Rabu, 28 September 2011

SETIAP HARI ADALAH ASYURA, SETIAP BULAN ADALAH MUHARRAM DAN SETIAP TEMPAT ADALAH KARBALA. (SELOGAN DARI SYAHID ALI SYARIATI DALAM REVOLUSI IRAN)



 Bismillaahirrahmaanirrahiim


 

 

JADILAH HUSSEIN ATAU ZAINAB AL KUBRA,
KALAU TIDAK ANDA ADALAH YAZID.
HUSSEIN MENYIRAMI POHON ISLAM DENGAN DARAH DAN AIRMATA. ZAINAB MENYAMPAIKAN MISSI HUSSEIN HINGGA DIKETAHUI MANUSIA
DI DUNIA SEJAK DULU HINGGA KINI
BAHKAN SAMPAI MENEMUINYA
DI PANCUTAN KAUTSAR.
hsndwsp
Acheh - Sumatera

Kalimat demi kalimat baris demi baris dan alinia demi alinia telahpun berlalu hingga goresan bung Novendra Dj ini terbaca habis tanpa terasa lelah sedikitpun. Mengapa tidak, kisah yang diangkat adalah cucuanda Nabiullah, Imam Hussein as, Imam ke 3, ayahanda dari Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein as. Sayang di Acheh sepertinya tak terbaca peristiwa yang demikian dahsyat dan menyayat hati bagi pribadi yang benar-benar beriman, bukan hipokrit alias hanya mengaku saja beriman sementara sepakterjangnya sepertinya tidak jauh berbeda dengan dupli kat Yazid bin Muawiyah itu sendiri.


Sebahagian orang yang mengaku bermazhab Syiah di pulau Jawa hanya terbatas dengan mengeluarkan airmata ketika memperingati hari syahidnya Imam Hussein di medan Karbala, tetapi setelah itu merekapun sepertinya tidak berbeda dengan pengikut Yaziz bin Muawiyah bin abu Sofyan, bersatupadu dalam system Hindune sia yang Yaziddin itu. Ini membuktikan bahwa mereka baru sebatas ilmu Syiah hingga mereka hanya mengetahui kalau Imam Hussein teranianya di Padang Karbala, namun tidak memiliki Ideology Imam Hussein  yang pantang bersatupadu dalam system taghut zalim dan hipokrit. Sebahagian mereka memiliki banyak il mu tentang Syiah dan 12 Imamnya hingga mereka layak disebut Ilmuwan Syiah namun sebetulnya mereka masih belum apa-apa dan tidak jauh berbeda dengan Islam non Syiah. Untuk berguru tentang Syiah, tentang Karbala tentang Imam Hussein memang mudah tetapi untuk memahami Syiah Alawi (baca Syiah me rah), Imam Hussein dan Karbala diperlukan mendalami Ideologynya.


Kalau kita terbatas pada ilmu Syiah, Imam dan Karbala, kita belum mampu meli hat fenomena yang ditentang Syiah, para Imam dan Hussein di Karbala di jaman kita masing-masing. Justru itulah kita masih saja bersatu padu dan bahkan meng identifikasi dirikita sebagai fenomena dimana Yazid menjadi prototipenya fenome na tersebut. Itulah yang dinamakan Syiah hitam atau syiah dekaden. Syiah sejati atau syiah Alawi adalah syiah merah. Mereka bukan saja berilmu Syiah tetapi juga berideology syiah, para Imam dan Karbala.


Agama manapun memiliki dua wajah yang saling bertentangan, wajah dekaden dan wajah ideology. Islam berwajah dekaden seolah-olah melibatkan dirinya dalam kejahatan, menumbuhkan reaksionerisme, kelambanan, dan kelumpuhan. Agama Islam macam ini telah mengekang spirit kebebasan dan secara culas membenarkan status quo. Sedangkan Islam yang type lain, Islam ideology yang pantang bersatupadu dalam system Islam yang dekaden. Sudah barang pasti Islam Ideology tidak diperbolehkan tumbuh dan berkembang dalam sejarah oleh Islam dekaden. Justru di jantung bangsa-bangsa Muslim, sebagaimana kita keta hui, kebenaran dan cita-cita Islam sedang dikorbankan.


Dalam bentuknya yang tidak ideologis agama adalah suatu kumpu lan kepercayaan turun-temurun dan perasaan individual, suatu imi tasi terhadap upacara-upacara, aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan agama dan praktek - praktek yang sudah berurat berakar dari satu generasi kegenerasi lainnya. Jenis agama semacam ini menun jukkan semangat kolektif dari suatu kelompok masyarakat. Agama seperti ini tidak pernah nenemukan esensinya hingga memperlihat kan penentangannya terhadap spirit dan semangat kemanusiaan yang sesungguhnya.


Praktek agama seperti ini sampai hari ini berkembang dan tumbuh subur dalam system yang hipokrit, dimana mereka mengaku beragama Muhammad tetapi mereka tidaklagi memiliki ideology Muhammad, Ali dan Hussein di Karbala. Sebahagian mereka dari kampung berpindah ke kota. Dikota mereka menimba ilmu diberbagai perguruan hingga memungkinkan mereka menjadi "orang besar" setelah bergabung dengan orang-orang pemerintahan. Mereka menjadi kaya, memiliki rumah yang luck, gaji yang tinggi dan mobil mewah. Namun kebanyakan mereka hidup miskin dan menderita tetapi mereka tetap berdaya upaya agar tidak ketinggalan ketika musim maulid tiba kendatipun Rasulullah sendiri melarangnya, namun mereka sepertinya tidak pernah mengetahui adanya larangan. Tak obahnya seperti kebiasaan orang Kristian memperingati hari lahirnya Yesus, mereka tidak pernah memahami bahwa tgl 25 Desemeber itu bukan hari lahirnya Nabi Isa as tetapi hari lahirnya dewa matahari. Demikian juga pohon cemara yang mereka hias sebagai pohon Natal, padahal pohon tersebut takpernah eksist ditempat kelahiran Nabi Isa bin Maryam.http://www.youtube.com/watch?v=YDTC5n8mfzI&feature=related



Dikalangan Syiah jaman Syah Redha Palevi juga demikian kondisi masyarakat, dimana orang-orang miskin walau makanpun tak menentu, berdaya upaya walau dengan cara menabung guna membeli lampu pompa, rantai untuk flagelasi (me mukul - mukul tubuh dalam peringatan syahidnya Imam Hussein di Karbala), alat bunyi-bunyian dan jubah hitam. Ironisnya acara tersebut dikordinir penguasa. Pada hari Asyura malah semua orang dipaksakan harus mengalir airmata tetapi satu hari setelah itu atau esoknya pemerintah membuat hari bergembira dimana tidak dibenarkan seorangpun menangis kecuali ditangkap polisi. Jadi semua me reka (baca penguasa plus rakyatnya memang syiah tetapi syiah Safawi bukan syiah Alawi. Syiah Alawi tidak di benarkan berkembang sampai Imam Khomaini, Dr Ali Syariati, Murtadha Mutahhari cs muncul hingga mampu menggulingkan pe nguasa Safavid dan berdirinya system Islam Syiah Alawi yang sangat cemerlang sekarang ini.


Mudah - mudahan tulisan singkat ini menjadi renungan bagi banbgsa-bangsa yang sedang ter tindas di jaman kita ini. Kita harus belajar memahami Karbala hing ga menemukan fenomena karbala dikalangan kita masing-masing. Kita harus mampu memahami mana sosoknya Yazid di jaman kita, dikalangan kita dan mana sosok Hussein dikalangan kita masing-masing. Lalu bersatulah "Hussein-hussein" untuk meluluhlantakkan "yazid-yazid". Dengan cara demikianlah kita terlepas dari api Neraka, bukan hanya dengan mengalirkan air mata di hari Asyura dan berpu asa agar dapat pahala sedangkan dalam kehidupan sehari-hari kita bersatupadu dalam system yang sama dengan system yang ditentang Imam Hussein as di Karbala.
 






Billahi fi sabililhaq
 
hsndwsp
 
di Ujung Dunia 


notice:
Ketika kita menemui suatu fenomena yang haqqul yakin kebenarannya, kita harus haqqul yakin juga bahwa Allah mengharapkan kepada kita agar menyampaikan kepada orang lain. Pabila pihak yang sampai seruan kita itu tidak menggubrisnya sementara hal tersebut benar disisi Allah, menjadi saksi kelak di hari Kemudian (baca saat Allah menempelak manusia dengan Surah Yasin ayat 60 - 65). Sebaliknya, andaikata tidak kita sampaikan kepada orang lain kita ter masuk yang menyembunyikan kebenaran ilmu Allah. yang berakibat celaka dia khirat kelak. Justeru itulah Allah menuntut pada hambaNya yang telah menemukan kebenaran agar me nyampaikan ke pihak lain, betapapun resikonya, terkadang dicemoohi, dibenci dan bahkan dibu nuh sebagaimana mereka membunuh Ahlulbayt Rasulul lah, konon pula kita pe ngikut ahlulbayt nya. Andaikata fenomena yang haq itu tidak kita sampaikan kepihak lain, kita termasuk orang egois sejati disisi Allah, hendak masuk syurga sendirian. Allah tidak akan memasukkan ke dalam Syurga orang yang egois demikian. Allah memasukkan seseorang da lam Syurga melalui ajakan kita kepada orang lain. Justeru keyakinan seperti itulah saya berda ya upaya untuk menyam pai kan apa yang telah saya yakinkan ini, betapapun resikonya. Read more about tempelakan Allah: http://achehkarbala.blogspot.com/2009/09/tempelkan-yang-sangat-menyakitkan-bagi.html ngat-menyakitkan-bagi.html


Pentas Karbala,
Simbol PerlawananAtas Kebatilan
Refleksi Atas Kesyahidan Imam Husain bin ‘Ali
Oleh; Novendra Dj

Catatan sejarah umat Islam mengabadikan satu tragedi yang memilukan dan menohok jantung orang-orang muslim yang peka dengan agama dan hakikat kemanusiaan. Tepat pada hari ke-10 dibulan Muharram tahun 61 H, suatu peristiwa pembantaian sadis menimpa al Husain bin ‘Ali bin Abithalib beserta para pengikut setianya. Tragedi yang mengambil tempat di padang Karbala, Iraq ini menyisakan kepiluan dan kepedihan hati kaum mu’min. Bagaimana tidak, karena yang dibantai adalah cucunda Rasulullah saw, anak putri tercinta beliau, Fathimah az Zahra. Dan yang melakukannya adalah orang-orang yang mengaku umat Muhammad saw.

Sang kesatria dan hujjatullah dibantai oleh Yazid bin Mu’awiyah, salah seorang khalifah dinasti Umayyah. Mereka membunuh seorang putra Bani Hasyim demi memadamkan cahaya Islam dan memuluskan jalan nafsu keserakahan atas kekuasaan dan harta benda. Kesilauan dunia telah memperdayakan dinasti Umayyah, hingga mereka tega menumpahkan darah suci keturunan Rasulullah saw. Bala tentara kezaliman itu menggenangi tanah Nainawa (nama lain dari Karbala) dengan darah yang dialiri dari tubuh Imam Husain beserta pendukung setianya.

Perang antara Imam Husain bersama pengikut setianya dengan pasukan Yazid berlangsung tidak seimbang. Puluhan orang dari barisan beliau melayani serangan ribuan prajurit Yazid yang dibekali persenjataan lengkap. Sangat tidak adil jika dikatakan peristiwa Karbala tersebut adalah peperangan, melainkan sebentuk pembantaian. Sang petempur terakhir yang hidup (Husain) merenggang nyawa dalam keadaan teraniaya. Pribadi agung ini menjadi tonggak keteladanan, merelakan dirinya syahid dalam keadaan teraniaya demi pengabdiannya kepada Islam. Ia menjawab panggilan dan menjalankan dengan sempurna amanat Allah dan Rasulnya.

Tragedi Karbala sebuah peristiwa yang tidak ada bandingannya dalam sejarah manusia. Bentuk pengorbanan  dan ketabahan yang ditampilkan Imam Husain menjadi energi dahsyat bagi orang-orang yang yakin dengan janji-janji Rabba nya. Husain menjemput ajalnya di Karbala bukanlah berlatar putus asa atau pasrah pada takdir yang ditentukan Allah Swt untuknya. Tetapi dia datang dengan visi dan misi yang jelas, yaitu upaya penyelamatan dan mengembalikan eksistensi serta kemurnian agama kakeknya, Muhammad saw.

Kemurnian Islam sejak wafatnya Rasulullah saw mulai terkikis. Pelbagai penyelewengan terjadi akibat nafsu serakah sebagaian kalangan elit yang masih menyimpan dihati mereka bongkahan-bongkahan kebencian dan dendam kepada al Mustafa dan ahlulbaitnya, terutama kepada ‘Ali bin Abithalib. Keadaan yang mencederai citra Islam ini mendorong Imam Husain bangkit dan melawan, terutama setelah Mu’awiyah mencabik-cabik traktat perdamaian antara ia dengan Imam Hasan. Dimana traktat tersebut berisi kesepakatan bahwa kaum muslim akan memilih khalifahnya setelah meninggalnya Mu’awiyah. Namun Mu’awiyah dibalik itu berusaha memperoleh bai’at bagi Yazid, putranya. Dan mulai menebar fitnah atas ahlulbait Nabi, secara khusus terhadap pribadi Imam ‘Ali.

Namun pribadi seperti al Husain tidak tinggal diam dan pasrah membiarkan cahaya Islam redup. Dia tidak akan sudi membai’at dan membiarkan urusan umat Islam ditangan orang seperti Yazid. Al Husain memandang perlu membangun simbol lebih jelas antara kebenaran dan keadilan yang diwakili dirinya, dengan simbol kebatilan dan kezaliman yang diwakili Yazid bin Mu’awiyah. Tentunya langkah yang diambil al Husain tersebut membawa konsekuensi besar mengenaskan. Dimana kepedihan dan kedukaan dahsyat akan menimpa Rasulullah dan keluaganya beserta orang-orang yang setia pada agama yang hanif. Karena tipe Yazid tidak sungkan menumpahkan darah orang-orang yang menghalanginya, meskipun itu manusia agung seperti al Husain.

Kita bisa bayangkan bagaimana Imam Husain, cucunda kesayangan Rasulullah saw, dibantai dengan sangat biadab. Begitu juga sangat memilukan saat Ali Al Ashgar, bayi Imam Husain syahid dengan panah beracun menembus lehernya. Kekejaman terhadap keturunan Rasul saw ini senantiasa membuat kesedihan mendalam.

Tetapi di balik kesedihan itu, banyak makna lain terkandung dibalik pengorbanan dan syahidnya Imam Husain beserta para pengikutnya. Disitu tersimpan kisah heroik, sebelum menjemput syahidnya, Imam Husain dengan gagah berani melawan ribuan prajurit seorang diri. Ini mengisyaratkan pesan bahwa seorang muslim mesti tetap tegar melawan kezaliman. Bagaimana pun keadaannya.

Peristiwa karbala memotret dua sisi yang saling bertolak belakang. Barisan pengusung bendera haq satu pihak dan barisan kebatilan dipihak lain. Imam Husain beserta rombongannya datang ke tanah Karbala demi menegaskan tapal batas haq dan batil. Ia datang dengan kesadaran ilahiah, bahwa pengorbanan dan kucuran darahnya akan merobek tabir-tabir kejahilan dan kezaliman. Beliau menyadari bahwa umat Islam selanjutnya membutuhkan suatu tonggak inspirasi yang akan memompa spirit mereka dalam menentang penindasan dan ketidak adilan.
Disisi lain, perlakuan Yazid dan bala tentaranya terhadap Imam Husain, putri-putri Bani Hasyim, dan para pengikut setianya adalah mempertontonkan budaya ala rezim penindas. Peristiwa ini sungguh menegaskan bahwa antara haq dan kebatilan tidak akan pernah bisa bercampur. Haq tidak akan pernah tunduk dihadapan  lawannya, keduanya senantiasa berhadap-hadapan. Semangat perlawananan atas kezaliman mesti senantiasa dipupuk, dijadikan spirit yang mengakar dikalangan umat Islam. Jika tidak, maka kezaliman akan merasa aman memegang kendali, dan ia juga bisa menyelubungi dirinya dengan jubah kebenaran, dan topeng keadilan.

Keprihatinan kita, Peristawa Karbala seperti terlupakan oleh umat Islam mayoritas. Entah karena sengaja demi menyelamatkan muka umat Islam dari rona buram lembaran sejarah pilu. Namun demikian, tidak bisa dihindari, sejarah umat ini ternyata tidak semulus dalam lembaran buku-buku yang popular beredar ditengah-tengah kita. Pelbagai fakta terkait tragedi-tragedi menyayat hati turut memburamkan fenomena umat ini. Diantara peristiwa besar dan terpenting serta layak dikenang, adalah tragedi Karbala.

Tragedi menyesakkah hati ini memang hanya akrab dan selalu dikenang oleh umat Islam dari mazahab Syiah. Kalangan umat Islam yang memiliki loyalitas tinggi pada ahlulbait Nabi saw ini melihat peristiwa tersebut sebagai pembuka mata umat Islam atas batasan haq dan batil yang tidak mungkin dicapur satu sama lain.

Membangunkan kesadaran umat bahwa Islam beserta kebenaran dan keadilan yang diusungnya mesti senantiasa diperjuangkan, meskipun harus dibayar dengan penderitaan dan darah sekalipun. Dan mereka senantiasa menjadikan kenangan Asyura sebagai wadah membangun spirit untuk bangkit, loyalitas pada kebenaran, dan senantiasa menolak kezaliman dan penindasan.

Namun demikian, pembelajaran ataupun hikmah Asyura bukanlah monopoli Islam Syiah saja. Sejatinya peristiwa ini menjadi spirit bersama umat Islam dari kalangan manapun yang setia dengan ajaran Rasulullah saw, yang menginginkan batasan haq dan batil tetap dikenali, dan keadilan ditegakkan. Karena Imam Husain telah menggoreskan tonggak keteladanan – dengan kemuliaan pengorbanannya demi kemurnian dan tegaknya agama Muhammad saww – dan men jadikannya sebagai pesan agung, bahwa duduk bersanding dengan penindas dan keza liman itu sendiri adalah aib dan kehinaan. Dan ummat Islam dituntut untuk senantiasa berada dalam kemuliaan, penyampai kebenaran, dan pengimplementasi keadilan. Labbaika ya Imam Hussain... 

 
 
 
 
 

 

 

 

 


Jumat, 09 September 2011

ANTARA PERASAAN BERAGAMA SECARA BUDAYA DAN IDEOLOGY AGAMA MURNI


 
SYAHID DR ALI SYARI'ATI, RAUSYANFIKR IRAN 
YANG BELUM ADA DUANYA SAMPAI HARI INI




SEPERTINYA BAGUS JUGA TULISAN INI UNTUK SUATU RENUNGAN 
BUAT KITA SENDIRI DAN UNTUK MEMAHAMI 
BAGAIMANA LAZIMNYA PERASAAN KITA 
SAAT MENDENGAR KEMATIAN SESEORANG DAN APA UKURANNYA
KETIKA KITA MENGANGGAP BAIK ATAU BURUK DISISI ALLAH. 
ADAKAH INDIKASI DISISINYA?
(hsndwsp)
Acheh - Sumatra




MEUNJE PENG GADEH DJANGGOT, MEUNJE EUNGKOT LAGEE   Message List  

Reply
Message #6718 of 9656 < Prev | Next >

 
Teruntuk Njak  Banta Syahrizal
Meuseue hanalom tatuoh pat bida antara Idiology Islam dan Idiology Pancasila, tasaba dilee hai meutuah, atawa tasimak narit gob dilee njeng teungeh meusambong di milis njoe.

--- Anwar Ali < anwar_acheh@ yahoo.no> wrote:
Nampaknya agak banyak email yang mengucapkan selamat jalan kepada saudara Rufriadi. Saya sendiri tidak mengenalnya apakah dia itu orang beridiology Islam atau Pancasila, semoga beliau termasuk orang yang beri deology Islam. Disebabkan saya tidak mengenal persis bagaimana sepakterjangnya maka saya tidak punya komentar apapun menyangkut kematiannya. 

Dalam kesempatan ini perlu kita ambil i'tibar bahwa semua manusia pasti akan menemui kematian, tinggallagi waktu dan tempat yang tepat tidak dapat dijangkau manusia biasa. Pepatah Acheh mengatakan ."Bek ta sangka u akan rhet watee riek, u groh le tjit njeng rhet".  Terjemahan melayunya:" Jangan disangka ke lapa akan jatuh ketika riek, kelapa mudapun banyak yang jatuh". Artinya mati itu bukan saja menimpa orang yang sudah tua usianya tapi orang mudapun banyak juga yang mati. Apakah mati berdarah dalam perjuangan , mati di bunuh orang, mati disebabkan penyakit tertentu atau mati dengan tiba-tiba sebagaimana Rufriadi itu. Justru itu ingatlah wahai saudaraku bangsa Acheh bahwa andaikata kita mati dalam keadaan berjuang karena Allah pasti kita diampuni dari segala dosa dimasa lampau kendatipun tidak seorangpun berdoa kepada kita a gar Allah mengampuni dosa kita serta ditempatkan Allah dalam Sorga. Namun andaikata kita mati dalam se pakterjang yang berlawanan dengan pejuang kebenaran atau dulu pernah berjuang tapi tidak berhasil mem pertahankan esensi tersebut hingga kita berbalik menjadi basyar kembali, kita pasti akan dimasukkan Allah dalam Neraka, (na 'uzubillahi minzalik) kendatipun sepenuh dunia ini berdoa kepada kita agar diampuni do sanya. Apabila kita termasuk katagori yang terakhir ini berarti kita tidak termasuk pejuang asli tapi kita dulu berjuang untuk kita sendiri bukan untuk membela kaum dhu'afa. 

Mungkin timbul pertanyaan, apakah kalau begitu tidak ada gunanya berdoa?  Pastinya doa itu sangat berguna sebagaimana firman Allah: "Waiza saalaka 'ibadi 'anni, fainni qarib.  Ujibud dakwatidda'i iza da'ani, fal yastaji buli, wal yukminubi, la'allahum yarsyudun". Terjemahan bebas:" Apabila ditanya engkau (wahai Muhammad) akan daku.oleh hambaku, (katakanlah) sesungguhnya aku dekat. Aku akan memperkenalkan setiap doa ham baKu apabila (hambaku) berdo'a. (Tapi) hendaklah mereka itu memenuhi seruanKu dan (benar-benar) beri man kepadaKu.  Mudah-mudahan mereka mendapat kemenangan. 

Nah! Yang perlu kita pertanyakan disini apakah kita termasuk orang yang memenuhi seruan Allah dan benar benar beriman kepada Nya atau hanya beriman dimulut saja. Perlu kita ketahui bahwa ketika Rasulullah me ninggal dunia tidak ada orang yang berdoa dirumahnya, kecuali orang menangis, yaitu anaknya sendiri Fatimah Az Zahara sampai bengkak matanya.  Lucunya di Acheh terkenal sebuah lagu: 

" Nabina neu wasiet nibak geutanjoe
  Han geubi moe-moe bak ureueng mate
  Meunje nathat weueh inseueh that sajang
  Neutjok Quru-an kaalam neubatjale"
Lagu ini berasal dari sebuah hadist palsu (hikajat musang, pakek istilah Muhammad A l Qubra)

Peristiwa sebenarnya:
Suatu hari Rasulullah melewati kuburan orang Yahudi dimana isterinya sedang menangis diatas kuburan suami nya. Rasulullah mengatakan kepada kaum Muslimin yang juga turut menyaksikannya bahwa orang tersebut menangis sedangkan suaminya dalam kubur diazab Allah. sebahagian kaum Muslimin keliru memahami mak sud Rasulullah. Suatau hari Ibnu Umar (Abdullah bin Umar) berkata dalam ceramahnya bahwa kita tidak bo leh menangisi orang mati disebabkan akan disiksa Allah sebagaimana kata Rasulullah. Aisyah menegur Ibnu Umar:"Bukan demikian hai Ibnu Umar. Tidak ada sebab 'akibat antara isteri yang menangis diatas kuburan de ngan  suami yang disiksa dalam kubur. Disiksanya orang dalam kubur bukan disebabkan menangisnya isteri ta pi disebabkan suaminya itu orang Yahudi.  Penjelasan Aisyah sesuai realitanya bahwa justru anak kesayangan Rasulullah sendiri yang menangisi kematiannya.  Ironisnya justru pendapat Ibnu Umar yang keliru yang diyaki ni di Acheh dan juga di berbagai negara yang penduduknya mayoriras Islam. 

Akibatnya Al Qur-an sebagai hudallinnas (Petunjuk bagi manusia atau orang hidup) sudah di fungsikan hanya sebagai bacaan buat orang mati. Sementara anak yatim yang ditinggalkan orang tuanya terpaksa melayani pembaca Qur-an itu dengan kenduri, kendatipun masa depan mereka membutuhkan dana namun tidak men cukupi. 

Ada satu lagi yang aneh bin ajaib:
Ketika Neil Amstrong naik ke Bulan dengan pesawat Apolo ihda 'asyara, tersiar kabar dengan derasnya bah wa beliau masuk Islam setelah mendengar suara Nabi Muhammad diantara bermacam suara lainnya. Menurut kabar burung itu bahwa semua suara dapat didengar kembali di angkasa lepas. Sebagai follow up nya dari ka bar itu, MH Ainun Najib jebolan pesantren di Jawa sempat menggubah sebuah lagu berkenaan Neilm Ams trong masuk Islam, malah kaset tersebut masih beredar dipasaran sampai hari ini saya kira. Anehnya ketika Neil Amstrong singgah di Singapore, beliau menyatakan bahwa tidak pernah masuk Islam. Demikianlah keane han sering muncul dikalangan kita ummat Islam yang sering bertentangan dengan kebenaran sejati. 

Demikianlah saudaraku, semoga kita mendapat hidayah dari Allah swt hingga kita mampu berfikir vsecara be nar dalam beragama. Aamin yaa Rabbal 'aalamin.
anwr,- 





On 6/1/07, Banta Syahrizal <banta05@gmail. com> wrote:
Terserah apa yang kalian semua katakan.....
Tapi semua kami yang pernah kenal dekat dengan Alm. Rufriadi sangat kehilangan.. . Karna Dia merupakan salah satu tumpuan masa depan demokrasi dan penegakan HAM di Aceh.

Persoalan dia di BRR, bagi kami semua persoalan yang lain dari kedukaan kami... Tapi, Emangnya kenapa ka lau dia bisa sempat kerja di BRR, emangnya kenapa kalau dia punya gaji besar.... Jelas dia bekerja, dan itu halal..... Karna dia tidak minta gaji segitu... itu ketetapan Kepala, dan dia pun masuk BRR bukan karna pingin punya gaji besar.... dan diapun di jadikan direktur bukan karna dia minta, tapi memang Alm.pantas dan punya kapasitas untuk itu....

dan ingat, Dia keluar negeri bukan dari Uang mayat yang kalian tuduh itu... dia dibawa oleh majalah TEM PO..... Dan itu juga karna independensi beliau... dan aku yakin kalian yang mencercanya, bukanlah siapa2 dibandingkan almarhum, dan jika kalian tiadapun dalam sejarah Aceh tidak akan ada pengaruh apapun..... Bahkan jika kalian karna takdir Allah - pun harus meninggalkan dunia ini, tidak ada pengaruhnya bagi Aceh... Jelas beda seperti bumi dan langit dengan Alm. Rufriadi.... 

Dan kalian juga harus tau, Saat Darurat Militer, hanya dia (aktifis sekalibernya) yang berani tinggal di Aceh... Hanya dia yang berani menjadi pengacara bagi sekian banyak tawanan GAM yang ditangkap pada masa Dar urat Militer... Dia Pengacara Juru runding GAM... dan Perlu kalian tau, dimasa sulit seperti itu... DIA PA SANG BADAN DENGAN TIDAK DI BAYAR.....
DIMANA KALIAN SAAT itu... bahkan sekarang...

 
Maaf, jika kasar.
makanya jaga kata-kata kalian
jika ingin complain langsung, saya ada email... bahkan kalau mau telp ke no. telp saya, atau mau ketemupun saya siap..
Banta Syahrizal
 
 
 
 
 

Selasa, 06 September 2011

DI UJUNG KEHIDUPAN DUNIA NANTI ALLAH JANJIKAN KEHIDUPAN YANG ISLAMI DIBAWAH KEPEMIMPINAN IMAM MAHDI AL MUNTAZHAR



Bismillaahirrahmaanirrahiim



SUDAH DEMIKIAN LAMA ORANG NON ISLAM TENGGELAM KEDALAM 
SALAH PAHAM TERHADAP AGAMA ISLAM. 
HAL INI DISEBABKAN SEPAK TERJANG KAUM HYPOCRITE 
YANG BERSATU PADU DALAM SYSTEM - SYSTEM TAGHUT
YANG DIKEMAS DENGAN BUNGKUSAN "ISLAM".
DI SELURUH TIMUR TENGAH.
hsndwsp
Acheh -. Sumatra



Hari ini hampir semua rakyat di kawasan Timur Tengah yang beragama Islam baik Is lam Sunni maupun Islam Syiah Imamiah 12, sadar bahwa mereka sudah sekian lama terbelenggu dalam system hypocrite. Hal ini terja di disebabkan ulah "ulama" Gado ngan yang menjadi pendukung utama setiah regym untuk menina bobokkan kaum mustadh'afin hingga mereka mengira ulama benaran. Berbicara system atau negara dengan power yang dimilikinya adalah berbicara system yang membawa mala petaka buat kemanusiaan dan rahmatan lil'alamin (baca rahmat atau kesejahteraan Dunia bagi seluruh alam). Secara ideologis system tersebut terklasifikasi ke dalam 2 system saja, "System Taghut" dan "System Allah". System Taghut juga dapat diklasifikasi  kepada sys tem Taghut despotik dan non despotik. Sedangkan system Allah atau system Islam juga ada yang menzalimi kaum mustadhafin (baca system Islam palsu atau gadongan) seperti system Arab Saudi sejak dari berkuasa nya Muawiyah sampai kekuasaan as Saud sekarang ini dan semua system di Timur Tengah kecuali Republik Islam Iran, system Indonesia sejak dari Soekarno sampai Yudhoyono. 


System Islam Murni. 
Dulu ketika kita berbicara system Islam murni, kita mendapat kesukaran dalam menge bmukakan realitanya hingga terpaksa kita kemukakan secara teori saja. Hal ini sudah barang pasti dibantah oleh orang-.orang yang hypocrite. Namun sekarang, alhamdu lillah kita dapat menunjukkan realitanya, nyakni Republik Islam Iran.

Pada awal revolusi Iran sepertinya sedikit sekali orang non Iran yang percaya bahwa Iranlah satu-.satunya yang termasuk system kedaulatan Allah. Hal ini disebabkan ba nyak negara yang berevolusi tetapi belum lagi berganti generasi sudah kembali mengalami dekaden, malah banyak juga yang lebih parah dari system sebe lumnya. Disampoing itu juga di RII kala itu walaupun systemnya sudah benar (baca Wilatul Fakih, Imam Kho maini), namun "sekrup-sekrup" lama (baca antek-antek Syah Reza Palevi) masih bercokol dalam systemnya, bahkan termasuk presidennya seperti Abul Hasan Bani Sadr yang akhiurnya terpaksa kabur ke Prancis.

Disamping Itu Alim palsu yang berlagak ulama juga masih banyak, dimana mereka bagaikan "tuan kebun" ter hadap kaum mustadh'afin. Malah ada issu sampai hari ini masih ada alim palsu yang kaya - kaya, dimana mus tahil hal tersebut dimiliki oleh pri badi yang benar Imannya. Terhadap hal yang satu ini sepertinya pemimpin RII sangat berhati-hati untuk "mengobatinya". Saya kira hal ini wajar terjadi disebabkan demikian lama Iran dikua sai oleh rezim yang despotik hingga mem,berikan kesem patan kepada sebahagian penduduk saja berkem bang ekonominya dengan pesat sebagaimana kita saksikan di Indonesia dimana keturunan Cina dan sebagian orang Indonesia yang "pintar" mendekati penguasa juga mudah memanipulasi kekayaan negara.

RII baru sekarang dibawah kepemimpinan DR Ahmadinejad, mulai nampak rahmatan lilalamain. Semoga RII paska Ahmadinejad dapat diteruskan oleh "Ahmadinejad-Ahmadinejad" lainnya.

Demikian juga revolusi-revolusi yang sedang berlangsung di hampir seluruh Timur Tengah sekarang ini, hendak nya kita harapkan benar-benar tidak berkiblat ke Barat atau ke Timur tetapi kepada Allah sendiri sebagai Pe milik Alam Semesta. Untuk itu rakyat Timur Tengah yang sadar harus berhati-hati dalam penentuan system se lanjut nya agar tidak terjerat kedalam perangkap musuh kiri kanan yang siap membajak revolusi hingga kem bali berpatah balik kebelakang. Justru itu tidaklah berlebihan agar benar-benar dapat "berguru" kepada Re publik Islam Iran, dimana sekarang sudah mulai diakui bukan saja oleh orang Islam non Iran tetapi juga oleh orang non Islam yang berpikiran "kemanusiaan" (baca negara-negara Amerika Latin)

Untuk membuktikan murni tidaknya Islam dalam suatu system, pertama sekali lihatlah bagaimana sepak ter jang para pemimpin, apakah berperangai cangkul, menimbun harta kehadapannya, keluarga dan konco-kon conya atau benar-benar berdaya upaya kesejahteraan seluruh penduduknya tidak pilih bulu apakah mereka beragama Islam atupun beragama non Islam. Kemudian apakah para pemimpin terbatas perhatian me reka kepada penduduk negaranya saja atu juga kaum mustadhafin di seluruh Dunia juga apapun latar belakang agamanya. Sudah barang pasti ada keutamaannya sesuai petunjuk Allah sendiri dimana para pemimpin Islam murni harus mengutamakan kaum mustadh'afin dalam hal kesejahteraannya.

Secara global hambatan perkembangan system yang rahmatan lilalamin, sepertinya media massa baik via In ternet maupun non Internet. Kebanyakan media massa dikua sai oleh orang-oirang yang kabur dalam mema hami kebenaran. Akibatnya otomatis opini Dunia sangat dipengaruhi oleh media-media massa tersebut. Saya punya bebe rapa orang kawan yang tidak menyadari realita ini hingga kawan tersebut tewtap saja memperca yai media-media yang hypocrite. Kalau sudah demikian kondisi kebanyakan penduduk Dunia, pastinya sulit untuk menggapaiu kebenaran., Mereka senantiasa ter perangkap dalam kehipokritan gagasan-gagasan pemilik media yang keliru memahami kebenaran. Media-media yang jujur memang sudah mulai exist dewasa ini tetapi masih sedikit dibandingkanm media yang tidak jujur. Untuk ini saya tidak akan menunjukkan mana saja media yang jujur, sebab walau bagaimanapun orang yang sudah terperag kap dalam media yang tidak jujur, pasti me nolaknya. Persoalan ini sesungguhnya ti dak terlepas dari bimbingan Allah, para Rasul dan para Imam hingga seseorang terbu ka cakrawalka berpikir sampai menemukan kebenarannya.



Sinyal Kejatuhan Rezim Bahrain dan Yaman
Gelombang protes rakyat anti rezim di Bahrain dan Yaman terus mengalir deras, meski pemerintah Khalifa dan Saleh semakin gencar meningkatkan tekanan terhadap rakyat nya sendiri.

Rakyat Bahrain Sabtu (3/9) kembali menggelar unjuk rasa antipemerintah Khalifa yang memberangus suara protes mereka dengan cara-cara kekerasan. Rakyat dalam aksi nya menuntut pemerintah mundur dan menye rahkan nasib negara kepada mereka.

Sejumlah aktivis politik Bahrain mulai mogok makan sebagai ungkapan protes. Aksi mogok makan aktivis po litik Bahrain juga diikuti oleh gerakan dokter negara ini yang juga meringkuk di tahanan pemerintah. Aliansi dokter pro HAM dalam laporan terbaru nya menyatakan bahwa kondisi para tahanan yang mogok makan sangat kritis.

Sekjen Gerakan Kebebasan Bahrain, Said Shahabi menekankan, dalam beberapa pe kan mendatang tran sformasi di Manama akan berujung pada tumbangnya rezim serta berakhirnya penjajahan Arab Saudi.

Aktivis Bahrain yang tinggal di London ini mengisyaratkan penjajahan atas negaranya oleh pasukan Perisai Al jazira.Ditekankannya, rakyat akan melanjutkan perjuangannya hingga rezim tumbang. Shahabi menegaskan bahwa bangsa Bahrain memiliki kemam puan mempertahankan kedaulatan negaranya. Diingatkannya, kami tidak akan mengi zinkan rezim memberikan negara ini kepada pihak asing seperti Arab Saudi.

Sekjen Gerakan Kebebasan Bahrain di bagian lain pernyataannya mereaksi seruan ke lompok dan partai oposisi kepada rakyat untuk kembali berkumpul di Bundaran Mu tiara.

Ia juga mengingatkan pemerintah Bahrain untuk mengundurkan diri. Dikatakannya, re zim Manama telah menginjak-injak nilai-nilai moral, politik dan garis merah dan mereka tidak lagi memiliki harapan untuk memerintah di negara ini.

Di tengah berlanjutnya gelombang protes rakyat di Bahrain, Ribuan rakyat Yaman A had (4/9) menggelar un juk rasa menuntut turunnya Ali Abdullah Saleh dari tampuk ke kuasaan negara Arab itu. Mereka juga mende sak Dewan Nasional Yaman untuk me nuntaskan revolusi rakyat menggulingkan rezim diktator Yaman itu be serta seluruh antek-anteknya.

Menghadapi gelombang deras protes itu, pemerintah Yaman meningkatkan penjagaan ketat di Sanaa dan ber bagai kota lainnya. Pasukan keamanan menutup pintu masuk ke arah Sanaa dan memutus jaringan listrik serta menghalangi masuknya bahan bakar guna meredam aksi protes rakyat. Namun aksi brutal rezim Saleh tidak mampu mem bendung air bah protes rakyat yang semakin meluap dan memuntahkan korban.

Sejatinya protes rakyat di dua negara Arab itu menjadi sinyal awal kejatuhan rezim dik tator yang selama ini menjadi kaki tangan imperialisme asing di negara mereka sen diri.(IRIB) 




LIFE AT THE END OF THE WORLD LOVE GOD PROMISED LIFE UNDER THE LEADERSHIP OF ISLAMIC IMAM AL MAHDI MUNTAZHAR 
OLD PEOPLE HAVE SUCH NON ISLAM INTO DROWNING 
ONE TO UNDERSTAND ISLAM. 
THIS CAUSED THE lunge Hypocrite 
Cohesive IN SYSTEM - SYSTEM taghut 
Are packed with the pack "ISLAM". 
AROUND THE MIDDLE EAST. 
hsndwsp 
Acheh -. Sumatra


Today almost all the people in the Middle East who are Muslims Islam both Sunni and Shia Islam priestly 12, realized they had so long fettered in the system Hypocrite. This is due to happen in the act of "scholars" who became the main support Gadongan setiah regym for menina bobokkan mustadh'afin until they thought the cleric truth. Speaking with the system or the state owned power system is to talk that brings misfor tune and catastrophe for humanity rahmatan lil'alamin (read blessing or prosperity for the entire natural world). Ideologically the system is classified into two systems only, "System taghut" and "System of God." Taghut system can also be classified to the sys tem and the non-despotic despotic taghut. While the system of Allah or the Islamic system there is also a menzalimi the mustadhafin (read false or gadongan Islamic sys tem) as the system of ruling Saudi Arabia since his power as Saud Muawiyah till now and all systems in the Middle East unless the Islamic Republic of Iran, Indonesia since the system of Sukarno to Yudhoyono.


Pure Islamic System.
Back when we speak of pure Islamic system, we have difficulty in expressing their rea lity until we are forced to argue in theory only. This is, of certain disputed by those who .orang Hypocrite. But now, thank God we can show the reality, nyakni Islamic Republic of Iran.

At the beginning of the Iranian revolution, it seems very few people who believe that non-Iranian-.satunya Iranlah one that includes the system of God's sovereignty. This is because many countries have evolved but had not yet returned after generation has experienced the decadent, even many who do worse than previously sebe system. Di sampoing RII was also at that time although systemnya is correct (read Wilatul Fakih, Imam Kho Maini), but the "screws" long (read minions Palevi Reza Shah) was still entrenched in systemnya, even including the president as Abul Hasan Bani Sadr which akhiurnya forced to flee to France.

Besides posing a false Alim It is also still a lot of scholars, where they were like "master gardener" was against the mustadh'afin. In fact, there are issues to this day there is still a fake pious rich - rich, where the mus tahil it is owned by a true personal faith. Against this one RII leaders seem to be very careful to "treat". I think it naturally happened for so long because Iran dikua sai by a despotic regime to make, give kesem sebahagian residents only chance to bang its economy is rapidly developing as we saw in Indo nesia where the Chinese-Indonesian and some people are "smart" approach the autho rities also easy to manipulate the country's wealth.

RII is only now under the leadership of Dr. Ahmadinejad, began to appear rahmatan lilalamain. Hopefully RII can be forwarded by the post-Ahmadinejad "Ahmadinejad, Ahmadinejad" other.

Similarly, the revolutions that are taking place in almost all the Middle East today, would we expect it really is not oriented to the West or the East but to God himself as Peter's Universe. To the people of the Middle East who are aware must be careful in determining the system as he continued to not ensnared into the trap of the enemy left and right who are ready to hijack the revolution through to the back berpatah bali behind the canopy. That's no exaggeration in order to really be "studied" to the Islamic Re public of Iran, which is now beginning to be recognized not only by non-Iranian Muslims but also by non-Islamic people who think "humanity" (read Latin American countries)

To prove whether or not pure Islam into one system, first of all look at how the football was the leaders who, whether behave hoe, kehadapannya treasure hoard, their famili es and allies conya-con or really make an effort welfare of all its inhabitants do not favoritism whether they are Muslims atupun non-Islamic religion. Then, whether the leaders confined their attention to the population of the country have also atu musta dhafin Worldwide also any religious background. Of there its primacy as per the instructions of God himself where Islamic leaders must prioritize the mustadh'afin pu rely in terms of welfare.

Globally barriers lilalamin rahmatan development system, either via the mass media seem In ternet and non-Internet. Most of the mass media controlled by those who fled in mema oirang comprehend the truth. Automatic result of World opinion is strongly influenced by the mass media. I have some friends who are not aware of this reality until the friend is just memperca yai tewtap media with Hypocrite. If it so the condition of most of the world population, surely it is difficult to menggapaiu truth., They are always caught in kehipokritan  ideas erroneous media owners understand the truth. Honest media is already exist today but still a little dibandingkanm dishonest media. For this I will not show any media that honestly, because however terperagkap people already in the media are not honest, definitely had turned him down. This issue is really not apart from God's guidance, the Prophet and the Imams until someone opens cakra walka think to find the truth.

Signal Regime Fall Bahrain and Yemen
A wave of popular anti-regime protests in Bahrain and Yemen continue flowing, even though the government has intensified Saleh Khalifa and increase the pressure a gainst his own people.

The people of Bahrain on Saturday (3 / 9) again held anti-government protests that muzzle Khalifa voice their protest by violent means. People in action demanding that the government retreated and crossed the fate of the country handed over to them.

A number of Bahraini political activists began a hunger strike as an expression of protest. Hunger strike activist lytic po Bahrain also attended by the movement of this country who are also doctors huddled in government custody. Alliance of physicians in human rights pro latest reports stating that the conditions of detainees on hunger strike very critical.

Bahrain Freedom Movement secretary-general, Saeed Shahabi stressed, in the coming weeks tran sformasi in Manama will culminate in the fall of the regime and end the occu pation of Saudi Arabia.

Bahrain activist who lives in London suggests the occupation of his country by the forces of Al jazira.Ditekankannya Shield, the people will continue their struggle until the regime collapsed. Shahabi Bahrain confirmed that the nation has the ability to defend the sovereignty of his country. Reminded, we will not allow the regime to give this coun try to foreigners like Saudi Arabia.

Secretary General of Bahrain Freedom Movement in other parts of his statement re acted to calls for groups and opposition parties to return to the people gathered at the Pearl Roundabout.

He also reminded the government of Bahrain to resign. He said, Manama regime has trampled moral values, politics and the red line and they no longer have hope for the rule in this country.

Amid the continuing wave of popular protests in Bahrain, thousands of people of Ye men on Sunday (4 / 9) held un persuaded to demand decline Ali Abdullah Saleh of power in Arab countries. They also approached the National Council of Yemen sacks to finish the people's revolution to overthrow the dictatorial regime of Yemen's few and all his minions.

Facing a wave of protests was swift, the Yemeni government increased police security in Sanaa and other towns were like. Security forces closed the entrance to the Sanaa and cut power lines and blocking the entry of fuel in order to dampen the protests of the people. Saleh's regime, however brutal action can not stem the flood of protest of the people who increasingly overflowing and spewing victim.

Indeed popular protests in two Arab countries that could signal the beginning of the fall of dictatorial regimes that become accomplices of foreign imperialism in their own country. (IRIB)