Bismillaahirrahmaanirrahiim
TRAGEDI TIMUR TENGAH DAN AFRIKA UTARA ADALAH
LANJUTAN TRAGEDI HABIL DAN QABIL ATAU LANJUTAN TRAGEDI KARBALA.
ITU ADALAH UJIAN ALLAH SWT BUAT KITA
MANA YANG BERTINDAK SEBAGAI HUR DAN MANA YANG BERTINDAK
SEBAGAI BIBI ZAINAB AL KUBRA DAN MANA YANG BERTINDAK
SEBAGAI MASYARAKAT SYAM YANG MAMPU DIAM
SERIBU SATU BAHASA.
hsndwsp
Acheh - Sumatra
Andaikata yang ditayangkan Press TV dan Alalam Live TV from Iran merupakan film pembunuhan dan peperangan, sungguh kita sudah bosan menontonnya selama lebih kurang 3 bu lan. Tetapi yang ditayangkan itu adalah kejadian yang sebenarnya atau suatu realita di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tragedi ini sungguh tidak ada perimbangan antara Rakyat tertindas yang bertangan kosong vs militer bersenjata sebagai kuku besi rezim-rezim zalim, kecuali di Libya. Terkadang kita bertanya-tanya untuk apa Press TV dan Alalam Live TV from Iran menayangkan peristiwa tersebut kalau tidak ada bantuan kepada kaum dhuafa atau rakyat tertindas tersebut. Terkadang kita bertanya-.tanya untuk apa Press TV dan Alalam Live TV from Iran juga membuat diskusi baik dengan pihak yang pro kaum dhuafa maupun kepada pihak yang pro rezim despotik.
Lalu kita teringat tragedi Karbala dimana pengikut Imam Hussein hanya berjumlah 73 orang berhadapan dengan rezim Yazid bin Muawiyah yang mengirim bala tentaranya berjumlah lebih kurang 3000 orang dimana dalam peristiwa tersebut juga tidak berimbang. Secara historis dan Ideologi tragedi Karbala adalah lanjutan daripada tragedi Habil dan Qabil dimana Habil tidak melawan agar tragedi tersebut menjadi symbolic "perang" atau "pertumpahan darah" pertama antara yang "haq" dan yang "bathil" agar dapat diambil ’i’tibar oleh manusia pewaris Habil selanjutnya. Hal ini juga sesuai fenomena yang dibayangkan para Malaikat bahwa manusia akan melakukan kerusakan dan pertumpahan darah sesamanya. Tragedi Habil dan Qabil pastinya tidak diketahui penduduk Bumi dizaman kita ini andaikata tidak diinfokan Allah swt melalui Zabur, Taurat, Injil dan Qur-an. Tragedi Karbala juga tidak akan diketahui penduduk Dunia sekarang dengan benar andaikata tidak ada Zainab al Kubra yang bertindak sebagai penyampai tragedi Karbala kepada Ummat Muhammad dizaman kita ini.
Sebagaimana info tentang tragedi Habil dan Qabil banyak manusia yang tidak mengetahuinya kecuali dalam sejarah yang keliru mereka telusuri, tragedi Karbala juga demikian, banyak juga penduduk Bumi ini yang menjadi korban Sejarah yang berakibat memihak kepada Yazid, minimal mereka tidak mampu menganalisa mana fenomena Yazid dan mana fenomena Hussein di zaman mereka masing-masing. Manusia-manusia yang terlibat dalam tragedi Karbala dan juga "karbala-karbala" lanjutannya sudah berpindah tempat tinggalnya dari alam Dunia ini ke alam Qubur dimana sebahagiannya berada dalam kebahagiaan sementara yang lainnya berada dalam keadaan menderita teramat sangat (azab Qubur).
Itu adalah pelajaran buat kita dizaman sekarang dimana tragedi-.tragedi tersebut berlanjut terus sampai dimunculkan kembali Imam Muhammad al Mahdi dimana sekarang berada dalam keadaan Ghaib Kubra. Bersama dengan beliau dimunculkan juga Nabi 'Isa bin Maryam dimana beliau juga dalam keadaan "Ghaib Kubra". Kalau Nabi 'Isa dimunculkan untuk membuktikan kebenarannya kepada Ummatnya dari, Imam Mahdi juga melakukan hal yang sama. Fungsi Nabi 'Isa dan Imam Mahdi masih diperlukan penjelasa panjang lebar tetapi dalam kondisi ini saya hendak memfokuskan persoalan pada tragedi "Karbala" yang sedang berlangsung di Timurb Tengah dan Afrika Utara.
Saya kira tidak berlebihan kalau kita anggap Press TV dan Alalam Live TV from Iran dapat disimboli sasikan sebagai Bibi Zainab al Kubra, andaikata kedua media tersebut memberitahukan tragedi tersebut secara jujur dan benar. Yang perlu kita analisa setelah kita mengetahui bahwa "Habil - habil" atau Hussein - Hussein" sedang dibantai oleh "Qabil-qabil" atau "Yazid-yazid", sejauh manakah usaha kita untuk membantu Habil - habil atau Hussein-hussein? Apakah memadai dengan diskusi - diskusi saja atau dengan pernyataan-pernyataan kutukan saja kepada rezim - rezim "Yazid". Andaikata pihak Yazid - yazid mau menghentikan kezalimannya terhadap Hussein-hussein, suara kita, diskusi kita pastinya mendapat redha Allah tetapi kita juga tau bahwa dikalangan pendukung-pendukung regime-regim zalim juga tidak kurang diskusinya hingga membuat rezim-rezim tersebut tambah bersemangat menzalimi rakyat tertindas dan bahkan bangga mereka mampu menghancurkan rakyat yang bertangan kosong dengan senjata yang dibeli dari pendukung-pendukung mereka di seluruh Dunia, dengan uang rakyat yang tertindas.
Andaikata asumsi saya diatas benar adanya, diskusi yang diperlukan adalah bagaimana seharusnya kita berusaha agar kezaliman tersebut tidak berlangsung terus. Ini utamanya bagi saudara-saudara kita yang memiliki kemampuan untuk menghentikannya. Kalau kita tidak berdaya upaya bertindak sebagaimana Hur dari kutup Qabil dapat berpatah balik menjadi manusia kutub Habil, sepertinya kita juga sama seperti kebanyakan penduduk Syam kala itu, takut berbahaya bagi keluarga mereka andaikata mau membantu Imam Hussein. Apakah Allah swt, Pemilik Alam Semesta akan memaafkan kita dengan alasan seperti itu? Senangkah penduduk Syam kala itu dapat makan minum sementara keluarga Imam Hussein jangankan makan, minumpun dihambat oleh tentara Yazid dan bahkan mereka bermandikan darah dan air mata.
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
at the end of the World
http://www.presstv.ir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar