Bismillaahirrahmaanirrahiim
MENGAPA SYI'AH?
DAN BERPEGANG TEGUHLAH KAMU SEMUANYA PADA TALI ALLAH DAN JANGANLAH KAMU BERCERAI-BERAI .
(Al Qur-an 3:103)
Istilah “Syiah” adalah sebuah kata sifat yang digunakan umat muslim yang mengikuti para Imam (Ahl al-Bayt) dari keluarga nabi saww. Mereka menggunakannya bukan untuk ala san sektarianisme atau untuk menyebab kan perpecahan di kalangan umat Islam. Mereka menggunakannya karena Alquran menggunakannya, Nabi Muhammad saw menggunakan nya, dan kaum muslim awal menggunakannya – sebelum istilah seperti Sunni atau Salafi ada.
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-be rai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musu han, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripa danya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk ". (QS. 3:103)
Bagaimana mungkin Nabi saww. menggunakan istilah yang memecah belah?
Apakah Nabi Ibrahim seorang sektarian? Bagaimana dengan Nabi Nuh dan Nabi Musa? Jika Syiah adalah istilah yang memecah belah atau sektarian, Allah tidak akan menggunakannya bagi para nabi-Nya yang agung dan Nabi Muham mad saww juga tidak akan memuji mereka.
Perlu ditekankan bahwa Nabi saw tidak pernah ingin membagi muslim ke dalam kelompok-kelompok. Beliau saww. menyeru manusia untuk mengikuti Imam Ali as sebagai wali selama hidupnya, dan sebagai penggantinya dan khalifah nya setelah beliau saw. Sayang sekali mereka yang memperhatikan keinginan Nabi saw hanya sedikit sekali dan mere ka di kenal dengan “Syiah Ali”. Para pengikut Ali dijadikan subjek dengan berbagai diskriminasi dan tuduhan, bahkan menderita sejak wafatnya Nabi Muhammad saw. Jika semua muslimin taat pada apa yang Nabi saw inginkan, maka tidak akan ada golongan-golongan di dalam Islam. Di dalam hadisnya, Rasulullah saw berkata :
"Tak lama setelah saya (wafat), perselisihan dan kebencian akan muncul di antara kalian, apabila keadaan demikian muncul, pergi dan carilah Ali, karena dia dapat memisahkan Kebenaran dari kebatilan”.
q Ali Muttaqi al-Hindi, Kanz al-'Ummal, (Multan) jil. 2 p. 612, no. 32964
Mengenai ayat Quran yang telah dikutip, beberapa ulama suni meriwayatkan dari Imam Ja'far al-Sadiq (as), Imam ke enam Syiah dari keluarga suci Nabi Muhammad saw (Ahl al-Bayt):
"Kami adalah tali Allah ketika Allah berfirman: "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan ja ngan lah bercerai berai".
q al-Tha'labi, Tafsir al-Kabir, pada tafsir surat 3:103
q Ibn Hajar al-Haytsami, al-Sawa'iq al-Muhriqah, (Kairo) bab 11, bag.1, hal. 233
Jadi, jika Allah mencela sekatarianisme, Dia mencela mereka yang memisahkan diri dari tali-Nya, bukan kepada mere ka yang berpegang teguh padanya!
Kesimpulan:
Kita telah saksikan bahwa istilah Syiah sudah digunakan dalam Alquran untuk para pengikut dari hamba-hamba Allah yang saleh, dan terdapat di dalam hadis-hadis dari Nabi saw untuk para pengikut Imam Ali as . Barangsiapa yang me ngikuti petunjuk-Nya, maka dia selamat dari perdebatan di dalam agama, berpegang teguh pada Tali Allah yang kuat dan diberikan kebahagiaan abadi di surga.
Syiah dalam Hadis
Di dalam sejarah Islam, “Syiah” sudah digunakan secara khusus bagi pengikut Imam Ali as. Istilah ini bukan baru ditemukan setelahnya! Manusia pertama yang menggunakan terma ini adalah Rasulullah sendiri. Ketika ayat ini diturunkan:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka itulah sebaik-baiknya makhluk
(Quran 98:7)
(Quran 98:7)
Nabi saw. berkata kepada Ali: "Ini adalah untuk engkau dan Syiahmu"
Beliau saw melanjutkan perkataannya: "Saya berjanji dengan Dia yang mengatur kehidupan saya bahwa orang ini (Ali) dan Syiahnya akan selamat di hari kiamat”
q Jalal al-Din al-Suyuthi, Tafsir al-Durr al-Manthur, (Kairo) jil. 6, hal. 379
q Ibn Jarir al-Tabari, Tafsir Jami' al-Bayan, (Kairo) jil. 33, hal. 146
q Ibn Asakir, Ta'rikh Dimashq, vol. 42, hal. 333, hal. 371
q Ibn Hajar al-Haytsami, al-Sawa'iq al-Muhriqah, (Kairo) Ch. 11, Bab 1, hal 246-247
Nabi saw berkata: "Wahai Ali! (Pada hari kiamat) engkau dan Syiahmu akan datang kepada Allah dalam keadaan diridai dan meridai, juga akan datang pada-Nya musuh-musuhmu dgn marah dan leher mereka yang kaku (kepala mereka dipaksa melihat ke atas).
q Ibn al-'Atsir, al-Nihaya fi gharib al-hadith, (Beirut, 1399), jil. 4 hal. 106
q al-Tabarani, Mu'jam al-Kabir, jil. 1 hal 319
q al-Haytsami, Majma' al-Zawa'id, jil. 9, nomor 14168
Nabi saww. berkata : "Berbahagialah, wahai Ali! Sesungguhnya engkau dan Syiahmu akan berada di surga."
q Ahmad bin Hanbal, Fadha'il al-Sahaba, (Beirut) jil. 2, hal. 655
q Abu Nu'aym al-Isbahani, Hilyatul Awliya, jil. 4, hal. 329
q al-Khatib al-Baghdadi , Tarikh Baghdad, (Beirut) jil. 12, hal. 289
q al-Tabarani, Mu'jam al-Kabir, jil. 1, hal. 319
q al-Haytsami, Majma' al-Zawa'id, jil. 10, hal. 21-22
q Ibn 'Asakir, Ta'rikh Dimashq, jil. 42, hal. 331-332
Ibn Hajar al-Haytsami, al-Sawa'iq al-Muhriqah, (Kairo) bab. 11, bag. 1, hal. 247
Syiah di dalam Alquran
Kata “Syiah” bermakna “ pengikut” ; “anggota dari suatu golongan”. Allah telah menyebutkannya di dalam Quran bahwa beberapa hamba-Nya yang saleh (para nabi) adalah syiah bagi hamba-hamba lain-Nya yang saleh.
Dan sungguh Ibrahim termasuk dari Syiah-nya (Nuh)
(Quran 37:83)
(Quran 37:83)
Dan dia (Musa) masuk ke kota ketika penduduknya sedang lengah, dan dia mendapati padanya dua laki-laki berkelahi. Seorang dari Syiahnya (Bani Israil) dan yang seorang lagi dari golongan musuhnya (Qibthi). Maka yang dari golongannya itu meminta pertolongan dari golongan musuhnya.
(Quran 28:15)
Jadi Syiah adalah kata resmi yang digunakan Allah di dalam Alquran-Nya untuk para nabi-Nya yang agung juga para pengikutnya.
Jika seseorang adalah Syiah (pengikut) dari hamba-Nya yang saleh, maka tidak ada yang salah untuk menjadi seorang Syiah. Di sisi lain, jika seseorang menjadi Syiah dari seorang tiran atau penjahat, dia akan bernasib sama dengan pemimpinnya. Alquran menyatakan bahwa di hari kebangkitan seseorang akan datang berkelompok, dan setiap kelompok memiliki pemimpin (imam) di depannya. Allah berfirman:
(Ingatlah) pada hari di mana setiap orang dipanggil bersama imamnya
(Quran 17:71)
(Quran 17:71)
Pada hari kebangkitan, nasib “para pengikut” dari setiap kelompok tergantung dari pada nasib dari para imamnya (bukti bahwa mereka mengikuti imamnya). Allah menyebutkan dalam Alquran bahwa ada dua tipe dari Imam :
Dan Kami jadikan mereka imam-imam yang menyeru ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan di tolong. Dan Kami ikutkan untuk mereka laknat di dunia ini, sedang di hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dihinakan.
(Quran 28:41-42)
Alquran juga mengingatkan kita bahwa ada para imam yang di tunjuk oleh Allah sebagai petunjuk manusia :
Dan Kami jadikan di antara mereka imam-imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami tatkala mereka bersabar dan adalah mereka yakin kepada ayat-ayat Kami.
(Quran 32:24)
Pastilah, pengikut sejati (Syiah) dari imam-imam tersebut yang akan menjadi orang paling beruntung pada hari kiamat.
http://al-islam.org/faq/
1. Hadits Al Kisa (Selimut) diriwayatkan oleh Aisyah:
“Pada suatu pagi Rasul saw keluar sambil mengenakan jubah yang terbuat dari bulu berwarna hitam,kemudian datang Hasan maka beliau memasukkannya ke dalam jubahnya.Kedudian datang Husain, beliapun memasukkannya. Kemudian datang Fatimah dan Ali, beliaupun memasukkannya, kemudian beliau membacakan Al Ahzab 33; “..Sesungguhnya Allah berkeinginan untuk menghilangkan Rijs (dosa) dari kamu hai Ahlulbayt, dan menyucikan kamu sesuci-sucinya.”
2. Hadits Tutup Pintu (HR. Ahmad 1:175):
“Amara Rasulullahi bi sadd al abwab al syari’ati fi almasjidi wa taraka bab aliyyin.” (Rasulluwah saww meme rintahkan menutup semua pintu yang terbuka ke masjid, dan membiarkan pintu rumah Ali).
3. Hadits Ttg Kecintaan kepada Ali as:
Rasul saww:” Tidak mencintaimu (Ali) kecuali Mukmin dan tidak membencimu kecuali Munafik.” (Musnad Ahmad 1-84,95,128; Sahih Muslim 1-41; Sahih Turmudzi 2-301; Sunan An Nasa’i 2-271;
4. Hadits Tsaqalain (2 peninggalanPusaka):
Rasul saww: “Sesungguhnya aku adalah seorang manusia yang akan meninggalkan kalian. Aku tinggalkan dua (2) perkara besar di antara kalian; Kitab Allah (Al Qur’an) yang merupakan cahaya dan hidayah,maka berpegang teguhlah kalian kepada Al Qur’an dan juga kutinggalkan Ahlulbayt-ku diantara kalian. Aku berwasiat kepada kalian untuk mengikuti Ahlulbayt-ku, Aku berwasiat kepada kalian untuk mengikuti Ahlulbayt-ku, Aku berwasiat kepada kalian untuk mengikuti Ahlulbayt-ku.” (HR. Muslim 4-1873, Ahmad, Nasa’i, Hakim, Turmudzi).
5. Hadits Ttg Bahtera Nuh:
Diriwayatkan oleh Ibn Abbas menukilkan dari Rasul saww: “Ahlulbayt-ku seperti Bahtera Nuh as, orang yang menaikinya akan selamat dan yang meninggalkannya akan tenggelam”. (Majma Az Zawaid, 9-168).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar