Kamis, 25 Mei 2017

PENJARA EGO TIDAK MEMILIKI DINDING DAN PINTU



SESEORANG MEMILIKI KERAGUAN TERHADAP IMRAN HUSEN
HINGGA SAYA MERASA PERLU
MEMBUAT CATATAN INI
https://www.youtube.com/watch?v=dmY6bVp7fW8

PENJARA EGO TIDAK DAPAT DITEMBUSI DENGAN ILMU APAPUN KECUALI HANYA         DENGAN "CINTA"  (UNTUK MENGGAPAI ESENSI MANUSIA)



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allah berfirman:  "Innad diina ‘indallahil Islam". Dengan dalil ayat ini berarti Krinten apa saja tetap bukan agama disisi Allah. Namun demikian Allah melarang kaum muslimin benaran untuk memusuihi komunitas agama apapun di Dunia ini seperti Krinten Ortodox/Katolik, Kristen Protestant, Hindu, Budha dan sebagainya. (Lakum diinukum waliadin)

Realitanya dizaman kita ini yang memiliki power besar adalah AS, Nato, Rusia, Cina dan Republik Islam Iran. AS dan Nato adalah Kritian Protestan. Sebetulnya Protestan adalah Kristian yang kritis, kenapa mereka didominasi oleh Gereja dimana mereka berkata yang baik tetapi tidak ada realitanya macam para Alimpalsu dalam Islam yang secara idseology bukan Ulama ntetapi Bal’am.

Kristen Protestan muncul dalam Revolusi Perancis dan menggapai kemajuannya sampai mengungguli Kristen Ortodox. Tetapi sayangnya mereka setback kembali kebelakang hingga Kristen Ortodox menggapai kemajuan di Rusia dibawah pim pinan Putin yang non Komunis dan juga Cina yang non Komunis. Demikian juga Kristen di Negara-negara Amerika Latin.

Fenomena Surah al Maidah ayat 51 adalah Kristen dan Yahudi yang Harbi, dimana Allah melarang kaum Muslimin berteman setia dengan mereka, namun ada lagi fenomena Kristen di ayat 82 yang bersahabat setia dengan kaum Muslimin. Mereka itulah yang disebut Kristen/Nasrani yang Zimmi dan realitanya mereka itu adalah komunitas pimpinan Putin di Rusia, Cina dan Negara-negara Amerika Latin yang bersahabat karib dengan Republik Islam Iran.

Pada waktu Nabi Muhammad mengirim pasukan ke Yordania dibawah pimpinan Khalid bin Walid  melawan Gubernur Byzantium, belum ada istilah Kriten Ortodox. Istilah tersebut muncul setelah Renaisanse Perancis atau Revolusi Perancis dimana Kristen Katolik disebut Kristen Ortodox oleh Kristen Protestan/Modern, lawan dari Or todox. Jadi yang berperang dengan kaum Muslimin saat itu adalah Nasrani. Semen tara Nasrani ada yang Harbi (baca fenomena al Baqarah ayat 6 dan 7 serta al Maidah 51) dan ada juga yang Zimmi (baca fenomena al Maidah 82) yang dekat hubungannya dengan kaum Muslin hingga menjadi realitanyan di zaman kita sekarang yaitu komunitas Rusia, Cina, sebahagian di Eropa dan juga di negara-negara Amerika Latin.

Perlu digarisbawahi bahwa tidak ada Kristen yang tidak meyakini Trinitas. Kalau ada komunitas Kristen yang tidak mengakui Trinitas, merekan secara otomatis bukan lagi Kristen tetapi Muslim seperti Raja Najasyi. Dengan kata lain saya hendak mengata kan bahwa siapapun yang berobah keyakinannya menjadi keyakinan sebagai o rang Islam adalah Muslim, tetapi masih ada satu jenjang persoalan lagi yaitu tidak se mua muslim sama dengan Mu’min.

Yahudi dan Nasrani/Kristen di fenomena ayat 51sama dengan fenomena ayat 6 dan 7 Surah al Baqarah:
  
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ (٦)

خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٧

Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan (hai Mu hammad) ,mereka tidak juga akan beri man. QS. al-Baqarah (2) : 6

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan me reka ditutup rapat. Dan bagi mereka siksa yang amat pedih. QS. al-Baqarah (2) : 7

Kalau realitanya ada non Moslem yang mau beriman se perti fenomena Raja Najasyi, Wahab Nasrani bersama isteri dan Ibunya di Karbala, Alberd Einstein dan sebagainya, itu adalah bukan fenomena al Baqarah ayat 6 dan 7 dan juga bukan fenomena Al Maidah 51 tetapi al Maidah 82 yang Zimmi. Mereka itulah yang punya peluang untuk menjadi Muslim disisi Allah swt.

Juga perlu digarisbawahi bahwa dalam suatu komunitas tidaklah selalu tetap seba gai "being" tetapi boleh jadi berobah menjadi "Becoming" , apapun latarbelakang agamanya. Kalau anda katakan Ortodox Serbia membantai Muslim Bosnia walau pun masih perlu dipertanyakan apakah mereka dibawah komando Rusia atau Ame rika. Realitanya hari ini yang membantai komunitas lain bukan Rusia dan Cina tetapi Amerika cs, Zionis dan Arab Saudi yang mengaku beragama Islam.

Kemungkinan besar yang anda maksudkan bukan saja Rusia yang Katolik bersekutu dengan Islam tetapi juga AS cs yang Protestant juga bisa. Kalau anda berspekulasi seperti itu yang anda maksudkan adalah persekutuan AS cs dengan Arab Saudi. Ini terindikasi anda belum mampu memahami esensi Islam, belum mampu meneliti apakah Kerajaan Arab as Saud itu komunitas Islam benaran atau palsu. Dalam hal ini anda perlu belajar pada propessor Imran Husen agar mengetahui persis, siapa Arab Saudi itu sebenarnya.

Kemudian Turki sekarang dibawah kekuasaan Erdogan sama dengan Arab Saudi di bawah kekuasaan as Saud, berkawansetia dengan komunitas yang anti kemanusia an. Secara Ideology kedua penguasa tersebut masuk fenomena yang dilarang Allah di ayat al Maidah 51, sebab keduanya melanggar ketentuan Allah tersebut. Imran Hussen tau persis tentang kezaliman as Saud dan Erdogan walaupun keba nyakan kaum Muslimin masih confused dalam hal tersebut.

Anda juga keliru tentang PKS di Indonesia. PKS adalah Golkar berbaju Islam, bagai mana mungkin menyingkirkan Golkar? Ketika anda berbicara PKS, terindikasi anda masuk dalam katagorie "Islam Radikal" Paska Yudhoyono, Jokowi adalah sosok Mus lim berwawasan kemanusiaan/non radikal yang muncul dari kubu PDIP yang Sukar nois sedangkan Prabowo yang bekerjasama dengan PKS adalah Muslim Radikal yang Suhartois, rajanya koruptor.

Ketika anda sebutkan Arab Saudi, Qatar dan UAE sebagai negeri Islam terindikasi anda belum mampu membedakan antara Negeri Islam dengan Negeri Muslim. Arab Saudi, Qatar, UAE, Turki dan sebagainyan di Timur Tengah bukan Negeri Islam tetapi Negeri Muslim. Hanya Rakyatnya saja yang mayoritas Muslim sedangkan System negaranya adalah "Taghut Zalim/despotic" . Mayoritas rakyat Turki sekarang sudah sadar kezaliman Erdogan cs. Rakyat Arab Saudi mayoritas rakyatnya terlalu takut kepada raja yang zalim itu. Andaikata sedikit saja anda punya kemampuan berpikir, mustahil anda akui as Saud sebagai Muslim benaran, dimana sudah satu tahun lebih membantai rakyat Yaman dan rakyat Suriah dengan bantuan AS dan Zionis cs sebagai sekutu as Saud dan Erdogan.

Note:
Manusia adalah satu-satunya makhluk Allah yang mendapat kurnia bisa mengu bah dirinya dari makhluk biasa (being/existensi) menjadi makhluk sempurna (becoming/ esensi).

Becoming adalah bergerak, maju, mencari kesempurnaan, merindukan keabadi an, tidak pernah terhambat dan terhenti, serta terus-menerus bergerak menuju ke arah kesempurnaan.

Dengan 3 potensi yang dimiliki tersebut, manusia manusia "diundang" (atau ditan tang) Tuhan untuk bertindak sebagaimana tindakan Tuhan (berakhlak sebagaima na akhlak Tuhan).

Untuk melakukan gerakan becoming manusia dibekali Tuhan dengan tiga potensi dasar; Kesadaran diri, Kehendak bebas, dan Kreatifitas.



Fenomena yang sudah terbukti sukses berakhlak sebagaimana akhlak Tuhan ada lah para Nabi/Rasul dan para Imam. Sedangkan yang sedang menggapainya ada lah mu’min yang mengikuti para Rasul dan Imam. Semoga kita termasuk yang akan menggapainya, insya Allah.

Nabi Adam dan Hawa tidak kurang sedikitpun kesenangan di alam Surgawi. Mere ka memang sudah memiliki kesadaran bahwa mereka belum punya kebebasan un tuk berbuat dengan segala resikonya. Justeru itulah mereka memakan buah ke’a rifan hingga mereka memiliki wawasan berfikir yang cemerlang untuk berkreatifitas setelah ditempatkan di Bumi.

Secara Syar’i Adam berada dalam Surga sebagai nikmat Allah yang didambakan semua manusia, lawan daripada Neraka. Pertanyaannya, kenapa Adam dan Ha wa memberontak atas intuisi Surga? Para alimpalsu senantiasa menyatakan penye salan nya saat mereka berkhutbah di mimbar-mimbar Jum’at dan mayoritas pende ngar pun termangut-mangut, membenarkannya. Hanya para ideologlah yang mampu berpikir bahwa bagi Adam itu bukan Surga tetapi penjaraEgo yang harus dikorbankan demi kemanusiaan.

Ali Syariati, ideolog Islam Iran mengatakan bahwa manusia terbelenggu dengan  4 penjara dalam hidupnya:
1. penjara Alam
2. penjara Masyarakat
3. penjara Sejarah dan
4. penjara Ego

Dalam kesempatan ini saya tidak membicarakan penjara alam, masyharakat dan sejarah. Kalau anda ingin mengetahuinya silakan pelajari literatur Ali Syari’ati yang berjudul "Tugas Cendikiawan Muslim". Alasan saya justeru penjara ke 4 ini yang ter lalu berat untuk kita terobosi agar kita mampu keluar daripadanya. Dalam literatur itu anda akan menemukan seorang genius besar yang bernama Nietzche mampu mengorbankan nyawanya untuk membela seekor kuda yang malang akibat kese wenang-wenangan seorang petani. Dengan literatur tersebut andapun akan bertanya-tanya, "apakah aku mampu melawan kesewenang-wenangan penguasa atas kepedihan kaum mustadhafin di negaraku sendiri, minimal pantang bekerja dalam system negara tersebut".

Tindakan Pofessor tersebut memang tidak logis tetapi juga tidak termasuk illogis. Itu lah yang dinamakan alogis. Alogis adalah cinta sejati, cintanya kupu-kupu, bukan cinta ala kaum Sufi, Platonis dan mistik. Cinta suci adalah cinta hanya untuk pengor banan tanpa mengharapkan imbalanya. Cinta yang mengharabkan imbalannya adalah dagang, bukan cinta sejati. Lihatlah kupukupu membiarkan tubuhnya terba kar dan abunya beterbangan entah kemana, demi cintanya kepada Lampu, nya la lilin. Cinta sejatilah yang mampu mengantarkan manusia kejenjang kesempurna an

Adam dan Hawa, manusia pertama yang exist di Surga yang penuh fasilitas yang gemerlap dan aduhai tetapi demi kemanusiaan, Adam meninggalkan segala-gala nya. Adakah yang mampu membantah kalau keduanya tidak egois? Mengapa ma nusia pertama mengajarkan kita agar mengorbankan segala-galanya untuk kema nusiaan? Bukankan tanpa pengorbanan Adam dan Hawa, manusia lainnya tidak exist di Dunia? Bukankah hanya mereka berdua yang ada di Surga sampai detik ini? Apakah terlau menyelimet untuk dipikirkan kebenaran tindakan Adam dan Hawa dalam memakan buah ke’arifan? Secara Syar’i manusia terbatas pemikirannya pada jenjang Logis dan Illogis tetapi para ideolog mampu berpikir secara Alogis.

Siapakah para Ideolog itu? Mereka adalah para Rasul, para Imam dan para Ideo log-ideolog Islam yang mantap Imannya terhadap Allah, para Rasul dan para Imam. Mereka adalah manusia-manusia berwajah merah. Yang berwajah pucat adalah para Ilmuwan yang hidup asik di menara Gading. (kata Ali Syariati dan itu juga yang kuterima kebenarannya).

Secara syar’i Syaithan yang menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah yang mereka namakan Khuldi (kekal), namun para ideolog Islam menamakan "buah Ke’arifan". Mengapa kita melihat sesuatu hanya secara syar’i? Apakah salah kita melihat sesuatu secara Syar’i? Jawabannya pasti tidak tetapi kebenaran itu milik Allah dan bertahab atau bertingkat. Justeru itulah Allah menggunakan bahasa Sym bolic dalam Quranul Karim yang senantiasa muncul makna yang baru, sesuai za mannya. Artinya Qur-anul Karim senantiasa sesuai dengan zaman kita masing-ma sing, tidak pernah mengalami keusangan.

Kita mengetahui bahwa Nabi Musa adalah pintar dan dikagumi oleh Bani Israel hingga mereka kerap kehilangan kontrol. Begitu ketemu Nabi Khaidir yang bukan Rasul tetapi sekedar Nabi, ternyata Nabi Khaidir lebih unggul pikirannya dibanding kan Nabi Musa as yang brillian. Apakah anda mengira Nabi Musa tidak brilliant? Tidak, ada hal yang tidak diketahui beliau, diketahui Nabi Khaidir, namun boleh jadi ada yang tidak diketahui Nabi Khaidir, diketahui Nabi Musa as. Allahlah yang mem berikan kurniaNya kepada siapa saja yang Dia kehendakiNya dan Allah memiliki kurnia yang besar (QS, 62 : 4). Secara syar’i orang dulu sebelum kita menterjemah kan "Hazihisy syajarata" sebagai buah Khuldi (buah kekal) tetapi para ideolog jaman kita menterjemahkannya sebagai  "buah ke’arifan"

Bukankah info pertama dari Allah bahwa Dia hendak menjadikan Khalifah di Bumi? Kalau begitu secara Syar’i Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi sebagai hukuman nya atas pelanggaran terhadap intuitas Surgawi, namun secara ideology bukanlah hukuman atas kedudukannya, melainkan kehendak Adam dan Hawa sendiri untuk dapat berkreatifitas (baca mengembangkan pikiran dan keturunannya di Bumi). An daikata Adam dan Hawa tidak memiliki kesadaran bahwa di Surga tidak boleh ber kehendak bebas dan mengembangkan keturunannya, pastilah buah kearifan tidak mereka makan dan tetaplah sampai hari ini hanya mereka berdua di alam Surgawi tanpa manusia lainnya, anda serta saya sendiri, setujukah anda?

Ini membuktikan benarnya kehendak bebas Adam dan Hawa untuk memakan bu ah ke’arifan agar dapat berkreatifitas di palnet Bumi. Hal ini pastilah sangat didam bakan semua manusia. Dengan kata lain pengorbanan Adam dan Hawa sangat ditunggu semua manusia secara sadar untuk menerima anugerah Allah terhadap "Kesadaran diri, Kehendak bebas, dan Kreatifitas".


https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/inilah-yang-dapat-kulakukan-untuk.html


Billahi fi sabililhaq
    Hsndwsp
Di Ujung Dunia



https://www.youtube.com/watch?v=uGp1x-KxphE&t=197s



https://achehkarbala.blogspot.no/2015/04/kata-syiah-telah-terbukti-ada-dalam-al.html

 
https://achehkarbala.blogspot.no/2010/01/inilah-syiah-imamiah-12-atau-is


Tidak ada komentar:

Posting Komentar