Sabtu, 27 Juni 2009

AL QUR-AN SEBAGAI HUDALLINNAS, BUKAN HANYA LILQARI






FUNGSI AL QUR-AN BUKAN HANYA SEBAGAI KITAB SUCI
TAPI JUGA UTAMANYA SEBAGAI IDEOLOGY (PEDOMAN HIDUP)
hsndwsp
Acheh - Sumatra




Bsmillaahirrahmaanirrahiim

Ada 3 golongan manusia dalam menanggapi surah Al Kahfi ayat 9 s/d 26 tentang keberadaan 7 orang pemuda yang tertidur dalam gua selama 309 tahun. Golongan pertama menyatakan bahwa mustahil manusia itu tidur dalam gua dalam jangka waktu yang demikian lama tanpa makan dan minum. Golongan ini lazimnya disebut sebagai golongan Sekuler yang mirip dengan Atheis.

Golongan kedua berkeyakinan bahwa pemuda itu tidur selama 309 tahun adalah benar. Keyakinan mereka itu berdasarkan keyakinan kepada Allah yang berkuasa atas segalagalanya. Golongan kedua ini meyakini kebenaran ayat Al Qur-an itu sebatas benarnya kejadian itu serta senantiasa membantah golongn pertama yang menafikan kejadian tersebut. Golongan kedua ini mengklaim bahwa merekalah yang benar dan menamakan diri sebagai golongan yang berilmu/'alim.

Golongan ketiga bukan saja tidak memiliki keyakinan yang sama dengan golongan yang pertama tetapi juga berbeda dengan golongan "'Alim" yang kedua. Mereka melihat bahwa golongan kedua itu hanya mampu sebatas percaya, namun tidak mampu memahami Idiology yang terkandung dalam surah Al Kahfi ayat 9 s/d 26 sebagai pesan Allah buat manusia untuk mengidentifikasikan diri sebagai pemuda tersebut saat mengalami situasi dan kondisi seperti itu. Disinilah fungsi Al Qur-an sebagai Petunjuk, Idiology atau Pedoman Hidup. 6 orang dari pemuda tersebut bekerja sebagai menteri dalam System Diklianus yang diantaranya bernama Thamlika, Miksmilina, Miksamlina dan Mahkdalina.

Ketika Diklianus mengumumkan keseluruh negeri bahwa dia adalah "Tuhan" yang tidak boleh dibantah oleh siapapun kecuali dipotong lehernya, Thamlika membuat pertemuan dirumahnya sebagaimana lazimnya mereka membuat pertemuan mingguan secara bergiliran. Dalam pertemuan itu dia mengatakan bahwa dia tidak enak badan ketika teman-temannya bertanya kenapa dia tidak makan dan minum. Ketika teman-temannya mendesak, Thamlika mengatakan dia sedang memikirkan masalah langit, tentang Allah yang satu. Ketika sahabat - sahabatnya menanyakan jalan keluarnya, Thamlika memutuskan untuk meninggalkan segala - galanya demi tunduk patuh kepada Allah, Tuhan yang sesungguhnya. Singkat kisahnya, mereka berenam segera hijrah keluar dari System Thaghutnya Diklianus menuju tempat yang belum diketahuinya kala itu, kecuali Allah. Dalam perjalanan itu mereka berjumpa dengan seorang Tukang Kebun, prototipenya kaum mustadhafin bersama anjingnya. Tukang kebun itu minta ikut serta dalam rombongan itu sehingga mereka berjumlah 7 orang plus anjingnya.

Idiology Pemuda Al Kahfi inilah yang mampu diidentifikasikan oleh sebahagian orang Acheh yang bekerja dalam system Thaghut Hindunesia yang zalim dan hipokrit. Kita harus mampu meninggalkan segala - galanya untuk keluar dari system zalim itu walaupun kedudukan kita sebagai Dosen sekalipun, sebagaimana Thamlika cs mampu meninggalkan kedudukannya yang demikian gemerlap dan fantastis bagaikan fasilitas Syurgawi. Dosen itu tidak ada artinya sama sekali disisi Allah andaikata hanya mengajarkan berbagai disiplin Ilmu, namun tidak pernah mengajarkan para mahasiswanya tentang bathilnya Idiology Pancasila ditinjau kacamata Al Qur-an. Inilah yang membuat 'Aqidah orang orang yang bersatupadu dalam system Thaghut Hidunesia zalim dan Munafiq itu sirna atau bathil, kendatipun di mulutnya kerapkali berkumat kamit dengan Kalimah syahadah (la ilaha illallah). Thamlika cs tidak dibenarkan untuk bertaqiah, demikian juga para dosen dan Khatib di Mesjid - mesjid. Taqiyah itu hanya dibenarkan buat orang - orang yang tidak berdaya samasekali untuk keluar dari system Taghut yang zalim dan korrup tersebut (baca kaum mustadhafin).

Demikianlah sebagai contoh, bagaimana memahami serta mengaplikasikan Al Qur-an sebagai Pedoman Hidup/Idiology dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, serta memahami 'Aqidah yang haq secara filosofis, bukan sekedar berkomat kamit dimulut saja.




 
 
 
 
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar