SYAHID DR ‘ALI SYARI’ATI
MENIMBA ILMU DALAM JUBAH ABU DZAR GHIFARI
MENIMBA ILMU DALAM JUBAH ABU DZAR GHIFARI
YANG BUKAN SIAPA - SIAPA
KECUALI
SAHABAT SETIA RASULULLAH SAWW
DAN JUGA SAHABAT SETIA AHLULBAYTNYA
KECUALI
SAHABAT SETIA RASULULLAH SAWW
DAN JUGA SAHABAT SETIA AHLULBAYTNYA
SAYA JUGA MENIMBA ILMU
DARI SUMBER YANG SAMA
DARI SUMBER YANG SAMA
ILMU INI MENGANDUNG MUATAN HIKMAHNYA
ISLAM
BUKAN SOFIANYA YAHUDI DAN NASRANI
DAN JUGA
BUKAN NIRWANANYA HINDU DAN BUDHA
BUKAN NIRWANANYA HINDU DAN BUDHA
hsndwsp
Acheh - Sumatra
Acheh - Sumatra
di
Ujung Dunia
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Di
Indonesia sekarang para tokoh intoleran dan tidak berwawasan kemanusiaan serta
terperangkap dalam pembelaan para koruptor baik secara sengaja atau tidak,
telah menggunakan isue penodaan agama dan isue PKI untuk menggulingkan
pemerintah Jokowi dan Ahok. Andaikata para hakim Indonesia dan segenap
jajarannya masih orang-orang yang tidak memahami esensi keadilan dan agama
Islam, besar kemungkinan Indonesia akan menjadi "Suriah dan Irak baru" yang
menjadi medan perang Proxy.
Secara
ideology, MUI yang membiarkan kaum mustadhafin hidup terlunta-lunta dan tidak
memprotes saat penggusuran mereka di priode Suharto dan Yudhoyono adalah penoda
agama terberat disisi Allah tetapi secara syar’i ala MUI tidak dianggap
penodaan agama.
Ahok yang
menolong kaum mustadhafin Jakarta dituduh menodai agama oleh syari’t ala
Indonesia yang notabenenya adalah ajaran para Bal’am di lembaga MUI.
Persekongkolan antara penguasa zalim (Jamaratul ‘ula), Karun (Jamaratul wus’a)
dan Bal’am (Jamaratul ‘aqaba) di zaman Suharto dan Yudhoyono akan menghambat
kesadaran Rakyat Indonesia untuk menggapai kesadarannya dalam beragama kecuali
rakyat yang benar-benar memahami Esensi beragama, hingga pada merekalah
Indonesia berkemungkinan menggapai secercah harapan.
Kini
geleran Megawati yang dituduh menodai agama dan juga dituduh bekerjasama dengan PKI. Mungkin saja berikutnya
tuduhan yang sama akan dialamatkan kepada Jokowi. Kendatipun kita pahami
bahwa DPR di Indonesia zaman Suharto dan
Yudhoyono adalah Dewan Penipu Rakyat bukan Dewan Pembela/Perwakilan Rakyat tetapi sepertinya di zaman Jokowi –
Ahok sekarang, DPR Indonesia sudah menampakkan kesadarannya untuk mewakili
Rakyat via kepemimpinan Jokowi dan Ahok.
Secara
Ideologis, Philosofis dan Esensi/Hakikat, apa saja aplikasi yang bertentangan
dengan petunjuk Allah serta merugikan kemanusiaan adalah penodaan agama. Muslimah
yang tidak tutup auratpun adalah penoda agama menurut Allah tetapi menurut ajaran Bal’am di lembaga MUI itu tidak
dianggap menodai agama makanya mayoritas penyiar TV Indonesia tidak menutup auratnya. Ajaran
MUI inilah yang saya maksudkan "Shiratal Mustaqim palsu" dimana ajaran tersebut
bagaikan 2 sisi mata uang, yang satu bertuliskan nama Allah dan sisi lainnya
bertuliskan Taghut. Orang beriman melihat sisi Taghutnya sedangkan orang awwam
yang mengikuti bal’am hanya melihat sisi Allahnya saja. Dalam situasi seperti
ini manusia membutuhkan para Ideolog yang berwajah merah bukan para Ilmuwan
yang berwajah pucat.
Korupsi adalah penodaan agama terberat walaupun mendapatkan legitimate undang-undang sekali pun. Itulah
sebabnya Rasulullah saww memilih hidup sederhana kendatipun Allah memperkenalkan beliau kerajaan macam Nabi Sulaiman tanopa mengurangi haknya sedikitpun di Akhirat nanti. Kenapa Rasulullah tidak menerima kesenangan macam Nabi Sulaiman? Agar pemimpin sepening galnya sadar bahwa kemewahan
diatas penderitaan rakyat adalah suatu kezaliman dan pelakunya adalah penoda
agama. Lalu kita bertanya-tanya bahwa diantara sekian banyak pemimpin yang mengaku
diri semagai Muslim, mengapa baru Ahmadinejad
satu-satunya pemimpin yang tidak mau menerima gajinya dan bahkan tidak
mau tinggal di Istana? Gajinya dicukupkan sekedar honornya dari mengajar di
suatu University. Apakah kita tidak mendapat undangan Allah untuk berpikir
secara seksama dengan "fenomena seorang Ahmadinejad" agar kita terselamat dari
api Neraka?
Yudhoyono
dan seluruh pejabat yang hidup mewah serta para pencari kesenangan diatas penderitaan kaum mustadhafin adalah penoda
agama tereberat, bagaimana mungkin mereka merekayasa Ahok yang anti korupsi dan
pembasmi korupsi di Indonesia bisa dipermainkan dan dituduh penista agama? Betapa zalimnya para Hakim dan segenap pihak
yang beraliansi dengan para hakim andaikata Ahok dipersalahkan dalam vonisnya
nanti. Semoga para hakim priode Jokowi ini sudah berobah sebagaimana para
tentara dan polisi. Hanya inilah harapan kita bersama Jokowi dan Ahok.
Ketika
Indonesia menzalimi Rakyat Acheh disebabkan mereka menuntut haknya dibawah
pimpinan DR Hasan Muhammad Ditiro, Allah mengirimkan Tsunami untuk mengundang
masyarakat Dunia agar bisa melihat apa yang terjadi di Acheh kala itu.
Sebahagian penduduk Dunia mengirimkan dana dan bantuan berupa barang yang
memenuhi gudang-gudang di pelabuhan Sumatera Utara. Namun barang tersebut tidak
pernah sampai ketangan para kaum mustadhafin Acheh yang sedang ditimpa musibah.
Sedangkan dana berupa uang habis dilahap para koruptor yang mendapatkan
legitimate Yudhoyono. Salahsatunya yang terbesar adalah Kuntoro Mangkusubroto
yang diangkat Yudhoyono dengan dalih merehabilitasi Acheh paska tsunami. Selain
Kuntoro, Yudhoyono juga beserta tokoh Acheh palsu mendapat kecipratan dana
tersebut. Inilah yang namanya korupsi yang mendapat legitimate, apakah pembaca
hanya bisa melihat sebatas ini? Insya Allah akan kita lihat lebih luas lagi
andaikata kita termasuk orang-orang yang berpikiran kritis (critical thinking ).
Sebagai
contoh pemikir yang kritis, ideologis dan philosofis, marilah kita bahas fenomena
budak-budak modern sementara budak-budak ortodoks dapat disaksikan dalam video berikut ini:
Video nabi Yusuf 33
Manakah
fenomena budak-budak modern?
Allah swt
mengutus para RasulNya untuk melepaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang
menimpa kuduk-kuduk mereka (QS,7:157 & QS, 90:12-18). Disamping itu para Rasul juga mengajarkan
ummahnya tentang perkara halal dan haram (baca Hablum minallah dan hablum
minannas). Allah memfokuskan petunjukkNya
pada hablum minannas (tidak menerima hablum minallah bagi hambaNya yang tidak
berhablum minannas) Inilah agama 2 dymensi. Para Bal’am di lembaga MUI hanya
berhablum minallah saja sedangkan hablum minannas mereka aplikasikan sebatas
kulitnya saja (baca sekedar bersalaman pada hari raya haji dan shaum). Mereka
tidak pernah tau kalau masih ada hari raya terbesar yang tidak disebabkan
ibadah Haji dan shaum tetapi disebabkan perpanjangan keimamahan Rasulullah
sendiri di Ghadirkhum agar ummahnya mampu mendeteksi Shiratal Mustaqim Murni/Sejati.
Mengapa para Bal’am melalukan hanya sebatas tersebut? Hal ini disebabkan mereka dan pengikut setianya tidak beragama
secara benar (baca mereka hanya ber Shitatalmustaqim palsu). Akibat salah dalam berhablum minannas,
maka dalam berhablum minallahpun rusak
secara otomatis.
Perlu
digarisbawahi bahwa fi sabilinnas sama dengan fisabilillah. Bagaimana mungkin
manusia hendak menolong Allah swt sedangkan manusia pasti tau bahwa Allah tidak
butuh pertolongan dari makhlukNya. Sebaliknya manusia juga melihat
ayat-ayatNya, Dia berkata bahwa barang siapa menolongNya, Dia akan menolong
orang tersebut. Apakah kita terlalu sukar memahami maksud Allah di ayat-ayat
tersebut? Ketika kita menolong kaum
mustadhafin bermakna kita telah menolong Allah. Inilah makna pemahaman manusia
sejati yang beriman kepada Allah swt bukan sekedar memperbanyak Ibadah ritual saja (baca hanya
berkhusuk sepi di relung-relung mesjid) sementara kaum mustadhafin yang
merintih di gubuk-gubuk derita dalam hidupnya tidak ada yang mau menolong.
Ketika ada pihak yang menolong mereka dan melenyapkan para koruptor (baca pencuri
berdasi), sebahagian tokoh Indonesia beraliansi dengan para Bal’am, merekayasa agar
orang tersebut dapat digulingkan dengan tuduhan penistaan agama. Adalah hal
yang sama telah direkayasa terhadap setiap pimpinan KPK dengan persekongkolan "Fir’un, Karun dan Bal’am" huingga mereka yang benar berada di penjara dan yang
salah bisa ketawaria.
Allah, Tuhannya
kaum mustadhafin mengamanahkan kepada setiap orang yang berilmu agar
menggunakann ilmunya untuk membebaskan kaum mustadhafin dari belenggu yang
menimpa kuduk-kuduk mereka tetapi para ilmuwan yang tidak beriman tanpa sadar
bersedia menjadi budak-budak modern. Setelah mereka menamatkan pendidikannya,
segera berbaris hampir disetiap kota-kota besar dunia agar mendapat tawaran yang
paling menyenangkan dalam hidupnya. Para pembeli budak modern menawarkan harga
mereka yang aduhai. Yang pertama mengatakan bahwa kalau anda mau bekerja pada
perusahaan saya akan menerima gaji yang besar. Lalu datang pembeli kedua
mengatakan bahwa siapa yang bekerja pada saya disamping gaji yang tinggi juga
rumah mewah. Kemudian datanglah pembeli ketika mengatakan bahwa dia sanggup
memberikan gaji yang tinggi, rumah mewah dan kenderaan yang luck. Akhirnya para
budak modern tersebut termangut-mangut memilih tuannya yang sanggup memberikan segalanya yang
aduhai dan lupalah mereka pesan Allah untuk menolong kaum mustadhafin, sebaliknya
hanya memikirkan keluarganya, berhablum minallah secara salah dan selalu berdo’a agar
gajinya dinaikkan setiap tahun serta karirnya meningkat tajam. Untuk tercapai kehendaknya mereka siap melakukan apa saja demi menggapai
tujuannya termasuk mempertuhankan atasannya.
Kesimpulan:
Apa saja
yang melanggar aturan agama yang haq adalah kezaliman dan setiap kezaliman
adalah penodai agama. Bal’am yang bercokol di lembaga MUI adalah penempuh shIratalmustaqim
palsu yang telah digoreskan Rasulullah diatas pasir dengan goresan yang lurus
dan tebal tetapi dalam garis lurus dan tebal tersebut Rasulullah juga membuat garis
kecil yang bergelombang bagaikan tumbuhan menjalar yang melingkari pohon petai.
Mereka yang tidak kritis tidak mampu melihat garis kecil yang berkelok-kelok itu.
Mereka yang menimba ilmu dari para Bal’am mengira itulah shiratal mustaqim
hingga yakin benar bahwa mereka berada pada jalan yang lurus dalam "bahtera
Taghut yang Zalim".
Billahi
fi sabililhaq
hsndwsp
Di Ujung
Dunia
Dengarkan suara Rausyanfikr Indonesia
Jalaluddin Rahmat:
Keteterangan Kuasa Hukum Sidang Ahok ke 9 Terkait
Soal Penyadapan SBY dan Ma'ruf Amin-7 Februari 2017
Terbukti Said Aqil keliru memahami pernyataan Ahok
MENYAKSIKAN AHOK/BASUKI CAHAYA PURNAMA
TSUNAMI DI ACHEH - SUMATRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar