MENGGALI DAN MENYOROT ESENSI HAJI
hsndwsp
Acheh - Sumatera
hsndwsp
Acheh - Sumatera
HAJI ADALAH EVOLUSI MANUSIA MENUJU ALLAH SWT
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Haji, bukanlah sekedar ibadah Ritual, tetapi juga Sosial, Siasah, Sejarah, Ekonomi, Kehidupan, Kebangkitan dan Idiologi. Haji adalah evolusi manu sia menuju kepada Allah. Wahai Haji menceburlah dirimu kedalam lautan manusia agar kamu dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dengan cara yang demikianlah kamu mendapat redhaNya. Miqad, tempat engkau merumuskan strategimu agar di akhir pertunjukan nanti engkau benar-benar menjadi bin tang Revolusi di negerimu sendiri. Bagaikan kertas putih, bak kata Rasul. Engkau tak akan mencapai taraf itu kecuali kau pahami benar symbol-sim bol dari tahapan pertama sampai tahapan terakhir, pengorbanan dan Kong res Akbar di Mina.
Jika engkau berasal dari suatu negara yang bersistem Thaghut, kecil sekali kemungkinan untuk berhasil kecuali enkau benar-benar sadar dan memahami Esensi Haji. Hal ini tak dapat engkau peroleh dari pemerintah thaghut mu, kecuali sekedar diajarkan Manasik Haji. Karena itu ikutilah pesan-pesan yang kusampaikan ini sebagai Pesan Utama dari Guruku yang tercinta, agar engkau sukses meraih kemenangan di lembah Mina serta menjadi Arsitek Re volusi di negerimu masing-masing untuk merobah sistem thaghut menjadi sistem Allah, dengan jalan demikianlah kalian memperoleh kunci Syur ga.tidak mudah bukan?
1. Miqad. "Guruku telah mengajariku"
Di Miqad kupu-kupu putih memantapkan niatnya. Bagaikan air bah yang membahana, mereka datang dari berbagai pelosok dunia. Setelah menggunakan kain kaffan, mereka bergegas menuju rumah Allah. Mengapakah disebut rumahNya ? Adakah Dia di dalamnya? Siapakah engkau sesungguhnya? Engkau adalah Hajar, bundanya Ismail, Muhajir sejati yang berasal dari Ethiopia, benua Afrika Hitam, berlang-langbuana ke benua Asia, diperjual belikan dari satu majikan ke majikan yang lainnya. Perempuan sahaya ini melambangkan kaum dhua'fa, orang-orang yang dijauhkan dari pembendaharaan dunia, korban sistem thaghut. Allah, Tuhannya kaum dhua'fa sangat menyayanginya , akhirnya ketemu sama Ibrahim lalu memapahnya ke Ka'bah, kiblatnya ummat Muhammad. Oh bukan itu yang kumaksudkan, melambangkan Allah diatas permukaan bumi.
Sekali lagi, tahukah engkau siapakah kamu sebenarnya? Engkau adalah Hajar, yang sedang berevolusi dari tempat lahirnya negeri Ethiopia menuju Ka'bah, dari tanah menuju Allah. Ya Allah, Betapa lugunya sebahagian pembaca tulisanku ini, mereka takmampu memahami apa yang kumaksudkan. Ibrahim berseru, kalau engkau seorang lelaki jangan tutup kepalamu, kalau engkau seorang perempuan jangan tutup mukamu, kalian tidak dibenarkan memakai pakaian yang berbeda diantara satu samalainnya kecuali pakaian 'Kain Kaffan', pakaian yang akan kalian kenakan disaa't kalian dibangkitkan di yaumil Mahsyar kelak. Engkau tidak dibenarkan memakai bau-bauan dan bersolek, buat sementara lupakanlah kesenangan-kesenangan dunia agar engkau hanya Dia yang ada di hatimu. Engkau tidak dibenarkan membawa cermin agar engkau dapat melupakan dirimu buat sementara, agar engkau dapat melihat Dia. "Perhambakanlah dirimu kepada Allah seolah-olah kamu melihatNya dan jika engkau tak mampu melihatnya yakinlah Dia pasti melihatmu" (Hadist).
Engkau tidak dibenarkan membunuh binatang dan merusak pepohonan walau sekecil apapun, buat sementara hiduplah seperti Isa bin Maryam. Engkau tidak dibenarkan untuk menikah, kawin, berpacaran, bercinta-cintaan selama berada dalam pertunjukan akbar ini agar engkau dapat memperoleh cinta sejati, bagaikan kupu-kupu menghampiri nyala lilin, badannya terbakar abunya berterbangan entah kemana, demi cinta suci dipertaruhkan nyawanya. Itulah sosok Muslim Sejati, demi Allah di pertaruhkan segala-galanya. Ibrahim mampu menggorok leher anaknya, adalah hal yang sama dilakukannya oleh Masyitah, demi Allah bukansaja mempertaruhkan nyawanya tapi juga nyawa keluarganya satu-persatu.
Dimanakah engkau memperoleh cinta sucimu? Di lembah Mina, di akhir pertunjukan akbar ini. Sabarlah beberapa hari lagi. Mulai dari sekarang berjanjilah untuk tidak lagi memperhambakan diri kepada Thaghut. Berjanjilah! Mulai sekarang engkau memperhambakan diri hanya kepada Allah. Dimana? Sejak di Miqad. Sampai kapan? Selamalamanya. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Bukan hanya dibibir dan dihati tetapi juga yang paling menentukan didalam Aksi. Apakah hanya didalam Mesjid saja? Dalam pandangan Islam Ideology, Mesjid bukan hanya didalam mesjid. Allah, Tuhannya Hajar mengharapkan pada wakil Nya agar dunia ini menjadi Mesjid.
Itulah Muhammad, salah seorang dari wakil Nya telah merobah dunia ini dari WC menjadi Mesjid, namun setelah dia pergi secara pelan tapi pasti dunia lagi-lagi menjadi WC sebagaimana yang engkau saksikan sekarang ini. Tidak ngerikah engkau tinggal di WC? (Jahiliah modern?).
Sekarang geleran engkau. Siapakah engkau sebenarnya? Apakah engkau wakil Tuhan ataukah wakil Syaithan. Kalau jawabanmu jatuh pada yang pertama.sekarang bergegaslah menuju rumahNya (Baitul Allah). Ka'bah Ketika engkau masih dinegerimu sendiri, tak dapat engkau bayangkan bagaimana gerangan bangunan Kiblat kaum Muslimin, dimanapun mereka berada mereka harus berkiblat kesana. Barangkali engkau membayangkan siapakah arsiteknya, sebesar manakah ukurannya dan bagaimanakah bentuknya. Namun boleh jadi engkau sudah tau siapa arsiteknya. Siapa lagi kalau bukan Ibrahim dan anaknya sendiri, Ismail.
Ketika engkau tiba di dalam Masjidil Haram, ketika engkau menyaksikan sendiri bangunan tersebut, engkau terpana. Bangunan apakah ini yang tidak seperti bangunan lainnya menghadap kesesuatu arah, bangunan persegi empat ini menghadap kesegala arah, yang menampakkan ketiadaan arah. Arsiteknya tau persis bahwa bangunan tersebut bukan sembarang bangunan, tetapi bangunan yang melambangkan Allah diatas permukaan bumi. Karena itu janganlah engkau bayangkan bahwa didalamnya ada sesuatu benda yang sangat rahasia, atau suatu objek yang sangat penting, atau barang yang sangat mahal harganya. Tidak, tak ada apapun didalamnya yang bersifat materi, namun penuh dengan spirituil. Sebab bangunan tersebut adalah simbolisasi daripada Allah diatas permukaan planet Bumi ini.
Kuburan Hajar
Hajar adalah Hajar. Dari Ethiopia berlang-lang buana ke Asia, hidup terlunta lunta, diperjual belikan dari satu majikan kemajikan yang lainnya, korban sistem Thaghut, mewakili kaum dhua'fa yang dijauhkan dari pembendaharaan dunia. Allah Tuhannya kaum dhua'fa sangat mengasihinya. Akhirnya dia dipertemukan Allah dengan Ibrahim, dan buah yang pertama adalah Ismail yang juga seorang Imam, teladan, pemimpin kaum Dhua'fa. Namun karena kecemburuan Sarah isteri pertama Ibrahim, lalu dibawanya ke Ka'bah yang pada saat itu sangat menakutkan. Digunung tua dan mati itu tak ada bangunan walau jambore, tak ada sebatang phon pun walau widuri. Hajar bertanya pada Ibrahim, kepada siapakah engkau menitipkan kami? Ibrahim menjawab singkat, kepada Allah.
Hajar lah namanya yang tau persis bahwa Ibrahim adalah seorang Rasul Allah, teladan yang mustahil berbohong. Hajar percaya pada jawaban suaminya yang singkat itu. Hajar tidak seperti kebanayakan orang-orang yang mengaku beriman dewasa ini yang asyik mengandalkan doa', berkomat-kamit karena tidak tau persis syarat-syarat berdoa menurut Al-Quranul karim, menbuat doa mereka bagaikan mentra-mentra saja. Hajar sosok muslim sejati. Ditinggalkan buah hatinya diatas pasir, lalu pergi mencari air dari bukit Safa ke bukit Marwah, tujuh kali bolak-balik tak juga mendapatkan air. Sambil berdoa, kembali ke tempat buah hatinya yang lagi menangis. Ketika Hajar hampir mendekati anaknya, terdengarlah suara gemuruh air Zam-zam yang terpancar dibawah hentakan tumit Ismail. Ternyata air muncul ketika usaha dan doa di padukan.
Islam agama sejati, mengajarkan pemeluknya bukan saja lewat Al-Quran (". . . . . . .Tuhan tidah akan merobah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri mau merobah apa yang ada pada dirinya . . . . . . .") tetapi juga di bukit tua, di atas gunung mati itu, dalam pertunjukan Haji, sebagai realitanya diperankan Hajar bundanya Ismail.
Hajar adalah Hajar. Diantara manusia dia adalah seorang perempuan. Diantara perempuan-perempuan, dia adalah seorang budak. Diantara budak-budak, dia berkulit hitam lagi. Namun tak seorangpun walau Rasul, kuburannya berada di samping Ka'bah, pelambang Allah dipermukaan Bumi. Bangunan setengah lingkaran itu benar-benar menghadap Ka'bah. (Afala ta'kilun, afala yatazakkarun?) Di dalam Baitullah itu hanya Allah dan Hajar.
Wahai Hajar, kendatipun engkau dipandang hina oleh basyar-basyar di Dunia ini, namun engkau sangat mulia di sisi Allah. Ketika kupu-kupu putih menghampiri nyala lilin, ketika para jama'ah haji memasuki Masjidil haram, hendaklah mereka berfikir sebagaimana pesan Allah yang diulang berkali-kali dalm Al-Qurannulkarim. "Afala ta'kilun, afala yatazakkarun?" Mengapa hanya Allah dan Hajar yang ada di rumah Allah itu ? siapakan Hajar itu? Kenapa hanya dia yang menghadap Allah di rumah Allah itu, Tuhannya kaum du'afa? Bagaimanakah dia dalam perjalanan hidupnya ?
Kendatipun dalam pandangan basyar-basyar bahwa orang-orang cacat, seperti pincang, buta, tuli, kulit hitam, tidak cantik, tidak bagus body-nya, miskin, kurus dan kekurangan fisik lainnya itu dipandang hina, namun Allah mengajarkan orang-orang mukmin agar tidak menilai seseorang dari segi kukurang fisik dan materi, namun yang penting adalah ketaqwaannya, keteguhan imannya, kemantapan aqidahnya/ideologynya dan kecemerlangan pikirannya.
Hajar adalah Hajar, tak seorang pun walau Rasul kuburannya berdampingan dengan Ka'abah. Antara Ka'bah dan kuburan Hajar terdapat lorong yang dapat di laluinya. Namun Allah, Tuhannya kaum dhu'afa tidak membenarkan memasuki lorong tersebut saat melakukan tawaf. Allah menginginkan manusia agar dalam melakukan tawaf kedua-duanya, Allah dan Hajar harus ikut di lingkari, ditawafi. Allah mengajarkan kita agar mau berfikir tentang pribadi manusia yang satu ini. Kendatipun dihina oleh basyar-basyar namun sangat mulia di sisiNya. Dialah muhajjir teladan.
2. Tawaf.
Tawaf, mengitari Allah dan Hajar. Ketika engkau memasuki pintu-pintu rumah Allah (Baitullah), matamu mencari dan mencari. Siapakah yang kau cari? Pemilik rumah-Nya, Allah. Dapatkah engkau melihat-Nya? Janganlah engkau melihat dengan mata kepala, tetapi lihatlah denga mata hati. Engkau adalah tamunya. Dia adalah pemilik rumah itu yang sedang menanti tamu-tamu-Nya. Dari negeri yang jauh engkau ingin menemui-Nya. Namun setelah engkau memasuki rumah-Nya ternyata tak ada Dia disana. Engkau bertanya, dimanakah Dia? Kenapa juga disebut itu rumah-Nya? Kalau memang dia tak ada di dalamnya, apakah artinya Baitullah? Rumah-Nya, rumah Allah. Bukan tak ada Dia di dalamnya namun engkau sendiri yang belum bersih dari ilmu-ilmu kotormu yang telah memenuhi wilayah otak mu.
Engkau seharusnya di masukkan dulu kedalam laboratorium masy'arulharam agar engkau sadar siapakah engkau sebenarnya. Engkau bukan apa-apa, engkau adalah nol-nol yang menganga . Namun kalau engkau sudah nekat sebagaimana niatmu di Miqat, engkau telah berjanji untuk benar-benar menjadi hamba Allah, sekarang lihatlah Dia dengan matahatimu. Dirumah itu pasti ada Dia dan Hajar, yang sudah duluan berhijrah dan kini menjadi tamu-Nya yang abadi. Baitullah bagaikan rumahnya sendiri. Dan engkau juga harus berusaha sekuat tenaga untuk meneladaninya, sebagai muhajjirin sejati.
Sekarang posisimu sudah dekat sekali dengan-Nya. Jantungmu terus berdentam-dentum memukul tulang dadamu. Makin dekat makin berdebar-debar. Kini ulurkanlah tangan kananmu untuk menjabat tangan kanan Allah (Hajarul Aswad). Bila engkau mendapatkan kesempatan yang baik untuk dekat sekali dengan-Nya, ciumlah tangannya itu. Namun jika engkau tidak mendapat kesempatan, maka janganlah kau korbankan orang lain demi mencium tangan kanan Allah itu. Dalam posisi seperti itu cukuplah bagimu menunjuk saja hajarul aswad itu sebagai isyarat menjabat atau mencium tanganNya.
Dengan siapakah engkau berjabat ? Dengan Allah. Untuk apakah itu? Untuk menbuat perjanjian baru. Dan begitu engkau menjabat tangan Allah, engkau telah berjanji dengan-Nya, bahwa sekali-kali tidak akan menjadi hamba taqhut lagi sepulang dari proses Evolusi ini. "Mulai saat ini aku benar-benar memperhambakan diri kepada Mu ya Allah" . "Ampunilah dosaku ya Allah". "Kasihanailah daku ya Allah". "Tunjukilah daku jalan yang lurus" (sirathal mustaqim). Yaitu jalan Imam Ali as, Fatimah az Zahara, Imam Hasan dan Hussein plus 11 Imam lanjutannya serta orang - orang yang mengikuti mereka (Ahlulbayt Rasulullah).
Sebahagian kaum Quraisy Madinah dahulu mendatangi nabi Muhammad untuk membuat perjanjian bahwa mereka akan mentaati Nabi Muhammad secara beramai-ramai. Mereka mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Rasulullah (berbai'at). Sejak perjanjian itu berlangsung, batallah semua perjanjian-perjanjian yang pernah diadakan sebelumnya. Setelah menjabat tangan kanan Allah, kini saksikanlah lautan manusia, bagaikan airbah yang membahana, melingkari Ka'bah dan Kuburan Hajar, menceburkan diri kedalam sungai kekidupan, tujuh kali keliling, menunjukan simbolisasi dari 7 lapis langit, sedangkan Sa'i yang juga tujuh kali bolak-malik dari bukit Safa ke bukit Marwa menunjukkan simbolisasi dari 7 lapis Bumi.
bersambung ke ESENSI HAJI 2
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia
Jika engkau berasal dari suatu negara yang bersistem Thaghut, kecil sekali kemungkinan untuk berhasil kecuali enkau benar-benar sadar dan memahami Esensi Haji. Hal ini tak dapat engkau peroleh dari pemerintah thaghut mu, kecuali sekedar diajarkan Manasik Haji. Karena itu ikutilah pesan-pesan yang kusampaikan ini sebagai Pesan Utama dari Guruku yang tercinta, agar engkau sukses meraih kemenangan di lembah Mina serta menjadi Arsitek Re volusi di negerimu masing-masing untuk merobah sistem thaghut menjadi sistem Allah, dengan jalan demikianlah kalian memperoleh kunci Syur ga.tidak mudah bukan?
1. Miqad. "Guruku telah mengajariku"
Di Miqad kupu-kupu putih memantapkan niatnya. Bagaikan air bah yang membahana, mereka datang dari berbagai pelosok dunia. Setelah menggunakan kain kaffan, mereka bergegas menuju rumah Allah. Mengapakah disebut rumahNya ? Adakah Dia di dalamnya? Siapakah engkau sesungguhnya? Engkau adalah Hajar, bundanya Ismail, Muhajir sejati yang berasal dari Ethiopia, benua Afrika Hitam, berlang-langbuana ke benua Asia, diperjual belikan dari satu majikan ke majikan yang lainnya. Perempuan sahaya ini melambangkan kaum dhua'fa, orang-orang yang dijauhkan dari pembendaharaan dunia, korban sistem thaghut. Allah, Tuhannya kaum dhua'fa sangat menyayanginya , akhirnya ketemu sama Ibrahim lalu memapahnya ke Ka'bah, kiblatnya ummat Muhammad. Oh bukan itu yang kumaksudkan, melambangkan Allah diatas permukaan bumi.
Sekali lagi, tahukah engkau siapakah kamu sebenarnya? Engkau adalah Hajar, yang sedang berevolusi dari tempat lahirnya negeri Ethiopia menuju Ka'bah, dari tanah menuju Allah. Ya Allah, Betapa lugunya sebahagian pembaca tulisanku ini, mereka takmampu memahami apa yang kumaksudkan. Ibrahim berseru, kalau engkau seorang lelaki jangan tutup kepalamu, kalau engkau seorang perempuan jangan tutup mukamu, kalian tidak dibenarkan memakai pakaian yang berbeda diantara satu samalainnya kecuali pakaian 'Kain Kaffan', pakaian yang akan kalian kenakan disaa't kalian dibangkitkan di yaumil Mahsyar kelak. Engkau tidak dibenarkan memakai bau-bauan dan bersolek, buat sementara lupakanlah kesenangan-kesenangan dunia agar engkau hanya Dia yang ada di hatimu. Engkau tidak dibenarkan membawa cermin agar engkau dapat melupakan dirimu buat sementara, agar engkau dapat melihat Dia. "Perhambakanlah dirimu kepada Allah seolah-olah kamu melihatNya dan jika engkau tak mampu melihatnya yakinlah Dia pasti melihatmu" (Hadist).
Engkau tidak dibenarkan membunuh binatang dan merusak pepohonan walau sekecil apapun, buat sementara hiduplah seperti Isa bin Maryam. Engkau tidak dibenarkan untuk menikah, kawin, berpacaran, bercinta-cintaan selama berada dalam pertunjukan akbar ini agar engkau dapat memperoleh cinta sejati, bagaikan kupu-kupu menghampiri nyala lilin, badannya terbakar abunya berterbangan entah kemana, demi cinta suci dipertaruhkan nyawanya. Itulah sosok Muslim Sejati, demi Allah di pertaruhkan segala-galanya. Ibrahim mampu menggorok leher anaknya, adalah hal yang sama dilakukannya oleh Masyitah, demi Allah bukansaja mempertaruhkan nyawanya tapi juga nyawa keluarganya satu-persatu.
Dimanakah engkau memperoleh cinta sucimu? Di lembah Mina, di akhir pertunjukan akbar ini. Sabarlah beberapa hari lagi. Mulai dari sekarang berjanjilah untuk tidak lagi memperhambakan diri kepada Thaghut. Berjanjilah! Mulai sekarang engkau memperhambakan diri hanya kepada Allah. Dimana? Sejak di Miqad. Sampai kapan? Selamalamanya. Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Bukan hanya dibibir dan dihati tetapi juga yang paling menentukan didalam Aksi. Apakah hanya didalam Mesjid saja? Dalam pandangan Islam Ideology, Mesjid bukan hanya didalam mesjid. Allah, Tuhannya Hajar mengharapkan pada wakil Nya agar dunia ini menjadi Mesjid.
Itulah Muhammad, salah seorang dari wakil Nya telah merobah dunia ini dari WC menjadi Mesjid, namun setelah dia pergi secara pelan tapi pasti dunia lagi-lagi menjadi WC sebagaimana yang engkau saksikan sekarang ini. Tidak ngerikah engkau tinggal di WC? (Jahiliah modern?).
Sekarang geleran engkau. Siapakah engkau sebenarnya? Apakah engkau wakil Tuhan ataukah wakil Syaithan. Kalau jawabanmu jatuh pada yang pertama.sekarang bergegaslah menuju rumahNya (Baitul Allah). Ka'bah Ketika engkau masih dinegerimu sendiri, tak dapat engkau bayangkan bagaimana gerangan bangunan Kiblat kaum Muslimin, dimanapun mereka berada mereka harus berkiblat kesana. Barangkali engkau membayangkan siapakah arsiteknya, sebesar manakah ukurannya dan bagaimanakah bentuknya. Namun boleh jadi engkau sudah tau siapa arsiteknya. Siapa lagi kalau bukan Ibrahim dan anaknya sendiri, Ismail.
Ketika engkau tiba di dalam Masjidil Haram, ketika engkau menyaksikan sendiri bangunan tersebut, engkau terpana. Bangunan apakah ini yang tidak seperti bangunan lainnya menghadap kesesuatu arah, bangunan persegi empat ini menghadap kesegala arah, yang menampakkan ketiadaan arah. Arsiteknya tau persis bahwa bangunan tersebut bukan sembarang bangunan, tetapi bangunan yang melambangkan Allah diatas permukaan bumi. Karena itu janganlah engkau bayangkan bahwa didalamnya ada sesuatu benda yang sangat rahasia, atau suatu objek yang sangat penting, atau barang yang sangat mahal harganya. Tidak, tak ada apapun didalamnya yang bersifat materi, namun penuh dengan spirituil. Sebab bangunan tersebut adalah simbolisasi daripada Allah diatas permukaan planet Bumi ini.
Kuburan Hajar
Hajar adalah Hajar. Dari Ethiopia berlang-lang buana ke Asia, hidup terlunta lunta, diperjual belikan dari satu majikan kemajikan yang lainnya, korban sistem Thaghut, mewakili kaum dhua'fa yang dijauhkan dari pembendaharaan dunia. Allah Tuhannya kaum dhua'fa sangat mengasihinya. Akhirnya dia dipertemukan Allah dengan Ibrahim, dan buah yang pertama adalah Ismail yang juga seorang Imam, teladan, pemimpin kaum Dhua'fa. Namun karena kecemburuan Sarah isteri pertama Ibrahim, lalu dibawanya ke Ka'bah yang pada saat itu sangat menakutkan. Digunung tua dan mati itu tak ada bangunan walau jambore, tak ada sebatang phon pun walau widuri. Hajar bertanya pada Ibrahim, kepada siapakah engkau menitipkan kami? Ibrahim menjawab singkat, kepada Allah.
Hajar lah namanya yang tau persis bahwa Ibrahim adalah seorang Rasul Allah, teladan yang mustahil berbohong. Hajar percaya pada jawaban suaminya yang singkat itu. Hajar tidak seperti kebanayakan orang-orang yang mengaku beriman dewasa ini yang asyik mengandalkan doa', berkomat-kamit karena tidak tau persis syarat-syarat berdoa menurut Al-Quranul karim, menbuat doa mereka bagaikan mentra-mentra saja. Hajar sosok muslim sejati. Ditinggalkan buah hatinya diatas pasir, lalu pergi mencari air dari bukit Safa ke bukit Marwah, tujuh kali bolak-balik tak juga mendapatkan air. Sambil berdoa, kembali ke tempat buah hatinya yang lagi menangis. Ketika Hajar hampir mendekati anaknya, terdengarlah suara gemuruh air Zam-zam yang terpancar dibawah hentakan tumit Ismail. Ternyata air muncul ketika usaha dan doa di padukan.
Islam agama sejati, mengajarkan pemeluknya bukan saja lewat Al-Quran (". . . . . . .Tuhan tidah akan merobah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri mau merobah apa yang ada pada dirinya . . . . . . .") tetapi juga di bukit tua, di atas gunung mati itu, dalam pertunjukan Haji, sebagai realitanya diperankan Hajar bundanya Ismail.
Hajar adalah Hajar. Diantara manusia dia adalah seorang perempuan. Diantara perempuan-perempuan, dia adalah seorang budak. Diantara budak-budak, dia berkulit hitam lagi. Namun tak seorangpun walau Rasul, kuburannya berada di samping Ka'bah, pelambang Allah dipermukaan Bumi. Bangunan setengah lingkaran itu benar-benar menghadap Ka'bah. (Afala ta'kilun, afala yatazakkarun?) Di dalam Baitullah itu hanya Allah dan Hajar.
Wahai Hajar, kendatipun engkau dipandang hina oleh basyar-basyar di Dunia ini, namun engkau sangat mulia di sisi Allah. Ketika kupu-kupu putih menghampiri nyala lilin, ketika para jama'ah haji memasuki Masjidil haram, hendaklah mereka berfikir sebagaimana pesan Allah yang diulang berkali-kali dalm Al-Qurannulkarim. "Afala ta'kilun, afala yatazakkarun?" Mengapa hanya Allah dan Hajar yang ada di rumah Allah itu ? siapakan Hajar itu? Kenapa hanya dia yang menghadap Allah di rumah Allah itu, Tuhannya kaum du'afa? Bagaimanakah dia dalam perjalanan hidupnya ?
Kendatipun dalam pandangan basyar-basyar bahwa orang-orang cacat, seperti pincang, buta, tuli, kulit hitam, tidak cantik, tidak bagus body-nya, miskin, kurus dan kekurangan fisik lainnya itu dipandang hina, namun Allah mengajarkan orang-orang mukmin agar tidak menilai seseorang dari segi kukurang fisik dan materi, namun yang penting adalah ketaqwaannya, keteguhan imannya, kemantapan aqidahnya/ideologynya dan kecemerlangan pikirannya.
Hajar adalah Hajar, tak seorang pun walau Rasul kuburannya berdampingan dengan Ka'abah. Antara Ka'bah dan kuburan Hajar terdapat lorong yang dapat di laluinya. Namun Allah, Tuhannya kaum dhu'afa tidak membenarkan memasuki lorong tersebut saat melakukan tawaf. Allah menginginkan manusia agar dalam melakukan tawaf kedua-duanya, Allah dan Hajar harus ikut di lingkari, ditawafi. Allah mengajarkan kita agar mau berfikir tentang pribadi manusia yang satu ini. Kendatipun dihina oleh basyar-basyar namun sangat mulia di sisiNya. Dialah muhajjir teladan.
2. Tawaf.
Tawaf, mengitari Allah dan Hajar. Ketika engkau memasuki pintu-pintu rumah Allah (Baitullah), matamu mencari dan mencari. Siapakah yang kau cari? Pemilik rumah-Nya, Allah. Dapatkah engkau melihat-Nya? Janganlah engkau melihat dengan mata kepala, tetapi lihatlah denga mata hati. Engkau adalah tamunya. Dia adalah pemilik rumah itu yang sedang menanti tamu-tamu-Nya. Dari negeri yang jauh engkau ingin menemui-Nya. Namun setelah engkau memasuki rumah-Nya ternyata tak ada Dia disana. Engkau bertanya, dimanakah Dia? Kenapa juga disebut itu rumah-Nya? Kalau memang dia tak ada di dalamnya, apakah artinya Baitullah? Rumah-Nya, rumah Allah. Bukan tak ada Dia di dalamnya namun engkau sendiri yang belum bersih dari ilmu-ilmu kotormu yang telah memenuhi wilayah otak mu.
Engkau seharusnya di masukkan dulu kedalam laboratorium masy'arulharam agar engkau sadar siapakah engkau sebenarnya. Engkau bukan apa-apa, engkau adalah nol-nol yang menganga . Namun kalau engkau sudah nekat sebagaimana niatmu di Miqat, engkau telah berjanji untuk benar-benar menjadi hamba Allah, sekarang lihatlah Dia dengan matahatimu. Dirumah itu pasti ada Dia dan Hajar, yang sudah duluan berhijrah dan kini menjadi tamu-Nya yang abadi. Baitullah bagaikan rumahnya sendiri. Dan engkau juga harus berusaha sekuat tenaga untuk meneladaninya, sebagai muhajjirin sejati.
Sekarang posisimu sudah dekat sekali dengan-Nya. Jantungmu terus berdentam-dentum memukul tulang dadamu. Makin dekat makin berdebar-debar. Kini ulurkanlah tangan kananmu untuk menjabat tangan kanan Allah (Hajarul Aswad). Bila engkau mendapatkan kesempatan yang baik untuk dekat sekali dengan-Nya, ciumlah tangannya itu. Namun jika engkau tidak mendapat kesempatan, maka janganlah kau korbankan orang lain demi mencium tangan kanan Allah itu. Dalam posisi seperti itu cukuplah bagimu menunjuk saja hajarul aswad itu sebagai isyarat menjabat atau mencium tanganNya.
Dengan siapakah engkau berjabat ? Dengan Allah. Untuk apakah itu? Untuk menbuat perjanjian baru. Dan begitu engkau menjabat tangan Allah, engkau telah berjanji dengan-Nya, bahwa sekali-kali tidak akan menjadi hamba taqhut lagi sepulang dari proses Evolusi ini. "Mulai saat ini aku benar-benar memperhambakan diri kepada Mu ya Allah" . "Ampunilah dosaku ya Allah". "Kasihanailah daku ya Allah". "Tunjukilah daku jalan yang lurus" (sirathal mustaqim). Yaitu jalan Imam Ali as, Fatimah az Zahara, Imam Hasan dan Hussein plus 11 Imam lanjutannya serta orang - orang yang mengikuti mereka (Ahlulbayt Rasulullah).
Sebahagian kaum Quraisy Madinah dahulu mendatangi nabi Muhammad untuk membuat perjanjian bahwa mereka akan mentaati Nabi Muhammad secara beramai-ramai. Mereka mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Rasulullah (berbai'at). Sejak perjanjian itu berlangsung, batallah semua perjanjian-perjanjian yang pernah diadakan sebelumnya. Setelah menjabat tangan kanan Allah, kini saksikanlah lautan manusia, bagaikan airbah yang membahana, melingkari Ka'bah dan Kuburan Hajar, menceburkan diri kedalam sungai kekidupan, tujuh kali keliling, menunjukan simbolisasi dari 7 lapis langit, sedangkan Sa'i yang juga tujuh kali bolak-malik dari bukit Safa ke bukit Marwa menunjukkan simbolisasi dari 7 lapis Bumi.
bersambung ke ESENSI HAJI 2
Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus