Kamis, 30 September 2010

WAAKHARINA MINHUM LAMMA YALHAQU BIHIM , WAHUWAL 'AZIZUL HAKIM (QS JUM'AH 3)

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Menelisik Lawatan Ahmadinejad ke New York


Ahmadinejad menantang sejawatnya dari Amerika, Barack Obama berdebat secara terbuka di sidang Majelis Umum PBB mengenai manajemen dunia, namun Gedung Putih menolaknya.


Dalam pidato dan wawancaranya di New York, Ahmadinejad menyinggung sejumlah isu penting di antaranya masalah nuklir sipil Iran.

Media massa Amerika, sebagaimana tahun-tahun yang lalu memburu informasi untuk mengetahui program nuklir sipil Iran, dan Ahmadinejad pun menjawabnya secara argumentatif. Dalam pandangan Iran, energi nuklir adalah energi yang bersih, murah, dan merupakan kenikmatan ilahi, sekaligus salah satu alternatif terbaik untuk mengurangi polusi bahan bakar fosil.

Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) mengizinkan semua anggotanya untuk memanfaatkan nuklir sipil tanpa batas, dan Badan Tenaga Nuklir Internasional (IAEA) berkewajiban mendukung dan melindungi dari sisi teknis dan hukum. Presiden Iran menegaskan bahwa program nuklir Iran bertujuan damai dan untuk melayani kepentingan umat manusia. Ahmadinejad mengingatkan, "Komitmen kami melebihi janji dalam memenuhi ketentuan IAEA. Namun kami tidak akan sudi menerima tekanan ilegal."

Negara-negara Barat senantiasa mengkhawatirkan program nuklir sipil Iran dan menampilkannya seolah-olah ada kekhawatiran publik dunia. Presenter CNN dalam propagandanya mengklaim bahwa negara-negara di kawasan merasa terancam atas program nuklir sipil Iran. Namun Ahmadinejad balik menjawab dengan menyodorkan hasil polling dengan mengatakan, "Berdasarkan jajak pendapat 88 persen publik kawasan menyetujui program nuklir sipil Iran, dan tidak ada yang merasa terancam kecuali para pejabat Amerika saja."

Dalam pertemuan teleconference dengan para mahasiswa dari 12 Universitas di Amerika, Presiden Ahmadinejad menuturkan, "Mereka yang memandang diri sebagai pemilik dunia tidak mendapat tempat dan pengakuan dari masyarakat dunia. Mereka tidak bisa lagi memimpin dunia dengan unilateralisme dan monopoli."

Presiden Iran ini mengkritik kebijakan para pemilik senjata atom, seraya menuturkan, Perdamaian yang dicapai di bawah bayang-bayang senjata atom, bukan perdamaian yang sesungguhnya dan tidak akan langgeng. Ditegaskannya, "Kini para pemilik senjata atom menafsirkan energi nuklir sama dengan bom atom, sebab mereka tidak ingin negara lain menguasai teknologi nuklir damai." Meski demikian Ahmadinejad menekankan, "Tehran siap berunding dengan negara-negara Barat mengenai program nuklir sipil Iran."

Ahmadinejad dalam pembicaraannya mengecam kebijakan negara-negara pemilik senjata nuklir. Ia menuturkan, "Perdamaian yang ditegakkan di bawah bayang-bayang ancaman senjata nuklir bukanlah perdamaian yang hakiki. Hanya keadilan dan cinta yang bisa memberikan perdamaian dan keamanan yang sesungguhnya."

Pada pidato di Majelis Umum PBB, Presiden Iran menyatakan, Bom nuklir adalah senjata anti-kemanusiaan yang harus dimusnahkan secara total. Ahmadinejad mengungkapkan, "NPT juga melarang produksi bom nuklir dan penyimpanannya, bahkan menilai pelucutan senjata nuklir sebagai keharusan. Namun perhatikanlah apa yang dilakukan sejumlah pemilik senjata nuklir yang juga anggota Dewan Keamanan (DK) PBB. Mereka malah menilai energi nuklir sebagai bom, dan berupaya memonopolinya dan menekan IAEA agar membatasi kepemilikan tenaga nuklir ini hanya untuk segelintir negara.Pada saat yang sama, negara-negara itu menimbun bom nuklir dan memproduksinya."

Seraya menyinggung alokasi senjata nuklir pemerintah Amerika tahun ini yang mencapai 80 milyar dolar, Ahmadinejad mengungkapkan, "Kebijakan seperti ini bukan hanya membuat perlucutan senjata tidak terealisasi, tapi malah terjadi perluasan senjata nuklir di sejumlah wilayah termasuk Rezim Zionis Israel yang penjajah dan pengancam."

Dengan pertimbangan ini, Ahmadinejad mengusulkan agar tahun 2011 dinamakan sebagai Tahun Pelucutan Senjata Nuklir, "Energi Nuklir Untuk Semua, Senjata Nuklir Tidak Untuk Siapapun."

Dalam semua masalah ini, PBB tidak dapat melakukan langkah penting. Sangat disayangkan bahwa dalam dekade yang diberi nama Dekade Perdamaian, justru terjadi peperangan, agresi dan pendudukan. Bahkan ratusan ribu orang tewas dan terluka, yang terus bertambah karena permusuhan dan kedengkian.

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dalam sebuah talkshow dengan televisi PBS menanggapi sejumlah pertanyaan yang dilontarkan presenter kawakan, Charlie Rose, termasuk seputar hak asasi manusia, dengan memblow up kasus Sakineh Muhammadi. Terkait hal ini, Ahmadinejad mengatakan, "Dia dituduh terlibat dalam pembunuhan suaminya dan kasusnya sedang diproses di pengadilan. Namun hingga kini belum mencapai keputusan final."

Presiden Iran balik menuturkan, "Di Amerika, seorang wanita bernama Teresa Lewis dinyatakan bersalah merencanakan pembunuhan atas suaminya. Pengadilan Amerika telah memvonis hukuman mati yang akan dilaksanakan tiga hari lagi. Padahal dokter yang memeriksanya menyatakan perempuan ini menderita gangguan mental ketika membunuh suaminya. Tapi tidak ada yang mempersoalkan masalah ini."

Dalam wawancara tersebut, Ahmadinejad mengemukakan daftar 53 orang tahanan perempuan Amerika yang sedang menanti pelaksanaan vonis hukuman mati. Presiden Iran ini menegaskan, "Saya sepenuhnya menentang segala bentuk pembunuhan baik melalui suntikan maupun strum listrik."

Pada prinsipnya, masalah perempuan dan keluarga merupakan salah satu titik lemah peradaban Barat. Adapun Islam memandang wanita sebagai unsur pembangun dalam keluarga dan masyarakat. Presiden Iran dalam pidato di sidang Majelis Umum PBB menyatakan, "Perempuan adalah manifestasi keindahan Allah Swt dan merupakan pusat afeksi serta penanggung jawab penyebaran kasih sayang, penjagaan kesucian dan kelembutan masyarakat."

Menjawab pertanyaan mahasiswa Amerika mengenai kedudukan perempuan, Ahmmadinejad menuturkan, "Wanita adalah pilar utama keluarga dan tonggak masyarakat. Jika ibu tidak ada maka keluarga dan masyarakat yang bermartabat tidak akan terwujud." Menyinggung peran vital perempuan dalam Revolusi Islam Iran, Ahmadinejad mengungkapkan, Kini perempuan berperan aktif di arena politik, akademis, riset dan ekonomi. Di tingkat manajemen tinggi negara pun, perempuan memiliki posisi penting."

Seraya mengkritik pandangan Barat mengenai posisi perempuan dan laki-laki, Ahmadinejad menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan adalah penyempurna satu sama lain, bukan saling menegasikan. Jika tidak demikian, kelanjutan masyarakat akan porak-poranda.

Saat menjawab pertanyaan mahasiswa Universitas Yale mengenai karakteristik revolusi Islam, Ahmadinejad menuturkan, "Revolusi Islam adalah kembalinya manusia kepada hakikat kemanusiaan dan reformasi diri. Revolusi Islam mengembalikan kekuatan dan potensi bangsa Iran. Revolusi menjadi sarana untuk mewujudkan solidaritas dan kedaulatan Iran."

Prinsip Revolusi Islam seperti penuntut keadilan dan kemerdekaan serta anti-kezaliman memicu kebencian kekuatan arogan dunia terhadap Republik Islam Iran. Karen itulah Iran senantiasa menjadi sasaran sanksi dan tekanan negara-negara arogan dunia. Namun sanksi tersebut tidak mempengaruhi kondisi Iran. Terkait dampak resolusi PBB terbaru anti Iran,

Ahmadinejad dalam wawancara dengan wartawan PBS mengatakan, "Sejak Iran diembargo, bursa efek Iran naik 25 persen. Hal ini bermakna bahwa bursa efek Iran termasuk bursa yang paling berhasil di dunia dan gairah ekonomi dan investasi di negara ini terus meningkat. Investasi asing di Iran termasuk berada diurutan keenam dunia. Kini akibat sanksi, bangsa Iran memperkokoh persatuannya dalam mencapai cita-cita luhur."

Serangan militer senantiasa menjadi salah satu ancaman musuh Iran supaya memaksa rakyat dan pemerintah melepaskan Islam dan nilai-nilai revolusi. Namun, serangan tersebut tidak benar-benar terwujud. Terkait isu serangan militer Amerika ke Iran, Presiden Iran ini mengungkapkan, Amerika akan mendapat balasan setimpal dan tidak pernah terjadi sebelumnya, jika benar-benar menyerang Iran. Sejak perang dimulai, mereka tidak akan bisa memasuki perbatasan Iran." Mengenai serangan rezim Zionis ke Iran, Ahmadinejad menuturkan, Rezim agresor ini tidak akan mampu menyerang Iran. Zionis tahu jika menyerang Iran, Israel akan binasa."

Berbagai media massa global menyebut sidang Majelis Umum PBB tahun ini sebagai arena Iran dan Amerika. Menurut mereka, Presiden Iran dengan baik mengemukakan pendangan revolusi Iran mengenai masalah internasional. (IRIB/PH/SL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar