SESEORANG MEMILIKI KERAGUAN TERHADAP IMRAN HUSEN
HINGGA SAYA MERASA PERLU
MEMBUAT CATATAN INI
https://www.youtube.com/watch?v=dmY6bVp7fW8
PENJARA
EGO TIDAK DAPAT DITEMBUSI DENGAN ILMU APAPUN KECUALI HANYA DENGAN "CINTA" (UNTUK MENGGAPAI ESENSI MANUSIA)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allah berfirman: "Innad
diina ‘indallahil Islam". Dengan dalil ayat ini berarti Krinten apa saja tetap bukan agama
disisi Allah. Namun demikian Allah melarang kaum muslimin benaran untuk
memusuihi komunitas agama apapun di Dunia ini seperti Krinten Ortodox/Katolik,
Kristen Protestant, Hindu, Budha dan sebagainya. (Lakum diinukum waliadin)
Realitanya dizaman kita ini yang memiliki power besar adalah AS, Nato,
Rusia, Cina dan Republik Islam Iran. AS dan Nato adalah Kritian Protestan.
Sebetulnya Protestan adalah Kristian yang kritis, kenapa mereka didominasi oleh
Gereja dimana mereka berkata yang baik tetapi tidak ada realitanya macam para
Alimpalsu dalam Islam yang secara idseology bukan Ulama ntetapi Bal’am.
Kristen Protestan muncul dalam Revolusi Perancis dan menggapai
kemajuannya sampai mengungguli Kristen Ortodox. Tetapi sayangnya mereka setback
kembali kebelakang hingga Kristen Ortodox menggapai kemajuan di Rusia dibawah
pim pinan Putin yang non Komunis dan juga Cina yang non Komunis. Demikian juga
Kristen di Negara-negara Amerika Latin.
Fenomena Surah al Maidah ayat 51 adalah Kristen dan Yahudi yang
Harbi, dimana Allah melarang kaum Muslimin berteman setia dengan mereka, namun
ada lagi fenomena Kristen di ayat 82 yang bersahabat setia dengan kaum
Muslimin. Mereka itulah yang disebut Kristen/Nasrani yang Zimmi dan realitanya
mereka itu adalah komunitas pimpinan Putin di Rusia, Cina dan Negara-negara
Amerika Latin yang bersahabat karib dengan Republik Islam Iran.
Pada waktu Nabi Muhammad mengirim pasukan ke Yordania dibawah
pimpinan Khalid bin Walid melawan
Gubernur Byzantium, belum ada istilah Kriten Ortodox. Istilah tersebut muncul
setelah Renaisanse Perancis atau Revolusi Perancis dimana Kristen Katolik
disebut Kristen Ortodox oleh Kristen Protestan/Modern, lawan dari Or todox.
Jadi yang berperang dengan kaum Muslimin saat itu adalah Nasrani. Semen tara
Nasrani ada yang Harbi (baca fenomena al Baqarah ayat 6 dan 7 serta al Maidah
51) dan ada juga yang Zimmi (baca fenomena al Maidah 82) yang dekat hubungannya
dengan kaum Muslin hingga menjadi realitanyan di zaman kita sekarang yaitu komunitas
Rusia, Cina, sebahagian di Eropa dan juga di negara-negara Amerika Latin.
Perlu digarisbawahi bahwa tidak ada Kristen yang tidak meyakini
Trinitas. Kalau ada komunitas Kristen yang tidak mengakui Trinitas, merekan
secara otomatis bukan lagi Kristen tetapi Muslim seperti Raja Najasyi. Dengan
kata lain saya hendak mengata kan bahwa siapapun yang berobah keyakinannya
menjadi keyakinan sebagai o rang Islam adalah Muslim, tetapi masih ada satu
jenjang persoalan lagi yaitu tidak se mua muslim sama dengan Mu’min.
Yahudi dan Nasrani/Kristen di fenomena ayat 51sama dengan
fenomena ayat 6 dan 7 Surah al Baqarah:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ (٦)
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٧
Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka, kamu
beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan (hai Mu hammad) ,mereka tidak
juga akan beri man. QS. al-Baqarah (2) : 6
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan me reka ditutup rapat. Dan bagi mereka siksa yang amat pedih. QS.
al-Baqarah (2) : 7
Kalau realitanya ada non
Moslem yang mau beriman se perti fenomena Raja Najasyi, Wahab Nasrani bersama
isteri dan Ibunya di Karbala, Alberd Einstein dan sebagainya, itu adalah bukan
fenomena al Baqarah ayat 6 dan 7 dan juga bukan fenomena Al Maidah 51 tetapi al
Maidah 82 yang Zimmi. Mereka itulah yang punya peluang untuk menjadi Muslim
disisi Allah swt.
Juga perlu digarisbawahi bahwa dalam suatu komunitas tidaklah
selalu tetap seba gai "being" tetapi boleh jadi berobah menjadi
"Becoming" , apapun latarbelakang agamanya. Kalau anda katakan
Ortodox Serbia membantai Muslim Bosnia walau pun masih perlu dipertanyakan
apakah mereka dibawah komando Rusia atau Ame rika. Realitanya hari ini yang
membantai komunitas lain bukan Rusia dan Cina tetapi Amerika cs, Zionis dan
Arab Saudi yang mengaku beragama Islam.
Kemungkinan besar yang anda maksudkan bukan saja Rusia yang
Katolik bersekutu dengan Islam tetapi juga AS cs yang Protestant juga bisa.
Kalau anda berspekulasi seperti itu yang anda maksudkan adalah persekutuan AS
cs dengan Arab Saudi. Ini terindikasi anda belum mampu memahami esensi Islam,
belum mampu meneliti apakah Kerajaan Arab as Saud itu komunitas Islam benaran
atau palsu. Dalam hal ini anda perlu belajar pada propessor Imran Husen agar
mengetahui persis, siapa Arab Saudi itu sebenarnya.
Kemudian Turki sekarang dibawah kekuasaan Erdogan sama dengan
Arab Saudi di bawah kekuasaan as Saud, berkawansetia dengan komunitas yang anti
kemanusia an. Secara Ideology kedua penguasa tersebut masuk fenomena yang
dilarang Allah di ayat al Maidah 51, sebab keduanya melanggar ketentuan Allah
tersebut. Imran Hussen tau persis tentang kezaliman as Saud dan Erdogan
walaupun keba nyakan kaum Muslimin masih confused dalam hal tersebut.
Anda juga keliru tentang PKS di Indonesia. PKS adalah Golkar
berbaju Islam, bagai mana mungkin menyingkirkan Golkar? Ketika anda berbicara
PKS, terindikasi anda masuk dalam katagorie "Islam Radikal" Paska
Yudhoyono, Jokowi adalah sosok Mus lim berwawasan kemanusiaan/non radikal yang
muncul dari kubu PDIP yang Sukar nois sedangkan Prabowo yang bekerjasama dengan
PKS adalah Muslim Radikal yang Suhartois, rajanya koruptor.
Ketika anda sebutkan Arab Saudi, Qatar dan UAE sebagai negeri
Islam terindikasi anda belum mampu membedakan antara Negeri Islam dengan Negeri
Muslim. Arab Saudi, Qatar, UAE, Turki dan sebagainyan di Timur Tengah bukan
Negeri Islam tetapi Negeri Muslim. Hanya Rakyatnya saja yang mayoritas Muslim
sedangkan System negaranya adalah "Taghut Zalim/despotic" . Mayoritas
rakyat Turki sekarang sudah sadar kezaliman Erdogan cs. Rakyat Arab Saudi
mayoritas rakyatnya terlalu takut kepada raja yang zalim itu. Andaikata sedikit
saja anda punya kemampuan berpikir, mustahil anda akui as Saud sebagai Muslim
benaran, dimana sudah satu tahun lebih membantai rakyat Yaman dan rakyat Suriah
dengan bantuan AS dan Zionis cs sebagai sekutu as Saud dan Erdogan.
Note:
Manusia adalah satu-satunya makhluk Allah yang mendapat kurnia
bisa mengu bah dirinya dari makhluk biasa (being/existensi) menjadi makhluk
sempurna (becoming/ esensi).
Becoming adalah bergerak, maju, mencari kesempurnaan, merindukan
keabadi an, tidak pernah terhambat dan terhenti, serta terus-menerus bergerak
menuju ke arah kesempurnaan.
Dengan 3 potensi yang dimiliki tersebut, manusia manusia
"diundang" (atau ditan tang) Tuhan untuk bertindak sebagaimana
tindakan Tuhan (berakhlak sebagaima na akhlak Tuhan).
Untuk melakukan gerakan becoming manusia dibekali Tuhan dengan
tiga potensi dasar; Kesadaran diri, Kehendak bebas, dan Kreatifitas.
Fenomena yang sudah terbukti sukses berakhlak sebagaimana akhlak
Tuhan ada lah para Nabi/Rasul dan para Imam. Sedangkan yang sedang menggapainya
ada lah mu’min yang mengikuti para Rasul dan Imam. Semoga kita termasuk yang
akan menggapainya, insya Allah.
Nabi Adam dan Hawa tidak kurang sedikitpun kesenangan di alam
Surgawi. Mere ka memang sudah memiliki kesadaran bahwa mereka belum punya
kebebasan un tuk berbuat dengan segala resikonya. Justeru itulah mereka memakan
buah ke’a rifan hingga mereka memiliki wawasan berfikir yang cemerlang untuk
berkreatifitas setelah ditempatkan di Bumi.
Secara Syar’i Adam berada dalam Surga sebagai nikmat Allah yang
didambakan semua manusia, lawan daripada Neraka. Pertanyaannya, kenapa Adam dan
Ha wa memberontak atas intuisi Surga? Para alimpalsu senantiasa menyatakan
penye salan nya saat mereka berkhutbah di mimbar-mimbar Jum’at dan mayoritas pende
ngar pun termangut-mangut, membenarkannya. Hanya para ideologlah yang mampu
berpikir bahwa bagi Adam itu bukan Surga tetapi penjaraEgo yang harus
dikorbankan demi kemanusiaan.
Ali Syariati, ideolog Islam Iran mengatakan bahwa manusia
terbelenggu dengan 4 penjara dalam
hidupnya:
1. penjara Alam
2. penjara Masyarakat
3. penjara Sejarah dan
4. penjara Ego
Dalam kesempatan ini saya tidak membicarakan penjara alam,
masyharakat dan sejarah. Kalau anda ingin mengetahuinya silakan pelajari
literatur Ali Syari’ati yang berjudul "Tugas Cendikiawan Muslim".
Alasan saya justeru penjara ke 4 ini yang ter lalu berat untuk kita terobosi
agar kita mampu keluar daripadanya. Dalam literatur itu anda akan menemukan
seorang genius besar yang bernama Nietzche mampu mengorbankan nyawanya untuk
membela seekor kuda yang malang akibat kese wenang-wenangan seorang petani.
Dengan literatur tersebut andapun akan bertanya-tanya, "apakah aku mampu
melawan kesewenang-wenangan penguasa atas kepedihan kaum mustadhafin di negaraku
sendiri, minimal pantang bekerja dalam system negara tersebut".
Tindakan Pofessor tersebut memang tidak logis tetapi juga tidak
termasuk illogis. Itu lah yang dinamakan alogis. Alogis adalah cinta sejati,
cintanya kupu-kupu, bukan cinta ala kaum Sufi, Platonis dan mistik. Cinta suci
adalah cinta hanya untuk pengor banan tanpa mengharapkan imbalanya. Cinta yang
mengharabkan imbalannya adalah dagang, bukan cinta sejati. Lihatlah kupukupu
membiarkan tubuhnya terba kar dan abunya beterbangan entah kemana, demi cintanya
kepada Lampu, nya la lilin. Cinta sejatilah yang mampu mengantarkan manusia
kejenjang kesempurna an
Adam dan Hawa, manusia pertama yang exist di Surga yang penuh
fasilitas yang gemerlap dan aduhai tetapi demi kemanusiaan, Adam meninggalkan
segala-gala nya. Adakah yang mampu membantah kalau keduanya tidak egois?
Mengapa ma nusia pertama mengajarkan kita agar mengorbankan segala-galanya
untuk kema nusiaan? Bukankan tanpa pengorbanan Adam dan Hawa, manusia lainnya
tidak exist di Dunia? Bukankah hanya mereka berdua yang ada di Surga sampai
detik ini? Apakah terlau menyelimet untuk dipikirkan kebenaran tindakan Adam
dan Hawa dalam memakan buah ke’arifan? Secara Syar’i manusia terbatas
pemikirannya pada jenjang Logis dan Illogis tetapi para ideolog mampu berpikir
secara Alogis.
Siapakah para Ideolog itu? Mereka adalah para Rasul, para Imam
dan para Ideo log-ideolog Islam yang mantap Imannya terhadap Allah, para Rasul
dan para Imam. Mereka adalah manusia-manusia berwajah merah. Yang berwajah
pucat adalah para Ilmuwan yang hidup asik di menara Gading. (kata Ali Syariati
dan itu juga yang kuterima kebenarannya).
Secara syar’i Syaithan yang menggoda Adam dan Hawa untuk memakan
buah yang mereka namakan Khuldi (kekal), namun para ideolog Islam menamakan
"buah Ke’arifan". Mengapa kita melihat sesuatu hanya secara syar’i?
Apakah salah kita melihat sesuatu secara Syar’i? Jawabannya pasti tidak tetapi
kebenaran itu milik Allah dan bertahab atau bertingkat. Justeru itulah Allah
menggunakan bahasa Sym bolic dalam Quranul Karim yang senantiasa muncul makna
yang baru, sesuai za mannya. Artinya Qur-anul Karim senantiasa sesuai dengan
zaman kita masing-ma sing, tidak pernah mengalami keusangan.
Kita mengetahui bahwa Nabi Musa adalah pintar dan dikagumi oleh
Bani Israel hingga mereka kerap kehilangan kontrol. Begitu ketemu Nabi Khaidir
yang bukan Rasul tetapi sekedar Nabi, ternyata Nabi Khaidir lebih unggul
pikirannya dibanding kan Nabi Musa as yang brillian. Apakah anda mengira Nabi
Musa tidak brilliant? Tidak, ada hal yang tidak diketahui beliau, diketahui
Nabi Khaidir, namun boleh jadi ada yang tidak diketahui Nabi Khaidir, diketahui
Nabi Musa as. Allahlah yang mem berikan kurniaNya kepada siapa saja yang Dia
kehendakiNya dan Allah memiliki kurnia yang besar (QS, 62 : 4). Secara syar’i
orang dulu sebelum kita menterjemah kan "Hazihisy syajarata" sebagai
buah Khuldi (buah kekal) tetapi para ideolog jaman kita menterjemahkannya
sebagai "buah ke’arifan"
Bukankah info pertama dari Allah bahwa Dia hendak menjadikan
Khalifah di Bumi? Kalau begitu secara Syar’i Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi
sebagai hukuman nya atas pelanggaran terhadap intuitas Surgawi, namun secara
ideology bukanlah hukuman atas kedudukannya, melainkan kehendak Adam dan Hawa
sendiri untuk dapat berkreatifitas (baca mengembangkan pikiran dan keturunannya
di Bumi). An daikata Adam dan Hawa tidak memiliki kesadaran bahwa di Surga
tidak boleh ber kehendak bebas dan mengembangkan keturunannya, pastilah buah
kearifan tidak mereka makan dan tetaplah sampai hari ini hanya mereka berdua di
alam Surgawi tanpa manusia lainnya, anda serta saya sendiri, setujukah anda?
Ini membuktikan benarnya kehendak bebas Adam dan Hawa untuk
memakan bu ah ke’arifan agar dapat berkreatifitas di palnet Bumi. Hal ini
pastilah sangat didam bakan semua manusia. Dengan kata lain pengorbanan Adam
dan Hawa sangat ditunggu semua manusia secara sadar untuk menerima anugerah
Allah terhadap "Kesadaran diri, Kehendak bebas, dan Kreatifitas".
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/inilah-yang-dapat-kulakukan-untuk.html
https://achehkarbala.blogspot.no/2017/02/inilah-yang-dapat-kulakukan-untuk.html
Billahi fi sabililhaq
Hsndwsp
Di Ujung Dunia
https://www.youtube.com/watch?v=uGp1x-KxphE&t=197s
https://achehkarbala.blogspot.no/2015/04/kata-syiah-telah-terbukti-ada-dalam-al.html
https://achehkarbala.blogspot.no/2010/01/inilah-syiah-imamiah-12-atau-is