Selasa, 12 Februari 2013

MASIH BANYAK ORANG KITA YANG BELUM MAMPU MEMAHAMI KALAU DIKATAKAN BAHWA PARA IMAM KHUSUS LEBIH TINGGI KEDUDUKANNYA DI SISI ALLAH SWT DARIPADA PARA MALAIKAT.


Dalil tentang : Utamanya Para Imam Ahlulbait
dari para Malaikat.
Ucapan Rasulullah saww tentang Lebih Utamanya Para Imam Ahlulbait dari para Malaikat.

 Ash-Shaduq telah meriwayatkan di dalam kitab al-‘Ilal dan kitab Ikmal ad-Din, juga dalam bab 26 dari kitab “Uyun ar-Ridha, dari Abul Qasim Hasan bin Muhammad bin Sa’id al-Hatsimi al-Kufi, di masjidnya di kota Kufah, pada tahun 354 Hijriyah, dari Furat bin Ibrahim bin Furat al-Kufi, dari Muhammad bin Ali bin Ahmad al-Hamadani, dari Abul Fadhl Abbas bin Abdullah al-Bukhari, dari Muhammad bin Qasim bin Ibrahim bin Abdullah bin Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr, dari Abdussalam bin Shalih al-Harawi, dari Ali bin Musa ar-Ridha, dari ayahnya Musa bin Ja’far, dari ayahnya Ja’far bin Muhammad, dari Ayahnya Muhammad bin Ali, dari Ayahnya Ali bin Husain, dari Ayahnya Husain bin Ali , dari Ayahnya Ali bin Abi Thalib yang berkata, Rasulullah saw telah bersabda :

“Allah tidak menciptakan makhluk yang lebih utama dariku dan lebih mulia dariku.”

Ali as berkata, “Wahai Rasulullah, mana yang lebih utama, engkau atau Jibril…?”

Rasulullah saw menjawab, “Wahai Ali, sesungguhnya Allah SWT telah mengutamakan para nabi dan para rasul-Nya atas para malikat-Nya, dan Dia telah mengutamakan aku atas seluruh para nabi dan para rasul. Adapun keutamaan setelahku adalah milik engkau hai Ali dan para imam sesudahmu. Sesungguhnya para malaikat adalah pelayan kita dan pelayan para pecinta kita.

“Hai Ali, sesungguhnya para malaikat pengangkat ‘Arsy dan para malaikat yang ada di sekelilingnya, semuanya bertasbih sambil memuji Tuhan mereka, dan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman kepada wilayah kita.

“Hai Ali, sekiranya tidak ada kita niscaya Allah tidak akan menciptakan Adam dan Hawa, surga dan neraka, dan langit dan bumi. Bagaimana kita tidak lebih utama dari malaikat padahal kita telah mendahului mereka dalam mengesakan dan mengenal Allah SWT, dalam bertasbih, mensucikan dan bertahlil kepada-Nya. Karena yang pertama diciptakan oleh Allah adalah roh kita, lalu Allah menjadikan kita berbicara dengan mengesakan dan mengagungkan-Nya.

“Kemudian Allah menciptakan para malaikat. Manakala mereka melihat roh kita sebagai sebuah cahaya mereka mengagungkan kita, maka kita bertasbih kepada Allah supaya para malaikat tahu bahwa kita adalah salah satu dari makhlik Allah dan bahwa dia terbebas dari sifat-sifat kita, maka para malaikat pun bertasbih kepada Allah mengikuti tasbih kita dan mensucikan Allah dari sifat-sifat kita.”

“Manakala mereka melihat besarnya kedudukan kita, maka kita bertahlil supaya para malaikat tahu bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa kita adalah mahluk dan bukan tuhan yang wajib mengabdi bersama Allah atau tidak bersama-Nya maka para malikatpun mengucapkan La ilaha Illallah.

“Manakala para malaikat melihat besarnya tempat kita, maka kita membesarkan Allah ( mengucapkan Takbir ) supaya para malaikat tahu bahwa Allah lebih besar dari dapat di gapai oleh tempat yang besar.”

“Manakala para malaikat melihat kemuliaan dan kekuatan yang telah Allah jadikan untuk kita, maka kitapun mengucapkan Lahauwla wala quwwata illa billah, supaya para malaikat tahu bahwa kita tidak menpunyai daya dan kekuatan kecuali dengan daya dan kekuatan Allah.”

“Manakala para malaikat melihat berbagai nikmat yang diberikan Allah kepada kita dan mewajibkan makhluq untuk menaati kita, maka kita mengucapkan Alhamdulillah, supaya para malaikat tahu bahwa merupakan hak Allah atas kita untuk mengucapkan segala puji bagi Allah atas segala nikmatNya, maka para malaikatpun mengucapkan Alhamdulillah,”

“Dengan perantaran kita mereka mendapat petunjuk untuk dapat mengenal Allah meng-Esakan-Nya, bertasbih kepada-Nya, bertahlil kepada-Nya, memuji dan mengagungkan-Nya.”

“Kemudian Allah menciptakan Adam lalu meletakan kita di tulang sulbinya. Kemudian Allah memerintahkan para malikat bersujud kepada Adam sebagai penghormatan dan pengaguman kepada kita.”

“Sujud para malaikat pada Allah merupakan ibadah kepada-Nya sedangkan sujud mereka kepada Adam merupakan penghormatan dan ketaatan karena kita berada di tulang sulbinya. Bahgaimana kita tidak lebih utama dari para malaikat padahal mereka semua telah sujud kepada Adam?.”

“Manakala aku dimikhrajkan ke langit, Jibril mengumandangkan adzan dua kali-dua kali dan mengumandangkan iqamah duakali-duakali. Kemudian dia berkata kepadaku, “Maju, hai Muhammad.”

“Aku berkata kepadanya, “Wahai Jibril, “Apakah aku perlu mendahuluimu…?”

“Jibril berkata, “Tentu. Karena Allah telah mengutamakan para nabi-Nya atas seluruh malaikatnya, dan terutama telah mengutamakanmu. ‘Maka aku maju dan menjadi imam Shalat bagi mereka. Tidak ada kesombongan disini.”

“Ketika kami telah sampai kepada tirai cahaya, jibril berkata kepadaku, “Maju, Wahai Muhammad, ‘lalu Jibril mundur dariku, “Aku berkata dalam keadaan seperti ini engkau meninggalkanku, ‘Jibril berkata, ‘Wahai Muhammad ini batas akhirku. Allah telah menetapkan batas akhirku sampai tempat ini jika aku melewatinya niscaya sayapku terbakar, karena telah melanggar batas-batas Allah.”

“Kemudian tuhanku mendorongku kedalam cahaya hingga aku sampai ketempat Masya Allah dari ketinggian kerajaan-Nya kemudian aku di panggil wahai Muhammad.” Aku menjawab, ‘Aku menyambut seruan-Mu dan siap menerima perintah-Mu, wahai Tuhanku, Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau,.’

“Lalu aku diseru kembali, ‘Hai Muhammad, engkau hambaku dan Aku Tuhanmu, hanya kepada-Ku engkau memperhambakan diri dan hanya kepada-Ku engkau bertawakal. Engkau adalah cahaya-Ku ditengah hamba-hamba-Ku, rasul-Ku kepada para makhlu-Ku, dan hujjah-Ku atas ciptaan-Ku. Aku ciptakan surga bagi orang yang mengikutimu dan Aku ciptakan neraka bagi orang yang menentang dan melawanmu. Aku wajibkan kemulian-Ku bagi para wasimu dan Aku wajibkan ganjaran-Ku bagimu.”

“Aku berkata. “Siapakah para wasiku…?:”

“Maka terdengar seruan, ‘Wahai Muhammad, para wasihmu tertulis pada tiang A'rasy. ‘

“Maka di hadapan Tuhanku aku melihat kearah A'rasy, disana aku melihat ada dua belas cahaya, dan pada masing-masing cahaya terdapat garis hijau dimana tertulis diatasnya nama seseorang wasiku. Yang pertama Ali bin Abi Thalib dan yang terakhir Mahdi al Muntazhar dari ummatku.”

“Aku berkata, ‘Wahai Tuhanku, apakah mereka ini para wasiku sepeninggalku..?’

“Lalu terdengar seruan, ‘Hai Muhammad, mereka itu para wali-Ku, para kekasih-Ku, para sahabat sejati-Ku, dan para hujjah-Ku atas makhluk-Ku. Mereka adalah para wasi dan khalifahmu, dan makhluk terbaik-Ku setelah kamu. Demi kemulian dan keagungan-Ku, Aku akan menangkan agama-Ku dengan perantaraan mereka, Aku akan tinggikan kalimat-Ku dengan perantaraan mereka, dan Aku akan bersihkan bumi-Ku dari musuh-musuh-Ku dengan perantaraan yang terakhir dari mereka, Dan Aku akan jadikan dia sebagai pemilik bumi belahan barat dan bumi belahan timur, serta Aku akan tundukkan baginya angin dan awan yang susah di atur, Aku akan mengangkatnya dari sebab akibat, Aku akan menolongnya dengan tentara-Ku, dan Aku akan membantunya dengan para malaikat-Ku, hingga seruan-Ku menjadi tinggi dan dia mampu menghimpun seluruh makhluk-Ku dalam meng-Esakan-Ku. Kemudian Aku akan kekalkan kekuasaanya, dan Aku akan gilirkan hari-hari diantara para wali-Ku hingga hari kiamat.”

====================================

Musa bin Abdullah, penyusun Kitab ini berkata, “Hadist ini shahih dan dapat di percaya.” Hadist ini datang dalam bentuk redaksi yang berbeda-beda, namun isi kandungannya mutawatir dan di sepakati di kalangan imamiyah. Mereka mempunyai beragam teks dan seluruh penggalan hadis ini. Kami tidak dapat menyebutkan semuanya…..

(karena panjangnya penjelasan ini, maka saya cukupkan sampai di sini )

Senin, 11 Februari 2013

KEPADA KAUM YANG LAIN DARI MEREKA YANG BELUM BERHUBUNGAN DENGAN MEREKA. DAN DIALAH YANG MAHA PERKASA LAGI BIJAKSANA (QS, 62 : 3)

KEPADA SAUDARAKU DI MESIR DAN TIMUR TENGAH PADA UMUMNYA
Orang Iran tidak pernah berkomentar seperti ini, sebab tidak layak mereka memberitahukan kita tentang kebenaran dan kebaikan mereka sendiri. Justeru itu pihak non Parsilah yang tepat menginfokan tentang keberadaan  mereka. 
hsndwsp
(Bangsa Acheh -.Sumatra)

Ketika Imam Khomaini mulai Revolusi, banyak pihak yang menganggap remeh, seolah-olah beliau tidak tepat untuk urusan tersebut. Bukan saja politikus Barat tetapi juga politikus dalam golongan Islam modernis juga meragukan kemampuan Imam. Hal ini disebabkan kebanyakan orang alim dalam agama hanya berkemampuan dibidang ritual saja. Dengan kata lain agamawan versi Abu Dzar Ghifari sepertinya sangat langka sekarang ini. Model Ilmuwan macam Ibnu Sina memang banyak bermunulan sampai hari ini tetapi type tersebut bukan modelnya untuk berevolusi. Type ilmuwan macam itu baru bermanfaat ketika revolusi sudah berhasil atau system Islam sudah Exist seperti Republik Islam Iran sekarang ini.

Realitanya prediksi politikus Barat dan politikus didikan barat (para modernis) keliru 180 derajat. Imam Khomaini bukan type ulama yang ritual semata tetapi juga Sosial sebagaimana diungkapkan Syahid DR Ali Syariati, rausyanfikr Iran bahwa Imam Khomaini adalah Ulama dua dymnensi (baca hablum minallah dan hablum minannas). Type Ulama seperti itulah yang disebut "Ulama warasatul ambya". Di Republik Islam Iran sekarang lumaian jumlah ulama type tersebut. Hal ini sesuai kata Imam sendiri saat pihak Barat merasa gembira ketika mendapat info bahwa Imam sudah mulai sakit-sakitan. Kata Imam bahwa pihak Barat boleh saja menginginkan kematian Khomaini tetapi mereka harus yakin bahwa seorang Khomaini yang mati, beribu "Khomaini" akan bermunculan.

Hari ini kita saksikan "Khomaini-khomaini" Iran berada disetiap jajaran pemerintahan hingga Barat kewalahan menghadapinya. Sering kita dengar bahwa revolusi Timur Tengah terinspirasi dari Revolusi Islam Iran. Saya sependapat, tinggal lagi Imam atau bintang revolusi yang tidak mereka miliki. Dari itu kesadaran Rakyat Timur Tengah sangat kita hargai, semoga mereka buat sementara "berimam" kepada Republik Islam Iran, agar revolusi tidak dibajak pihak lain.

Lihatlah bagaimana prinsip Imam Khomaini dan mendapat ikutan rakyat secara mantap bahwa ketika pihak Barat hendak berhubungan dengan pemerintah Iran, Imam dengan tegas mengatakan "Tidak". Barat berusaha masuk via presiden Abul Hasan Bani Sadr tetapi Imam cepat mengambil tindakan. Yang jelas pihak Barat yang dulu menjadi pendukung kuat Shah Reda Palevi, berdaya upaya agar pas ka tumbangnya penguasa despotik dapat mendekatkan diri dengan rakyat Iran, dimana tujuannya adalah untuk memba
jak revolusi.

Bangsa Parsilah namanya yang terkenal tajam pikirannya. Hal ini dapat dipelajari kelebihan mereka secara history bahwa keturunan Rasulullah saww  menjadi cikal bakal di Republik Islam Iran melalui perkawinan Imam Hussein bin Ali dengan Shahr Banu, putri raja Parsi. Perlu digaris bawahi bahwa tidak semua orang Iran sekarang baik dari kacamata Allah, realitanya para oposisi juga masih ada walaupun mereka tidak berdaya berhadapan dengan "Khomaini-khomaini" Iran yang cikal-bakal, uta manya dari keturunan Rasulullah sendiri. Semoga orang  Parsi yang masih belum sadar, mempelajari kembali bagaimana bangsa Yahudi yang mulanya diutamakan Allah kemudian terpaksa dikeledaikan (QS, 62:5). Demikian juga bangsa Arab yang pada mulainya dimuliakan tetapi akhirnya juga me nyimpang.

Via Al Qur-an juga bisa dipelajari keutamnaan bangsa Parsi di Surah Jumah, ayat 3 dan 4, sebagai perbandingan dengan bangsa Arab di ayat 2, dan juga perbandingan dengan bangsa Israel yang pernah disanjung Allah tetapi belakangan mereka dikeledaikan Allah disebabkan mereka memiliki "kitab Taurah" tetapi mereka tidak berpedoman kepadanya dalam hidup bernegara, bermasyarakat dan ber keluarga, kecuali sekedar membaca-.baca saja. Hal ini bisa dilihat dasarnya di ayat 5 samapi ayat 8.

Nabi Muhammad saww. tidak terkecuali dari hukum di atas. Kedatangan beliau. disambut oleh seba gian dan ditentang bahkan diperangi oleh sebagian lainnya. Mereka yang menentang adalah bangsa Arab, khususnya suku Quraisy. Mereka sangat ganas, sehingga berulang kali mereka merencanakan untuk membunuh Nabi saww. akan tetapi Allah swt selalu menyelamantkan Nabi-Nya dari makar jahat mereka. Setelah Nabi saww. berhijrah ke kota suci Madinahpun, kaum kafir itu tidak puas, sehingga peperangan demi peperangan mereka kobarkan. Dan Allah selalu memenangkan Nabi-Nya berkat perjuangan Imam Ali as. yang gigih tanpa mengenal lelah dan gentar serta tidak pernah lari dari pedan pertempuran! Perang Badr, Uhud, Khandak, Khaibar, Hunain dan lainnya menjadi saksi kegigihan dan ketangguhan perjuangan Imam Ali as.

Sepeninggal Nabipun agama ini pasti akan dibela oleh hamba-hamba pilihan Allah swt!

Nabi saww. Datang Memberi Peringatan kepada Bangsa Yang Degil lagi Angkuh!

Ayat-ayat Al Qur’an menjelaskan kepada kita watak dan karakteristik bangsa Arab, khususnya suku Quraisy… mereka adalah bangsa dan suku yang degil lagi angkuh. Perhatikan ayat di abawah ini:

فَإِنَّما يَسَّرْناهُ بِلِسانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقينَ وَ تُنْذِرَ بِهِ قَوْماً لُدًّا

“Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang.”(QS. Maryam [19];97)

Kata Luddan dala ayat di atas memberikan arti:
Yang sangat berkeras kepala dalam menentang.
Yang zalim.

Doyan mendebat dengan kebatilan dan gemar menentang.
Kaum fujjâr/durhaka dan durjana.
Tuli dari mendengar kebenaran.

Mereka itu adalah bangsa Arab dan suku Quraisy[1]. Demikian Allah menjelaskan kepada kita karakteristik bangsa Arab dan khususnya suku Quraisy. Bangsa yang tidak dapat diandalkan untuk membela al Haq dan misi suci kerasulan.

Allah Membanggakan Dan Mengandalkan Bangsa Iran Untuk Membela Agama-Nya!

Bukan ramalan sontoloyo! Tapi ia adalah firman Tuhan Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi… ternyata bangsa Arab tidak dapat diandalkan untuk membela agama Allah … mereka adalah qauman luddan/bangsa degil, angkuh, zalim, keras kepala disampin labil keimanan dan semangat perjuangannya! Dan disampin semua itu, mereka adalah bangsa yang kikir dari mengingfakkan hartanya di jalan Allah SWT!

Apa yang dapat dinanti dan diharap dari suatu bangsa yang demikian sifatnya! Bangsa seperti itu harus segera diganti…. harus segera dimusiumkan… tentunya jika pengurus musium itu tidak keberatan… atau bahkan harus digilas habis ditelan siksa Allah.

Apakah Allah akan “kehabisan stok” umat yang siap membela agama-Nya?

Tentu tidak!! Allah akan segera menyingkirkan bangsa itu dan mendatangkan bangsa lain untuk membela agama-Nya. Dan bangsa ini jauh lebih berkualitas dibanding bangsa Arab yang disingkirkan karena kemurtadannya dan keberpalingannya dari membela agama Allah. Bangsa ini tidak kikir seperti bangsa Arab yang berpailing itu…. tidak angkuh… tidak degil dan siap berjuang demi agama Allah SWT.

Bengsa itu adalah bangsa Persia/Iran! Ya. Allah membanggakan dan mengandalkan mereka untuk membela agama-Nya di saat bangsa Arab telah berpaling meninggalkan agama Allah disaat mereka lebih senang mendemonstrasikan kemurtadan dengan berangkulan dan bermesraan dengan musuh-musuh Allah; Zionis Yahudi dan Nashrani serta kaum Musyrik!

Perhatikan firman Allah di bawah ini:

ها أَنْتُمْ هؤُلاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا في‏ سَبيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَ مَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّما يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَ اللَّهُ الْغَنِيُّ وَ أَنْتُمُ الْفُقَراءُ وَ إِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْماً غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثالَكُمْ

“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (QS. Muhammad [47];38)

Asy Syaukâni berkata, “Jika kalian berpaling dari keimanan dan ketaqwaan pasti Allah akan mengganti kalian dengan satu bangsa/kaum yang lain yang mana mereka itu lebih taat kepada Allah dibanding kalian. Dan mereka itu tidak seperti kalian yang berpaling dari dari keimanan dan ketaqwaan. … “[2]

Ibnu Jarir ath Thabari menjelaskan bagian akhir ayat tersebut dengan mengatakan: “dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)” dalam kekikiran dalam berinfak di jalan Allah seperti yang kalian diperintahkan dan mereka itu tidak menyia-nyiakan hukum-hukum Allah sedikitpun, akan tetapi mereka akan menegakkannya semua sesuai yang diperintahkan. Dan dengan tafsir yang saya sebutkan ini para ahli tafsir berpendapat. Kemudian beliau menyebutkan ketarangan para ahli tafsir klasik seperti Qatadah, Ibnu Zaid.[3]

Semua ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud de ngan bangsa yang akan didatangkan menggantikan bangsa Arab yang berpaling itu adalah bangsa Persia/Iran.

Ibun Jarir ath Thabari, asy Syaukani, Ibnu Katsir, as Suyuthi dan lainnya menyebutkan beberapa riwayat yang menegaskan sabda Nabi Muhammad saww. banga bangsa yang diandalkan Allah untuk membela agama-Nya itu adalah bangsa Parsi, bangsanya Salman al Farisi…

Satu-satunya system Islam atau negara Islam sekarang hanyalah Republik Islam Iran. System ini muncul setelah mengalami penderitaan yang teramat sangat sebelumnya. Justeru itu rakyat Timur Tengah yang sudah sadar kesilapannya dimasa lalu semoga mengenal para Imam untuk diikuti agar revolusi benar-benar berhasil dengan baik sebagaimana revolusi Islam Iran.

Orang Iran tidak pernah berkomentar seperti ini, se bab tidak layak mereka memberitahukan kita tentang kebaikan mereka sendiri. Justeru itu pihak non Par silah yang tepat menginfokan kebaikan mereka.
(dari bangsa Acheh -.Sumatra)

Minggu, 03 Februari 2013

KUPU - KUPU PELAMBANG CINTA SEJATI (JIHAD). ELANG, MUHAJIR SEJATI (HAJAR, BUNDANYA ISMAIL)





Bismillaahirrahmaanirrahiim


KUPU-KUPU DAN ELANG
(karya hsndwsp)



Kupu-kupu
Pelambang cinta suci
Dari negeri yang berjauhan
Engkau datang memenuhi seruan Ilahi
Dari batu hitam ke batu hitam

Bagaikan air bah yang membahana
Menelusuri pantai menggapai lautan
Dari miqad ke ka’bah
Berevolusi mencari redha Nya

Kupu-kupu putih
Menghapiri nyala lilin
Tubuhmu terbakar menjadi abu
Demi cinta sucimu kau pertaruhkan nyawannya

Elang adalah elang
Engkau makhluk perkasa
Terbang melayang di udara
Dibawah kepakan sayapmu
Dunia terasa sangat hina

Elang hitam
Dengan paruhnya yang tajam
Mencari makanan dibalik bebatuan
Dari bukit safa ke bukit Marwa

Elang hitam dari Afrika
Berlanglang buana ke Asia
Menempuh liku-liku yang panjang
Ketemu wakil Tuhan
Menjadi Muhajir teladan


Tawaf: Mencari Allah
Sa’i: Mencari kehidupan
Tawaf: Mencari dahaga
Sa’i: Mencari air
Tawaf: Segalanya abstrak
Sa’i: Segalanya Konkrit
Tawaf    Spirituil
Sa’i    Materil
Tawaf    Hablumminallah
Sa’i    Hablumminannas
Tawaf    Masy'arul haram
Sa'i    Mina
Tawaf    Kupu-kupu
Sa’i    Elang

*******

Sabtu, 02 Februari 2013

JUSTERU ISLAM FUNDAMENTALISLAH YANG MURNI DAN KAFFAH.





FANATIK DAN EXTEREM ADALAH DUA SIFAT YANG DIMILIKI RASULULLAH SAWW DIMANA FANATIK BERMAKNA ISTIQAMAH (BACA TEGUH PENDIRIAN), SEMENTARA EXTREM BERMAKNA MUJADDID
(BACA BERSUNGGUH-SUNGGUH)
hsndwsp
Acheh - Sumatra


ISLAM FUNDAMENTALIS JUSTERU ISLAM MURNI DAN KAFFAH. KITA PATUT BANGGA KALAU DISEBUT ISLAM FANATIK DAN EXTREM ASAL BUKAN FANATIK BUTA




Bismilaahirrahmaanirrahiim

Widyanto! Rasanya anda pernah saya lihat dulu di Acheh, tetapi itu bukanlah hal yang pen ting untuk dibicarakan disini. Dalam kesempatan ini saya ingin memberikan beberapa hal yang perlu digaris bawahi, dalam menanggapi tulisan saudara. Ketika sauda ra berbicara bahwa saudara khawatir munculnya alumnus pesan tren yang "sangat kaku" dalam memahami Islam karena panda ngannya sudah terpola pada "dogma" tertentu...sehingga tercip tanya manusia-manusia Islam eksklusif bahkan cenderung 'fun damentalis' & 'khawarijisme', tepat sekali tetapi ada satu hal yang perlu digarisbawahi yaitu istilah Fundamentalis. Anda ha rus hati-hati terhadap beberapa istilah yang digunakan pihak ka um modernis untuk mendiskreditkan Islam yang murni atau Is lam sejati atau Islam Kaffah atau Islam Fundamentalis.

Selain istilah Fundamentalis yang dipropokasikan pihak yang ti dak bertanggung jawab hingga terkesan negatif, masih ada be berapa Istilah lainnya. Diantaranya "Fanatik" dan "Extrem". Ke dua istilah ini, demikian menyebalkan bagi mereka kalau tidak ki ta katakan benci. Ketika kita analisa tulisan-tulisan mereka sa 'at melavelkan istilah fanatik dan extrem itu, ternyata mereka justru mengalamatkan kedua istilah tersebut kepada komunitas Islam Murni atau Islam Kaffah atau Islam Fundamentalis. Pas tinya yang berpandangan tendensius itu adalah orang-orang yang anti kepada Islam murni. Mereka itu boleh jadi orang-o rang non Moslem atau orang yang menamakan diri Islam tetapi masuk prangkap sekuler.

Setelah kita analisa kemana istilah tersebut mereka alamatkan, kita juga musti melihat istilah tersebut dalam khazanah Islam itu sendiri. Ternyata disana akan kita lihat bertolak belakang 180 derajat dengan apa yang telah dicerna oleh orang-orang yang mengaku Islam itu sendiri, dimana mereka sangat bangga kalau mereka disebut sebagai kaum modernis. Modernis bukan lah berarti modern tetapi kebarat-baratan. Ternyata Fanatik dan Extrem adalah dua sifat yang harus dimiliki para Rasul di antara sifat-sifat terpuji lainnya, dimana sudah barang pasti pa tut kita miliki sebagai ummahnya yang sami'na waata'na kepada Allah dan RasulNya.

Fanatik bermakna teguh pendirian, dimana dalam khazanah Is lam disebut Istiqamah. Sedangkan extrem bermakna bersung guh-sungguh, dimana dalam khazanah Islam disebut Mujaddid. Jadi sifat istiqamah dan mujaddidnya suatu komunitas Islam dipelintirkan pihak modernis dengan istilah fanatik dan extrem. Andaikata pihak modernis yang biasanya mendapat support pe nguasa Taghut Zalim dan Hipokrit, sanggup menggusur kedua si fat tersebut dalam suatu komunitas Islam, pastikan tidak ada lagi orang-orang yang berjuang untuk pembebasan dari System Zalim yang sedang menjerat existensinya itu. Justru itu kita pa tut bangga kalau sudah dikatakan orang fanatik dan extrem, tinggallagi kita jangan sampai masuk dalam golongan fanatik bu ta. Sifat fanatik buta ini umumnya dimiliki oleh orang-orang yang hanya belajar Islam dari satu mazhab saja hingga menutup rapat-rapat terhadap mazhab lainnya sebagaimana yang sedang disorot saudara Anton Widyanto tersebut. Kalau saudara Anton Widyanto punya kesempatan, ada baiknya dibuat penelitian ke Dayah-dayah supaya memahami persis kenapa mereka jadi fa natik buta . Menurut pengalaman saya selama 3 tahun mengajar Tarekh, Siasah fatanah dan Idiology Islam di Dayah Paloh Pi die, sikap fanatik buta itu memangnya sudah menjadi Mursyid yang ditanam para guree agar murid mereka tetap pada mazhab yang dimiliki sang guru. Ironisnya mereka tidak mengajarkan Mazhap syafi'i benaran, yang toleran terhadap mazhab lain nya.

Islam itu bagaikan meteor yang lepas dari induknya demikian besar dan murni namun yang sempat kita saksikan dengan mata kepala demikian kecil yang sampai ke Planet Bumi kita ini. Orang -orang yang berafala ta'qilun dan afala yatazakkarun memahami persis kalau yang aslinya ketika lepas dari induknya bukan se besar yang disaksikan di Bumi. Demikian jugalah agama Islam ke tika menempuh jarak yang demikian jauh dan demikian lama, sempat berakomulasi dengan berbagai perspektif filsafat dan a gama lain dalam perjalanannya, bahkan ketika tiba di suatu ko munitas tertentu. Maka kita tak perlu heran kalau banyak kita saksikan Islam yang sudah terkontaminasi dengan Hindu misal nya, seperti di Hindunesia, termasuk Acheh. Begitu juga Islam moderat yang sudah terkontaminasi dengan ajaran sesat lain nya. Sesungguhnya penyakit yang lebih parah untuk membung kem Islam Murni bukan itu tetapi persekongkolan Fir-aun, Ka run, Hamman dan Bal'am. Justru itu persoalan di Acheh - Suma tra tidak musti terfokus kepada Dayah saja Anton Widyanto. Saudara harus melihat persoalan Acheh dalam kontek System. Jadi system Zalim dan Hipokritlah yang telah membuat Acheh demikian rujam sejak jaman Soekarno sampai sekarang ini ma sih belum lepas dari "jeratan labalaba" Hindunesia Hipokrit. Kalau Acheh - Sumatra mampu melepaskan diri dari persoalan yang saya sebutkan tadi, barulah Islam di Acheh menjadi cemerlang kembali, yang berarti bangsa Achehnya yang akan cemerlang seperti jaman "dahulu".

Kesimpulannya, sebagaimana istilah fanatik dan extrem, Funda mentalis juga penuh bias dalam kacamata orang Islam moderat yang tidak modern tapi kebarat-baratan. Justru komunitas Islam yang murni, sejati dan kaffahlah yang termasuk Islam Fundamentalis. Islam Funamentalis adalah Islam yang sangat kuat dan mantap Platformnya, 'aqidahnya dan Idiology Islam nya. Semoga saudara tidak ikut-ikutan seperti anggapan orang moderat tadi, kecuali memang saudara sudah masuk perangkap moderat itu sendiri.

Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia


Otodidak <[EMAIL PROTECTED]> skrev: OPINI 260207 insti tut agama
Menjamurnya dayah di Aceh tentu akan sulit di pertanggung jawabkan kredibiltasnya apabila hal itu sebuah euphoria belaka! Penulis khawatir munculnya alumnus pesantren yang “sangat kaku” dalam memahami Islam karena pandangannya sudah terpo la pada “dogma” tertentu...sehingga terciptanya manusia-manusi a Islam eksklusif bahkan cenderung 'fundamentalis' & 'khawari jisme'... > Dayah & Pendidikan di Aceh>

Anton Widyanto Mahasiswa Program Doktor
Pascasarjana IAIN Ar-Raniry
Darussalam - Banda Aceh.




 Untuk memahami Pendidikan Islam kaffah silakan klik disini: http://achehkarbala.blogspot.no/2011/09/pendidikan-islam-kaffah.html?showComment=1359792824772#c1805162318714763428http://achehkarbala.blogspot.no/2011/09/pendidikan-islam-kaffah.html