Kamis, 23 Februari 2017

KENAPA ILMUNYA SELANGIT TETAPI BELUM MAMPU MEMAHAMI AYAT ALLAH?




SEBABNYA MEREKA TIDAK MENGENAL PARA IMAM YANG DIUTUS ALLAH PASKA KEWAFATAN RASULULLAH SAWW SEBAGAI PERPANJANGAN KEIMAMAHAN BELIAU AGAR UMMAH TIDAK SESAT PASKA KEWAFATANNYA

Angku di Awegeutah, Tampokdjok
Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia




Bismillaahirrahmaanirrahiim

terjemahan 1
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang Yahudi dan Nasrani sebagai temanmu ( بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ) dimana mereka beraliansi satu-sama lainnya. Barangsiapa diantara kamu me ngambil mereka menjadi teman maka sesungguhnya orang tersebut men jadi golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepa da orang-orang yang zalim" (QS, 5: 51)

terjemahan 2
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mere ka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. (QS, 5: 51)

Ayat 51 surah al Maidah itu adalah fenomena kafir Harbi, makanya kaum muslimin dilarang Allah untuk berkawan setia sebab mereka beraliansi satu sama lainnya. Kalaupun ada kaum muslimin yang melanggar larangann Allah, mereka tidak lagi termasuk golongan muslim. Yang perlu kita pertanyakan apakah Allah melarang kaum muslimin berkawan setia kepada semua Nasrani dan Yahudi? Jawabannya pasti “Tidak”.

Silakan lihat ayat 82 dimana ayat tersebut adalah fenomena non Moslem yang Jimmi. Inilah yang masih banyak kaum muslimin belum memahaminya hingga salah kaprah ketika ada non Moslem yang baik dilarang berteman, dilarang memilih sebagai pemimpin macam kasus Gubernur di Jakarta. Padahal Ahok itu bukan kafir Harbi yang dilarang di ayat 51 tetapi Ahok non Moslem yang Jimmi yang dibenarkan untuk kita pilih sebagai pemimpin kecuali ada pemimpin Muslim yang sama macam Ahok yang sudah terbukti memimpin kaum muslimin secara Islami.

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras per musuhan nya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesung guhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya ka mi ini orang Nasrani". Hal itu disebab kan karena di antara mereka itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena se sungguhnya mereka tidak menyombongkan diri" (QS. Al Maidah: 82)

Prediksi saya Ahok sukar masuk Islam kalau beliau melihat pe nampilan kaum mus limin lebih rendah nilainya dibandingkan non Moslem yang Jimmi. Padahal itu bukan fenomena Muslim benaran tetapi Muslim KTP alias munafikun. Pantasin seorang non Moslem yang sudah menjadi Muslim masih saja keliru sepakterjangnya disebabkan sesungguhnya mereka belum mene mukan Islam murni higga salah kaprah saat menjadin saksi kasus Ahok. (baca Irene Handoko, ex Biarawati)
Kenapa kita kaum muslimin harus memilih Ahok?

Sebab pemimpin yang lain dari Ahok adalah Islam KTP, dimana setelah disumpah dengan kitab Qur-an, langsung korupsi alias mencuri harta ke kayaan negara yang secara Islam adalah milik Rakyat seluruhnya. Anies Baswedan yang dicalonkan untuk menggeserkan Ahoik juga termasuk Is lam KTP, konon pula yang lainnya. Ini memang tidak dapat dilihat de ngan kacamata syar'i tetapi dengan kacamata Ideology. Islam. Andaikata Anies sadar, pasti dia tidak mau merebut posisi Ahok yang sudah benar tetapi mencari calon Gubernur kawasan lainnya agar Indonesia ke depan menja di milik Rakyat bukan milik penguasa /pejabat

Justeru itu mereka mengunakan al Maidah ayat 51 untuk menggeser Ahok agar mereka aman melakukan praktek korupsi. Ironisnya mereka yang bercokol di lembaga MUI pun bekerjasama dengan para pemimpin yang korup itu.

Fenomena tersebut sudah lama terjadi di Indonesia hingga banyak para Alim yang membe la pemimpin Islam KTP untuk menjadi pemimpin mere ka. Ketika Jokowi dan Ahok muncul para koruptor yang mayoritas adalah pemimpin disetiap jajaran dan juga di lembaga Legis latif, Eksekutif dan Yudikatif, merasa terhina dan terbongkar kepalsuan mereka. Makanya me reka yang merasa rugi berdaya upaya untuk menyingkirkan Ahok dan Jokowi, namun tidak berhasil disebabkan warga Jakarta sudah sadar kemunafikan para pemimpin yang korup itu.

Sebagai penutub, sebaiknya pembaca meneliti juga ayat 69: “Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, Shabiin, dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS, 5, 69)

https://achehkarbala.blogspot.no/…/islam-itu-tidak-cukup-di…

Andaikata saya berada di posisi Ahok, juga akan saya katakan bahwa kalian jangan sampai dibohongi pakai al Maidah ayat 51, dimana para penghuni lembaga MUI saja tidak paham tafsir yang benar, konon pula alimpalsu lainnya macam AA Gym yang berbicara ngaur di TV one, dimana Qarni Ilyas sebagai moderatornya.


Billahi fi sabililhaq
Angku di Awegeutah, Tampokdjok
Acheh - Sumatra
di Ujung Dunia

Sabtu, 18 Februari 2017

INILAH YANG DAPAT KULAKUKAN UNTUK MEMBELA KAUM MUSTADH’AFIN INDONESIA, WEST PAPUA DAN ACHEH – SUMATRA





SEMUA RASUL ALLAH KECUALI ADAM
DIUTUS UNTUK MEMBEBASKAN KAUM MUSTADH’AFIN
DARI BELENGGU YANG MENIMPA KUDUK-KUDUK MEREKA
. TUGAS INI DITERUSKAN PARA IMAM DAN PARA ULAMA WARASATUL AMBYA’
SEDANGKAN PARA BAL’AM BERSEKONGKOL DENGAN PENGUASA DESPOTIK UNTUK MENINABOBOKKAN KAUM MUSTADH’AFIN DI SELURUH DUNIA

Angku di Tampokdjok, Awegeutah
Acheh – Sumatra
Di
Ujung Dunia




Bismillaahirrahmaanirrahiim:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (TQS al-Baqarah [2]: 208-209).



Mari Kita ber-Amarmakruf dan Nahi Mungkar di Indonesia

Darimana kita mulai?
Dari kemanusiaan. 

Ada 2 kutub kemanusiaan di Dunia sejak Allah menjadikan WakilNya di muka Bumi yaitu kutub Habil dan kutub Qabil. Kenapa kita musti mulai dari Habil dan Qabil? Sebab kaum Mustadhafin terkecoh pikirannya oleh penampilan manusia yang berpakaian Islam tetapi berhati Iblis. Mereka menggunakan ayat-ayat Allah sekedar untuk mengelabui kaum Mustadhafin hingga terpana dengan ajaran agama yang dibawa para Ulama gadongan yang bercokol di lembaga MUI.

Lembaga Bal-‘am tersebut mulai zalim pada zaman Suharto untuk melanggingkan kekuasaannya. Justeru itulah Kekuasaan Suharto lama bertahan disebabkan mendapat support kuat dari para Bal’am. Qabil ala Suharto dilengserkan Amin Rais cs tetapi sayangnya Amin Rais tidak cukup pintar dalam berpolitik dan Agamanyapun cendrung masuk perangkap para Bal’am. Akibatnya walaupun Suharto sudah lengser, persekongkolan Fir’un, Karun, Hamman dan Bal’am masih saja bertahan hingga kaum Mustadhafin tetap tidak terbebaskan dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka. Sayang Amin Rais sendiri di zaman Jokowi yang sedang meniti jejak Habil, berseberangan sepakter jang dengan nya.

Salah satu pengikut Qabil yang sangat kental paska Suharto adalah Yudoyono. Dizamanya KPK yang bertugas untuk memberantas Korupsi, diancam dengan penjara dan bahkan dihabisi dengan rekayasa. Antasari Azhar direkayasa hingga masuk penjara, demikian juga Abraham Samad tidak luput dari sandiwara yang dimainkan  Yudhoyono, walaupun kebanyakan kaum mustadhafin belum mampu mendeteksinya. Insya Allah mereka akan memahaminya saat Antasari Azhar membuka kedok Yudhoyono secara transparan. Alhamdulillah kita sudah memahaminya sebelum Antasari membongkarnya disebabkan sepakterjang dari persekongkolan Firun, Karun Hamman dan Bal’am telah lama kita dalami via Ideolog-ideolog yang brilliant, dimana mereka menimba ilmu dari Abu Dzar Ghifari, Salman Al Farisi dan Al Miqdad (baca Sahabat Rasulullah yang paling setia).

Sejak terbunuhnya putra Nabi Adam yang bernama Habil, Agama Nabi Adam dipelintir oleh Qabil yang durhaka. Qabil pembunuh manusia di awal sejarah kemanusiaan merekayasa Agama ayahnya hingga pengikutnya meyakini bahwa itulah agama Nabi Adam dan Siti Hawa.  Agama dalam bentuk yang rusak secara horizontal menambah rujam dengan rusak juga secara vertical di zaman Namrud. Lalu Allah menurunkan Nabi Ibrahim untuk meluruskan kembali agamaNya. Setelah Nabi Ibrahim berpulang kerahmatullah, muncullah Fir’un, Karun Hamman dan Bal’am, dimana persekongkolan mereka diabadikan di Mina (Baca Jamaratul ‘ula, Jamaratul Wus’a dan Jamaratul ‘Aqaba), Hamman disatukan dengan Karun. Lalu Allah swt memunculkan Nabi Musa dan Harun untuk meluluhlantakkan sepakterjang Fir’un, Karun, Hamman dan Bal’am). Sayangnya Bani Israel yang diselamatkan Musa dan Harun, dengan mudahnya masuk perangkap Samiri hingga agama Allah dipalsukan kembali sampai hari ini.

Bal’am inilah yang mempengaruhi manusia agar bekerjasama dengan penguasa Zalim di seluruh dunia. Kita tidak berbicara di negara-negara yang mayoritas penduduknya non Islam tetapi persekongkolan yang perlu kita ungkap adalah di negara-negara yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam, agar kaum mustadhafin sadar bahwa agama Allah yang murni tidak lagi diikuti Penguasa dan ulama Bal’am tetapi agama yang mereka anut adalah agama Qabil. Itulah sebabnya secara ideology mereka disebut manusia Kutub Qabil, bukan manusia Kutub Habil.

Islam dan Negara tidak dapat dipisahkan. Tanpa negara yang benar Agama akan rusak dibawah persekongkolan Penguasa dan Ulama Bal’am. Tanpa Negara yang bebas dari sepakterjang Penguasa Zalim dan Bal’am, kaum mustadhafin akan menjadi menderita di Dunia dan bahkan di Akhirat juga bagi kaum mustadhafin yang mengikuti agama Ulama Bal’am/agama Qabil. Qabil juga mengaku beragama “Islam” tetapi siapapun yang melawan kebijaksanaannya akan dibunuh walaupun sauda ranya sendiri, apalagi orang lain.

Semua Rasul kecuali Adam, diutus Allah untuk membebaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka (QS,7:157 & QS, 90:12-18). Ulama gadonganlah yang menjauhkan kaum mustadh’afin dari pembendaharaan dunia. Dalam pandangan Islam Murni, Negara adalah milik Rakyat bukan milik penguasa atau pejabat. Justeru itu kekayaan Negara juga milik Rakyat bukan milik penguasa dan pejabat. Disaat kaum mustadhafin dituduh bersalah tidak bekerja dengan rajin oleh kaki tangan penguasa zalim, kebanyakan kaum mustadhafin mengiyakannya tanpa memahami kenapa mereka menjadi malas. Kalau Rasul Allah diutus untuk membebaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduknya, otomatis yang namanya Ulama benaran (Ulama Warasatul Ambia’) juga bertugas untuk membela kaum mustadhafin, bukan seperti Bal’am, bersatu dengan penguasa zalim untuk meninabobokkan kaum mustadh ‘afin.

MUI dizaman Yudhoyono tidak berbeda dengan MUI di zaman Suharto. Kini ketika Jokowi dan Ahok cs mulai menempuh jejak manusia Habil, mereka yang bercokol di lembaga MUI tersebut mulai berseberangan jalan dengan Jokowi dan Ahok cs. Yang paling ketara adalah, ketika Ahok sedang mengikuti "jejak Habil" untuk membebaskan kaum Mustadhafin Jakarta dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka. Namun lihatlah bagaimana para Bal’am yang bercokol di lembaga MUI, berdaya upaya uantuk memfitnah Ahok hingga berhasil memaksanya berurusan dengan para Hakim atas tuduhan penistaan agama. Andaikata pembaca memiliki sedikit saja ideology Islam murni, pastilah anda memahami benarnya literatur "Angku di Tampokdjok Awegeutah" ini.

Disamping sepakterjang para Bal’am tersebut amatilah apa yang sedang terjadi dalam proses pemilihann kepala daerah DKI tahun 2017 ini. Putaran pertama Ahok – Jarot masih unggul dari paslon nomor 1 dan 3, namun yang dilupakan oleh sebahagian penduduk DKI adalah usaha licik tokoh-tokoh yang bekerjasama dengan para Bal’am untuk menggulingkan Ahok via putaran ke 2. Apabila hal ini berhasil, usaha yang sama akan ditujukan kepada Jokowi cs. Apabila sepakterjang mereka berhasil, tamatlah riwayat Indonesia yang sedang menapaki jalam manusia Habil dan kembali Qabil-qabil bergentayangan di seluruh Indonesia, termasuk Papua dan Acheh – Sumatra, negeri Angku di Tampokdjok. Para pecinta kebenaran akan dipaksakan masuk penjara dan para Koruptor tetap langgeng di Nusantara ini tanpa waswas, kecualin tiba saatnya kemunculan Imam Mahdi al Muntazhar dan Nabi Isa bin Maryam untuk memimpin Dunia seluruhnya secara adil. Mungkin saat tersebut kebanyakan kita tidak sempat menyaksikannya disebabkan umur kita sendiri yang sudah berakhir.

Disebabkan Yudhoyono sudah kalah dalam pilkada anaknya, dia mulai menggempur Ahok, bersatu dengan Prabowo yang sama sepakterjangnya dengan Suharto. Rakyat Indonesia dapat melihat di video dibawah ini, bagaimana «pagi-pagi» benar sudah mulai merapatkan barisan dengan calon yang diusung para Bal’am lainnya yaitu Anie Baswedan – Uno. Anies ini memakai peci untuk mengelabui kaum mustadfhafin. Sebagaimana kita katakan sebelumnya bahwa andaikata rakyat Jakarta secara mayoritas mengikuti para Ideolog Islam Murni, pasti sadar bahwa dibelakang Anies yang lugu itu adalah Prabowo, Qabil yang juga memakai peci macam Suharto. Sepertinya mayoritas rakyat Indone sia masih kabur pandangan mereka saat berhadapan dengan Prabowo dan Yudhoyono yang ber bahaya bagi mkaum mustadhafin itu. Justeru itulah kita ingatkan sebagai dakwah untuk membe baskan kaum Mustadhafin Indonesia, West Papua dan Acheh – Sumatra dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka dalam hidupnya. Semoga kaum mustadh’afin dimanapun mereka berada sadar bahayanya mengikuti sepakterjang para Bal’am dengan ideology Qabil, bukan ideology Habil. Apabila mereka sadar Ahok - Jarot pasti menang dan Kaum mustadhafin akan mendapat angin segar, bukan saja di Jakarta tetapi juga insya Allah, West Papua dan Acheh –Sumatra.


Literatur singkat ini kita tutup dengan ayat Allah:
“Orang-orang yang zalim itu kelak akan tahu,


kemana mereka akan kembali“ (QS, Asy-Syuara: 227)


Sejak jaman Suharto sampai Yudhoyono, 
kaum mustadhafin Indonesia berada dalam 
permainan para politikus salahmakan obat macam ini

Billahi fi sabililhaq
Angku di Awegeutah Tampokdjok
Acheh – Sumatra

Di Ujung Dunia

Selasa, 07 Februari 2017

ISLAM ITU TIDAK CUKUP DIPAHAMI DENGAN KACAMATA SYAR’I TETAPI JUGA DENGAN KACAMATA IDEOLOGI, PHILOSOFI DAN ESENSI/HAKIKAT







SYAHID DR ‘ALI SYARI’ATI 
MENIMBA ILMU DALAM JUBAH ABU DZAR GHIFARI
YANG BUKAN SIAPA - SIAPA 
KECUALI 
SAHABAT SETIA RASULULLAH SAWW 
DAN JUGA SAHABAT SETIA AHLULBAYTNYA
SAYA JUGA MENIMBA ILMU 
DARI SUMBER YANG SAMA
ILMU INI MENGANDUNG MUATAN HIKMAHNYA ISLAM
BUKAN SOFIANYA YAHUDI DAN NASRANI
DAN JUGA 
BUKAN NIRWANANYA HINDU DAN BUDHA

hsndwsp
Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia




 Bismillaahirrahmaanirrahiim

Di Indonesia sekarang para tokoh intoleran dan tidak berwawasan kemanusiaan serta terperangkap dalam pembelaan para koruptor baik secara sengaja atau tidak, telah menggunakan isue penodaan agama dan isue PKI untuk menggulingkan pemerintah Jokowi dan Ahok. Andaikata para hakim Indonesia dan segenap jajarannya masih orang-orang yang tidak memahami esensi keadilan dan agama Islam, besar kemungkinan Indonesia akan menjadi "Suriah dan Irak baru" yang menjadi medan perang Proxy.

Secara ideology, MUI yang membiarkan kaum mustadhafin hidup terlunta-lunta dan tidak memprotes saat penggusuran mereka di priode Suharto dan Yudhoyono adalah penoda agama terberat disisi Allah tetapi secara syar’i ala MUI tidak dianggap penodaan agama.

Ahok yang menolong kaum mustadhafin Jakarta dituduh menodai agama oleh syari’t ala Indonesia yang notabenenya adalah ajaran para Bal’am di lembaga MUI. Persekongkolan antara penguasa zalim (Jamaratul ‘ula), Karun (Jamaratul wus’a) dan Bal’am (Jamaratul ‘aqaba) di zaman Suharto dan Yudhoyono akan menghambat kesadaran Rakyat Indonesia untuk menggapai kesadarannya dalam beragama kecuali rakyat yang benar-benar memahami Esensi beragama, hingga pada merekalah Indonesia berkemungkinan menggapai secercah harapan.

Kini geleran Megawati yang dituduh menodai agama dan juga dituduh bekerjasama dengan PKI. Mungkin saja berikutnya tuduhan yang sama akan dialamatkan kepada Jokowi. Kendatipun kita pahami bahwa  DPR di Indonesia zaman Suharto dan Yudhoyono adalah Dewan Penipu Rakyat bukan Dewan Pembela/Perwakilan Rakyat tetapi sepertinya di zaman Jokowi – Ahok sekarang, DPR Indonesia sudah menampakkan kesadarannya untuk mewakili Rakyat via kepemimpinan Jokowi dan Ahok.

Secara Ideologis, Philosofis dan Esensi/Hakikat, apa saja aplikasi yang bertentangan dengan petunjuk Allah serta merugikan kemanusiaan adalah penodaan agama. Muslimah yang tidak tutup auratpun adalah penoda agama menurut Allah tetapi menurut  ajaran Bal’am di lembaga MUI itu tidak dianggap menodai agama makanya mayoritas penyiar  TV Indonesia tidak menutup auratnya. Ajaran MUI inilah yang saya maksudkan "Shiratal Mustaqim palsu" dimana ajaran tersebut bagaikan 2 sisi mata uang, yang satu bertuliskan nama Allah dan sisi lainnya bertuliskan Taghut. Orang beriman melihat sisi Taghutnya sedangkan orang awwam yang mengikuti bal’am hanya melihat sisi Allahnya saja. Dalam situasi seperti ini manusia membutuhkan para Ideolog yang berwajah merah bukan para Ilmuwan yang berwajah pucat.

Korupsi  adalah penodaan  agama terberat walaupun mendapatkan  legitimate undang-undang sekali pun. Itulah sebabnya Rasulullah saww memilih hidup sederhana kendatipun Allah memperkenalkan beliau kerajaan macam Nabi Sulaiman tanopa mengurangi haknya sedikitpun di Akhirat nanti. Kenapa Rasulullah tidak menerima kesenangan macam Nabi Sulaiman? Agar  pemimpin sepening galnya sadar bahwa kemewahan diatas penderitaan rakyat adalah suatu kezaliman dan pelakunya adalah penoda agama. Lalu kita bertanya-tanya bahwa diantara sekian banyak pemimpin yang mengaku diri semagai Muslim, mengapa baru Ahmadinejad  satu-satunya pemimpin yang tidak mau menerima gajinya dan bahkan tidak mau tinggal di Istana?  Gajinya dicukupkan sekedar honornya dari mengajar di suatu University. Apakah kita tidak mendapat undangan Allah untuk berpikir secara seksama dengan "fenomena seorang Ahmadinejad" agar kita terselamat dari api Neraka?

Yudhoyono dan seluruh pejabat yang hidup mewah serta para pencari kesenangan diatas penderitaan kaum mustadhafin adalah  penoda agama tereberat, bagaimana mungkin mereka merekayasa Ahok yang anti korupsi dan pembasmi korupsi di Indonesia bisa dipermainkan dan dituduh penista agama? Betapa zalimnya para Hakim dan segenap pihak yang beraliansi dengan para hakim  andaikata Ahok dipersalahkan dalam vonisnya nanti. Semoga para hakim priode Jokowi ini sudah berobah sebagaimana para tentara dan polisi. Hanya inilah harapan kita bersama Jokowi dan Ahok.

Ketika Indonesia menzalimi Rakyat Acheh disebabkan mereka menuntut haknya dibawah pimpinan DR Hasan Muhammad Ditiro, Allah mengirimkan Tsunami untuk mengundang masyarakat Dunia agar bisa melihat apa yang terjadi di Acheh kala itu. Sebahagian penduduk Dunia mengirimkan dana dan bantuan berupa barang yang memenuhi gudang-gudang di pelabuhan Sumatera Utara. Namun barang tersebut tidak pernah sampai ketangan para kaum mustadhafin Acheh yang sedang ditimpa musibah. Sedangkan dana berupa uang habis dilahap para koruptor yang mendapatkan legitimate Yudhoyono. Salahsatunya yang terbesar adalah Kuntoro Mangkusubroto yang diangkat Yudhoyono dengan dalih merehabilitasi Acheh paska tsunami. Selain Kuntoro, Yudhoyono juga beserta tokoh Acheh palsu mendapat kecipratan dana tersebut. Inilah yang namanya korupsi yang mendapat legitimate, apakah pembaca hanya bisa melihat sebatas ini? Insya Allah akan kita lihat lebih luas lagi andaikata kita termasuk orang-orang yang berpikiran kritis (critical thinking ).

Sebagai contoh pemikir yang kritis, ideologis dan philosofis, marilah kita bahas fenomena budak-budak modern sementara budak-budak ortodoks dapat disaksikan dalam video berikut ini:

Video nabi Yusuf 33



Manakah fenomena budak-budak modern? 
Allah swt mengutus para RasulNya untuk melepaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka (QS,7:157 & QS, 90:12-18).  Disamping itu para Rasul juga mengajarkan ummahnya tentang perkara halal dan haram (baca Hablum minallah dan hablum minannas).  Allah memfokuskan petunjukkNya pada hablum minannas (tidak menerima hablum minallah bagi hambaNya yang tidak berhablum minannas) Inilah agama 2 dymensi. Para Bal’am di lembaga MUI hanya berhablum minallah saja sedangkan hablum minannas mereka aplikasikan sebatas kulitnya saja (baca sekedar bersalaman pada hari raya haji dan shaum). Mereka tidak pernah tau kalau masih ada hari raya terbesar yang tidak disebabkan ibadah Haji dan shaum tetapi disebabkan perpanjangan keimamahan Rasulullah sendiri di Ghadirkhum agar ummahnya mampu mendeteksi Shiratal Mustaqim Murni/Sejati. Mengapa para Bal’am melalukan hanya sebatas tersebut?  Hal ini disebabkan mereka dan pengikut setianya tidak beragama secara benar (baca mereka hanya ber Shitatalmustaqim palsu). Akibat salah dalam berhablum minannas, maka dalam berhablum minallahpun rusak  secara otomatis.

Perlu digarisbawahi bahwa fi sabilinnas sama dengan fisabilillah. Bagaimana mungkin manusia hendak menolong Allah swt sedangkan manusia pasti tau bahwa Allah tidak butuh pertolongan dari makhlukNya. Sebaliknya manusia juga melihat ayat-ayatNya, Dia berkata bahwa barang siapa menolongNya, Dia akan menolong orang tersebut. Apakah kita terlalu sukar memahami maksud Allah di ayat-ayat tersebut?  Ketika kita menolong kaum mustadhafin bermakna kita telah menolong Allah. Inilah makna pemahaman manusia sejati yang beriman kepada Allah swt bukan sekedar memperbanyak Ibadah ritual saja (baca hanya berkhusuk sepi di relung-relung mesjid) sementara kaum mustadhafin yang merintih di gubuk-gubuk derita dalam hidupnya tidak ada yang mau menolong. Ketika ada pihak yang menolong mereka dan melenyapkan para koruptor (baca pencuri berdasi), sebahagian tokoh Indonesia beraliansi dengan para Bal’am, merekayasa agar orang tersebut dapat digulingkan dengan tuduhan penistaan agama. Adalah hal yang sama telah direkayasa terhadap setiap pimpinan KPK dengan persekongkolan "Fir’un, Karun dan Bal’am" huingga mereka yang benar berada di penjara dan yang salah bisa ketawaria.

Allah, Tuhannya kaum mustadhafin mengamanahkan kepada setiap orang yang berilmu agar menggunakann ilmunya untuk membebaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang menimpa kuduk-kuduk mereka tetapi para ilmuwan yang tidak beriman tanpa sadar bersedia menjadi budak-budak modern. Setelah mereka menamatkan pendidikannya, segera berbaris hampir disetiap kota-kota besar dunia agar mendapat tawaran yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Para pembeli budak modern menawarkan harga mereka yang aduhai. Yang pertama mengatakan bahwa kalau anda mau bekerja pada perusahaan saya akan menerima gaji yang besar. Lalu datang pembeli kedua mengatakan bahwa siapa yang bekerja pada saya disamping gaji yang tinggi juga rumah mewah. Kemudian datanglah pembeli ketika mengatakan bahwa dia sanggup memberikan gaji yang tinggi, rumah mewah dan kenderaan yang luck. Akhirnya para budak modern tersebut termangut-mangut memilih tuannya yang sanggup memberikan segalanya yang aduhai dan lupalah mereka pesan Allah untuk menolong kaum mustadhafin, sebaliknya hanya memikirkan keluarganya, berhablum minallah secara salah dan selalu berdo’a agar gajinya dinaikkan setiap tahun serta karirnya meningkat tajam. Untuk tercapai kehendaknya mereka siap melakukan apa saja demi menggapai tujuannya termasuk mempertuhankan atasannya. 


Kesimpulan:
Apa saja yang melanggar aturan agama yang haq adalah kezaliman dan setiap kezaliman adalah penodai agama. Bal’am yang bercokol di lembaga MUI adalah penempuh shIratalmustaqim palsu yang telah digoreskan Rasulullah diatas pasir dengan goresan yang lurus dan tebal tetapi dalam garis lurus dan tebal tersebut Rasulullah juga membuat garis kecil yang bergelombang bagaikan tumbuhan menjalar yang melingkari pohon petai. Mereka yang tidak kritis tidak mampu melihat garis kecil yang berkelok-kelok itu. Mereka yang menimba ilmu dari para Bal’am mengira itulah shiratal mustaqim hingga yakin benar bahwa mereka berada pada jalan yang lurus dalam "bahtera Taghut yang Zalim".



Billahi fi sabililhaq
hsndwsp

Di Ujung Dunia













Dengarkan suara Rausyanfikr Indonesia 
Jalaluddin Rahmat:







 Keteterangan Kuasa Hukum Sidang Ahok ke 9 Terkait 
Soal Penyadapan SBY dan Ma'ruf Amin-7 Februari 2017
Terbukti Said Aqil keliru memahami pernyataan Ahok

MENYAKSIKAN AHOK/BASUKI CAHAYA PURNAMA 


TSUNAMI DI ACHEH - SUMATRA