MASIH ADAKAH WAKTUNYA UNTUK INTROSPEKSI DIRI 
BAGI REGIME SAUDI ARABIA DAN REGIME - REGIME LAINNYA
DI TIMUR TENGAH DAN AFRIKA UTARA?
BAGI REGIME SAUDI ARABIA DAN REGIME - REGIME LAINNYA
DI TIMUR TENGAH DAN AFRIKA UTARA?
hsndwsp
Acheh - Sumatra
Acheh - Sumatra
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dulu saya sangat antusias  mengikuti transpormasi Revolusi Islam Iran yang digerak kan oleh Imam Khomaini,  DR Ali Syariati, Murthadha Mutahhari dan 6 Ulama wara satul Ambya lainnya.  Setelah rakyat Iran berhasil menggulingkan despotik regime Syah Reza Palevi  dengan darah dan airmata keluarga, muncul lagi bahaya lainnya dimana regime  Saddam Hussein melakukan intervensi ke RRI untuk menguasai sa tu propinsi  Koramsyar yang memiliki banyak sumur emas hitam. Perkiraan Regime Saddam, RII  tidak berdaya disebabkan sudah terkuras tenaganya dalam melawan despotik Syah.  Realitanya perkiraan Saddam melenceng seratus delapan puluh derajat.  
Rakyat RII dengan gagah berani bermodalkan harapan mati  Syahid seperti rakyat Bahrain hari ini, akhirnya justeru pejuang Iran yang sudah  berada ti kawasan Irak untuk menentukan tumbangnya regime Saddam untuk  kemudiannya berdiri Repu blik Islam Irak. Ini adalah pertimbangan Khomaini  setelah Iran dikhianati regime Saddam. Lalu apa yang terjadi? Justeru Regime  Saudi Arabia yang paling takut daripada regime-regime despotik lainnya di  kawasan Timur Tengah ketika itu, per sis ketakutan Regime as Saud hari ini atas  bergolaknya rakyat Bahrain dan Yaman serta kawasan lainnya
Ketika itu Irak umpama "rumah  yang sedang terbakar" dimana tetangga sekitarnya bergegas untuk membantunya,  bukan disebabkan sayang kepada Irak tetapi takut api tersebut akan merambas ke  "ru mah-rumah" mereka. Bayangkan! Kecuali Syria, seluruh negara kawasan Timur  Tengah berpihak ke pada regime Saddam yang dike tuai Saudi Arabia,  mempropokasikan dengan bendera "Pan Arabisme" vs "Pan Isla misme" Republik Islam  Iran. Realitanya mereka tidak berdaya walau main keroyok beramai-ramai.  Ayatullah Imam Khomaini sudah nekat untuk mendirikan Republik Islam Irak paska  kejatuhan Saddam. Akan tetapi akhirnya Imam menerima tawaran Saddam dan desakan  regime-regime tadi untuk menghentikan perang. Khomaini menerima perdamain  disebabkan banyak negara lainnya yang mendukung regime Saddam termasuk AS dan  Inggeris yang membangun pertahanan Irak dibawah tanah.
Justeru itu Arab saudi tidak  usah main api dengan RII yang benar-benar sebagai negara Islam representant di  zaman sekarang ini, dimana Politik mereka tidak ke Barat dan tidak juga ke Timur  tetapi benar-be nar Independent. Marilah kita buka mata kita lebar-lebar  bagaimana Allah swt, Tuhan pemilik Alam Semesta berpesan kepada hamba Nya bahwa  musuh orang Islam bukan orang yang berlainan Agama dengan kita: "Lakum dinukum  waliadin" artinya: "Untukmulah agamamu, dan untuk kulah agamaku" (QS. 109:6).  Musuh orang yang benar Imannya adalah pihak mana saja yang menzalimi kaum dhuafa  atau rakyat akar rumput sebagai mana sepak ter jang regim-.regim Timur Tengah  dan Afrika Utara sekarang ini.
Kalau regime yang menzalimi kaum  dhuafa mengumumkan diri ke seluruh Dunia bahwa mereka adalah komunitas Islam,  bermakna mereka itu fenomena yang di nyatakan Allah di Surah al Baqarah ayat 8  dan 9 (hipocrite). Orang yang benar i mannya bersaudara dengan komunitas manusia  yang tidak menzalimi pihak lain. Lihatlah bagaimana persaudaraan RII dengan  negara-negara Amerika Latin seka rang ini. Lihatlah bagaimana hidup rukun damai  komunitas Libanoin diantara orang Sunni, Syiah dan Kristian. Lihat juga  bagaimana RII melindungi rakyatnya yang Sun ni, Kristian dan juga pemeluk agama  apapun. RII sekarang ini sudah didukung oleh rakyat manapun walaupun penguasa  mereka memusuhi RII. Kalau dulu saja RII sendirian tidak mampu diganggu, apalagi  sekarang ini RII sudah disadari kebenaran mereka oleh hampir seluruh penduduk  Dunia baik yang beragama Islam maupun non Islam.
Semoga Saudi Arabia sadar bahwa  mereka berada di posisi yang keliru. Dari itu hentikanlah kezali man terhadap  kaum dhuafa Bahrain dan kaum dhuafa di negara kalian sendiri. Pemilik kekayaan  Saudi bukan regimenya tetapi seluruh penduduk Saudi Arabia demikian juga pemilik  kekayaan Yang dikuasai oleh regime Bahrain, Mesir, Libya dan sebagainya. Ini  adalah hak dari Allah swt, Pemilik Alam Semesta, bukan menurut "kacamata"  Basyar. (pakai istilah DR Ali Syariati), Raushanfikr yang belum ada duanya di  zaman kita seka ang ini.(hsndwsp, Acheh - Sumatra)
Politikus Iran: Negara  Arab Takut Kebangkitan Islam 
Hossein Sobhani-Nia, anggota Komisi  Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Iran menyatakan bahwa  negara yang memusuhi Iran ketakutan atas merebaknya kebangkitan rakyat menen  tang penguasa despotik.
Sobhani-Nia hari Kamis (7/4)  menandaskan, negara di kawasan tidak segan-segan menghalalkan se gala cara untuk  menumpas tuntutan rakyatnya dan hal ini disebabkan mereka ketakutan atas kebang  kitan Islam. 
Ia menekankan dukungan spiritual  bangsa Iran terhadap rakyat pecinta kebebasan di dunia. Dijelaskan nya, pasca  kemenangan revolusi Islam, bangsa Iran secara spiritual menilai mendukung  seluruh bang sa dunia, yang menginginkan kebebasan sebagai tugas mulia dan  kewajiban mereka. Menurutnya, hal inilah yang mendorong Iran mendukung  perjuangan rakyat Bahrain.
Ia  menambahkan, statemen anti-Iran para pejabat Arab tidak memiliki bobot dan  mereka tidak layak untuk merilis pernyataan apapun setelah membantai rakyat  Bahrain. Sementara itu, para menteri luar negeri Dewan Kerjasama  Teluk Persia (PGCC) hari Ahad lalu di akhir  sidangnya di Arab Saudi, me nyatakan kekhawatirannya atas intervensi Iran di  kawasan. (I RIB/MF)
 

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar