REVOLUSI ISLAM ADALAH REVOLUSI YANG MEMILIKI KEPEMIMPINAN YANG
ISLAMI DIMANA RAKYAT YANG TERTINDAS BERGERAK PADA SUATU POROS KEPEMIMPINANNYA
SERTA MEYAKINI BAHWA NILAI KEPEMIMPINANNYA (IMAMAH) SAMA DENGAN NILAI RAKYAT
KESELURUHANNYA (UMMAH)
Hsndwsp
Acheh – Sumatra
Di
Ujung Dunia
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Manusia kutub Habil adalah manusia taklukan dan tertindas,
rakyat yang sepanjang sejarah dibantai dan diperbudak oleh manusia kutub Qabil.
Perlawanan manusia kutub Habil melawan manusia kutub Qabil adaklah menuntut
keadilan dan kemer dekaan dengan kepercayaan yang teguh kepada Allah swt,
RasulNya dan pemim pin mereka yang Islami (baca Ulil Amri mingkum). Bendera
manusia Qabil senantiasa dikibarkan oleh penguasa despotic dimanapun, diseluruh
Dunia hingga berakhir to tal saat kemunculan Imam Mahdi al Muntazhar dan Nabi
‘Isa bin Maryam as.
Revolusi muncul ketika penderitaan rakyat akibat persekongkolan “Fir’un,
Karun, Hamman dan Bai’am” mencapai klimaksnya disuatu negeri manapun di dunia
ini. Kekuasaan despotik yang dipicu oleh manusia-manusia kutub Qabil tidak akan
berlangsung selamanya. Dimana saja kekuasaan yang despotik sudah mencapai
klimaksnya, disitu rakyat yang mendambakan kedamaian dan keadilan bersatu ber barengan
dengan kemunculan pemimpin kutub Habil untuk mengejawantah peme rintahan yang
redha Allah bagi kaum Muslimin yang mayoritas disuatu negara dan pemerintahan
alternatif bagi komunitas yang non Muslim.
Sejarah mencatat apa yang terjadi di Perancis, Unisovyet dan Iran.
Satu-satunya re volusi yang langgeng sampai saat ini adalah Revolusi Islam
Iran. Revolusi
tersebut di picu oleh kesadaran manusia kutub Habil bersama pemimpin mereka
dari kalangan yang sama status sosialnya. Revolusi Islam pertama adalah
Revolusi Islam dibawah kepemimpinan Rasulullah saww di jazirah Arab untuk
seluruh dunia sementara revolu si Islam sebelumnya hanya untuk kawasan -
kawasan tertentu saja seperti revolusi yang dipinpin oleh Nabi Ibrahim, Musa
dan ‘Isa bin Maryam as. Kalau kita analisa se mua revolusi tersebut, tidak
satupun digerakkan secara kekerasan, namun pengua sa despotik zaman tersebutlah
yang menghadapinya dengan kekerasan. Dari itu sungguh keliru kalau ada pihak
yang membayangkan bahwa yang namanya revolu si Islam atau non Islam itu diaplikasikan secara kekerasan.
Revolusi Islam Iran dibawah pimpinan Ayatullah Ruhullah Khomaini
dan Syahid DR Ali Syariati cs adalah revolusi representant di zaman kita ini.
Mayoritas rakyat Iran bersa tupadu dibawah poros kepemimpinan yang Islami
dengan keberaniannya turun kejalan-jalan dengan menggunakan pakain serba hitam,
menyerahkan dadanya untuk menahan peluru yang dimuntahkan para tentara Syah
Palevi. Disaat darah para syuhada tergenang dijalan-jalan, para revolusioner
yang berbaju serba putih mencelupkan tangan mereka dalam genangan darah,
meneriakkan pekikan Allahu Akbar sambil menghadapkan wajah mereka ke arah
kiblat hingga senjata ditangan para tentara berjatuhan dan sebahagian besart berpatah
balik memihak para revolusioner. Saat itu orangtua merekapun memiliki kesabaran
yang luar biasa mene rima kesyahidan putra-putri mereka demi menggapai redha
Allah swt.
Inspirasi yang mereka miliki adalah kepedihan Abu Dzar Ghifari
di Rawadhah dan pe ngorbanan darah dan Airmata Imam Hussein di Karbala Irak.
Abu Dzar Ghifari tidak mengajak kaum mustadhafin untuk melawan kezaliman dengan
kekerasan tetapi dengan seruan yang haq kepada penguasa saat itu, lalu pe nguasa
membuang nya bersama Isterinya dan seorang putrinya ke suatu tempat yang tidak
ada seo rang manusiapun disana hingga Abu Dzar dan keluarganya meninggal dalam
kea dan lapar dan dahaga.
Imam Hussein bersama 72 orang keluarga dan sahabat setianya juga
tidak melaku kan kekerasan dalam revolusinya menyirami “pohon Islam” yang sudah
kering dita ngan Yazid bin Muawiyah, dengan darah dan airmata. Namun demikian
manusia kutub Qabil selalu membayangkan bahwa revolusi itu dilaksanakan secara
kekera san. Mereka membuat propokasi demikian agar mereka dapat menakutkan manu
sia kutub Habil hingga sabar menderita dan hinaan sampai anak cucu mereka di
negara mereka sendiri, menerima nasehat para Bal’am saat meninabobokkan mereka.
Manusia-manusia Qabil tau persis bahwa merekalah yang menghadapi revolusi
manusia kutub Habil dengan kekerasan yang sangat mengerikan di planet Bumi ini.
Justeru itulah revolusi itu jarang terjadi dan manusia-manusia Qabil hidup
berfoya-foya diatas penderitaan manusia-manusia Habil. Manusia kutub Habilk
bukanlah makhluk yang bodoh tetapi kesempatan menuntuk ilmulah yang dijauh kan
manusia kutub Qabil bersamaan dengan dijauhkannya mereka dari pembenda haraan
dunia. Secara Islami harta kekayaan Negara adalah milik rakyat seluruhnya
tetapi diambil alih oleh penguasa Qabil bagaikan milik moyangnya. Emas di
Papuwa bukan saja cukup untuk rakyat papua tetapi cukup juga untuk rakyat kawa san
lainnya di Jawa, Kalimantan dan juga bahkan Acheh – Sumatra. Apalagi di Acheh –
Sumatra juga banyak “emas hitamnya” serta kekayaan jenis lainnya yang juga menjadi
cobaan bagi penguasa-penguasa untuk mensejahteraan rakyat atau hanya untuk
keluarga dan kolega mereka sendiri.
Andaikata manusia Habil ingin berevolusi tidak dibenarkan Allah
kecuali munculnya kepemimpinan yang benar-benar Islami dan memiliki kharismatik
yang tinggi dite ngah-tengah masyarakat kutub Habil. Dengan cara demikianlah
manusia kutub Ha bil terjamin, tidak melakukan kekerasan kecuali sekedar untuk
membela diri. Sayang sekali saat kita menyaksikan revolusi di Bahrain bahwa
mereka menahan peluru begi tu saja bagaikan Habil bin Adam dulu merelakan
dibunuh oleh Qabil tanpa menga dakan perlawanan sedikitpun. Sebaliknya
“revolusi rakyat” di Timur Tengah pada u mumnya tidak memiliki pemimpin yang
benar-benar Islami, akibatnya revolusipun berjalan ditempat. Paska kejatuhan
kekuasaan Qabil, negara tetap tidak berobah system pemerintahannya walaupun
Revolusi Islam Iran tidak jauh dari kawasan me reka hingga berkemungkinan untuk
menganalisa bagaimana caranya rakyat Iran menggapai keberhasilan revolusinya.
Revolusi Rakyat di Tunisia, Libiya dan Mesir secara umum dapat
kita katakan tidak berhasil, kecuali hanya Tunisia yang ada sedikit perobahan.
Saat itu kita berbeda pendapat dengan beberapa pengamat kawasan Timur Tengah
sendiri, dimana me reka yakin bahwa itu rebolusi Islam yang terinspirasi dari Revolusi
Islam Iran. Kita kata kan bahwa itu bukan Revolusi Islam dan tidak terinspirasi
Revolusi Islam Iran. Kita kata kan itu adalah Revolusi Rakyat. Rakyat memang
sadar tetapi pemimpin yang Islami tidak muncul. Buktinya Rakyat Mesir secara
mayoritas sadar hingga mengamanah kan kepada Muhammad Mursi agar memutuskan
hubungannya dengan Arab Saudi dan Israel. Realitanya begitu Mursi duduk di
kursi empuknya, langsung mengadakan kunjungan perdananya ke Arab Saudi.
Beberapa bulan kemudian terungkap juga hubungan rahasia Mursi dengan Zionis
Israel. Lalu rakyat Mesir berdemo memprotes Mursi yang tidak menjalankan amanah
mereka. Akhirnya kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh militer dibawah pimpinan
Al Sisi, hingga mendepak Mursi keluar lalu memenjarakannya. Andaikata Mursi
pemimpin yang Islami pastilah belajar pada keberhasilan Republik Islam Iran,
memutuskan hubungan dengan musuh, baik musuh luar maupun musuh dalam selimut
(baca Arab Saudi yang zionis). Betapa pilunya kita ummat Islam kutub Habil saat
Mursi tidak mau menjalankan amanah rakyatnya yang sadar itu. Sepertinya
ideology Hassan al Banna dan Sayid Qutub sudah terkubur di Mesir, dimana
Ikhwanul Muslim sudah mengalami dekaden, sementara Imam Khomaini dan Ali
Syariati “tetap hidup” di Republik Islam Iran dan bahkan gaung revolusinya terasa
keseluruh pelosok Dunia.
Keempat jenis manusia “Fir’un, Hamman, Karun dan Bal’am” selalu tampil setiap za man dan diseluruh
dunia termasuk di Indonesia sebagai pendukung statusquo dan penentang perubahan
sosial. MUI, FPI dan semacamnya, berdaya upaya termasuk memfitnah Gubernur dan
Presiden yang berwawasan kemanusiaan.
Seharusnya penduduk Jakarta berterimakasih kepada Jokowi dan
Ahok disebabkan dengan kemunculan mereka berdua dan segenap pendukungnya,
Indonesia terbe bas daripada gaung Revolusi yang sudah barang pasti banyak
meminta pengorba nan darah dan airmata. Prediksi kita kalau perobahan yang dilakukan
kedua pemim pin tersebut akan membawa rahmat bagi manusia Indonesia
keseluruhannya. Walaupun Jokowi dan Ahok bukan pemimpin Islam tetapi
sepakterjangnya Islami. Secara jujur harus kita akui bahwa belum pernah seorang
pemimpinpun di Indonesia yang memiliki karakter merakyat macam Jokowi dan Ahok
cs. Fenomena ini terbukti setelah mereka berdua pertama sekali menduduki posisi
Gubernur dan wakilnya di Jakarta. Setelah Jokowi terpilih sebagai presiden dan
Ahokpun otomatis menjadi Gubernur Jakarta, Indonesia terasa sudah mulai
berobah, dimana banyak politikus manusia kutub Qabil kebakaran jenggotnya,
hingga berdaya upaya untuk meleng serkan Jokowi dan Ahok dengan cara memfitnah
keduanya.
Umumnya para Bal’am di lembaga MUI dan FPI yang berjubah Islam
tetapi sepakter jang mereka sungguh tidak Islami, semoga manusia Habil
Indonesia tidak terkecoh dengan profokasi mereka. Prediksi kita Jokowi dan Ahok
telah merapatkan barisan nya dengan pemimpin-pemimpin manusia Habil di luar
negeri. Realitanya walaupun politikus kalangan Qabil pada mulanya tidak
segan-segan menghina dan mengejek Jokowi tetapi sekarang terbukti bahwa Jokowi
itu memang pintar, jujur, berani dan kawi, demikian juga Ahok alias Basuki
Cahaya Purnama.
Apabila program Jokowi dan Ahok tidak terhalangi, satu saja
program pengembali an harta negara menjadi milik Rakyat seluruhnya, sungguh
luarbiasa beruntungnya bagi Rakyat Indonesia, kenapa?. Sebagaimana kita ketahui
bahwa pengutusan wa kil Tuhan ke planet Bumi ini silih berganti sebagai
pemimpin manusia kutub Habil, di samping mengajarkan manusia akan halal dan
haramnya, utamanya adalah mem bebaskan mereka dari belenggu yang menimpa
kuduk-kuduk mereka. (QS,7:157 & QS, 90:12-18) Sebagaimana kita ketahui bahwa bahan baku manusia terdiri dari tanah
tembikar dan roh suci, kebutuhan manusia juga harus terpenuhi dengan 4 sehat 5
sempurna sebagai kurikulum perut yang berasal dari tanah, kurikulum otak
haruslah ilmu yang diturunkan di Masy’arul Haram (baca Hikmah) agar manusia
tidak sesat jalan hidup nya di Dunia yang akan fana ini hingga menuju Akhirat
yang kekal selama-lamanya di dalam Surga bukan dalam Neraka. Sementara manusia
kutub Qabil kekal juga se lama-lamanya dalam Neraka.
Untuk menggapai kurikulum perut dan otak, wakil Tuhan pertama
(baca Adam) cu kup disediakan Allah swt, fasilitas untuk kurikulum otak dan
perut bagi anak keturu nannya tetapi Qabillah manusia pertama yang menjauhkan
manusia kutub Habil dari pembendaharaan Dunia. Tidak cukup sampai disitu
kezaliman manusia perta ma di planet
Bumi ini bahkan Habilpun dibunuhnya agar semua cita-cita yang tidak manusiawi
dapat digapainya. Setelah priode Qabil berlalu, muncullah qabil-qabil lainnya
sampai jaman kita ini, menjauhkan manusia kutub Habil dari pembendahara an
Dunia.
Lalu kalau muncul pemimpin yang merakyat dan berwawasan
kemanusiaan, apa kah kita tidak beralasan untuk mendukungnya dengan fasilitas
apasaja yang kita miliki? Jokowi dan Ahok cs bisa saja tidak sampai menjadi
manusia yang mampu keluar dari 4 penjara yang dipaparkan Pemikir tercerahkan, Syahid
DR Ali Syariati dari Republik Islam Iran, hingga berakibat menyesal di Akhirat
nanti. Tetapi bagi rak yat Indonesia memiliki kesempatan untuk memenuhi
kebutuhan kurikulum otaknya hingga menggapai Surga kelak dengan difasilitasi media
penggapaian finansial bagi seluruh Indonesia secara adil, kendatipun mungkin
baru digapai oleh pendu duk Jakarta, belum sampai seluruh Indonesia. Kalau
sebelumnya penduduk Jakarta mustahil menggapai kurikulum otak di sebabkan
kehidupan hariannya difokuskan pada mencarin sesuap nasi bagi keluarganya,
hingga tidak punya waktu untuk meraih kurikulum otak. Apalagi kita dapat info
bahwa Jokowi akan mendirikan Uni versity Islam Inter nasional di Indonesia.
Semoga Jokowi cs dapat merealisasikan program kurikulum otak rakyat Indonesia
dengan mendatangkan para ahli pikir yang brillian dari seluruh Dunia, bukan
yang tinggi titelnya tetapi yang terterpenting memiliki wawasan kemanusiaan dan
bermental Islami. Kalau program ini berhasil direalisasikan barulah Indonesia
Baru bukan lagi basa-basi alias cet Langit.
Sebelum kita tutup literatur ini rasanya perlu kita infokan
bahwa Nabi Muhammad sebelum memimpin Ummatnya kerap dicaci dan dianggap remeh
oleh kaum Quraisyt. Nabi Yusuf juga sebelum menjadi bendaharawan Mesir dan
penanggung jawab ekonomi rakyat Mesir, sering juga dihina, di remehkan dan
beliau dianggap pengembala Kan’an sebelum dijadikan budak oleh Bani Israel
lainnya (baca sauda ra Nabi Yusuf sendiri, terutama Yahuda), namun akhirnya
Nabi Yusuflah yang mam pu menghapus system perbudakan di Mesir kala itu. Dua
contoh diatas adalah para Nabi tetapi Imam Khomaini adalah guru biasa di Hauzah
tetapi mampu memimpin Iran hingga menjadi negara Islam satu-satunya yang sangat
disegani musuh sampai hari ini. Yang ingin kita katakan adalah bahwa Jokowi
juga sering dianggap remeh bahkan dihina dan dicaci kendatipun Jokowi tidak
pernah membalas keburukan mereka. Kini setelah beliau dipilih sebagai presiden
ternyata beliau mampu memim pin secara Islami kendatipun banyak sekali
rintangannya, politikus-politikus yang ber statusquo untuk mengembalikan system
negara sebagaimana diaplikasikan sebe lumnya oleh manusia-manusia kutub Qabil.
Demikian juga Ahok yang memiliki karak ter yang sama dengan Jokowi hanya
berbeda dalam mengekspresikan bahasanya saja, dimana para politikus salah makan
obat sering menuduh Ahok kasar dalam berkomunikasi dengan mereka. Sebetulnya
mereka tidak punya alasan lain untuk membenci Ahok, buktinya Jokowi yang terlalu
tinggi yang lembut dalam berkomuni kasi juga mereka benci. Hemat saya justeru
komunikasi gaya Ahok yang sangat cocok untuk memimpin manusia kutub Qabil yang
degil itu, kalau tidak bisa menya darkan mereka yang tenggelam dalam
statusquonya minimal Ahok perlu memberi kan pukulan telak kepada politikus yang
salah makan obat itu. Kita ingat saat Imam Ali diminta bantuan oleh Muhammad
bin Abubakar untuk menghadapi musuh yang demikian besar dari barisan Muawiyah
bin Abu Sofyan, Qabil nomor 3 setelah Fir’un dan Samiri, mengizinkan Muhammad
bin Abubakar untuk menggunakan bahasa apa saja yang membekas di benak mereka.
PENUTUP
Dulu Manusia disediakan fasilitas yang serba cukup dan gemerlap
di alam Surgawi tetapi Wakil Tuhan dan permaisurinya Hawa tidak cukup hanya
sekedar kesena ngan bagi mereka berdua tanpa memiliki anak keturunannya.
Justeru itulah mereka berdua memberontak terhadap tatanan Allah (baca alam Surgawi).
Akibatnya me reka diturunkan ke Dunia. Perlu digarisbawahi bahwa tidak satu
makhlukpun yang dibenarkan berontak atau berevolusi atas tatanan Allah kecuali
Adam dan Hawa. Sedangkan memberontak atas tatanan manusia kutub Qabil
dibenarkan dengan syarat-syarat tertentu.
Para alimpalsu kerap berceramah bahwa kaum hawa adalah penyebab
kaum Adam melakukan korupsi dengan alasan para isterilah yang menggoda Suami me
reka hingga melakukan larangan Allah yang mengakibatkan kelak masuk Neraka. Ala
san mereka Hawalah yang merayu Adam agar mau memakan buah Khuldi yang
dipropokasi Syaithan sebagai buah kekal, dimana kalau Adam dan Hawa mau ma kan
buah tersebut mereka kekal dalam Surga. Namun secara philosofis Adam dan Hawa
tau persis bahwa itu bukan buah Khuldi sebagaimana dinamakan Syaithan tetapi
buah ke’arifan. Artinya mereka berdua sadar bahwa di alam Surga wi mere ka
tidak produktif walaupun memiliki segala fasilitas gemerlap lainnya. Juste ru
itulah mereka memberontak tatanan Allah dengan sengaja memakan buah kearifan
hingga mereka walaupun diusir dari Surga, mereka mulai bisa berproduksi serta
bebas berbuat dengan segala resikonya, walaupun mereka sudah berobah statusnya
dari “Malaikat” menjadi Manusia.
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di
Ujung Dunia
25 RASUL YANG WAJIB DIKETAHUI DAN DIIMANI?
Adam a.s
Idris a.s
Nuh a.s
Hud a.s
Shaleh a.s
Ibrahim a.s
Luth a.s
Ismail a.s
Ishaq a.s
Ya'kub a.s
Yusuf a.s
Ayub a.s
Syueb a.s
Musa a.s
Harun a.s
Zulkifli a.s
Daud a.s
Sulaiman a.s
Ilyas a.s
Ilyasa a.s
Yunus a.s
Zakariya a.s
Yahya a.s
‘Isa a.s
Muhammad saww
12. IMAM YANG WAJIB DIKETAHUI, DIIMANI DAN DIIKUTI
1. Imam Ali bin Abi Thalib Amirul Mukminin a s
2. Imam Hasan bin Ali Al-Mujtaba a.s.
3. Imam Husain bin Ali Sayyid Asy-Syuhada a.s.
4. Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad a.s.
5. Imam Muhammad bin Ali Al-Bagir a.s.
6. Imam Ja’far bin Muhammad Al-Shadiq a.s.
7. Imam Musa bin Ja’far Al-Khadzim a.s.
8. Imam Ali bin Musa Ar-Ridha a.s.
9. Imam Muhammad bin Ali Al-Jawad-At-Taqi a.s.
10. Imam Ali bin Muhammad Al-Hadi- An-Naqi) a.s.
11. Imam Hasan bin Ali Al-‘Askari a.s.
12. Imam Muhammad bin Hasan Al-Mahdi Al-Muntazhar a.s. yang dijanjikan
dan dinantikan. (read less)
"Qur-an itu tidak akan disentuh kecuali orang-orang yang suci"
(QS.56;79
Qur-an banyak dicetak di negara-negara non Islam sepertri Cina.
Pertanyaannya apakah orang cina yang non Moslem tidak menyentuhnya? Berarti itu
bukan ayat muhkamat tetapi mutasyabihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar