ini merupakan persepsi 2 kutup manusia, Qabil dan Habil. Qabil menyulap agama yang dimiliki orang tuanya (Adam dan Hawa) hingga sirna esensinya. Dengan kekuatan yang dimilikinya "Qabil - Qabil" di zaman kita ini mengklaim bahwa merekalah yang benar sementara manusia kutup lainnya memahami pasti bahwa mereka yang mengandalkan kekuatan bukanlah manusia yang benar. Manusia dari kutub yang sadar ini haqqul yakin bahwa "yang menang belum tentu benar, yang benar pasti menang". Qabil memang menang atas Habil tetapi Qabil tidak benar. Kesudahannya Qabil masuk Neraka. Habil dikalahkan Qabil tetapi Habil berada di pihak yang benar. Justeru itu Habil masuk Surga kelak.

Kesimpulannya, marilah kita buka mata kita lebar-lebar pihak manakah yang benar diantara pengikut Saat Hariri dan pengikut Hizbullah di Libanon. Andaikata kita mampu menganalisa dengan benar kutub mana yang benar di Libanon, kita akan mapu juga memahami fenomena mana yang benar diantara AS dan sekutunya dan
Republik Islam Iran serta pendukungnya.
http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=32635

http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=32635

Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia


 

Senin, 25 April 2011

KEBERANIAN BANGSA BAHRAIN MENGHADAPI KESYAHIDAN ADALAH PROTOTIPE KEBERANIAN KELUARGA IMAM HUSSEIN AS






TRAGEDI BAHRAIN MERUPAKAN DUPLIKAT DARIPADA TRAGEDI 
DI PADANG KARBALA 
DIMANA SAAT BERLANGSUNGNYA PEMBANTAIAN 
 TERHADAP 
KELUARGA RASULULLAH SAWW DI KARBALA IRAK 
BANYAK JUGA ORANG ISLAM YANG MENGETAHUI KEBENARAN IMAM HUSSEIN DAN KEZALIMAN TENTARA YAZID BIN MUAWIYAH. 
TETAPI MEREKA TETAP SAJA BUNGKAM 
MENYAKSIKAN TRAGEDI TERSEBUT 
KECUALI HUR BIN 'ABDULLAH
hsndwsp
Acheh - Sumatra


 
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Mengapa Rakyat Bahrain Paling Tertindas?
Mencermati transformasi terbaru Timur Tengah dan politik kontradiktif sejumalh negara-negara Barat dan Arab dalam menyikapinya, dapat diukur tingkat ketertindasan dan kemazluman rakyat Bahrain. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei saat bertemu dengan ribuan rakyat provinsi Fars menegaskan, "Dalam transformasi terbaru kawasan Timur Tengah, rakyat Bahrain yang paling terzalimi."

"Protes rakyat Bahrain sah dan tepat. Bila seseorang yang memiliki cara pandang benar mengenai kondisi rakyat Bahrain, bentuk pemerintahan dan cara para penguasa memanfaatkan kekuasaan, pasti ia mengutuk perilaku pemerintah Bahrain menumpas rakyatnya," ungkap Rahbar.

"Langkah yang ditempuh pemerintah Bahrain dalam menyikapi rakyatnya jelas-jelas salah," kata Rahbar "Karena tindakan semacam ini hanya akan menambah kemarahan rakyat. Bila kemarahan menggumpal dan tumpah, pada waktu itu pemerintah sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi."

Masih terkait Bahrain, Ayatullah Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Selain pemerintah Bahrain, pihak asing yang mengirimkan pasukannya ke Bahrain juga salah melangkah."

Melihat transformasi terbaru Timur Tengah, pernyataan Rahbar mengenai ketertindasan bangsa Bahrain semakin nampak jelas.

Ketika Tarek el-Tayeb Mohamed Ben Bouazizi, pemuda Tunisia yang membakar dirinya di depan gedung walikota Tunisia-menjadi pemicu revolusi di Timur Tengah-negara-negara Barat mendukung para diktator Arab dan membantu larinya diktator Tunisia dari negaranya.

Selanjutnya, ketika tiba giliran lengsernya diktator Hosni Mubarak, sekalipun pada awalnya Amerika mendukung sekutu lamanya dan secara transparan menuntut agar ia tetap berada pada kekuasaannya. Namun setelah melihat gelombang kemarahan rakyat Mesir tidak kunjung surut, Amerika memilih untuk meninggalkan sekutu lamanya itu seorang diri.

Revolusi akhirnya sampai di pintu gerbang Libya. Kali ini, bukan hanya teman dekat Barat Kolonel Muammar Gaddafi, diktator Libya yang membelakanginya, tapi ternyata malah bangkit mengangkat senjata dan melawan. Mereka baru teringat untuk melindungi rakyat tertindas Libya dari tangan besi Gaddafi. Benar, negara-negara Barat berperang di Libya untuk kebebasan. Tapi bukan untuk membebaskan rakyat Libya, tapi untuk membebaskan minyak milik rakyat. Ketika Berlusconi, Sarkozy, Obama dan Merkel menyaksikan Libya akan terlepas dari kendali mereka, para penguasa Barat itu pun langsung mengambil tindakan agar jangan sampai sumur-sumur minyak Libya dinasionalisasi.

Bahrain; Tragedi Kemanusiaan

Negara kecil Bahrain hari-hari ini menyaksikan kejahatan paling keji dari para penguasa Arab. Puncak kejahatan yang dilakukan bukan hanya membantai umat Islam negara ini, tapi telah terjadi penistaan simbol-simbol kesucian agama oleh pasukan Arab Saudi dan Bahrain.

Pembantaian massal yang terjadi di Bahrain perlahan-lahan menjadi pemandangan biasa. Sementara pada awalnya, kebangkitan rakyat hanya bertujuan terjadinya reformasi di negara ini, namun reaksi pemerintah benar-benar sadis. Menyusul kebangkitan rakyat Bahrain, pasukan asing juga memasuki negara ini. Tapi kehadiran mereka bukan untuk membela rakyat, tapi justru untuk menumpas aksi-aksi rakyat dan melindungi kepentingan penguasa dinasti al Khalifa.

Kejahatan yang terjadi di Bahrain tidak berhenti pada pembantaian massal. Pasukan keamanan Bahrain dan Arab Saudi di pekan-pekan terakhir justru menyerang dan menghancurkan masjid, husainiyah dan membakar al-Quran. Menurut data yang ada, sekitar 50 masjid dan 50 husainiyah dirusak serta 14 al-Quran yang dibakar.

Penangkapan warga revolusioner makin ditingkatkan. Tidak tanggung-tanggung, tentara menembaki para demonstran dengan peluru tajam. Para tentara bayaran Arab Saudi melakukan tindakan tidak manusiawi dengan memperkosa sebagian tahanan politik. Rumah-rumah sakit tidak luput dari kejahatan mereka. Para tentara bayaran ini melarang pihak medis untuk membawa mereka yang terluka ke pusat-pusat pengobatan. Ini semua hanya sebagian dari bukti kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Bahrain.

Lembaga HAM dan Barat Hanya Menjadi Penonton

Kesadisan dinasti al-Saud dan al-Khalifa di Bahrain hanya satu sisi dari tragedi kemanusiaan yang menimpa negara ini. Namun apa yang paling memalukan adalah bungkamnya lembaga-lembaga hak asasi manusia dan negara-negara Barat yang mengklaim sebagai pelindung HAM. Sikap diam ini telah berubah menjadi dukungan bagi para diktator Arab untuk menumpas kebangkitan rakyat Bahrain.

Berbeda dengan apa yang terjadi di Libya. Senator John McCain melawat Libya menuntut diakuinya kelompok revolusioner Libya. Sementara Robert Gates, Menteri Pertahanan AS dan Jeffrey Feltman, Deputi Menteri Luar Negeri AS urusan Timur Dekat saat mengunjungi Bahrain justru mengeluarkan perintah agar pemerintah lebih keras menumpas aksi demonstrasi rakyat.

Berbarengan dengan lawatan itu, Menteri Luar Negeri Amerika, Hillary Clinton secara implisit menyatakan dukungannya terhadap pembantaian rakyat Bahrain sekaligus menegaskan bahwa Amerika komitmen menjamin keamanan negara-negara Arab Teluk Persia.

Lembaga-lembaga HAM lebih memilih diam di hadapan peristiwa pembantaian massal yang terjadi di Bahrain. Bila terpaksa angkat suara, mereka hanya merasa cukup dengan merilis statemen. Sungguh ironis, lembaga-lembaga HAM yang begitu getol bersuara dan menggunakan segala cara untuk menyelamatkan seorang perempuan yang melakukan pembunuhan, ternyata diam menyaksikan pembantaian rakyat Bahrain yang bangkit menuntut hak-haknya sebagai warga negara. Mulai dari PBB, OKI, Liga Arab, Uni Eropa, Komisi HAM PBB dan lembaga-lembaga HAM lainnya lebih memilih bungkam selama bangsa Bahrain ditumpas dengan keji.

Ketertindasan rakyat Bahrain tidak berhenti pada sikap bungkam para pengaku pelindung hak asasi manusia. Media-media regional dan bahkan internasional yang mengklaim dirinya sebagai media independen ternyata juga memilih untuk memboikit fenomena pembantaian massal. Televisi Arab Saudi al-Arabiya misalnya, lebih tertarik membenarkan intervensi militer Arab Saudi di Bahrain, bahkan secara transparan mendukung intervensi itu.

Anehnya, terkait pemberitaan kebangkitan rakyat Bahrain, media-media internasional kebanyakan mengambil sikap yang sama. Bertentangan dengan kode etik jurnalistik, media-media ini berusaha menyelewengkan kebangkitan rakyat Bahrain dan menyebut gerakan revolusioner mereka sebagai konflik Syiah dan Sunni. Televisi BBC malah menyebut para demonstran Bahrain sebagai pelaku kerusuhan dan terang-terangan memihak rezim al-Khalifa. Padahal mayoritas Syiah dan minoritas Sunni di Bahrain bahu-membahu untuk membebaskan negaranya dari cengkeraman rezim al-Saud dan al-Khalilfa.

Cara pandang berbeda sebagian negara dan organisasi-organisasi regional dan internasional terhadap Bahrain dan transformasi yang terjadi di sana membuat ketertindasan yang dialami oleh rakyat Barat semakin besar. Rakyat yang menuntut haknya mendapat tekanan paling biadab, tapi semua diam seribu bahasa menyaksikan pembantaian itu, bahkan sebagian negara malah mendukung tindakan represif rezim al-Khalifa. Tampaknya ketakutan akan meluasnya revolusi rakyat Bahrain ke negara-negara Arab lainnya membuat mereka terpaksa mengambil sikap demikian.
Bagaimana menurut Anda?
(IRIB/SL/MZ)
Last Updated ( Monday, 25 April 2011 16:52 ) 


TRAGEDY BAHRAIN a duplicate THAN TRAGEDY IN PADANG Karbala during SLAUGHTER FAMILIES WHERE Rasoolullah in Karbala IRAQ TOO MANY PEOPLE KNOW THE TRUTH THAT ISLAM Imam Hussein tyranny ARMY AND BIN Yazid Muawiyah. BUT THEY ARE FIXED UNLESS SUCH TRAGEDY silent witness Hur BIN ABDULLAH
hsndwsp
Aceh - Sumatra 


Why Bahrain the Most Oppressed People?
Observing the recent transformation of the Middle East and contradictory political sejumalh Western countries and Arab in react, to measure the level of oppression and the people of Bahrain kemazluman. Iran's Islamic Revolution Leader Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei during a meeting with thousands of people of the province of Fars asserted, "In recent transformation Middle East region, Bahrain's most oppressed people."

"Protest and legitimate right of the people of Bahrain. When a person who has the right perspective about the condition of the people of Bahrain, form of government and how the authorities use the power, he would crush the Bahrain government condemned the behavior of its people," said Rahbar.

"Steps taken by Bahrain government in addressing its people is clearly wrong," Rahbar said "Because such actions will only increase the anger of the people. When the anger spilled clot and, at that time the government has been unable to do anything else."

Still related to Bahrain, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei said, "Apart from the government of Bahrain, foreign parties who send troops into Bahrain was also one step."

Seeing the recent transformation of the Middle East, Rahbar statement about the oppression the people of Bahrain increasingly apparent.

When Tarek el-Tayeb Mohamed Ben Bouazizi, Tunisia youths who burned himself in front of the mayor of Tunisia-a trigger revolution in the Middle East-Western countries supporting Arab dictators and help the flight of the dictator of his country Tunisia.

Furthermore, when the time came for the fall of dictator Hosni Mubarak, even though at first the United States supports his old allies in a transparent and demand that he stays in power. But after seeing a wave of popular anger Egypt does not go retroactive, America chose to abandon his old allies alone.

Revolution finally arrived at the gate of Libya. This time, not just the West a close friend Colonel Muammar Gaddafi, the Libyan dictator who backs, but turned out to rise up arms and fight. They had remembered to protect the oppressed from the iron hand of Gaddafi's Libya. True, the Western countries to fight in Libya for freedom. But not to liberate the people of Libya, but to liberate people's oil. When Berlusconi, Sarkozy, Obama and Merkel watched Libya will slip from their control, the Western rulers were immediately take action to avoid Libyan oil wells were nationalized.

Bahrain; Humanitarian Tragedy

Bahrain small country these days witnessed the most heinous crimes of the Arab rulers. Top of crimes committed not only massacred the Muslims of this country, but there has been abuse of symbols of religious sanctity by the forces of Saudi Arabia and Bahrain.

Massacres that occurred in Bahrain slowly becoming common sights. While at first, the rise of reforms aimed only people in this country, but the government's reaction is really sadistic. Following the resurrection of the people of Bahrain, foreign troops were entering the country. But their presence is not to defend the people, but precisely in order to quell the actions of the people and protect the interests of the ruling al-Khalifa dynasty.

Crimes that occur in Bahrain did not stop the massacre. Security forces Bahrain and Saudi Arabia in recent weeks just to attack and destroy the mosque, Hosseiniyeh and burn the Koran. According to available data, about 50 mosques and 50 Hosseiniyeh destroyed and 14 al-Quran being burned.

Arrest revolutionary citizens increasingly enhanced. No half-hearted, the soldiers fired on demonstrators with live ammunition. The Saudi Arabian mercenaries inhumane act with raping some political prisoners. Hospitals are not spared from their crimes. The mercenaries are banning a medical party to bring the wounded to medical centers. It's all just part of the proof of crimes committed against the people of Bahrain.

Western human rights institution and Becoming Viewers Only

Sadism al-Saud dynasty and the al-Khalifa in Bahrain is only one side of the human tragedy that befell this country. But what is most shameful is the silence the institutions of human rights and Western countries who claim to be protectors of human rights. This reticence has been transformed into support for Arab dictators to quell the rise of the people of Bahrain.

Unlike what happened in Libya. Senator John McCain a visit Libya Libya demanded recognition of the revolutionary group. While Robert Gates, U.S. Defense Secretary and Jeffrey Feltman, U.S. Deputy Secretary of State Near East affairs during a visit to Bahrain would issue orders for the government to quell demonstrations harder people.

Coincided with the visit, Minister of Foreign Affairs, Hillary Clinton is implicitly expressed its support for the massacre of the people of Bahrain as well assert that the American commitment to guarantee the security of Arab countries of the Persian Gulf.

Human rights institutions prefer to stay silent in the face of mass slaughter of events that occurred in Bahrain. If forced to pick a voice, they just had enough with the release of statements. Ironically, human rights institutions are so keen voice and use every means to rescue a woman who committed the murder, was still witnessed a massacre of the people of Bahrain who rise up demanding their rights as citizens. Starting from the UN, OIC, Arab League, EU, UN Human Rights Commission and other human rights institutions prefer silence during the Bahrain crushed by cruel.

Oppression the people of Bahrain do not stop at the reticence of the stiffener protector of human rights. Media-regional and even international media who claim to be an independent media was also chosen to memboikit phenomenon of mass slaughter. Saudi Arabian television al-Arabiya for example, are more interested in justifying military intervention in Bahrain, Saudi Arabia, even in a transparent manner to support intervention.

Strangely, the people of Bahrain related news resurrection, the international media mostly took the same attitude. Contrary to the code of journalistic ethics, the media is trying to distort the resurrection of the people of Bahrain and call their revolutionary movement as Shiite and Sunni conflict. BBC television instead called on the demonstrators as rioters Bahrain and openly sided with al-Khalifa regime. Though the majority Shiites and minority Sunnis in Bahrain are bound to liberate his country from the clutches of al-Saud regime and al-Khalilfa.


Different perspective some countries and regional organizations and international against Bahrain and the transformation that occurs there makes oppression experienced by people of the greater West. People are demanding their rights are under pressure most barbaric, but all their silence witnessed the massacre, even some countries actually support the regime's repressive actions of al-Khalifa. It seems that fears of widespread popular revolt Bahrain to other Arab countries to make them forced to take such an attitude.
How do you think?

(IRIB / SL / MZ)
Last Updated (Monday, 25 April 2011 16:52)

Selasa, 12 April 2011

KEBANGKITAN RAKYAT TIMUR TENGAH DAN AFRIKA UTARA MERUPAKAN "KEMATIAN" BAGI ULAMA GADONGAN (BAL'AM)



TAK MUNGKIN ISLAM BANGKIT TANPA KEHADIRAN ULAMA WARIS NABI
(ULAMA WARASATUL AMBYIA)
TETAPI RAKYAT (UMMAH) MUNGKIN SAJA
MENGENAL
ULAMA YANG TIDAK ASLI
MELALUI INSPIRASI PARA ULAMA WARASATUL AMBYA
WALAUPUN DARI KAWASAN YANG JAUH 
 NAMUN DEKAT VIA INTERNET
hsndwsp
(Acheh - Sumatra)


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Terbukti memang Arab Saudi tidak dapat dijadikan tolok ukur ketika kita berbicara "Dunia Islam". Realitanya Arab Saudi berfungsi sebagai fenomena anti Islam. Yang paling fatal permasalahannya sebetulnya bukan bangsa Arab tetapi rezim yang berkuasa. Rakyat Arabia yang sadar adalah saudara kita. Mereka sama dengan rakyat Mesir, Bahrain, Yaman dan sebagainya. Mereka adalah korban system despotik yang sudah ratusan tahun, yang bermula dari korban sejarah. Islam tanpa system akan mengalami dekadensi, kecuali dikawasan tersebut muncul Ulama Warasatul Ambya atau Ulama waris Nabi Muhammad saww. Ideology Islam Palsu yang sudah tersebar ke seluruh Dunia, sudah mendarah daging hingga mustahil menemukan kebenarannya kembali tanpa kemunculan Ulama Warasatul Ambya.



Alhamdulillah Kebangkitan Rakyat di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara "mengundang" orang Islam di seluruh Dunia untuk merenungkan kembali Esensi Islam yang murni. Sebetulnya tergantung sangat kepada kesadaran orang Islam sendiri untuk menganalisa Sejarah yang benar bukan sejarah yang ditulis oleh musuh-musuh Islam.



Pertama sekali saya yakin semua orang Islam memahami bahwa yang namanya komunitas Islam murni pasti berkarakter Rahmatan lil Alamin (baca kesejahteraan bagi seluruh Dunia). Dengan menggunakan pijakan konsep yang sederhana ini saja dapat membuat se seorang mampu memahami mana fenomena komunitas Islam yang sesungguhnya. Di setiap komunitas (baca negara) yang mayoritas penduduknya beragama Islam, pasti terdapat suatu lembaga yang lazim disebut "Lembaga Ulama". Lembaga ini berfungsi sebagai tulang punggung penguasa. Para Ulama adalah panutan Ummah, mereka sangat dihormati dan di patuhi disebabkan demikian tinggi kharismanya di tengah-tengah masyarakat. Justeru itu secara filosofis bukan militer yang paling menentukan kelanggengan suatu system atau negara tetapi para Ulama yang memiliki kharisma, menjadi pendukung nomor wahid, bagi suatu pemerintahan.



Yang menjadi akar permasalahan disini, apakah lembaga Ulama tersebut terdiri dari Ulama Warasatul Ambya yang bertanggung jawab untuk membuat komuni tas "Rahmatan lil Alamin" atau ulama palsu yang fungsinya adalah sebagai "Pembius" bagi rakyat yang tidak kritis terhadap lembaga tersebut.

Sebagai contoh baru-baru ini "Ulama" dalam lembaga pemerintah Saudi berfatwa bahwa melawan Muammar Gaddafi adalah haram hukumnya. Fatwa ulama tersebut tidak hanya berlaku buat Gaddafi tetapi termasuk penguasa Saudi, Mesir, Bahrain, Yaman dan sebagainya. Fatwa semacam itu sudah berlaku ratusan tahun yang lalu. Bayangkan betapa ampuhnya fatwa sang "Ulama" yang membuat rakyat kawasan demikian lama terlena dalam kondisi serba terzalimi. Baru sekaranglah rakyat bangkit untuk melawan kesewenang-wenangan rezim-rezim despotik di kawasan.

Sekarang terbukti bahwa semua lembaga ulama di kawasan Timur Tengah dan Afrika bukan lembaga ulama warasatul Ambya tetapi ulama palsu atau ulama "Bal'am". Iro nisnya rezim-rezim despotik yang mendapat support kuat ulama gadongan tersebut di manfaatkan kekuatan hegomoni Dunia yang arogan untuk merusak komunitas Islam diseluruh Dunia, betapa hebatnya konspirasi ini.



Saya pribadi memahami esensi ini melalui pemikiran DR Ali Syariati, rausyanfkr Iran yang mampu meluluhlantakkan asumsi pemikiran Barat yang sangat dikagumi Dunia sebelumnya. Dalam bukunya yang berjudul "Haji" Syariati dengan mantap sekali membongkar kepalsuan "Trinitas" dalam dunia Islam. Dari hasil analisa buku tersebut saya telah mengambil inspirasi yang saya tuangkan dalam 4 artikel yang saya berikan judul "Esensi Haji". Pembaca dapat menemukan di:
Perlu digarisbawahi bahwa para Ulama Warasatul Ambya mustahil menempatkan diri dalam lembaga ulama dimana penguasanya adalah rezim despotik. Andaikata suatu komunitas atau negara dikuasai oleh rezim despotik, para Ulama Warasatul Ambya memilih berdiri di luar system sebagaimana kita saksikan para Ulama Irak di masa Saddam Husein dan para Ulama Iran di masa Shah Reza Pahlevi. (alasytar, Acheh - Sumatra)


Politikus Iran: Negara Arab Takut Kebangkitan Islam
Hossein Sobhani-Nia, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran menyatakan bahwa negara yang memusuhi Iran ketakutan atas merebaknya kebangkitan rakyat menentang penguasa despotik. Sobhani-Nia hari Kamis (7/4) menandaskan, negara di kawasan tidak segan-segan menghalalkan segala cara untuk menumpas tuntutan rakyatnya dan hal ini disebabkan mereka ketakutan atas kebangkitan Islam. 

Ia menekankan dukungan spiritual bangsa Iran terhadap rakyat pecinta kebebasan di dunia. Dijelaskannya, pasca kemenangan revolusi Islam, bangsa Iran secara spiritual menilai mendukung seluruh bangsa dunia, yang menginginkan kebebasan sebagai tugas mulia dan kewajiban mereka. Menurutnya, hal inilah yang mendorong Iran mendukung perjuangan rakyat Bahrain.

Ia menambahkan, statemen anti-Iran para pejabat Arab tidak memiliki bobot dan mereka tidak layak untuk merilis pernyataan apapun setelah membantai rakyat Bahrain. Sementara itu, para menteri luar negeri Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) hari Ahad lalu di akhir sidangnya di Arab Saudi, menyatakan kekhawatirannya atas intervensi Iran di kawasan. (IRIB/MF)
http://www.presstv.ir/


Ini penjelasan Wali Negara Acheh - Sumatra, DR Tgk Hasan Muhgammad di Tiro tentang prinsip kemerdeka an sesuai Al Qur-an, sebagai Pedoman Hidup bangsa Islam, Orang Jawa yang dicela wali disini adalah Jawa dalam system despotik Indonesia. Sedangkan orang Islam Jawa diluar system tersebut tidak berbeda dengan orang Islam Acheh dan orang Islam West Papua. Hal ini sesuai firman Allah sendiri, dimana tidak lebih bangsa Arab diatas bangsa Ajam (asing) kecuali disebabkan "Taqwa". Realitanya orang Acheh yang menerima "penipuan" penguasa Indonesia via MoU Helsinki sama despotiknya dengan orang jawa yang bersatupadu dalam system Taghut Despotik Indonesia. Catatan ini diperlukan agar orang Islam Jawa yang baik tidak salah paham. (hsndwsp, Acheh - Sumatra). . . . . . . Ralat: (Yang dimaksudkan Wali Surah an Nisa' ayat 76) Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)





For God's sake!

Minggu, 10 April 2011

SADIS DAN TIDAK TOLERAN TERHADAP PEMELUK AGAMA YANG MINORITY ADALAH PENYAKIT KEMANUSIAAN

 RUMAH KAUM DHUAFA YANG DIJAUHKAN DARI PEMBENDAHARAAN NEGARA
ANDAIKATA BANGSA ACHEH - SUMATRA BEBAS DARI PENJAJAHAN
INDONESIA LALU DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN YANG ADIL
RATA-RATA RUMAH RAKYAT SEPERTI INI

Bismillaahirrahmaanirrahiim



MAAFKAN SAYA KALI INI TERPAKSA MEMBEBERKAN KETIMPANGAN
WAHABI  DAN SYSTEM DESPOTIK
SEBAGAI PENYAKIT UTAMA KEMANUSIAAN
DISEBABKAN MEREKA TERLALU SADIS TERHADAP
KAUM MINORITY DAN KAUM DHUAFA
hsndwsp 
(Acheh - Sumatra)



Yang seperti ini namanya bukan Sunni tetapi Wahabi. Sungguhpun mereka tidak mengaku Wahabi, yakinlah itu ciri-ciri Wahabi tidak siap berbeda paham dengan komunitas lain. Dimana saja penduduk suatu negara mayoritas Wahabi, ulama mereka menjadi penyokong nomor wahid terhadap penguasa, biarpun penguasa tersebut despotic. Tugas utama mereka memberikan fatwa untuk melanggengkan kekuasaan majikannya (System Taghut Zalim) sebagaimana kita saksikan di Timur Tengah sekarang, ulama Wahabi berfatwa haram hukumnya melawan penguasa yang masih shalat. Mereka juga berfatwa secara langsung kepada penguasa tertentu seperti fatwa mereka, haram melawan Muammar Gaddafi yang juga despotic. Hal tersebut bertenta ngan dengan info dari Allah swt:  

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (QS. 107:4)  (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. 107:5) dan orang-orang yang berbuat riya # (QS. 107:6)

# Riya ialah melakukan suatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Bagaimana mungkin benarnya shalat rezim yang despotik dimana mereka tidak tunduk patuh kepada Allah tetapi tunduk patuh kepada thaghgut.
 
Di zaman sekarang rakyat sudah sadar bahwa itu agama Yaziddin, pembantai keluarga Rasulullah. Rakyat di negara negara yang penguasanya menggunakan ulama Wahabi sebagai tulang punggungnya, dapat dipastikan bahwa rakyat hidup menderita ekonomi secara mayority. Ketika timbul kesadaran rakyat untuk menggu lingkan penguasa, ulama Wahabi siap "membius" kaum dhuafa atau rakyat di akar rumput bahwa haram hukumnya melawan penguasa yang masih shalat, apa lagi sudah beberapa kali Naik Haji dimana pertunjukan haji juga dipimpin oleh ulama wahabi. "!Kemiskinan itu ujian Allah buat kita untuk menggapai Surga kelak. Untuk  mencegah kezaliman penguasa, berdoalah kepada Allah dengan do'a Tolak Bala".

Bagaimana caranya tuan Bal'am?  "Telungkuplah tangan kalian ketika berdoa agar Allah menjauhkan kalian dari mala petaka". Bal'am menambahkan lagi "Doa itu adalah senjata orang mukmin". Begitulah tipu muslihat ulama gadongan hingga rakyat mayoritas dapat terlena kecuali muncul Ulama warasatul ambya ditengah-tengah mereka hingga rakyat memahami bahwa pendukung rezim despotic itu bukan ulama tetapi badut-badut yang berpenampilan ulama. Mereka memakai jubbah Rasulullah tetapi isi kepalanya adalah Amru bin Ask, sipenipu licik dalam sejarah Islam. Justeru itulah rakyat di Timur Tengah begitu lama berada dalam sekapan penguasa zalim dengan dukungan ulama Wahabi atau dikenal juga secara filosofis sebagai ulama "Bal'am".

Kebrutalan suatu komunitas mayority terhadap komunitas minority seperti Wahabi di Indonesia terhadap minority Ahmadiah adalah kesalahan yang sangat fatal dalam beragama. Artinya itu tidak mencirikan mental orang mukmin. Betapa terkutuk perbuatan seperti itu sampai ketingkat membakar Mesjidnya. Ironisnya lagi kaum Wahabi itu seringkali menuduh Syiah meng kafir kan pihak lain, padahal justeru merekalah yang sering meng kafir kan pihak lain. Coba lihat bagaimana ketika mereka dalam kondisi brutal meng kafir kan pengikut Ahmadiah di Indonesia:;"Usir, mereka itu kafir", demikian kita dengar berkali-kali disiarkan oleh TV Aljazeera. Kami Syiah pantang meng kafir kan orang lain kecuali pihak lain duluan meng kafir kan kami. Kalau mau lihat ukuran suatu komunitas, lihatlah di negara-negara yang mayority Syiah, adakah mereka meng kafir kan komunitas minority? Realitanya di Republik Islam Iran dan Irak Syiah bersaudara dengan Sunni non Wahabi dan dengan non Islam sekalipun, namun Wahabi yang minoritas di negara yang Pemimpinnya orang Syiah, mereka berlaku hypocrite.

Ada satu hal teramat penting untuk digaris bawahi bahwa semua pemeluk agama memiliki "perasaan yang sama". Sekali lagi kita ulang "Perasaan yang sama" dalam beragama. Artinya setiap pemeluk agama meyakini persis bahwa "agama merekalah yang benar". Ini perlu digaris bawahi, kenapa?  Sebab perasaan ini sering disalah tafsirkan oleh orang yang keliru dalam memahami hakikat bera gama. Mereka beranggapan bahwa "semua agama itu sama".  Anggapan seperti ini sering dilontarkan oleh orang-orang "tinggi" pendidikannya di Indonesia. Esensi daripada perasaan semua pemeluk aga ma sama adalah, bahwa keyakinan orang Sunni merekalah yang benar, keyakinan orang Syiah mereka lah yang benar, keyakinan orang Ahmadiah merekalah yang benar, keyakinan orang Kristian mereka lah yang benar, keyakinan orang Hindu merekalah yang benar, demikianlah seterusnya dan seterusnya.

Semua pemeluk agama yang berbeda satu sama lainnya hidup bersaudara dalam negara manapun. Demikianlah seharusnya bukan menganggap orang yang berbeda agama atau mazhab dengan kita sebagai musuh.  Musuh dari komunitas agama apapun sesungguhnya adalah rezim despotic. Rezim despotiklah akar permasalahan kemanusiaan di planet Bumi ini. Musuh orang Islam bukan Kristian atau Budha dan Hindu tetapi rezim zalim seperti regime - regime yang sedang digulingkan oleh rakyatnya masing-masing di Timur Tengah dan Afrika Utara. Kezaliman regime-regime itulah yang merupakan penyakit dari segala penyakit kemanusiaan. Musuh Sunni bukan Syiah dan bukan Ahmadiah seperti di Indonesia tetapi MUI sendiri yang menjadi tulang punggung setiap penguasa yang menguasai kekayaan rakyat jelata. Makanya jangan heran ketika MUI berfatwa hanya Ahmadi ah saja yang sesat tetapi tidak pernah berfatwa pejabat yang korup itu sebagai pencuri berdasi.

MUI itu juga tidak memahami hakikat Surah al Maidah ayat 44, 45 dan 47, kenapa? Sebabnya mereka sudah tertutup mata hati disebabkan terlalu lama bersatupadu dengan penguasa yang menzalimi hak kaum dhuafa. Lihatlah kaum dhuafa Indone sia di kawasan-kawasan kumuh yang kerap rumah mereka digusur tanpa mendapat ganti rugi yang layak. Sementara DPR pun diam seribu satu bahasa. Lihatlah kaum Dhuafa Indonesia di gubuk-gubuk derita dan juga di Acheh - Sumatra sementara rumah-rumah DPR mentreng dan hidup diatas penderitaan rakyat jelata. Lihatlah kaum dhuafa Indonesia yang tinggal di bawah titi kota Metropolitan. Apakah mereka semua bukan pemilik kekayaan negara Indonesia? Mengapa badut-badut itu tidak pernah sadar sampai banyak masyarakat Dunia yang menamakan Indone sia sebagai Republik Maling? Kenapa tidak pernah berfatwa tentang kezaliman majikan mereka?

Kembali ke persoalan pokok tadi: 
Apabila kita baca buku-buku Kristian disana pasti kita temukan keterangan-keterangan yang menyatakan agama Islam itu sesat, demikian juga apabila orang Kristian membaca buku-buku orang Islam pasti akan menemukan penjelasan-penjelasan bahwa agama kristian itu sesat. Kalau kita baca buku-buku agama Hindu atau  Budha juga akan kita temukan penjelasan-penjelasan bahwa agama yang lain sesat. Inilah esensi daripada perasaan pemeluk setiap agama itu sama. Apa bila orang non Syiah membaca blog Acheh Karbala mereka juga akan menemukan penjelasan-penjelasan yang tidak menyenangkan mereka. Secara ideology lazimya ahli agama tidak membahas semua agama sesat dalam buku-buku mereka tetapi hanya agama yang dianggap besar kemungkinan dapat mempengaruhi pengikut agama mereka sajalah yang perlu dibeberkan, kenapa? Sebabnya agama yang diketahui mayoritas pengikutnya tidak benar hanya buang-buang waktu saja untuk mengupas kesesatannya.

Dari itu saya menghimbau kepada setiap ahli agama dan pengikutnya, janganlah anda menjadi brutal kepada pemeluk agama atau aliran yang berbeda dengan pemahaman anda ketika anda baca keterangan yang tidak mengenakkan perasaan anda di dalam buku-buku mereka atau di dalam site-site mareka. Sebabnya itu adalah keyakinan dari setiap pemeluk agama. Logisnya anda juga membahas hal-hal yang bertentangan dengan pemahaman agama pihak lain di buku-buku anda atau di site-site anda, itu adalah hak anda yang tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun. Ini berlaku bagi orang-orang yang memahami hakikat "toleransi". Apabila kita tidak memahami hakikat ini, sungguh terjadi pertumpahan darah dimana-mana disebabkan perbedaan agama, kenapa?  Sebabnya di setiap negara sekarang ini tiidak pernah ada lagi penduduknya yang terdiri dari satu saja agama mereka. Dengan kata lain setiap negara penduduknya terdiri dari orang-orang yang berfariasi agamanya.

Baru-baru ini di Jerman ada pejabat yang berkampanye bahwa Islam itu berbahaya. Namun realita nya di Jerman itu ada orang kristian sendiri yang memprotes kekeliru an pejabat tersebut, bahkan ada juga pejabat lainnya tidak pernah setuju dengan pernyataan pejabat sebelumnya. Rakyat Jerman yang membela kaum Muslimin type masyarakat yang toleran. Mereka memahami persis bahwa di negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim, Kristian adalah minoritas. Logikanya kalau pejabat mereka dibenarkan berpikiran seperti itu, di negara yang penduduknya mayority Muslim juga akan bertindak serupa terhadap kaum minority. Apabila kondisi seperti itu dibenarkan, kacaulah semua negara -negara di planet Bumi ini.

Kemudian lihat lagi di AS, juga sering muncul baik dari pejabat maupun dari masyarakat biasa demiki an negatif anggapan mereka terhadap pemeluk Islam tetapi banyak juga masyarakat biasa yang beraga ma Kristian membela kaum Muslimin dan bahkan dari kalangan pejabat juga ada yang tidak setuju pikiran yang tidak toleran pejabat yang lain terhadap kaum Muslimin. Apa yang pernah terjadi di Jerman, AS dan juga di Perancis, sering juga muncul di negara-negara lainnya perasaan yang tidak toleran tersebut.  Seperti di Inggeris baru-baru ini, malah Kameron sendiri pernah salah paham terhadap pemeluk agama lain, namun cepat teratasi ketika muncul pihak lainnya yang beragama Kristian yang toleran sesama pemeluk agama yang berbeda.

Baru baru ini saya mendapat info dari Acheh - Sumatra bahwa ada aliran sesat  hingga mereka berlaku sadis terhadap pihak yang dianggap sesat itu, persis seperti wahabi di Pulau Jawa, Indonesia yang sangat brutal terhadap pengikut Ahmadiah yang minority. Ketika seseorang menanyakan kepada saya, benarkah mereka itu sesat? Saya katakan bahwa pihak yang mengatakan kepada minority itu sesat, sesat juga. Salahnya pihak yang mayoritas tersebut ketika mereka berlaku arogan dan brutal terhadap pihak yang dianggap sesat itu. Saya ini insya Allah Syiah Imamiah 12, pastinya meyakini 100 persen bahwa agama sayalah yang benar sebagaimana uraian saya diatas sebagai perasaan setiap pemeluk agama. Sebaliknya saya juga tidak marah ketika membaca buku-buku mereka yang menganggap Syiah sesat. Yang tidak dapat dibenarkan membeberkan kesesatan pihak lain secara langsung dalam bermasyarakat, apa lagi berlaku arogansi dan brutalitas yang atau sesungguhnya dipicu oleh pemahaman yang salah dalam beragama atau sering juga disebut fanatik buta.

Andaikata suatu komunitas membuat pengajian tentang suatu agama yang kita anggap sesat menurut keyakinan kita, bijaksanakah kita berlaku brutal terhadap mereka?. Seharusnya kita juga membuat pengajian menurut keyakinan kita sendiri. Ini mencirikan agama kita siap berkompetisi. Tetapi andaikata kita tidak siap berkompetisi, terindikasi agama kita tidak benar, kenapa musti menuduh pihak lain sesat secara brutal, lalu menghalalkan berbagai cara demi tercapai ambisi kita yang keliru. Andaikata sempat terbunuh seorang saja dari komunitas yang kita anggap sesat tersebut, seluruh komunitas kita akan menerima kerugian yang sangat fatal dari Allah swt. Hal ini sesuai dengan info dari Allah swt sendiri:

"Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain 411, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia selu ruhnya 412. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara menusia seluruhnya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (keterangan-keterangan) yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesu dah itu 413 sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi". (QS. 5:32)

Realitanya memang selalu muncul sikap yang tidak toleran sesama pemeluk agama yang berbeda, apalagi dipicu oleh orang jahat yang berlaku fitnah. Misalnya ada orang Islam yang membakar mesjid ketika mereka berlaku zalim terhadap orang Kristian, misalnya. Tujuan jahat orang tersebut agar dianggap masyarakat ramai, orang Kristian yang bakar Mesjid tersebut, hingga terjadilah pertikaian yang sangat disesali. Demikian juga terkadang pihak non Islam membakar tempat ibadah mereka dengan harapan agar masyarakat mayoritas non Islam salah paham kepada minoiritas Islam. Tragedi seperti itu tidak akan pernah terjadi kalau pemerintah suatu negara adil terhadap pemeluk agama manapun. Pemimpin di Suatu system negara yang benar bukan saja melindungi masyarakat seagama dengan mereka tetapi juga terhap pemeluk agama apapun, tetap berlaku adil. Dalam system negara seperti itu dapat dipastkan bahwa kekayaan negara benar-benar milik siapa saja yang menjadi warga negara tersebut bukan hanya isapan jempol tetapi realitanya . Konsekwensinya setiap warga menda patkan finansialnya secara adil.

Banyak juga negara yang senantiasa kalimat "kekayaan negara milik rakyat" selalu terdengar di mulut penguasa dan konco-konconya tetapi hanya sebatas teory  John Loock saja, sementara realitanya rakyat mayoritas hidup menderita ekonominya. Logikanya ekonomi atau finansial adalah faktor utama yang menentukan aman tidak nya rakyat dalam suatu negara, kenapa?. Ketika seluruh rakyat mendapatkan haknya dari pemerintah mereka, semua orang tua sanggup menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke Perguruan Tinggi, apa lagi kalau biaya pendidikan gratis sejak dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi serta dilengkapi lagi dengan Pustaka Keliling yang juga gratis. Pabila kondisi masyarakat atau rakyat seperti itu, membuktikan bahwa kekayaan negara benar-.benar milik rakyat sedangkan pemerintah merupakan wakil rakyat dalam hal mengatur dan mengelola kekayaan negara. Rakyat yang berfariasi agamanya pasti tolesan dan tidak pernah ribut, sebab semua mereka pasti mendapat pelajaran toleransi secara mantap di hampir jenjang pendidikan sekolah mereka. Penjelasan seperti ini dapat anda baca di http ini:


Kita tutup tulisan ini dengan kalam Allah swt: "Lakum diinukum waliadin" yang artinya "Bagimu agamamu dan bagiku agamaku" (QS, 109 : 6) (hsndwsp, Acheh - Sumatra)

Komunitas NU Protes Pengusiran Syiah di Sampang
 Komunitas Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) yang berpusat di Jawa Timur menyatakan keprihatinannya atas diskriminasi atas kelompok Syiah di Sampang. Koordinator Presedium JIAD, Aan Anshori ketika dihubungi IRIB menjelaskan, "JIAD adalah komunitas independen yang melibatkan para santri, masyarakat NU dan aktivis LSM di Jawa Timur. Komunitas didirikan untuk menentang segala bentuk diskriminasi."

Sebagaimana dirilis situs resmi JIAD, komunitas ini mengeluarkan pernyataan yang menyikapi peristiwa yang terjadi di Sampang. Berikut ini adalah pernyataan pers JIAD: Siaran Pers Jaringan Islam Anti Diskriminasi Jawa Timur Terkait Pengusiran Komunitas Syi'ah di Desa Karang Gayam Omben Sampang Madura Siaran Pers Jaringan Islam Anti Diskriminasi Jawa Timur
No. 19/JIAD/IV/2011

Setelah kelompok Ahmadiyah, kini target persekusi atas nama keyakinan kembali menimpa komunitas Syiah di desa Karang Gayam Omben Sampang. Sebanyak lebih dari 100 warga Syiah terancam diusir dari desa tersebut karena dianggap sesat. Upaya teror dan intimidasi berupa penyesatan kerap diterima komunitas tersebut.

Kondisi warga Syiah Sumenep semakin terancam saat salah satu anggota Badan Silaturahmi Ulama Madura (BASRA) KH. Kholil Halim mendesak agar kelompok Syiah kembali ke ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah mainstream. Jika desakan tersebut tidak dipatuhi, BASRA memberikan 2 opsi kepada komunitas Syiah; pertama meminta agar meninggalkan Sampang tanpa disertai ganti rugi lahan/asset apapun. Kedua, akan dilakukan persekusi terhadap komunitas Syi'ah.

Menyikapi hal tersebut, Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Mengecam keras aksi intoleransi yang dilakukan oleh MUI, BASRA dan kelompok-kelompok lain terhadap komunitas Syiah. Upaya meng-Ahmadiyah-kan Syiah merupakan gerakan sistematis dari kelompok yang anti-Pancasila dan berniat mengganti ideologi bangsa ini menjadi berkiblat pada keyakinan tertentu. Di Jawa Timur gerakan ini setidaknya telah beberapa kali melakukan penyerangan terhadap komunitas Syiah antara lain di Bondowoso (2008), Sampang (2007), dan terakhir di Pasuruan (2011)

2. Mendesak kepada Kapolda Jawa Timur, Irjend (Pol) Untung S Radjab untuk secara sungguh-sungguh memberikan jaminan keamanan terhadap warga Syiah dan harta benda mereka serta segera menangkap aktor intelektual dibalik serangkaian penyerangan terhadap komunitas Syiah di Jawa Timur.

3. Menuntut kepada Gubernur Jawa Timur dan Bupati Sampang agar bersungguh-sungguh konsekuen menjalankan amanat konstitusi dalam memberikan jaminan kebebasan beragama/berkeyakinan di Jawa Timur dan Sampang.

4. Meminta kepada PWNU Jawa Timur untuk segera melakukan upaya preventif agar konflik sunni-syiah tidak meluas

5. Mendesak kepada seluruh elemen di wilayah Sampang untuk mengedepankan dialog dalam masalah ini untuk merumuskan solusi yang tidak melanggar hak asasi dalam beribadah/berkeyakinan.

Surabaya, 8 April 2011
Aan Anshori
Koordinator Presidium
(IRIB/AR/PH)