Senin, 13 Maret 2017

MARI KITA ANALISA ESENSI PELEMPARAN JAMARAH DI MINA DALAM PELAKSANAAN IBADAH HAJI AGAR HAJI ITU TIDAK TERKESAN SEKEDAR MERAIH "TITEL HAJI" TETAPI BENAR-BENAR MENDAPAT REDHA ALLAH SWT




FENOMENA INI MENGAJAK KITA UNTUK BERFIKIR WAHAI SAUDARAKU AGAR AGAMA KITA MENJADI SIGNIFIKAN DALAM KEHIDUPAN INI 

PELEMPARAN JAMARAH DI MINA MERUPAKAN SINYAL-SINYAL UNTUK MEMAHAMI 3 TYPE MAKHLUK YANG BERBAHAYA 
BAGI KEMANUSIAAN
MANUSIA SEJATI MENDAMBAKAN RAHMATAN LIL’ALAMIN
TOLERAN DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN
Hsndwsp
Acheh - Sumatra
Di
Ujung Dunia



Bismillaahirrahmaanirrahiim

Ada tiga Berhala di Lembah Mina:
1) Jamaratul `Ula (‘Fir’un’/Penguasa Despotic)
2) Jamaratul Wus`a (Karun dan Hamman) dan yang ke
3) Jamaratul 'Aqaba (Bal’am/Ulama gadongan/Ulama palsu)

Ketiga-tiga bangunan yang berbentuk cicin besar itu, setahun sekali wajahnya dilapi si dengan cat putih. Namun kenapa engkau sebutkan berhala? Guruku telah membe ritahukanku bahwa ketiga-tiga bangunan tersebut melambangkan tiga berhala. Berhala pertama sebagai simbolisasi dari Fir'aun, berhala kedua sebagai simbolisasi dari Karun dan Hamman sedangkan berhala yang ketiga sebagai simbolisasi dari Bal'am. Memang tepat sekali kalau kita mau berafala ta`qilun dan berafala yatazakkarun, kecuali Tuhan yang sesungguhnya (baca Allah), yang lain semuanya menggunakan format Trinitas. Objek yang mereka pertuhankan itu terdiri dari 3 entas. Entas anak, entas bunda dan entas bapa (Kristen). Entas Brahma, entas Wisynu dan entas Syiwa (Hindu). Api Arumanan dza, api Madza dan api . . . . . . .(Majusi).

Pada tgl 10 Zulhijjah para jamaah Haji bergegas menuju lembah Mina setelah selesai wukuf di Masy’arul Haram untuk acara pelemparan Jamarah. Dengan apa mereka melakukan pelemparan tersebut? Dengan batu kerikil. Darimanakah mereka memperoleh batu-batu kerikil tersebut? Dari Masy’arul Haram. Kalau wukuf di Arafah dila kukan diwaktu siang, wukuf di Masyarulharam dilakukan diwaktu malam. Pelajaran apakah yang dapat dipetik oleh manusia yang mauberfikir?

Masy’arul Haram adalah "laboratorium" kesadaran. Kesadaran apakah itu? Kesadaran suci. Apakah kesadaran suci itu? Kesadaran seorang pribadi Muslim sejati. Di manakah engkau sekarang? Di Masya'rulharam. Apakah artinya itu? Masya'rulharam adalah lisanul A'rabiah, yang berarti "Kesadaran suci". Tidak ada apapun yang harus engkau kerjakan disini kecuali mencari batu kerikil untuk engkau lontarkan nanti di lembah Mina (Jamaratul u'la, Jamaratul wusa' dan Jamaratul a'qaba). Kerikil yang bagaimanakah yang harus engkau pilih? Pilihlah batu kerikil yang mengkilap, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Apakah artinya kesemua itu? Kalau A'rafah sain dan thenologi, Masya'r adalah Hikmah dan Wahyu (QS.62;2). Dimensi ilmu yang diturun kan di Masya'r ini adalah "Primer". Artinya lebih utama dari ilmu-ilmu yang lainnya. Ilmu ini diturunkan melalui para Rasul/Utusan sejak dari Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad saww.

Selanjutnya diwariskan kepada Imam-imam, para Ulama sejati, Penyeru-penyeru ke benaran (Pendakwah Sejati/pendakwah yang berislakh) dan yang terakhir kepada orang-orang Mu`min Sejati. Ilmu tersebut adalah sinar diatas sinar. Itulah sebabnya wuquf di Masya'r dilaksanakan di waktu malam. Ilmu ini tidak membutuhkan penerangan, tidak membutuhkan lampu dalam prosesnya, sebab dia sendiri merupakan lampu untuk menerangi ilmu-ilmu yang lainnya. Siapapun yang memiliki ilmu ini, tidak akan sesat dalam mengarungi kehidupan dunia ini. 

Terdapat istilah yang relevan dalam agama Yahudi dan Nasrani yaitu 'Sofia', demikian juga dalam agama Hindu dan Budha yang dinamakan 'Nirwana'. Namun yang harus kau yakini sesungguhnya yang benar-benar Sofia dan Nirwana adalah Hikmahnya Islam. (Innad dina i'ndal lAllahil Islam). Hanya Islamlah satu-satunya yang termasuk agama Samawi, sementara yang lainnya adalah agama Ardhi. Yahudi bukan agama nabi Musa dan Nasranipun bukan agama nabi ‘Isa. Yahudi adalah suatu agama yang dinisbahkan kepada seorang tokoh yang kontraversi dengan nabi Musa, yang bernama Yahuda. Sedangkan Nasrani adalah suatu agama yang dinisbahkan kepada seorang tokoh yang kontraversi dengan nabi I'sa,yang bernama Nashara.(QS. 2;140)

‘Arafah adalah Saint dan Technology
Untuk apa perlunya kita melempar jemarah kalau hanya dengan batu kerikir? Bukankah itu terkesan hanya main-main saja? Kalau kita percaya apa yang dikatakan sebahagian para ‘alim, untuk melempar Syaithan, dimana dulunya dilempari oleh Nabi Ibrahim yang mampu melihat Syaithan tersebut, apakah kita juga mampu melihat Syaithan yang sama di Mina itu? Yang namanya Syaithan atau Iblis jangankan lemparan dengan ke rikil, dengan Nuklirpun tidak ada manfaatnya bagi kita. Adalah sama halnya kita mendengar ceramah para Alim bahwa saat kita azan, Syaithan lari terbirit-birit. Tidakkah kita sadari bahwa bukankah setelah azan selesai, mereka secepat kilat bisa berada di depankita kembali?

Fenomena inilah yang di ajak kita untuk berfikir, wahai saudaraku sekalian agar agama kita berguna dalam kehidupan hidup ini, bukan saja berguna dalam Ibadah Haji di Mekkah, Padang Arafah, Masya’ar dan Mina.

Yang perlu kita ketahui saat kita berbicara pelemparan Jamarah itu adalah, apakah ma’na fenomena tersebut, saat kita hubungkan dalam kehidupan nyata kita. Apakah tiga cincin besar yang setiap tahun dilapisi dengan cat putih oleh kerajaan Saudi itu bukan melambangkan 3 berhala yang disembah para Trinitas modern sejak jaman dulu hingga jaman kita sekarang ini?

Dengarkan apa kata Ideolog terkenal sebagai guruku, Shahid DR ‘Ali Syari’ati yang brilliant ini. Berhala pertama (Jamaratul ‘Ula), melambangkan Fir’un sebagai symbolisasi daripada penguasa zalim (Despotic). Berhala kedua (Jamaratul Wus’a) melam bangkan Karun dan Hamman sebagai symbolisasi daripada bendahara Fir’un dan Arsitek pembangunan. Berhala ketiga atau yang terakhir (Jamaratul ‘Aqaba) melambangkan Bal’am, sebagai symbolisasi daripada Ulama palsu atau gadongan.

Kaum awwam meyakini bahwa manusia yang paling berbahaya buat kemanusiaan adalah Penguasa Zalim, baru kemudian disusul oleh bendaharanya, Arsiteknya dan terakhir sekali barulah Ulama suq/Ulama Gadongan/Ulama palsu. Namun secara Ideology, Philosofi dan Esensi, memperlihatkan kita secara jelas justeru sang Bal’amlah yang paling berbahaya bagi kehidupan kemanusiaan, hingga menggerogoti seluruh jalan hidup kemanusiaan itu sendiri.

Fenomena tersebut dapat kita lihat di Mina, dimana pada tgl 10 Zulhijjah 7 butir peluru khusus ditembakkan untuk melumpuhkan Bal’am, sementara Fir’un, Karun dan Hamman dibiarkan dulu buat sementara waktu. Realitanya para jamaah Haji menyaksikan Fir’un di urutan pertama, bukan Bal’am. Musuh yang sepertinya tidak pernah lenyap di permukaan planet Bumi ini diindikasikan Allah dalam surah terakhir dari Al-Qur'an al-Karim (An Nas), dan disimbolisasikan di lembah Mina sebagai Bal'am (jamarah terakhir). Justeru itulah dikhususkan menyerang kekuatan tersebut pada tanggal 10 Zulhijjah, 7 kali tembakan. Apakah terlalu sukar untuk anda pikirkan penjelasan Angku di Awegeutah Tampokdjok ini?

Makhluk yang bagaimana bisa kau lumpuhkan dengan kerikilmu itu? Bercandakah engkau? Tidak. Kerikil itu disymbolisasikan sebagai peluru. Itulah yang logis untuk mematikan makhluk yang paling berbahaya di planet Bumi ini. Kenapa musti 7 kali tembakan? Guruku yang bijak mengatakan bahwa musuh yang paling berbahaya belum tentu mati dengan satu kali tembakan. Boleh jadi dia pura-pura mati, lalu saat engkau lengah justeru engkau sendiri yang menjadi korbannya. Untuk memastikan dia benar-benar mati, tembaklah dia 7 kali tembakan.

Baru pada tanggal 11 Zulhijjahlah, engkau diperintahkan untuk menggempur secara keseluruhan. Tembaklah Fir'aun 7x, Karun 7x dan lagi-lagi Bal'am 7x. Sudah berapa pelurukah kau habiskan? 7x4 = 28 peluru. Serangan dilanjutkan pada tanggal 12 Zulhijjah. Tembak Fir'aun 7x, Karun 7x, Bal'am 7x. Pada tanggal 13 Zulhijjah gempur lagi, tembak Fir'aun 7x, Karun 7x dan Bal'am pun masih perlu kau tembak 7x lagi. Sudah berapa pelurukah engkau habiskan? 28 + 7 x 6 = 28 + 42 = 70 peluru. Engkau masih memiliki sisanya 7 peluru lagi. Selesai sudah pertempuranmu.

Apakah ini belum cukup logis bagimu bahwa walaupun penguasa/Raja zalim sangat berbahaya bagi kemanusiaan, Bal’am/Ulama palsu jauh lebih berbahaya daripada pe nguasa zalim manapun? Realitanya justeru di negeri-negeri yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam, kemanusiaan tetap terkorbankan, kenapa? Ulah siapakah itu? Ulah sang Bal’am yang bersekongkol dengan penguasa zalim, meru sak Esensi Agama Allah secara systematis tanpa mereka sadari bahwa merekalah yang sesat. Mereka para Bal’amlah yang berteriak dimana-mana hampir seluruh Dunia: "Maling teriak Maling"

Secara Ideology Nabi Ibrahimlah yang berkata: "Wahai pasukan jihad! . . . . . . . Tem baklah Fir'aun yang mengatakan: "Akulah Tuhan" yang mengazab siapa saja yang berani menentangnya. Tembaklah Karun dan Hamman yang mengatakan "Akulah Pemilik Harta dan pembangunan sejagat Raya serta menjauhkan kaum mustadh'afin dari pembendaha raan Dunia. Tembaklah Bal'am yang mengatakan "Akulah Pemilik Agama", dan meninabo bokkan rakyat jelata dengan bisikan "Surga" dan "Sabar" kete linga kaum Dhu’afa.

Masih ingatkah engkau dimanakah engkau sekarang? Di padang Mahsyar. Ah, bu kan. Yang kumaksudkan adalah Masya'rulharam. Engkau ditugaskan untuk membuat persiapan-persiapan. Persiapan apakah itu? Persiapan "Perang". Berperang dimana? Di lembah Mina. Mina itu apa? Mina adalah lisanul A'rabiah yang berarti "Cinta". Tapi bukan cinta antar sesama manusia. Mina adalah cinta "Kupu-kupu". Demi cinta sucinya ,nyawa dipertaruh kan. Itu adalah kerjanya Komando Jihad Sejati. Demi perintah Allah dikorbankan segala-galanya. Secara filosofis Mina melambangkan cinta kepada Allah, dan itulah yang dimak sudkan cinta yang sesungguhnya.

Kini Ibrahim berseru! Wahai pasukan jihad, persiapkanlah peluru-pelurumu untuk kau tembakkan dalam seranganmu di Mina. Berapa pelurukah kau butuhkan? 77 peluru. Ber hati-hatilah jangan sampai kau ambil peluru yang sembarangan. Pilihlah peluru-peluru yang efektif. Gunakanlah senjata yang sesuai dengan kemampuanmu. Engkau boleh memi lih AK 47, Minimi, GLM dan sebagainya, terserah engkau sendiri. Demikianlah lazimnya orang-orang yang terlibat di medan tempur. Dimana mereka menyadari akan berhadapan dengan kekuatan musuh yang tangguh di arena pertempuran.

Dimanakah posisimu sekarang? Dalam persiapan alat-alat tempur. Dimana? Di Masy a'rulharam. Akan kemanakah engkau setelah itu? Ke lembah Mina, lambang Cinta dan Keyakinan. Adam dan Hawa bertemu di padang A'rafah, disanalah mereka memperoleh Ilmu (A'rafah). Setelah Adam dan Hawa sadar (Masya'r) bahwa mereka memiliki jenis kelamin yang berbeda, muncullah rasa cinta (Mina). Lalu berakhirlah kehidupan secara Individual dan berganti dengan kehidupan secara Komunal (mulai berproduktif). Secara filosofis, manusia 'ideal' adalah, bermula di A'rafah (tahap ilmu pengetahuan), lalu menuju Masya'r (tahap kesadaran), dan terus ke Mina (tahap keyakinan cinta dan aksi).

Selanjutnya perhatikanlah perbandingan berikut:
1. Filosof, bermula dari A'rafah dan tetap di A'rafah, tidak pernah beranjak ke mana-mana.
2. Sufi, bermula di Mina dan juga tetap di Mina, tidak pernah beranjak ke mana-mana.
3. Islam sejati, bermula di A'rafah, lalu ke Masya'r terus ke Mina.(Sistematis, Optimis, Kreatif dan Dinamis)

Selanjutnya marilah kita ber Afala ta`qilun dan Afala yatazakkarun!
Semua Rasul Allah/Utusan Allah adalah Idiolog-idiolog. Kepada mereka diamanahkan untuk menghidupkan/merealisasikan kekuasaan Allah di atas permukaan planet Bumi ini. Setelah priode mereka berakhir, amanah tersebut diteruskan oleh 12 orang  Imam. Manakala Imam ke 12 berada dalam ghaib kubra, para U'lama Warasatul Ambialah yang berperan sebagai pemimpin Islam sejati'. Mereka itu semuanya adalah Idiolog-Idiolog Islami. Muslim yang memiliki ilmu pengetahuan (A'rafah) serta memiliki kesadaran suci (Masy'ar) untuk apa sesungguhnya hidup di dunia ini, beraksi, bertempur (Mina) untuk menumbangkan system Thaghut despotic di permukaan planet Bumi ini, lalu menggan tikan dengan system Allah (Kedaulatan Allah). "Qulja al haqqu wazahaqal bathil innal bathil lakana zahuqa" ( QS. 17 ; 81 ).

Sedangkan para Filosof dan para Ilmuwan asik membangga-banggakan ilmu penge tahuannya, merasa sejuk dan nyaman hidup dibawah kekuasaan Thaghut despotik, membiarkan kaum mustadh'afin merintih di gubuk-gubuk derita dan menahan beban hidup yang menimpa kuduk-kuduk mereka. Sementara para Sufi juga asik dengan angan-angan mereka untuk menggapai Surga.  Mungkinkah? Tunggu dulu!

Bagaimana mungkin semudah itu bisa dapat Surga, dengan berkomatkamit membaca mentera-mentera, membisikkan kata-kata Surga ketelinga pengikut-pengikutnya, tanpa berjuang sama-sekali untuk membebaskan kaum Dhua'fa dari belenggu penindasan dan penjajahan, sebagaimana yang di diperjuangkan para Rasul, para Imam dan para U'lama Warasatul Ambia' (Pemimpin Kaum mustadh'afin). "Afala ta'qilun? Afala yatazakka run?".

Dimanakah engkau sekarang? Mendekati pintu gerbang Mina. Setelah seseorang memiliki pengetahuan yang benar, dia sadar bahwa kita sesungguhnya punya musuh, yaitu Malaikat yang bahan bakunya dibuat dari api, kedudukannya dicopot setelah membangkang perin tah Allah dan berobah menjadi Syaithan/Iblis. Selanjutnya Syaithan telah mempengaru hi sebagian besar manusia untuk menolak system Allah dan mendirikan sistem Thaghut despotic. Justru itu manusia-manusia Habil (kutup Islam sejati) dan manusia-manusia Qabil (kutub Islam palsu), senantiasa bermusuhan dan saling bertempur di Planet Bumi ini, baik secara fisik dan materil maupun secara mental dan spiritual.

Dalam setiap pertempuran, manusia Qabil membuat propaganda-propaganda, bahwa kita Islam extrem, fanatic, fundamentalis dan lain-lain istilah yang membingungkan kawum awam. Engkau harus taupersis bahwa istilah extrem dan fanatic adalah dua sifat pelintiran dari Mujaddid dan Istiqamah. Dua sifat tersebut adalah  milik para  Rasul/ Utusan Allah, Imam-Imam, para Ulama Warasatul Ambia', Penyeru-Penyeru kebenaran (Pendakwah Sejati) dan Muslim sejati. Mujaddid berarti bersungguh - sungguh dalam beramar ma'ruf dan nahi mungkar, sedangkan fanatic berarti teguh pendirian bagaikan ikan di laut, kendatipun lingkungannya asin, ikan itu tetap tawar. Bukan seperti bunglow tergantung kepada siapa saja yang mempengaruhinya. Andaikata kedua sifat tersebut dapat digusur dari komunitas Islam dengan berbagai macam propaganda, sirnalah Ideology Islam di permukaan bumi ini, yang tinggal hanyalah buih-buih di lautan yang tidak berdaya, bak kata Rasul.

Islam fundamentalis adalah orang-orang Islam yang memiliki pijakan kuat pada Plat formnya, pada Fondasinya, pada Fundamentnya pada (Aqidahnya/Ideologinya). Mereka adalah orang-orang yang berIdeologi Islam. Muslim yang hidup dalam suatu komunitas secara bersaudara bukan disebabkan sedarah, sekeluarga dan seketurunan, tetapi disebabkan seaqidah/seIdeology tetapi berwawasan kemanusiaan dan toleran sesama manusia, apapun latar belakang agama mereka. Mereka memiliki prinsip "Rahmatan lil ‘alamin"(QS, Al Ambiya: 107)

Mereka itu adalah orang-orang yang memahami serta meyakini bahwa Qur'an itu adalah pedoman hidup dalam berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Mereka itu adalah orang-orang yang meyakini bahwa hukum-hukum yang diturunkan Allah bukan hanya sebatas dipahami saja, tetapi untuk direalisasikan dalam kehidupan bernegara. Mereka senantiasa memperjuangkan suatu system yang mendapat redha Allah di negerinya masing-masing, bukan dinegeri orang non Muslim dan juga bukan di negara orang lain (dilarang keras dalam Islam). Mereka tidak gegabah dalam berevolusi. Mereka baru berevolusi ketika memiliki Pemimpin yang Islami dan cukup perhitungan dan mendapat redha Allah swt, hingga tidak sekedar melengserkan penguasa despotic tetapi juga memahami persis system yang bagaimana yang akan dibangun agar semua penduduknya tidak ada yang terzalimi. Mereka menyadari bahwa nilai seorang pemimpin yang Islami sama dengan nilai komunitas mereka (baca Rakyat keseluruhannya). Justeru itulah mereka bergerak pada poros kepemimpinan tertentu.

Pada kesempatan yang lain Arsitek Ideology Islam yang mampu meluluh-lantakkan asumsi Barat yang sempat mempesonakan orang-orang Timur ini, juga mengatakan bahwa ada 4 golongan manusia yang rugi di akhirat kelak yang beliau simbolisasikan sebagai; "Anjing, Serigala, Tikus dan Domba". Anjing melambangkan pemimpin yang serakah dan tamak. Serigala melambangkan kakitangan pemimpin yang zalim, secara bergerombolan mengania nya dan membunuh orang-orang yang berani melawan kebijakan pemerintah zalim. Tikus melambangkan koruptor-koruptor, pencuri berdasi dan berwibawa sekali ditengah-tengah rakyat jelata dan yang terakhir yang membuat kita seperti tidak percaya adalah Domba. Bagaimanakah mereka bisa disalahkan? Domba melambangkan kaum mustadh'fin yang bersedia bekerja sama dengan pemerintah zalim.
Masih menurut Ali Syari'ati, bahwa penindas adalah Palu Godam, sedangkan orang-orang yang mau ditindas adalah Lempengan Besi. Pada saat palu godam beraksi yang bersedia menahannya adalah lempengan besi. Andaikata lempengan besi tidak bersedia menahannya, proses penindasan/penjajahan tidak akan ada existensinya, tidak akan pernah terjadi. Makanya penindasan tidak pernah terjadi di udara, palu godam akan berputar terus menerus di udara tanpa lempengan besi yang bersedia menahannya.

Wahai pasukan jihad!
Kendatipun engkau telah berhasil merobohkan Bal'am, namun engkau tidak boleh lengah walau sedikitpun. Betapa sering dalam sejarah, suatu revolusi, memakan anak-anaknya sendiri, mengalami dekaden kembali hanya setelah satu generasi berlalu. Kuman-kuman yang telah lama terpendam dibawah tanah, akan muncul kembali kepermukaan. Kaum reaksioner yang pernah mengaku sebagai sahabatmu sendiri muncul secara serentak untuk bereaksi. . . . . . . .Engkau telah melumpuhkannya dalam Perang Badar namun muncul kembali dalam Perang Siffain. . . . . . . . Engkau telah memusnahkannya di mesjid-mesjid Dhirar, namun dia muncul kembali di mesjid Kofah. . . . . . .Engkau telah merasa aman dan lega setelah menguasai Madinah, Mekkah bahkan seluruh jazirah Arabia, namun pada generasi yang kedua Islam mendapat pukulan yang paling telak di Karbala. . . . . . .




Billahi fi sabililhaq
Hsndwsp, Acheh – Sumatra
Di Ujung Dunia.






Alhamdulillah literatur saya ada di blog Ahlulbaitnabi ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar