FENOMENA INI
MENGAJAK KITA UNTUK BERFIKIR WAHAI SAUDARAKU AGAR AGAMA KITA
MENJADI SIGNIFIKAN DALAM KEHIDUPAN INI
PELEMPARAN
JAMARAH DI MINA MERUPAKAN SINYAL-SINYAL UNTUK MEMAHAMI 3 TYPE MAKHLUK YANG BERBAHAYA
BAGI
KEMANUSIAAN
MANUSIA SEJATI
MENDAMBAKAN RAHMATAN LIL’ALAMIN
TOLERAN DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN
Hsndwsp
Acheh - Sumatra
Di
Ujung Dunia
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Ada
tiga Berhala di Lembah Mina:
1)
Jamaratul `Ula (‘Fir’un’/Penguasa Despotic)
2) Jamaratul Wus`a (Karun dan Hamman) dan yang ke
3) Jamaratul 'Aqaba (Bal’am/Ulama gadongan/Ulama palsu)
Ketiga-tiga bangunan yang berbentuk cicin besar itu, setahun
sekali wajahnya dilapi si dengan cat putih. Namun kenapa engkau sebutkan
berhala? Guruku telah membe ritahukanku bahwa ketiga-tiga bangunan tersebut melambangkan
tiga berhala. Berhala pertama sebagai simbolisasi dari Fir'aun, berhala kedua
sebagai simbolisasi dari Karun dan Hamman sedangkan berhala yang ketiga sebagai
simbolisasi dari Bal'am. Memang tepat sekali kalau kita mau berafala ta`qilun
dan berafala yatazakkarun, kecuali Tuhan yang sesungguhnya (baca Allah), yang
lain semuanya menggunakan format Trinitas. Objek yang mereka pertuhankan itu
terdiri dari 3 entas. Entas anak, entas bunda dan entas bapa (Kristen). Entas
Brahma, entas Wisynu dan entas Syiwa (Hindu). Api Arumanan dza, api Madza dan
api . . . . . . .(Majusi).
Pada tgl 10 Zulhijjah para jamaah Haji bergegas menuju lembah
Mina setelah selesai wukuf di Masy’arul Haram untuk acara pelemparan Jamarah.
Dengan apa mereka melakukan pelemparan tersebut? Dengan batu kerikil.
Darimanakah mereka memperoleh batu-batu kerikil tersebut? Dari Masy’arul Haram.
Kalau wukuf di Arafah dila kukan diwaktu siang, wukuf di Masyarulharam
dilakukan diwaktu malam. Pelajaran apakah yang dapat dipetik oleh manusia yang
mauberfikir?
Masy’arul
Haram adalah "laboratorium" kesadaran. Kesadaran apakah itu? Kesadaran
suci. Apakah kesadaran suci itu? Kesadaran seorang pribadi Muslim sejati. Di
manakah engkau sekarang? Di Masya'rulharam. Apakah artinya itu? Masya'rulharam
adalah lisanul A'rabiah, yang berarti "Kesadaran suci". Tidak ada
apapun yang harus engkau kerjakan disini kecuali mencari batu kerikil untuk
engkau lontarkan nanti di lembah Mina (Jamaratul u'la, Jamaratul wusa' dan Jamaratul
a'qaba). Kerikil yang bagaimanakah yang harus engkau pilih? Pilihlah batu kerikil
yang mengkilap, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Apakah artinya
kesemua itu? Kalau A'rafah sain dan thenologi, Masya'r adalah Hikmah dan Wahyu
(QS.62;2). Dimensi
ilmu yang diturun kan di Masya'r ini adalah "Primer". Artinya lebih
utama dari ilmu-ilmu yang lainnya. Ilmu ini diturunkan melalui para
Rasul/Utusan sejak dari Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saww.
Selanjutnya diwariskan kepada Imam-imam, para Ulama sejati,
Penyeru-penyeru ke benaran (Pendakwah Sejati/pendakwah yang berislakh) dan yang
terakhir kepada orang-orang Mu`min Sejati. Ilmu tersebut adalah sinar diatas
sinar. Itulah sebabnya wuquf di Masya'r dilaksanakan di waktu malam. Ilmu ini
tidak membutuhkan penerangan, tidak membutuhkan lampu dalam prosesnya, sebab
dia sendiri merupakan lampu untuk menerangi ilmu-ilmu yang lainnya. Siapapun
yang memiliki ilmu ini, tidak akan sesat dalam mengarungi kehidupan dunia ini.
Terdapat istilah yang relevan dalam agama Yahudi dan Nasrani yaitu 'Sofia',
demikian juga dalam agama Hindu dan Budha yang dinamakan 'Nirwana'. Namun yang
harus kau yakini sesungguhnya yang benar-benar Sofia dan Nirwana adalah
Hikmahnya Islam. (Innad dina i'ndal lAllahil Islam). Hanya Islamlah
satu-satunya yang termasuk agama Samawi, sementara yang lainnya adalah agama
Ardhi. Yahudi bukan agama nabi Musa dan Nasranipun bukan agama nabi ‘Isa.
Yahudi adalah suatu agama yang dinisbahkan kepada seorang tokoh yang
kontraversi dengan nabi Musa, yang bernama Yahuda. Sedangkan Nasrani adalah
suatu agama yang dinisbahkan kepada seorang tokoh yang kontraversi dengan nabi
I'sa,yang bernama Nashara.(QS. 2;140)
‘Arafah adalah Saint dan Technology
Untuk apa perlunya kita melempar jemarah kalau hanya dengan batu
kerikir? Bukankah itu terkesan hanya main-main saja? Kalau kita percaya apa
yang dikatakan sebahagian para ‘alim, untuk melempar Syaithan, dimana dulunya dilempari
oleh Nabi Ibrahim yang mampu melihat Syaithan tersebut, apakah kita juga mampu
melihat Syaithan yang sama di Mina itu? Yang namanya Syaithan atau Iblis
jangankan lemparan dengan ke rikil, dengan Nuklirpun tidak ada manfaatnya bagi
kita. Adalah sama halnya kita mendengar ceramah para Alim bahwa saat kita azan,
Syaithan lari terbirit-birit. Tidakkah kita sadari bahwa bukankah setelah azan
selesai, mereka secepat kilat bisa berada di depankita kembali?
Fenomena inilah yang di ajak kita untuk berfikir, wahai
saudaraku sekalian agar agama kita berguna dalam kehidupan hidup ini, bukan
saja berguna dalam Ibadah Haji di Mekkah, Padang Arafah, Masya’ar dan Mina.
Yang perlu kita ketahui saat kita berbicara pelemparan Jamarah
itu adalah, apakah ma’na fenomena tersebut, saat kita hubungkan dalam kehidupan
nyata kita. Apakah tiga cincin besar yang setiap tahun dilapisi dengan cat putih
oleh kerajaan Saudi itu bukan melambangkan 3 berhala yang disembah para
Trinitas modern sejak jaman dulu hingga jaman kita sekarang ini?
Dengarkan apa kata Ideolog terkenal sebagai guruku, Shahid DR
‘Ali Syari’ati yang brilliant ini. Berhala pertama (Jamaratul ‘Ula), melambangkan
Fir’un sebagai symbolisasi daripada penguasa zalim (Despotic). Berhala kedua
(Jamaratul Wus’a) melam bangkan Karun dan Hamman sebagai symbolisasi daripada
bendahara Fir’un dan Arsitek pembangunan. Berhala ketiga atau yang terakhir
(Jamaratul ‘Aqaba) melambangkan Bal’am, sebagai symbolisasi daripada Ulama
palsu atau gadongan.
Kaum awwam meyakini bahwa manusia yang paling berbahaya buat
kemanusiaan adalah Penguasa Zalim, baru kemudian disusul oleh bendaharanya,
Arsiteknya dan terakhir sekali barulah Ulama suq/Ulama Gadongan/Ulama palsu.
Namun secara Ideology, Philosofi dan Esensi, memperlihatkan kita secara jelas
justeru sang Bal’amlah yang paling berbahaya bagi kehidupan kemanusiaan, hingga
menggerogoti seluruh jalan hidup kemanusiaan itu sendiri.
Fenomena tersebut dapat kita lihat di Mina, dimana pada tgl 10
Zulhijjah 7 butir peluru khusus ditembakkan untuk melumpuhkan Bal’am, sementara
Fir’un, Karun dan Hamman dibiarkan dulu buat sementara waktu. Realitanya para
jamaah Haji menyaksikan Fir’un di urutan pertama, bukan Bal’am. Musuh yang
sepertinya tidak pernah lenyap di permukaan planet Bumi ini diindikasikan Allah
dalam surah terakhir dari Al-Qur'an al-Karim (An Nas), dan disimbolisasikan di
lembah Mina sebagai Bal'am (jamarah terakhir). Justeru itulah dikhususkan
menyerang kekuatan tersebut pada tanggal 10 Zulhijjah, 7 kali tembakan. Apakah
terlalu sukar untuk anda pikirkan penjelasan Angku di Awegeutah Tampokdjok ini?
Makhluk yang bagaimana bisa kau lumpuhkan dengan kerikilmu itu?
Bercandakah engkau? Tidak. Kerikil itu disymbolisasikan sebagai peluru. Itulah
yang logis untuk mematikan makhluk yang paling berbahaya di planet Bumi ini.
Kenapa musti 7 kali tembakan? Guruku yang bijak mengatakan bahwa musuh yang
paling berbahaya belum tentu mati dengan satu kali tembakan. Boleh jadi dia
pura-pura mati, lalu saat engkau lengah justeru engkau sendiri yang menjadi
korbannya. Untuk memastikan dia benar-benar mati, tembaklah dia 7 kali
tembakan.
Baru pada tanggal 11 Zulhijjahlah, engkau diperintahkan untuk
menggempur secara keseluruhan. Tembaklah Fir'aun 7x, Karun 7x dan lagi-lagi
Bal'am 7x. Sudah berapa pelurukah kau habiskan? 7x4 = 28 peluru. Serangan
dilanjutkan pada tanggal 12 Zulhijjah. Tembak Fir'aun 7x, Karun 7x, Bal'am 7x.
Pada tanggal 13 Zulhijjah gempur lagi, tembak Fir'aun 7x, Karun 7x dan Bal'am
pun masih perlu kau tembak 7x lagi. Sudah berapa pelurukah engkau habiskan? 28
+ 7 x 6 = 28 + 42 = 70 peluru. Engkau masih memiliki sisanya 7 peluru lagi.
Selesai sudah pertempuranmu.
Apakah ini belum cukup logis bagimu bahwa walaupun penguasa/Raja
zalim sangat berbahaya bagi kemanusiaan, Bal’am/Ulama palsu jauh lebih
berbahaya daripada pe nguasa zalim manapun? Realitanya justeru di negeri-negeri
yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam, kemanusiaan tetap
terkorbankan, kenapa? Ulah siapakah itu? Ulah sang Bal’am yang bersekongkol
dengan penguasa zalim, meru sak Esensi Agama Allah secara systematis tanpa
mereka sadari bahwa merekalah yang sesat. Mereka para Bal’amlah yang berteriak
dimana-mana hampir seluruh Dunia: "Maling teriak Maling"
Secara Ideology Nabi Ibrahimlah yang berkata: "Wahai
pasukan jihad! . . . . . . . Tem baklah Fir'aun yang mengatakan: "Akulah
Tuhan" yang mengazab siapa saja yang berani menentangnya. Tembaklah Karun
dan Hamman yang mengatakan "Akulah Pemilik Harta dan pembangunan sejagat
Raya serta menjauhkan kaum mustadh'afin dari pembendaha raan Dunia. Tembaklah
Bal'am yang mengatakan "Akulah Pemilik Agama", dan meninabo bokkan
rakyat jelata dengan bisikan "Surga" dan "Sabar" kete linga
kaum Dhu’afa.
Masih ingatkah engkau dimanakah engkau sekarang? Di padang
Mahsyar. Ah, bu kan. Yang kumaksudkan adalah Masya'rulharam. Engkau ditugaskan
untuk membuat persiapan-persiapan. Persiapan apakah itu?
Persiapan "Perang". Berperang dimana? Di lembah Mina. Mina itu apa?
Mina adalah lisanul A'rabiah yang berarti "Cinta". Tapi bukan cinta
antar sesama manusia. Mina adalah cinta "Kupu-kupu". Demi cinta
sucinya ,nyawa dipertaruh kan. Itu adalah kerjanya Komando Jihad Sejati. Demi
perintah Allah dikorbankan segala-galanya. Secara filosofis Mina melambangkan
cinta kepada Allah, dan itulah yang dimak sudkan cinta yang sesungguhnya.
Kini
Ibrahim berseru! Wahai pasukan jihad, persiapkanlah peluru-pelurumu untuk kau
tembakkan dalam seranganmu di Mina. Berapa pelurukah kau butuhkan? 77 peluru.
Ber hati-hatilah jangan sampai kau ambil peluru yang sembarangan. Pilihlah
peluru-peluru yang efektif. Gunakanlah senjata yang sesuai dengan kemampuanmu. Engkau boleh memi lih AK 47,
Minimi, GLM dan sebagainya, terserah engkau sendiri. Demikianlah lazimnya
orang-orang yang terlibat di medan tempur. Dimana mereka menyadari akan
berhadapan dengan kekuatan musuh yang tangguh di arena pertempuran.
Dimanakah posisimu sekarang? Dalam persiapan alat-alat tempur.
Dimana? Di Masy a'rulharam. Akan kemanakah engkau setelah itu? Ke lembah Mina,
lambang Cinta dan Keyakinan. Adam dan Hawa bertemu di padang A'rafah, disanalah
mereka memperoleh Ilmu (A'rafah). Setelah Adam dan Hawa sadar (Masya'r) bahwa
mereka memiliki jenis kelamin yang berbeda, muncullah rasa cinta (Mina). Lalu
berakhirlah kehidupan secara Individual dan berganti dengan kehidupan secara
Komunal (mulai berproduktif). Secara filosofis, manusia 'ideal' adalah, bermula
di A'rafah (tahap ilmu pengetahuan), lalu menuju Masya'r (tahap kesadaran), dan
terus ke Mina (tahap keyakinan cinta dan aksi).
Selanjutnya perhatikanlah perbandingan berikut:
1.
Filosof, bermula dari A'rafah dan tetap di A'rafah, tidak pernah beranjak ke
mana-mana.
2.
Sufi, bermula di Mina dan juga tetap di Mina, tidak pernah beranjak ke
mana-mana.
3.
Islam sejati, bermula di A'rafah, lalu ke Masya'r terus ke Mina.(Sistematis,
Optimis, Kreatif dan Dinamis)
Selanjutnya marilah kita ber Afala ta`qilun dan Afala
yatazakkarun!
Semua Rasul Allah/Utusan Allah adalah Idiolog-idiolog. Kepada
mereka diamanahkan untuk menghidupkan/merealisasikan kekuasaan Allah di atas
permukaan planet Bumi ini. Setelah priode mereka berakhir, amanah tersebut
diteruskan oleh 12 orang Imam. Manakala
Imam ke 12 berada dalam ghaib kubra, para U'lama Warasatul Ambialah yang
berperan sebagai pemimpin Islam sejati'. Mereka itu semuanya adalah
Idiolog-Idiolog Islami. Muslim yang memiliki ilmu pengetahuan (A'rafah) serta
memiliki kesadaran suci (Masy'ar) untuk apa sesungguhnya hidup di dunia ini,
beraksi, bertempur (Mina) untuk menumbangkan system Thaghut despotic di
permukaan planet Bumi ini, lalu menggan tikan dengan system Allah (Kedaulatan
Allah). "Qulja al haqqu wazahaqal bathil innal bathil lakana zahuqa"
( QS. 17 ; 81 ).
Sedangkan para Filosof dan para Ilmuwan asik membangga-banggakan
ilmu penge tahuannya, merasa sejuk dan nyaman hidup dibawah kekuasaan Thaghut
despotik, membiarkan kaum mustadh'afin merintih di gubuk-gubuk derita dan
menahan beban hidup yang menimpa kuduk-kuduk mereka. Sementara para Sufi juga
asik dengan angan-angan mereka untuk menggapai Surga. Mungkinkah? Tunggu dulu!
Bagaimana mungkin semudah itu bisa dapat Surga, dengan berkomatkamit
membaca mentera-mentera, membisikkan kata-kata Surga ketelinga
pengikut-pengikutnya, tanpa berjuang sama-sekali untuk membebaskan kaum Dhua'fa
dari belenggu penindasan dan penjajahan, sebagaimana yang di diperjuangkan para
Rasul, para Imam dan para U'lama Warasatul Ambia' (Pemimpin Kaum mustadh'afin).
"Afala ta'qilun? Afala yatazakka run?".
Dimanakah engkau sekarang? Mendekati pintu gerbang Mina. Setelah
seseorang memiliki pengetahuan yang benar, dia sadar bahwa kita sesungguhnya
punya musuh, yaitu Malaikat yang bahan bakunya dibuat dari api, kedudukannya
dicopot setelah membangkang perin tah Allah dan berobah menjadi Syaithan/Iblis.
Selanjutnya Syaithan telah mempengaru hi sebagian besar manusia untuk menolak
system Allah dan mendirikan sistem Thaghut despotic. Justru itu manusia-manusia
Habil (kutup Islam sejati) dan manusia-manusia Qabil (kutub Islam palsu), senantiasa
bermusuhan dan saling bertempur di Planet Bumi ini, baik secara fisik dan
materil maupun secara mental dan spiritual.
Dalam setiap pertempuran, manusia Qabil membuat
propaganda-propaganda, bahwa kita Islam extrem, fanatic, fundamentalis dan lain-lain
istilah yang membingungkan kawum awam. Engkau harus taupersis bahwa istilah
extrem dan fanatic adalah dua sifat pelintiran dari Mujaddid dan Istiqamah. Dua
sifat tersebut adalah milik para Rasul/ Utusan Allah, Imam-Imam, para Ulama
Warasatul Ambia', Penyeru-Penyeru kebenaran (Pendakwah Sejati) dan Muslim
sejati. Mujaddid berarti bersungguh - sungguh dalam beramar ma'ruf dan nahi
mungkar, sedangkan fanatic berarti teguh pendirian bagaikan ikan di laut,
kendatipun lingkungannya asin, ikan itu tetap tawar. Bukan seperti bunglow
tergantung kepada siapa saja yang mempengaruhinya. Andaikata kedua sifat
tersebut dapat digusur dari komunitas Islam dengan berbagai macam propaganda,
sirnalah Ideology Islam di permukaan bumi ini, yang tinggal hanyalah buih-buih
di lautan yang tidak berdaya, bak kata Rasul.
Islam fundamentalis adalah orang-orang Islam yang memiliki
pijakan kuat pada Plat formnya, pada Fondasinya, pada Fundamentnya pada
(Aqidahnya/Ideologinya). Mereka adalah orang-orang yang berIdeologi Islam. Muslim
yang hidup dalam suatu komunitas secara bersaudara bukan disebabkan sedarah,
sekeluarga dan seketurunan, tetapi disebabkan seaqidah/seIdeology tetapi
berwawasan kemanusiaan dan toleran sesama manusia, apapun latar belakang agama
mereka. Mereka memiliki prinsip "Rahmatan lil ‘alamin"(QS, Al Ambiya: 107)
Mereka itu adalah orang-orang yang memahami serta meyakini bahwa
Qur'an itu adalah pedoman hidup dalam berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
Mereka itu adalah orang-orang yang meyakini bahwa hukum-hukum yang diturunkan
Allah bukan hanya sebatas dipahami saja, tetapi untuk direalisasikan dalam
kehidupan bernegara. Mereka senantiasa memperjuangkan suatu system yang
mendapat redha Allah di negerinya masing-masing, bukan dinegeri orang non
Muslim dan juga bukan di negara orang lain (dilarang keras dalam Islam). Mereka
tidak gegabah dalam berevolusi. Mereka baru berevolusi ketika memiliki Pemimpin
yang Islami dan cukup perhitungan dan mendapat redha Allah swt, hingga tidak
sekedar melengserkan penguasa despotic tetapi juga memahami persis system yang
bagaimana yang akan dibangun agar semua penduduknya tidak ada yang terzalimi.
Mereka menyadari bahwa nilai seorang pemimpin yang Islami sama dengan nilai
komunitas mereka (baca Rakyat keseluruhannya). Justeru itulah mereka bergerak
pada poros kepemimpinan tertentu.
Pada kesempatan yang lain Arsitek Ideology Islam yang mampu
meluluh-lantakkan asumsi Barat yang sempat mempesonakan orang-orang Timur ini,
juga mengatakan bahwa ada 4 golongan manusia yang rugi di akhirat kelak yang
beliau simbolisasikan sebagai; "Anjing, Serigala, Tikus dan Domba".
Anjing melambangkan pemimpin yang serakah dan tamak. Serigala melambangkan
kakitangan pemimpin yang zalim, secara bergerombolan mengania nya dan membunuh
orang-orang yang berani melawan kebijakan pemerintah zalim. Tikus melambangkan
koruptor-koruptor, pencuri berdasi dan berwibawa sekali ditengah-tengah rakyat
jelata dan yang terakhir yang membuat kita seperti tidak percaya adalah Domba.
Bagaimanakah mereka bisa disalahkan? Domba melambangkan kaum mustadh'fin yang
bersedia bekerja sama dengan pemerintah zalim.
Masih menurut Ali Syari'ati, bahwa penindas adalah Palu Godam,
sedangkan orang-orang yang mau ditindas adalah Lempengan Besi. Pada saat palu
godam beraksi yang bersedia menahannya adalah lempengan besi. Andaikata
lempengan besi tidak bersedia menahannya, proses penindasan/penjajahan tidak
akan ada existensinya, tidak akan pernah terjadi. Makanya penindasan tidak
pernah terjadi di udara, palu godam akan berputar terus menerus di udara tanpa
lempengan besi yang bersedia menahannya.
Wahai pasukan jihad!
Kendatipun engkau telah berhasil merobohkan Bal'am, namun engkau
tidak boleh lengah walau sedikitpun. Betapa sering dalam sejarah, suatu
revolusi, memakan anak-anaknya sendiri, mengalami dekaden kembali hanya setelah
satu generasi berlalu. Kuman-kuman yang telah lama terpendam dibawah tanah,
akan muncul kembali kepermukaan. Kaum reaksioner yang pernah mengaku sebagai
sahabatmu sendiri muncul secara serentak untuk bereaksi. . . . . . . .Engkau
telah melumpuhkannya dalam Perang Badar namun muncul kembali dalam Perang
Siffain. . . . . . . . Engkau telah memusnahkannya di mesjid-mesjid Dhirar,
namun dia muncul kembali di mesjid Kofah. . . . . . .Engkau telah merasa aman
dan lega setelah menguasai Madinah, Mekkah bahkan seluruh jazirah Arabia, namun
pada generasi yang kedua Islam mendapat pukulan yang paling telak di Karbala. .
. . . . .
Billahi fi sabililhaq
Hsndwsp, Acheh – Sumatra
Di Ujung Dunia.
Alhamdulillah literatur saya ada di blog Ahlulbaitnabi ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar