MENYOROTI PENDIDIKAN ISLAM KAFFAH
by
hsndwsp
Acheh - Sumatra
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu". (TQS al-Baqarah [2]:
208-209).
BERBICARA PENDIDIKAN ISLAM KAFFAH
SALAH SATUNYA ADALAH BERBICARA SYSTEM KEDAULATAN ALLAH
(SYSTEM ISLAM MURNI)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Berbicara tentang dunia pendidikan, tidak akan pernah selesai
sebelum menuntaskan pembicaraan tentang ma nusia itu sendiri. Sebagaimana kita
ketahui sesungguhnya ma nusialah pelaku pendidikan itu. Keberhasilan kita dalam
merumuskan konsep pendidikan, tergantung sangat pada keberhasilan kita dalam
mendefinisikan manu sia itu sendiri.
Konsep pendidikan yang kita saksikan dewasa ini di seluruh
dunia, masih sangat jauh dari esensi pendidikan kemanusiaan. Di negara-negara
yang maju seperti Amerika Seri kat, Perancis, Inggeris, Jerman, Jepang, Australia
dan lain-lainnya, secara psykologis mereka sedang mengalami stress berat. Hal
ini terjadi disebabkan mereka kehilangan model yaitu sosok manusia yang mampu
membimbing mereka ke jalan yang benar. Me reka kehilangan teladan,
representant, sosok yang mampu membuat mereka untuk ber esensi, justeru itulah
mereka gagal untuk meru muskan tujuan hidup manusia sesung guhnya.
Di abad ke 21 ini kita masih berhadapan dengan 3 pertanyaan
besar Dunia:
-- Siapakah manusia itu sesungguhnya?
-- Apakah tujuan hidupnya? (Untuk apa dia dijadikan)
-- Apa sajakah kebutuhannya?
Tiga pertanyaan utama di atas merupakan hal yang teramat penting
untuk kita lon tarkan kepanggung Dunia agar dapat didiskusikan dengan seksama.
Bila kita ingin me nuntaskan suatu persoalan, kita harus arif melihat akar
permasalahannya. Berbicara tentang Manusia dan Pendidikan, tidak boleh tidak
kita harus kembali kepada sang Khaliq sebagai sumber pendidikan dan Pencipta
Manusia itu sendiri (Surah Al-Alaq 1-5).
Untuk mengetahui apakah manusia itu, pertama sekali mari kita
lihat sebuah Legenda ilmiah berikut: "Seorang sarjana Bumi akan mengadakan
penelitian di planet Mars. Seti banya di Mars, dia menemui sebuah University
dimana seorang sarjana planet Mars se dang memberikan kuliah kepada mahasiswanya
tentang hasil penelitiannya di Bumi. Sar jana Bumi memutuskan untuk mendengar
kuliah sarjana planet Mars, bagaimana hasil penelitiannya di Bumi. Sarjana Bumi
mencatat point yang dikira penting dari ucapan sarjana Mars: "...........Manusia
itu pintar, kuat dan bagus bentuknya, tetapi mereka angkuh, serakah, licik dan
kejam. Hobby mereka adalah berperang sesamanya. Mula-mu la saya kira mereka
berperang untuk memakan dagingnya, rupanya prediksi saya keliru. Mereka
meninggalkan mayat-mayat begitu saja setelah menyanyikan lagu heroiknya. Me reka
berperang hanya untuk mengikuti perintah tuannya. Mereka tidak memiliki tuju an
yang benar, untuk apa sebenarnya mereka berperang......."
Apa yang dinyatakan sarjana Mars itu sesungguhnya tidaklah
menunjukkan esensi Manu sia, tetapi Basyar. Basyar adalah makhluk yang tidak
pernah beresensi. Mereka adalah orang-orang yang tidak memahami tujuan hidup
yang sebenarnya. Mereka tidak mene mui kebenaran disebabkan banyaknya kezaliman
yang telah mereka kerjakan di planet Bumi ini. Mereka memang pintar tetapi
tidak teguh Iman. Betapapun kebenaran kita sampaikan kepada mereka namun mereka
tetap membantahnya dengan menggunakan versi "Hikayat Musang".
Berikut ini dengarkan apa kata Albert Camus tentang teory
manusia: "Aku ada, karena aku memberontak, kalau aku tidak memberontak aku
tidak pernah ada" . Inilah yang di katakan Manusia dan ini juga yang saya
terima sebagai teori yang benar sebagai Manu sia/annas/becoming. (It's
not just only being but becoming)
Adam adalah
Malaikat yang baru menjadi manusia setelah memberontak terhadap intui si
Syurga. Kecuali Adam,
tidak seorangpun dibenarkan memberontak terhadap tatanan Allah. Pemberontakan
terhadap tatanan Thaghut adalah proses Esensi manusia. Lihat lah bagaimana
Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad yang masing-masing memberontak terhadap tatanan
Namrud, Firaun, Kaisar-kaisar di Roma dan Abu Sofyan bin Harb. Imam 'Ali
terhadap Muawiyah bin Abi Sofyan, Imam Hussein bin Ali terhadap Yazid, bin
Muawiyah. Untuk lebih jelas mari kita lihat versi Pemilik Dunia ini sebagai
argumen tasi yang mutlaq kebenarannya
Untuk menjawab pertanyaan apakah manusia itu, utamanya harus
berpedoman pada kalam Ilahi (Q.S 2:30). Bila Kitab
Al Qur-an kita baca keseluruhannya akan kita te mui banyak kesimpulan,
diantaranya kesimpulan tentang Malaikat, Iblis dan Adam. Sesungguhnya ketiga
jenis makhluk diatas pada awalnya adalah Malaikat. Yaitu Malai kat yang
diciptakan dari sinar (saya istilahkan dengan M1), Malaikat yang diciptakan
dari api (saya istilahkan dengan M2) dan Malaikat yang diciptakan dari tanah
(saya istilahkan dengan M3). Adapun urutan penciptaannya adalah, M1, M2, dan
terakhir sekali M3.
M1 adalah
Malaikat yang tunduk patuh secara mutlak kepada Allah, sejak dari pencipta annya
sampai hari Kiamat, bahkan hari Akhirat. M2 Malaikat pembangkang, tidak ma hu
tunduk patuh kepada Allah. Setelah Allah menciptakan M3, Allah memberi perin tah
kepada M1 dan M2 supaya sujud kepada M3. M2 berkilah dengan kesombongannya
bahawa dia dijadikan dari api sedangkan M3 (Adam) dijadikan dari tanah yang
menurut M2, M3 lebih hina daripada M2. Disamping itu M2 juga beragumentasi
bahwa dia dija dikan lebih duluan dari M3 (Lalu Allah mencabut status
Malaikatnya dan mengganti kannya dengan status Iblis atau Syaithan dan dia
termasuk golongan kafir, sementara tempatnya kelak dalam Neraka (QS,7:11-18). Sedangkan M3 setelah bernegosiasi
de ngan M1 ternyata dia lebih unggul dari M1. M3 memiliki ilmu, ilmu tentang
nama-nama yang tidak dimiliki oleh M1. Justru itu pantaslah Allah mengangkat
Adam seba gai wakilNya di Bumi. Hal ini diabadikan Allah dalam surat Al-Baqarah
ayat 30 - 34.
M3 ditempatkan Allah dalam Syurga bersama permaisurinya Siti
Hawa. Allah memberi tahukan mereka berdua agar jangan mendekati pohon ini
(hazihis syajarata) sebagai ba tas daerah operasionalnya di kawasan Syurga.
Secara syar'i M1 dan permaisurinya dige lincirkan Syaithan dengan mengatakan
bahwa pohon itu bernama pohon Kekal (khuldi). Agar kekal tinggal di Syurga, M3
ditawarkan untuk memakannya. Dan M3-pun tergoda bersama permaisurinya. Karena
telah melanggar batas yang telah ditentukan Allah, M3 berobah statusnya menjadi
Manusia yang bernama Adam dan keduanya diperintahkan turun ke Bumi. Karena
pelanggaran yang dilakukan M3 akibat ulah M2, Allah masih menerima taubatnya di
Dunia yang kelak akan kembali lagi ke Syurga. Hal ini dapat ki ta lihat dalam
Surah Al Baqarah ayat 35 - 38.
Secara philosofis kendatipun Syaithan menggoda M3, M3 tahupersis
resiko memakan buah kayu tersebut yang secara philosofis juga lebih tepat
dinamakan buah Kearifan. Ketika M3 sadar mereka tidak produktif di alam
surgawi, mereka berkorban demi ke manusiaan dengan cara memakan buah Kearifan .
Kendatipun resikonya diturunkan ke Bumi, sebagai hukuman dari pelanggaran yang
mereka lakukan, namun mereka juga pu nya nilai plus yaitu disamping punya Wawasan
dan Kearifan mereka juga sudah dapat berproduksi sementara sebelum memakan buah
kearifan, mereka harus tunduk patuh secara mutlak terhadap Konstitusi yang ada
di Syurga, tanpa memberi kesempatan kepada keduanya untuk berfikir bebas dan
juga bebas berbuat dengan segala resikonya.
Diatas segalanya mereka melepaskan diri dari status Malaikat
yang tunduk patuh seca ra mutlak kepada Allah menjadi Manusia yang bebas
berbuat dan mengembangkan ketu runannya (berproduksi). Pengorbanan
M3 sangat diharapkan manusia sebagai keberun tungan. Andaikata M3 tidak mahu
memakan buah Kearifan, sampai hari ini mereka te tap berdua saja yaitu M3 dan
permaisurinya Siti Hawa.Sebab di Syurga hanya tempat bersenang-senang dan
menikmati fasilitas Syurga yang serba kompleks, gemerlap dan fantastis, bukan
tempat bekerja dan melahirkan bayi. Andaikata di Syurga dapat mela hirkan bayi,
otomatis memerlukan kerja, paling kurang baby sister, buat perawatan ba yi-bayinya.
Padahal di Surga tidak
ada anak-anak dan juga tidak ada orang tua. Umur mereka semua muda belia dan
jangan lupa kelak Imam Hassan dan Imam Hussein sebagai ketua pemudanya di
Syurga (Hadist Nabi suci)
Adam sebagai manusia pertama, diciptakan Allah dari tanah,
elemen yang paling hina namun di kombinasikan dengan roh Allah,spirit suci.
Justru itu pada manusia terdapat dua kecenderungan. Kecenderungan mengikuti
tanah sebagai bahan bakunya yang mem buat dia hina dan kecenderungan mengikuti
spirit Allah, roh suci yang menjadikan dia sangat mulia dalam pandangan Allah
(lebih unggul dari para Malaikat). Tubuh manusia berasal dari tanah namun kendatipun
dia cantik (ganteng) tidaklah berarti apa-apa kalau tidak ada nyawa, roh suci.
Tubuh tanpa nyawa akan menjadi santapan cacing-ca cing tanah.
Kehidupan di Dunia akan menghadapkan manusia pada dua jalan.
Jalan yang mendaki lagi sukar dan jalan yang mulus lagi menyenangkan
(QS,90:10). Jalan yang mendaki lagi sukar adalah jalan yang membebaskan kaum
dhuafa dari belenggu penindasan dan penjajahan, yang menimpa kuduk-kuduk
mereka, membebaskan manusia dari system perbudakan, baik perbudakan ortodok
maupun perbudakan modern (QS,7:157 & QS, 90:12-18). Untuk menempuh jalan
ini tidak boleh tidak dituntut untuk mendirikan system Allah. Untuk mendirikan
sistem Allah membutuhkan kemantapan Power dan Ideology sebab pasti akan
berhadapan dengan kekuatan system Thaghut, jelasnya pasti akan berhadapan
dengan medan tempur. Justru itulah para Rasul dilengkapi
dengan Ideology, Mizan dan Power (QS Al-Hadid : 25).
Setelah periode para Rasul berakhir, tugas mendirikan system
Allah dilanjutkan para Imam yang diutus. Andaikata di suatu negeri tidak ada
para Imam, tugas tersebut akan diambil alih oleh Ulama warasatul Ambia atau
Penyeru-penyeru kebenaran secara kolektif sebab tugas mendirikan system Allah
adalah Haq, lawan kata daripada Bathil. Hal ini perlu digarisba wahi sebab
banyak orang yang terkecoh dengan pendapat klasik yang mengatakan hukumnya
wajib. Haq dalam konteks ini kedudukannya di atas wajib. Bila hukumnya wajib,
andaikata tidak didirikan paling-paling berdosa. Sedangkan perkara dosa masih
ada jalan untuk meminta ampun. Sedangkan perkara Haq, bila tidak didiri kan
hukumnya bathil. Resiko berada dalam system yang batil adalah Neraka. Andaikata
kita tidak berada dalam system Allah (Haq), otomatis kita berada dalam system
Tha ghut (bathil) kecuali taqiyah. Untuk kasus ini Allah berfirman; "Qul
ja al haqqu waza haqal baathil, innal bathilakana zahuuqa"
Jalan yang mulus lagi menyenangkan adalah jalan Qabil, pembunuh
manusia. Jalan Nam ruz, Fir-aun, Kaisar-Kaisar di Rhoma. Jalan Abu Sofyan bin
Harb, Muawiyah bin Abi Sofyan, Yazid bin Muawiyah. Jalan orang-orang yang
bersatupadu dalam system Tha ghut kecuali
terpaksa "Taqiah". Kesemuanya adalah jalan orang - orang yang mencari
kebahagiaan Dunia diatas penderitaan orang lain (baca kaum mustadh’afin).
Mereka itu umumnya baik secara langsung maupun tidak langsung, menentang
ayat-ayat Allah. Me reka sekedar bereksistensi dan tidak pernah beresensi.
Manakala berbicara tentang Ne gara Islam, Kedaulatan Allah, System Allah,
sebagian mereka langsung menentangnya, sementara sebagian yang lain merasa
grogi, memperlihatkan sikap yang tidak se nang dengan mengemukakan berbagai
dalih. Tidak mungkinlah, mustahillah, mimpilah, dsb. Mereka mengaku diri
sebagai orang beriman, Islam. Mereka sesungguhnya telah dinya takan Allah dengan
jelas dalam Al Qur-an Karim surat Al Baqarah ayat 8 - 20. Hal ini juga terdapat
dalam surat yang lainnya seperti Surat Al-Munafiqun dari ayat 1 sampai ayat 8
dan juga ayat-ayat di surat-surat lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan kedua: apakah tujuan hidup manusia,
ada beberapa penda pat yang beredar di kalangan Ummat Islam tentang tujuan
hidup. Ada yang mengata kan tujuan hidup adalah untuk mencari kese nangan,
kebahagiaan, kesejah teraan, ke tenteraman, keamanan dan keharmonisan.
Orang-orang yang menga kui tujuan hidup seperti itu, sangat tidak mungkin untuk
diajak mendirikan system Allah. Mereka tidak mahu mengambil resiko yang akan
memba hayakan kehidupannya. Sementara yang lain meyakini bahawa
tujuan hidup adalah untuk beribadah. Mereka meyakini bahawa yang dimaksudkan
ibadah hanyalah shalat, shaum (puasa) bertahlil dan bersamadiyah, berdo 'a,
membaca Quran dan naik Haji ke Baitullah. Mereka itu keliru 180 derajat.
Kekeliru an ini disebabkan ketidaktepatan dalam menterjemahkan kata
"liya'buduni" dalam Surat Azzariyat ayat 56. Adapun terjemahan yang
tepat adalah: "tunduk patuh kepadaKu" lengkapnya: "tidaklah Kujadikan
Jin dan Manusia kecuali untuk tunduk patuh ke pada Ku".
Namun
demikian tidaklah salah kita terjemahkan beri'badah kepada-Ku asal saja kita mampu
memahami apakah "ibadah" itu sesungguhnya. Apa saja kegiatan manusia
di dunia ini disebut i'badah mulai dari aktivitas yang terkecil (kedip mata)
sampai mem bangun Daulah Allah (System Allah). Tinggal lagi alamat i'badah
terse but ada dua, yaitu Allah dan Thaghut. Kedip mata saat membaca Kitab
Al-Quran untuk membuat lebih jelas/terang berarti beribadah kepada Allah,
sedangkan kedip mata saat berjumpa dengan lawan jenis adalah beri badah kepada
Thaghut. Mendirikan
system Allah berarti beribadah kepada Allah sedangkan mendirikan sys tem
Thaghut berarti beribadah kepa da Thaghut. Disamping
itu kita juga harus memahami benar bahwa ibadah itu memiliki dua dymensi yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya bagaikan dua sisi mata uang. Yaitu sisi ritual (hablum minallah)
dan sisi sosial (hablum minannas). Ibadah da lam persepsi orang sesat, hanyalah
mencakup sisi ritual saja, mereka cenderung menga baikan sisi sosialnya,
termasuk ibadah sosial yang terbesar yaitu mendirikan system Allah (kedaulatan
Allah).
Membaca
Qur-an adalah ibadah ritual. Ketika kita pahami dalam bahasa kita sendiri untuk
kita amalkan, barulah masuk wilayah sosial, kecuali penduduk Dunia yang berba hasa
Arab. Hal inilah yang membuat orang keliru. Banyak sekali orang-orang yang me ngaku dirinya orang
Islam, namun tidak memahami akan fungsi Al Qur-an. Padahal Allah sendiri telah
menyatakan dalam Al-Quran: "Kitab (Qur-an ini) tidak ada kera guan
(sedikitpun) padanya, adalah sebagai Petunjuk bagi orang-orang yang
taqwa". Namun mereka sepertinya telah merobah fungsi Al Qur-an
dari hudal lin Naas kepada lil Qari. Bagaimana mungkin pada satu sisi kita
mengaku al Qur-an sebagai Pedoman Hidup, namun di sisi yang lain kita hanya
membaca-baca saja tanpa be rusaha memaha mi pesan-pesan Allah dalam pedoman itu
sendiri.
Dewasa ini
memang sudah menjadi kenyataan dimana-mana hampir di seluruh dunia, ba nyak
sekali sekolah-sekolah yang kuri kulumnya sekedar membaca Qur-an, menghafal
Qur-an dan menggunakan Qur-an sebagai seni, baik seni qari maupun seni kaligrafi.
Se pertinya tak ada
sama sekali sekolah memahami Qu-ran. Kalau kita pikir berdasarkan
pesan Allah sendiri " . . . .Afala ta'qilun dan afala yatazakkarun".
Bagaimana mungkin ada sekolah untuk memahami al Qur-an di negara-negara yang
menggu nakan system Thaghut. Andaikata ada sekolah memahami Qur-an di negara
tersbeut pastilah akan bermuara kepada mendirikan system Allah. Itulah yang
membuat mereka berusaha untuk mempelintirkan fungsi Qur-an di tengah-tengah
ummat Islam (ayat-ayat muh kamat dikatakan mutasyabihat). Ini sebetulnya
kerjanya antek-antek Snough Hugro nye. Snough Hughronye adalah orientasli
bangsa Belanda yang telah mengenyam pen didikan di Saudi Arabia selama lebih
kurang 20 tahun dan berhasil mengelabui seba hagian besar bangsa Acheh -
Sumatra dengan menukar namanya menjadi Abdul Ghafur.
Orang-orang
yang meyakini tujuan hidup hanya untuk beribadah ritual semata, juga meyakini
untuk mencari pahala semata-mata. Keyakinan mereka berbuat baik di dunia juga
untuk mem peroleh syurga di Akhirat ke lak. Untuk memperjelas masalah ini
pembaca dipersilakan me ngikuti alinea berikut dengan seksama. Sebagai mana
yang telah ditegaskan oleh Allah SWT: " . . . . . afala ta'kiluun? . . . .
. . . afala yatazakkarun?"
Umpamakan saja kita mempunyai dua orang kemenakan. Yang pertama
bernama Bal'am dan yang kedua bernama Mukhlis. Si Bal'am senantiasa siap
melakukan apa saja yang kita suruh asal saja memberikan sedikit uang setiap
tugas itu dilaksanakan. Sementara si Mukhlis juga siap apasaja yang kita suruh,
namun dia tidak mengharapkan pemberian kita. Dia mahu melakukan apa saja yang
kita suruh adalah semata-mata karena kita adalah pamannya. Sebagai paman se
jati, kita mustahil mengabaikan keihklasan karya baktinya. Sudah barang pasti
kita akan mem berikan yang terbaik sebagai imbalannya pada saat - saat
tertentu. Si Bal'am perumpa maan orang-orang yang berbuat baik di Dunia ini
dengan mengharapkan pahala yang nota benenya tentu saja Syurga.
Mereka menfokuskan harapannya pada pemberian Allah, bukan
padaNya. Sedangkan si Mukhlis, perum pamaan orang-orang yang berbuat baik di
dunia secara ikhlas tanpa mengharapkan pahala. Mereka mahu berbuat baik
semata-mata kerana Allah yang mereka yakini benar sebagi Tuhannya, Kekasih nya,
Pemiliknya. Orang-orang yang memperham bakan diri kepada Allah semacam itu
Allah pasti memberi Syurga kepada mereka di hari Akhirat kelak. Si Bal'am pasti
akan menjadi orang jahat di permukaan planet Bumi ini andai kata, Oh,
"Andaikata" ini harus digarisbawahi agar tidak terjadi kesalahpahaman
(mis-under standing) bak kata orang European. Andaikata Allah tidak membuat
Neraka, orang-orang seperti Si Bal'am pasti menjadi orang jahat di Dunia ini,
sebab mereka juga akan memperoleh fasilitas surga kelak di hari Akhirat (Imam
Khomeini: 40 Hadis-hadis Pilihan, Penerbit Mizan Bandung).
"Afala ta'qilun?, afala yatazakkarun?"
Karena manusia dijadikan Allah dari dua unsur, tanah dan spirit
Allah, kebutuhanpun terdiri dari dua unsur, unsur material dan unsur spiritual.
Dengan kata lain manusia membutuhkan kurikulum perut dan kurikulum otak. Karena
manusia membutuhkan kedua jenis kurikulum tersebut, Allahpun melengkapi manusia
dengan ilmu primer dan sekunder. Ilmu primer adalah ilmu yang diturunkan Allah
melalui para Rasul yaitu Al-Quran dan Hikmah (QS 62: 2). Sipapun yang telah
memiliki ilmu tersebut pasti tidak akan sesat dalam hidup ini. Ilmu tersebut
merupakan sebagai mesin untuk menghidupkan "lampu-lampu" kehidupan
yang dapat menerangi jalan hidup seseorang untuk menapaki jalan yang lurus
(Mahdi Ghulyani: Falsafah Al-Quran dalam Perspektif Ilmu-ilmu Islam, Mizan
Bandung). Di dunia Barat pada umumnya mengalami kekosongan daripada jenis
ilmu-ilmu tersebut. Hal ini terjadi bersamaan dengan kehilangan manusia
teladan, representant atau model untuk ditiru. Sedangkan di dunia Timur umumnya
mengalami dekaden.
Di dalam ilmu primer tersebut di atas terdapat juga
sinyal-sinyal berkenaan dengan ilmu-ilmu sekunder. Dengan istilah yang lain
terdapat lampu-lampu untuk menerangi esensi dari ilmu-ilmu sekunder. Ilmu
sekunder dibutuhkan manusia untuk meraih kesejahteraan hidup di atas planet
Bumi ini. Dengan kata lain, ilmu sekunder yaitu ilmu untuk mempermak permukaan
Bumi ini sekalian dengan manusianya yaitu science dan tekhnology. Ilmu tersebut
diturunkan Allah di "Padang Arafah", tempat pertama bertemunya Adam
dan Hawa. Sedangkan ilmu Hikmah diturunkan di "Masyarul Haram", suatu
tempat yang ditujukan Adam dan Hawa untuk mendapatkan kesadaran suci (DR 'Ali
Syari'ati: Haji. Penerbit Rajawali, Surabaya).
Ilmu sekunder (science dan technology) merupakan suatu alat
untuk meraih Tujuan Hidup yang benar, yaitu mencari keredhaan Allah. Kalau
pemilik alat tersebut juga memiliki petunjuk yang benar (baca ilmu primer)
otomatis mereka akan menggunakan alat tersebut untuk mencari keredhaan Allah.
Berbicara tentang alat sama dengan berbicara tentang sarana. Umpamakan saja
"GLM" yang pernah digunakan TNA dalam perjuangan kemerdejkaannya.
Persoalannya sekarang kalau GLM itu di pegang oleh orang-orang yang sedang
mabuk (gila) tentu me reka akan menembak siapa saja yang melintas di depan mata
kepalanya. Namun kalau pe megang GLM tersebut orang-orang beriman (memiliki
ilmu primer yang benar) mereka tidak akan menembak siapapun kecuali musuh
Allah, yaitu orang-orang yang haq ditembak, berda sarkan petunjuk Allah sendiri
dari Al Qur-an (QS,4:75-76,QS,2:193,216,QS,8:60-65,73,QS,4:71-78,QS,9:14-15)
dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya. Dengan demikian kalau ada orang yang
mengatakan bahwa ilmu science dan tehnology itu ilmu sekuler, keliru 180 derajat.
Ilmu tersebut netral, sekuler tidaknya suatu ilmu tergantung kepada pemiliknya.
Ilmu tersebut berasal dari Allah (Imanuddin Abdul Rahim, Pengantar buku Islam
Alternatif, karya DR Jalaluddin Rah mat, Penerbit Mizan, Bandung).
Pendidikan
Berbicara tentang Pendidikan adalah berbicara tentang kebutuhan
manusia. Sebagaimana yang telah penulis uraikan di atas yang berhubungan dengan
pertanyaan nomor 3, yaitu apa saja kebutuhan-kebutuhan Manusia.
Dalam alinea-alinea berikut ini akan kita bicarakan konsep pendidikan
Islam secara Kaffah. Ber bicara menge nai konsep sama halnya dengan berbicara
tentang Percetakan dalam suatu Pabrik/mesin Pencetak. Jadi yang pertama kita
pikir adalah model barang yang bagaimana yang dibutuhkan konsumen. Sedangkan
konsep Pendidikan adalah percetakan kader-kader yang dibutuhkan oleh Pemilik
konsep itu sendiri. Kalau kita ingin membuat konsep pendidikan Islam secara
Kaffah, pemilik konsepnya adalah Allah. Artinya konsep yang kita buat haruslah
berdasarkan petunjuk Allah dalam Al Qur-an. Justru itu kurikulum setiap jenjang
pendidikan haruslah terdiri dari materi pema haman Al-Quran di urutan nomor
satu, mulai dari sekolah lanjutan pertama sampai ke Perguruan Tinggi.
Di Perguruan Tinggi selain adanya materi Pemahaman Al-Quran
sebagai mata kuliah mayor di setiap jurusan, pemahaman Al-Quran juga harus
merupaka syarat mutlak untuk meraih gelar sarjana. Sedangkan di S2, dan Program
Doktoral otomatis tentang pemahaman Al-Quran dalah pakarnya. Konsep seperti ini
akan membuahkan manusia-manusia yang pintar dan juga teguh Iman. Setiap lembaga
pendidikan dapat dipastikan bah wa materi yang terutama adalah Pemahaman
Al-Quran. Lalu porsi kedua ditempatkan oleh Hadist Ittrah Nabi suci. Sejarah
Para Rasul, Imam-imam yang di utus dan Ulama Warasaul Ambiya. Selanjutnya
diikuti oleh materi perbandingan mazhab yang difokuskan pada toleransi yang
sangat tinggi antar semua pengikut mazhab. Mengingat pesan persatuan sangat
diutamakan dalam Islam sejati (QS,3:103-107), sehingga kita sadar siapa musuh
kita yang sebenarnya. Sering kali terjadi pertikaian antar mazhab di
tengah-tengah komunitas kaum muslimin, padahal hal ini merupakan PR yang
disodorkan oleh musuh-musuh kita.
Biaya Pendidikan sejak dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan
Tinggi ditanggung sepenuhnya oleh Negara, termasuk biaya transportasi.
Sedangkan gaji para guru haruslah yang tertinggi dibandingkan pegawai-pegawai
lainnya termasuk militer sekalipun. Dalam pandangan Islam, guru adalah posisi
yang paling mulia di tengah-te ngah masyarakat. Dalam hal ini kita dapat
meyaksikan apa yang terjadi di Acheh khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Dari penelitian yang pernah penulis buat dengan opsi guru, dokter, tentara, dan
pegawai sipil, rata-rata responden lebih suka menjadi dokter dan tentara daripada
guru. Minat untuk jadi guru lebih tipis bahkan dibandingkan dengan pegawai
sipil sekalipun. Hal ini terjadi disebabkan financial guru yang kurang terja
min dibandingkan dengan pegawai lainnya.
Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sarana yang paling penting dalam dunia
pendidikan, sama halnya dengan Apotik da lam dunia pengobatan. Karena itu
perpustakaan haruslah selektif daripada unsur-unsur yang merusakkan idealis
Islam. Buku-buku orientalis tidak boleh dibaca kecuali pasca Sarjana, mengingat
mereka adalah orang-orang yang telah mantap di bidang 'Akidah/ Ideology, Siasah
Fatanah (politik Rasul) dan Sejarah Islam.
Untuk orang-orang non akademis (masyarakat biasa) membutuhkan
Perpustakaan Keliling yang juga gratis/ dibiayai oleh Negara. Buku-buku di
Perpustakaan Keliling juga harus selektif benar, sedangkan buku-buku yang masuk
dari Luar Negeri harus melalui tim sensor yang be nar-benar terpercaya dan
bertanggung-jawab kepada Allah SWT. Apabila konsep Perpustakaan Keliling
berhasil diterapkan akan membuahkan kesadaran masyarakat Islam yang luarbiasa.
Seorang kepala keluarga akan sadar bahwa ketika mereka kembali ke rumah tangga
tidak hanya membawa roti kepada keluarganya tetapi juga buku. Roti pelambang
makanan adalah sarana un tuk memenuhi kurikulum perut (empat sehat lima
sempurna), sedangkan buku untuk meme nuhi kebutuhan kurikulum otak. Hal ini
memang tidak akan berhasil selama pemimpin-pemimpin negara itu sendiri belum
siap untuk hal seperti itu.
Jadi faktor kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan suatu
konsep. Karena itu berbicara Pendidikan Islam kaffah adalah berbicara system
kedaulatan Allah dimana Pemimpin Top Leadernya pastilah Imam atau minimal Ulama
Warasatul Ambiya yang tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah.
Pemimpin yang bertype seperti itulah yang benar-benar memimpin
ummahnya ke jalan yang diredhai Allah dan ummahpun bersatu padu bergerak ke
arah yang sama pada poros bimbingan Sang Imam (Wakil Tuhan). Ne gara yang
memiliki ummah dan Imamah seperti itulah yang da pat disebut Baldatun
Thaiyyibatun Wa Rabbun Ghafur. Tidak sembarangan negara dan tidak mungkin
disandang oleh suatu negara yang nota benenya lebih tepat disebut negara
Thaghut macam Hindunesia-Jawa, bukan?
Penutup
Karena sumber pendidikan manusia berasal daripada Allah (Surah
Al-Alaq 1-5), maka konsep Pendidikan Islam Kaffah haruslah dapat memproduksikan
manusia-manusia yang pintar dan teguh Iman, bukan manusia-manusia sekuler.
Kalau Manager Perusahaan harus memahami produksi yang bagaimana dibutuhkan
konsumer, Manager Pendidikan harus memahami kualitas manusia yang bagaimana
dikehendaki Allah, bukan yang dikehendaki masyarakat/konsumen.
Billahi fi sabilil haq.
hsndswp
di
Ujung Dunia