Selasa, 12 April 2011

KEBANGKITAN RAKYAT TIMUR TENGAH DAN AFRIKA UTARA MERUPAKAN "KEMATIAN" BAGI ULAMA GADONGAN (BAL'AM)



TAK MUNGKIN ISLAM BANGKIT TANPA KEHADIRAN ULAMA WARIS NABI
(ULAMA WARASATUL AMBYIA)
TETAPI RAKYAT (UMMAH) MUNGKIN SAJA
MENGENAL
ULAMA YANG TIDAK ASLI
MELALUI INSPIRASI PARA ULAMA WARASATUL AMBYA
WALAUPUN DARI KAWASAN YANG JAUH 
 NAMUN DEKAT VIA INTERNET
hsndwsp
(Acheh - Sumatra)


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Terbukti memang Arab Saudi tidak dapat dijadikan tolok ukur ketika kita berbicara "Dunia Islam". Realitanya Arab Saudi berfungsi sebagai fenomena anti Islam. Yang paling fatal permasalahannya sebetulnya bukan bangsa Arab tetapi rezim yang berkuasa. Rakyat Arabia yang sadar adalah saudara kita. Mereka sama dengan rakyat Mesir, Bahrain, Yaman dan sebagainya. Mereka adalah korban system despotik yang sudah ratusan tahun, yang bermula dari korban sejarah. Islam tanpa system akan mengalami dekadensi, kecuali dikawasan tersebut muncul Ulama Warasatul Ambya atau Ulama waris Nabi Muhammad saww. Ideology Islam Palsu yang sudah tersebar ke seluruh Dunia, sudah mendarah daging hingga mustahil menemukan kebenarannya kembali tanpa kemunculan Ulama Warasatul Ambya.



Alhamdulillah Kebangkitan Rakyat di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara "mengundang" orang Islam di seluruh Dunia untuk merenungkan kembali Esensi Islam yang murni. Sebetulnya tergantung sangat kepada kesadaran orang Islam sendiri untuk menganalisa Sejarah yang benar bukan sejarah yang ditulis oleh musuh-musuh Islam.



Pertama sekali saya yakin semua orang Islam memahami bahwa yang namanya komunitas Islam murni pasti berkarakter Rahmatan lil Alamin (baca kesejahteraan bagi seluruh Dunia). Dengan menggunakan pijakan konsep yang sederhana ini saja dapat membuat se seorang mampu memahami mana fenomena komunitas Islam yang sesungguhnya. Di setiap komunitas (baca negara) yang mayoritas penduduknya beragama Islam, pasti terdapat suatu lembaga yang lazim disebut "Lembaga Ulama". Lembaga ini berfungsi sebagai tulang punggung penguasa. Para Ulama adalah panutan Ummah, mereka sangat dihormati dan di patuhi disebabkan demikian tinggi kharismanya di tengah-tengah masyarakat. Justeru itu secara filosofis bukan militer yang paling menentukan kelanggengan suatu system atau negara tetapi para Ulama yang memiliki kharisma, menjadi pendukung nomor wahid, bagi suatu pemerintahan.



Yang menjadi akar permasalahan disini, apakah lembaga Ulama tersebut terdiri dari Ulama Warasatul Ambya yang bertanggung jawab untuk membuat komuni tas "Rahmatan lil Alamin" atau ulama palsu yang fungsinya adalah sebagai "Pembius" bagi rakyat yang tidak kritis terhadap lembaga tersebut.

Sebagai contoh baru-baru ini "Ulama" dalam lembaga pemerintah Saudi berfatwa bahwa melawan Muammar Gaddafi adalah haram hukumnya. Fatwa ulama tersebut tidak hanya berlaku buat Gaddafi tetapi termasuk penguasa Saudi, Mesir, Bahrain, Yaman dan sebagainya. Fatwa semacam itu sudah berlaku ratusan tahun yang lalu. Bayangkan betapa ampuhnya fatwa sang "Ulama" yang membuat rakyat kawasan demikian lama terlena dalam kondisi serba terzalimi. Baru sekaranglah rakyat bangkit untuk melawan kesewenang-wenangan rezim-rezim despotik di kawasan.

Sekarang terbukti bahwa semua lembaga ulama di kawasan Timur Tengah dan Afrika bukan lembaga ulama warasatul Ambya tetapi ulama palsu atau ulama "Bal'am". Iro nisnya rezim-rezim despotik yang mendapat support kuat ulama gadongan tersebut di manfaatkan kekuatan hegomoni Dunia yang arogan untuk merusak komunitas Islam diseluruh Dunia, betapa hebatnya konspirasi ini.



Saya pribadi memahami esensi ini melalui pemikiran DR Ali Syariati, rausyanfkr Iran yang mampu meluluhlantakkan asumsi pemikiran Barat yang sangat dikagumi Dunia sebelumnya. Dalam bukunya yang berjudul "Haji" Syariati dengan mantap sekali membongkar kepalsuan "Trinitas" dalam dunia Islam. Dari hasil analisa buku tersebut saya telah mengambil inspirasi yang saya tuangkan dalam 4 artikel yang saya berikan judul "Esensi Haji". Pembaca dapat menemukan di:
Perlu digarisbawahi bahwa para Ulama Warasatul Ambya mustahil menempatkan diri dalam lembaga ulama dimana penguasanya adalah rezim despotik. Andaikata suatu komunitas atau negara dikuasai oleh rezim despotik, para Ulama Warasatul Ambya memilih berdiri di luar system sebagaimana kita saksikan para Ulama Irak di masa Saddam Husein dan para Ulama Iran di masa Shah Reza Pahlevi. (alasytar, Acheh - Sumatra)


Politikus Iran: Negara Arab Takut Kebangkitan Islam
Hossein Sobhani-Nia, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran menyatakan bahwa negara yang memusuhi Iran ketakutan atas merebaknya kebangkitan rakyat menentang penguasa despotik. Sobhani-Nia hari Kamis (7/4) menandaskan, negara di kawasan tidak segan-segan menghalalkan segala cara untuk menumpas tuntutan rakyatnya dan hal ini disebabkan mereka ketakutan atas kebangkitan Islam. 

Ia menekankan dukungan spiritual bangsa Iran terhadap rakyat pecinta kebebasan di dunia. Dijelaskannya, pasca kemenangan revolusi Islam, bangsa Iran secara spiritual menilai mendukung seluruh bangsa dunia, yang menginginkan kebebasan sebagai tugas mulia dan kewajiban mereka. Menurutnya, hal inilah yang mendorong Iran mendukung perjuangan rakyat Bahrain.

Ia menambahkan, statemen anti-Iran para pejabat Arab tidak memiliki bobot dan mereka tidak layak untuk merilis pernyataan apapun setelah membantai rakyat Bahrain. Sementara itu, para menteri luar negeri Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) hari Ahad lalu di akhir sidangnya di Arab Saudi, menyatakan kekhawatirannya atas intervensi Iran di kawasan. (IRIB/MF)
http://www.presstv.ir/


Ini penjelasan Wali Negara Acheh - Sumatra, DR Tgk Hasan Muhgammad di Tiro tentang prinsip kemerdeka an sesuai Al Qur-an, sebagai Pedoman Hidup bangsa Islam, Orang Jawa yang dicela wali disini adalah Jawa dalam system despotik Indonesia. Sedangkan orang Islam Jawa diluar system tersebut tidak berbeda dengan orang Islam Acheh dan orang Islam West Papua. Hal ini sesuai firman Allah sendiri, dimana tidak lebih bangsa Arab diatas bangsa Ajam (asing) kecuali disebabkan "Taqwa". Realitanya orang Acheh yang menerima "penipuan" penguasa Indonesia via MoU Helsinki sama despotiknya dengan orang jawa yang bersatupadu dalam system Taghut Despotik Indonesia. Catatan ini diperlukan agar orang Islam Jawa yang baik tidak salah paham. (hsndwsp, Acheh - Sumatra). . . . . . . Ralat: (Yang dimaksudkan Wali Surah an Nisa' ayat 76) Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)





For God's sake!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar