SUDAH DEMIKIAN LAMA ORANG NON ISLAM TENGGELAM KEDALAM
SALAH PAHAM TERHADAP AGAMA ISLAM.
HAL INI DISEBABKAN SEPAK TERJANG KAUM HYPOCRITE
YANG BERSATU PADU DALAM SYSTEM - SYSTEM TAGHUT
YANG DIKEMAS DENGAN BUNGKUSAN "ISLAM".
DI SELURUH TIMUR TENGAH.
hsndwsp
Acheh -. Sumatra
Hari ini hampir semua rakyat di kawasan Timur Tengah yang beragama Islam baik Is lam Sunni maupun Islam Syiah Imamiah 12, sadar bahwa mereka sudah sekian lama terbelenggu dalam system hypocrite. Hal ini terja di disebabkan ulah "ulama" Gado ngan yang menjadi pendukung utama setiah regym untuk menina bobokkan kaum mustadh'afin hingga mereka mengira ulama benaran. Berbicara system atau negara dengan power yang dimilikinya adalah berbicara system yang membawa mala petaka buat kemanusiaan dan rahmatan lil'alamin (baca rahmat atau kesejahteraan Dunia bagi seluruh alam). Secara ideologis system tersebut terklasifikasi ke dalam 2 system saja, "System Taghut" dan "System Allah". System Taghut juga dapat diklasifikasi kepada sys tem Taghut despotik dan non despotik. Sedangkan system Allah atau system Islam juga ada yang menzalimi kaum mustadhafin (baca system Islam palsu atau gadongan) seperti system Arab Saudi sejak dari berkuasa nya Muawiyah sampai kekuasaan as Saud sekarang ini dan semua system di Timur Tengah kecuali Republik Islam Iran, system Indonesia sejak dari Soekarno sampai Yudhoyono.
System Islam Murni.
Dulu ketika kita berbicara system Islam murni, kita mendapat kesukaran dalam menge bmukakan realitanya hingga terpaksa kita kemukakan secara teori saja. Hal ini sudah barang pasti dibantah oleh orang-.orang yang hypocrite. Namun sekarang, alhamdu lillah kita dapat menunjukkan realitanya, nyakni Republik Islam Iran.
Pada awal revolusi Iran sepertinya sedikit sekali orang non Iran yang percaya bahwa Iranlah satu-.satunya yang termasuk system kedaulatan Allah. Hal ini disebabkan ba nyak negara yang berevolusi tetapi belum lagi berganti generasi sudah kembali mengalami dekaden, malah banyak juga yang lebih parah dari system sebe lumnya. Disampoing itu juga di RII kala itu walaupun systemnya sudah benar (baca Wilatul Fakih, Imam Kho maini), namun "sekrup-sekrup" lama (baca antek-antek Syah Reza Palevi) masih bercokol dalam systemnya, bahkan termasuk presidennya seperti Abul Hasan Bani Sadr yang akhiurnya terpaksa kabur ke Prancis.
Disamping Itu Alim palsu yang berlagak ulama juga masih banyak, dimana mereka bagaikan "tuan kebun" ter hadap kaum mustadh'afin. Malah ada issu sampai hari ini masih ada alim palsu yang kaya - kaya, dimana mus tahil hal tersebut dimiliki oleh pri badi yang benar Imannya. Terhadap hal yang satu ini sepertinya pemimpin RII sangat berhati-hati untuk "mengobatinya". Saya kira hal ini wajar terjadi disebabkan demikian lama Iran dikua sai oleh rezim yang despotik hingga mem,berikan kesem patan kepada sebahagian penduduk saja berkem bang ekonominya dengan pesat sebagaimana kita saksikan di Indonesia dimana keturunan Cina dan sebagian orang Indonesia yang "pintar" mendekati penguasa juga mudah memanipulasi kekayaan negara.
RII baru sekarang dibawah kepemimpinan DR Ahmadinejad, mulai nampak rahmatan lilalamain. Semoga RII paska Ahmadinejad dapat diteruskan oleh "Ahmadinejad-Ahmadinejad" lainnya.
Demikian juga revolusi-revolusi yang sedang berlangsung di hampir seluruh Timur Tengah sekarang ini, hendak nya kita harapkan benar-benar tidak berkiblat ke Barat atau ke Timur tetapi kepada Allah sendiri sebagai Pe milik Alam Semesta. Untuk itu rakyat Timur Tengah yang sadar harus berhati-hati dalam penentuan system se lanjut nya agar tidak terjerat kedalam perangkap musuh kiri kanan yang siap membajak revolusi hingga kem bali berpatah balik kebelakang. Justru itu tidaklah berlebihan agar benar-benar dapat "berguru" kepada Re publik Islam Iran, dimana sekarang sudah mulai diakui bukan saja oleh orang Islam non Iran tetapi juga oleh orang non Islam yang berpikiran "kemanusiaan" (baca negara-negara Amerika Latin)
Untuk membuktikan murni tidaknya Islam dalam suatu system, pertama sekali lihatlah bagaimana sepak ter jang para pemimpin, apakah berperangai cangkul, menimbun harta kehadapannya, keluarga dan konco-kon conya atau benar-benar berdaya upaya kesejahteraan seluruh penduduknya tidak pilih bulu apakah mereka beragama Islam atupun beragama non Islam. Kemudian apakah para pemimpin terbatas perhatian me reka kepada penduduk negaranya saja atu juga kaum mustadhafin di seluruh Dunia juga apapun latar belakang agamanya. Sudah barang pasti ada keutamaannya sesuai petunjuk Allah sendiri dimana para pemimpin Islam murni harus mengutamakan kaum mustadh'afin dalam hal kesejahteraannya.
Secara global hambatan perkembangan system yang rahmatan lilalamin, sepertinya media massa baik via In ternet maupun non Internet. Kebanyakan media massa dikua sai oleh orang-oirang yang kabur dalam mema hami kebenaran. Akibatnya otomatis opini Dunia sangat dipengaruhi oleh media-media massa tersebut. Saya punya bebe rapa orang kawan yang tidak menyadari realita ini hingga kawan tersebut tewtap saja memperca yai media-media yang hypocrite. Kalau sudah demikian kondisi kebanyakan penduduk Dunia, pastinya sulit untuk menggapaiu kebenaran., Mereka senantiasa ter perangkap dalam kehipokritan gagasan-gagasan pemilik media yang keliru memahami kebenaran. Media-media yang jujur memang sudah mulai exist dewasa ini tetapi masih sedikit dibandingkanm media yang tidak jujur. Untuk ini saya tidak akan menunjukkan mana saja media yang jujur, sebab walau bagaimanapun orang yang sudah terperag kap dalam media yang tidak jujur, pasti me nolaknya. Persoalan ini sesungguhnya ti dak terlepas dari bimbingan Allah, para Rasul dan para Imam hingga seseorang terbu ka cakrawalka berpikir sampai menemukan kebenarannya.
Sinyal Kejatuhan Rezim Bahrain dan Yaman
Gelombang protes rakyat anti rezim di Bahrain dan Yaman terus mengalir deras, meski pemerintah Khalifa dan Saleh semakin gencar meningkatkan tekanan terhadap rakyat nya sendiri.
Rakyat Bahrain Sabtu (3/9) kembali menggelar unjuk rasa antipemerintah Khalifa yang memberangus suara protes mereka dengan cara-cara kekerasan. Rakyat dalam aksi nya menuntut pemerintah mundur dan menye rahkan nasib negara kepada mereka.
Sejumlah aktivis politik Bahrain mulai mogok makan sebagai ungkapan protes. Aksi mogok makan aktivis po litik Bahrain juga diikuti oleh gerakan dokter negara ini yang juga meringkuk di tahanan pemerintah. Aliansi dokter pro HAM dalam laporan terbaru nya menyatakan bahwa kondisi para tahanan yang mogok makan sangat kritis.
Sekjen Gerakan Kebebasan Bahrain, Said Shahabi menekankan, dalam beberapa pe kan mendatang tran sformasi di Manama akan berujung pada tumbangnya rezim serta berakhirnya penjajahan Arab Saudi.
Aktivis Bahrain yang tinggal di London ini mengisyaratkan penjajahan atas negaranya oleh pasukan Perisai Al jazira.Ditekankannya, rakyat akan melanjutkan perjuangannya hingga rezim tumbang. Shahabi menegaskan bahwa bangsa Bahrain memiliki kemam puan mempertahankan kedaulatan negaranya. Diingatkannya, kami tidak akan mengi zinkan rezim memberikan negara ini kepada pihak asing seperti Arab Saudi.
Sekjen Gerakan Kebebasan Bahrain di bagian lain pernyataannya mereaksi seruan ke lompok dan partai oposisi kepada rakyat untuk kembali berkumpul di Bundaran Mu tiara.
Ia juga mengingatkan pemerintah Bahrain untuk mengundurkan diri. Dikatakannya, re zim Manama telah menginjak-injak nilai-nilai moral, politik dan garis merah dan mereka tidak lagi memiliki harapan untuk memerintah di negara ini.
Di tengah berlanjutnya gelombang protes rakyat di Bahrain, Ribuan rakyat Yaman A had (4/9) menggelar un juk rasa menuntut turunnya Ali Abdullah Saleh dari tampuk ke kuasaan negara Arab itu. Mereka juga mende sak Dewan Nasional Yaman untuk me nuntaskan revolusi rakyat menggulingkan rezim diktator Yaman itu be serta seluruh antek-anteknya.
Menghadapi gelombang deras protes itu, pemerintah Yaman meningkatkan penjagaan ketat di Sanaa dan ber bagai kota lainnya. Pasukan keamanan menutup pintu masuk ke arah Sanaa dan memutus jaringan listrik serta menghalangi masuknya bahan bakar guna meredam aksi protes rakyat. Namun aksi brutal rezim Saleh tidak mampu mem bendung air bah protes rakyat yang semakin meluap dan memuntahkan korban.
Sejatinya protes rakyat di dua negara Arab itu menjadi sinyal awal kejatuhan rezim dik tator yang selama ini menjadi kaki tangan imperialisme asing di negara mereka sen diri.(IRIB)
LIFE AT THE END OF THE WORLD LOVE GOD PROMISED LIFE UNDER THE LEADERSHIP OF ISLAMIC IMAM AL MAHDI MUNTAZHAR
OLD PEOPLE HAVE SUCH NON ISLAM INTO DROWNING
ONE TO UNDERSTAND ISLAM.
THIS CAUSED THE lunge Hypocrite
Cohesive IN SYSTEM - SYSTEM taghut
Are packed with the pack "ISLAM".
AROUND THE MIDDLE EAST.
hsndwsp
Acheh -. Sumatra
Today almost all the people in the Middle East who are Muslims Islam both Sunni and Shia Islam priestly 12, realized they had so long fettered in the system Hypocrite. This is due to happen in the act of "scholars" who became the main support Gadongan setiah regym for menina bobokkan mustadh'afin until they thought the cleric truth. Speaking with the system or the state owned power system is to talk that brings misfor tune and catastrophe for humanity rahmatan lil'alamin (read blessing or prosperity for the entire natural world). Ideologically the system is classified into two systems only, "System taghut" and "System of God." Taghut system can also be classified to the sys tem and the non-despotic despotic taghut. While the system of Allah or the Islamic system there is also a menzalimi the mustadhafin (read false or gadongan Islamic sys tem) as the system of ruling Saudi Arabia since his power as Saud Muawiyah till now and all systems in the Middle East unless the Islamic Republic of Iran, Indonesia since the system of Sukarno to Yudhoyono.
Pure Islamic System.
Back when we speak of pure Islamic system, we have difficulty in expressing their rea lity until we are forced to argue in theory only. This is, of certain disputed by those who .orang Hypocrite. But now, thank God we can show the reality, nyakni Islamic Republic of Iran.
At the beginning of the Iranian revolution, it seems very few people who believe that non-Iranian-.satunya Iranlah one that includes the system of God's sovereignty. This is because many countries have evolved but had not yet returned after generation has experienced the decadent, even many who do worse than previously sebe system. Di sampoing RII was also at that time although systemnya is correct (read Wilatul Fakih, Imam Kho Maini), but the "screws" long (read minions Palevi Reza Shah) was still entrenched in systemnya, even including the president as Abul Hasan Bani Sadr which akhiurnya forced to flee to France.
Besides posing a false Alim It is also still a lot of scholars, where they were like "master gardener" was against the mustadh'afin. In fact, there are issues to this day there is still a fake pious rich - rich, where the mus tahil it is owned by a true personal faith. Against this one RII leaders seem to be very careful to "treat". I think it naturally happened for so long because Iran dikua sai by a despotic regime to make, give kesem sebahagian residents only chance to bang its economy is rapidly developing as we saw in Indo nesia where the Chinese-Indonesian and some people are "smart" approach the autho rities also easy to manipulate the country's wealth.
RII is only now under the leadership of Dr. Ahmadinejad, began to appear rahmatan lilalamain. Hopefully RII can be forwarded by the post-Ahmadinejad "Ahmadinejad, Ahmadinejad" other.
Similarly, the revolutions that are taking place in almost all the Middle East today, would we expect it really is not oriented to the West or the East but to God himself as Peter's Universe. To the people of the Middle East who are aware must be careful in determining the system as he continued to not ensnared into the trap of the enemy left and right who are ready to hijack the revolution through to the back berpatah bali behind the canopy. That's no exaggeration in order to really be "studied" to the Islamic Re public of Iran, which is now beginning to be recognized not only by non-Iranian Muslims but also by non-Islamic people who think "humanity" (read Latin American countries)
To prove whether or not pure Islam into one system, first of all look at how the football was the leaders who, whether behave hoe, kehadapannya treasure hoard, their famili es and allies conya-con or really make an effort welfare of all its inhabitants do not favoritism whether they are Muslims atupun non-Islamic religion. Then, whether the leaders confined their attention to the population of the country have also atu musta dhafin Worldwide also any religious background. Of there its primacy as per the instructions of God himself where Islamic leaders must prioritize the mustadh'afin pu rely in terms of welfare.
Globally barriers lilalamin rahmatan development system, either via the mass media seem In ternet and non-Internet. Most of the mass media controlled by those who fled in mema oirang comprehend the truth. Automatic result of World opinion is strongly influenced by the mass media. I have some friends who are not aware of this reality until the friend is just memperca yai tewtap media with Hypocrite. If it so the condition of most of the world population, surely it is difficult to menggapaiu truth., They are always caught in kehipokritan ideas erroneous media owners understand the truth. Honest media is already exist today but still a little dibandingkanm dishonest media. For this I will not show any media that honestly, because however terperagkap people already in the media are not honest, definitely had turned him down. This issue is really not apart from God's guidance, the Prophet and the Imams until someone opens cakra walka think to find the truth.
Signal Regime Fall Bahrain and Yemen
A wave of popular anti-regime protests in Bahrain and Yemen continue flowing, even though the government has intensified Saleh Khalifa and increase the pressure a gainst his own people.
The people of Bahrain on Saturday (3 / 9) again held anti-government protests that muzzle Khalifa voice their protest by violent means. People in action demanding that the government retreated and crossed the fate of the country handed over to them.
A number of Bahraini political activists began a hunger strike as an expression of protest. Hunger strike activist lytic po Bahrain also attended by the movement of this country who are also doctors huddled in government custody. Alliance of physicians in human rights pro latest reports stating that the conditions of detainees on hunger strike very critical.
Bahrain Freedom Movement secretary-general, Saeed Shahabi stressed, in the coming weeks tran sformasi in Manama will culminate in the fall of the regime and end the occu pation of Saudi Arabia.
Bahrain activist who lives in London suggests the occupation of his country by the forces of Al jazira.Ditekankannya Shield, the people will continue their struggle until the regime collapsed. Shahabi Bahrain confirmed that the nation has the ability to defend the sovereignty of his country. Reminded, we will not allow the regime to give this coun try to foreigners like Saudi Arabia.
Secretary General of Bahrain Freedom Movement in other parts of his statement re acted to calls for groups and opposition parties to return to the people gathered at the Pearl Roundabout.
He also reminded the government of Bahrain to resign. He said, Manama regime has trampled moral values, politics and the red line and they no longer have hope for the rule in this country.
Amid the continuing wave of popular protests in Bahrain, thousands of people of Ye men on Sunday (4 / 9) held un persuaded to demand decline Ali Abdullah Saleh of power in Arab countries. They also approached the National Council of Yemen sacks to finish the people's revolution to overthrow the dictatorial regime of Yemen's few and all his minions.
Facing a wave of protests was swift, the Yemeni government increased police security in Sanaa and other towns were like. Security forces closed the entrance to the Sanaa and cut power lines and blocking the entry of fuel in order to dampen the protests of the people. Saleh's regime, however brutal action can not stem the flood of protest of the people who increasingly overflowing and spewing victim.
Indeed popular protests in two Arab countries that could signal the beginning of the fall of dictatorial regimes that become accomplices of foreign imperialism in their own country. (IRIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar