Jumat, 01 Oktober 2010

SEORANG SAJA RAKYAT YANG TIDUR DALAM KEADAAN LAPAR, ALLAH TIDAK AKAN MELIHAT KEPADA MEREKA DI HARI AKHIRAT KELAK (HADIST)


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Kecuali Republik Islam Iran, tidak ada satu negarapun yang tepat disebut negara Islam. Ini yang pertama harus dianalisa secermat mungkin. Indonesia mengutuk pembakaran Qur-an di AS tetapi secara filosofis penguasa Indonesia dan segenap pendukungnya "menginjak" Qur-an itu sendiri. Bagaimana mungkin orang kotor hendak membersihkan orang lain? Kebanyakan orang yang mengaku beragama Islam marah kalau kita katakan mereka munafiq tetapi mereka bersatupadu dengan penguasa-penguasa yang munafiq. Andaikata di tengah-tengah mereka muncul pribadi macam Abu Dzar Ghifari yang pernah mengatakan bahwa ketika kemiskinan masuk ke dalam suatu rumah melalui pintunya, iman keluar melalui jendela, para pendukung penguasa munafiq itu dengan serta merta menentangnya: "GPK........TERORIIIIS......" Dan berma cam sebutan negatif lainnya, kenapa? Demikianlah sepak terjang manusia hipokrit.

Sekarang OKI mengutuk Pelaku karikatur Nabi Muhammad di Denmark sementara penguasa dan segenap pendukung negara OKI itu tidak mencontohi bagaimana Rasulullah membela kaum dhuafa dan kaum tertindas dimanapun mereka berada. Realitanya kecuali Republik Islam Iran kondisi penduduk di negara-negara OKI itu, yang kaya makin kaya dan yang miskin tetap mis kin. Sementara kita mengetahuinya bahwa negara itu milik rakyat bukan milik penguasa dan se genap pendukungnya. Kitapun tau bahwa di zaman berkuasanya Usman bin Affan mulai keka yaan negara menjadi kekayaan penguasa hingga banyak rakyat yang hidup menderita. Abu Dzar Ghifari, sahabat Rasulullah yang paling setia memprotes ketimpangan gubernur Usman (baca Muawiyah) yang hidup mewah atas penderitaan kaum dhuafa sebagaimana kita saksikan di da lam system negara-negara OKI sekarang ini termasuk Acheh dalam bingkai Indonesia. Lalu apa tindakan Usman yang teladannya ditiru oleh penguasa-penguasa OKI sekarang ini? Usman membuang Abu Dzar Ghifari ke Rhawadah hingga mati kelaparan. Kenapa kezaliman Usman terhadap Abu Dzar tidak pernah dianalisa oleh kebanyakan orang yang meyakini tidak boleh mengutuk Usman dengan dalih sahabat Rasulullah? Adakah sahabat Rasulullah saww dibolehkan, bukan sekedar mengutuk tetapi menzalimi sahabat lainnya, dimata Allah? Disinilah kita perlu memahami Islam secara filosofis dan Ideologis agar kita tidak termasuk pembela kezaliman yang tidak pernah sadar.

System negara Denmark, Swedia dan Norwegia secara horizontal (baca hablum minannas) begitu terpuji, kecuali secara verticalnya (baca hablum minallah). Dari itu himbaulah negara Denmark untuk membenahi sepakterjang pelaku karikatur yang sangat tidak terpuji itu agar nama Denmark tidak tercela dimata Internasional. Itu lebih baik daripada kita hujat mereka yang memang buta terhadap kebenaran para utusan Allah itu. Betapapun penguasa Denmark memperlakukan seluruh rakyatnya sebagai pemilik Negara. Lalu bandingkan sepakterjang penguasa di negara-negara OKI yang hanya di buku-buku sekolahnya saja dikatakan bahwa negara milik rakyat sementara realitanya negara milik mereka dan konco-konconya termasuk para ulama Bal'am.


Beberapa hari yang lalu sebahagian orang Islam sangat panik dalam menghadapi pihak yang membakar Qur-an di Amerika, Hari ini pelaku karikatur zalim itu muncul lagi di Danmark. Kalau kasus di Danmark tidak mampu kita sikapi secara 'arif, kemungkinan besar akan muncul kasus yang lebih ngeri lagi dibelahan Bumi lainnya. Kalau kita 'arif justeru kezaliman yang terjadi di negara masing-masing yang lpatut diutamakan hingga kita tidak termasuk seba gaimana kata pepatah Melayu: "Semut di seberang lautan jelas kelihatan, namun gajah di pelupuk mata terabaikan".

Seringkali kita bergegas mencela Zionis Yahudi sebagai mana kita saksikan di milis-milis ter tentu, padahal "zionis yahudi" dalam kalangan mereka macam musuh dalam selimut sepertinya tak pernah dianalisa. Kita sepatutnya jangan hanya mengenal Zionis yang exsis di Timur tengah sementara "zionis" secara filosofis takpernah terpikirkan. Zionis secara filosofis memang membu tuhkan analisa yang dalam dan cermat. Zionis semacam itu tidak mampu di deteksi oleh Intele ktual gadongan yang bercokol di 'Menara Gading', konon pula pendukung penguasa zalim. Persoalannya mereka itu buta terhadap esensi Islam sebab kebanyakan dari mereka sejak lahir dididik dalam system hipokrit.

Maafkan saya terpaksa persoalan ini kita ulang kembali hingga terkadang ada sebahagian peng kritik saya mengatakan blog Acheh Karbala sering mengulang materi yang sama. Mereka tidak sadar kalau Allah pun sering mengulang ayat yang begitu penting di surah yang lainnya agar manusia dapat mengambil pelajaran.

Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia

http://www.youtube.com/watch?v=j3ParUemvKY





OKI Kutuk Penerbitan Karikatur
Nabi Muhammad SAW


Organisasi Konferensi Islam (OKI) mengutuk penerbitan buku di Denmark yang memuat karikatur penghinaan yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad saw. Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu kemarin (Kamis, 30/9) dalam pernyataan resminya menyebut pemerintah Denmark sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas diterbitkannya buku 'The Tyranny of Silence' tulisan Flemming Rose yang memuat karikatur penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw.
Sembari menyinggung surat protes OKI dan para pemimpin negara-negara Islam kepada Pemerintahan Denmark untuk mencegah diterbitkannya buku anti-Islam itu, Ihsanoglu menilai bahwa penerbitan buku semacam itu telah membuka kembali peluang untuk menyebarkan gelombang anti-Islam dengan dalih kebebasan berekspresi.
Buku berjudul 'The Tyranny of Silence' itu ditulis oleh Flemming Rose, mantan editor budaya koran Jyllands-Posten. Meski rencananya karikatur penistaan terhadap Nabi Muhammad Saw tidak dicetak secara utuh dalam buku tersebut namun salah satu halaman buku itu tetap menampilkan gambar halaman utama edisi koran Jyllands-Posten yang memuat karikatur penistaan terhadap Nabi Muhammad saw.
Sebagaimana diketahui, pada 30 September 2005, koran Jyllands-Posten cetakan Denmark memuat 12 gambar karikatur yang menistakan kesucian Nabi Islam, Muhammad saw.
Ironisnya kendati banyak mendapat penentangan, namun pihak Jyllands-Posten menyatakan tetap akan mencetak buku tersebut. Karsten Blauert, seorang pejabat Jyllands-Posten Edition kepada AFP mengatakan, "Yang pasti banyak hal telah terjadi, tetapi semuanya akan berjalan sesuai rencana dan tidak ada yang akan mengubahnya. Buku tersebut akan dirilis sesuai jadwal."



 
 
 
 
 



mm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar