MENYAJAK PARTISIPANNYA
UNTUK BERTABAYYUN KEPADA SYI'AH IMAMIYAH 12
26 MEI · PUBLIK
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Firman Allah
swt. surat Al-Bayyinah ayat 7 :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّة
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka adalah sebaik-baiknya
penduduk bumi. (QS. Al Bayyinah [98]:7)
'
Selekas itu
pulalah, Rasulullah saww. meletakkan tangannya di atas pundak Imam Ali bin Abi
Thalib a.s., sedang para sahabat hadir dan menyaksikannya, seraya ber sabda:
“Hai Ali!, Kamu dan para syi’ahmu adalah sebaik-baiknya penduduk Bumi”. [1]
Dari sinilah, kelompok ini disebut dengan nama “Syi’ah”, dan dinisbatkan kepada
Ja’far Ash-Shadiq a.s. karena mengikuti beliau dalam bidang fiqih. Selanjutnya kata Syi'ah dalam Qur-an dapat anda telusuri
di alinia-alinia berikut ini:
"(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami
panggil tiap ummah dengan Imamnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab
amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan
mereka tidak dianiaya sedikitpun" (QS. Al-Israa: 71)
'
Assalamu’alaikum.
Maaf sebelumnya jikalau tulisan saya
ini dinilai kurang berkenan dan mengganggu. Saya hanya ingin menumpahkan
sedikit keluh kesah saya sela ma ini terkait syiah. Tapi sebelum ini agar anda
percaya kalau saya tidak sedang bertaqiyah, maka saya awali terlebih dahulu
dengan bersumpah bahwa demi Allah, Sam pai dengan sekarang saya tidak pernah
bertemu lalu berkenalan dengan orang-orang syiah, atau tidak ada satu orangpun
yg pernah saya temui, mereka mengaku sebagai orang syiah. Jika saya berbohong,
maka semoga Allah membinasakan saya dengan laknat-Nya!
Dulu, saya hanya tahu syiah sekedar nama dan hal-hal
negatif mengenai nya, na mun tatkala orang-orang ramai mengatakan bahwa syiah
bukan islam, maka mu lailah ter gerak hati saya untuk mencoba tabayyun kepada
mereka walau hanya melalui media internet (sebab saya tidak pernah berte mu dengan
orang-orang nya secara langsung). Dan beberapa bulan setelah saya pelajari,
akhirnya saya menjadi respek dan yakin bahwa Syi’ah adalah bagian dari islam!
(Justeru Syi’ah lah Islam murni, pen)
Nah, karena hal inilah saya mengajak kepada Anda untuk
bertabayyun juga. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang
fasik memba wa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]
Begitupun dari Rasulullah saww bersabda:
“Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah
kamu berbi cara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua se
bagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama.” (HR. Ah mad)
Banyak propaganda tulisan-tulisan yang beredar dewasa ini
di media bahwa imam 4 mazhab ahlus sunnah, yakni; syafi’i, maliki, hanafi dan
hanbali, menganggap bah wa keseluruhan syiah itu sesat bahkan bukan bagian dari
islam, dan diantara me reka ada yang dengan “tegas” menyatakan kafir kepada
orang-orang yg tidak mau memvonis kafir kepada mereka! Dalam hal ini saya pernah
membaca banta han dari orang Syi’ahnya sendiri bahwa yang dimaksud para imam 4
mazhab ahlus sunnah tersebut dalam kutipan teks asli dari kitab-kitabnya itu
adalah “rafidhah” (bukan “syiah”), dan perlu diketahui bahwa tidak semua Syiah
itu dicap sebagai rafidhah, sehingga ini artinya mereka tidak pernah menyatakan
kafir terhadap keseluruhan Syiah. Nah terkait rafidhah ini, para ulama Syiah
rujukan dari Iran sendiri sebenarnya banyak yang menentangnya, bahkan di antaranya
menyatakan bah wa rafidhah adalah Syiah ekstrimis yg sesat, karena adanya fatwa
dari “imam” Kho meini & khamenei melarang keras untuk melaknat, mengkafirkan
atau menghina symbol-symbol (para sahabat Nabi) yang dimuliakan oleh Ahlus
sunnah.
Namun walau demikian, ternyata masih banyak para “ulama”
beserta pengikut nya dari pihak sunni yang sudah tahu hal tersebut namun tidak
mau mempercayai nya dengan alasan itu hanyalah taqiyah, padahal urusan hati hanya
Allah yang tahu dan berhak menilainya. Lebih dari itu, mereka tidak hanya segan-segan
men cap semua syiah adalah kafir, bahkan sebagian yang lain berani memvonis
kafir kepada orang-orang yang tidak mau memvonis syiah sebagai kafir, dan yang
lebih parah lagi mereka tanpa merasa berdosa dengan tega menggunakan hadits dhaif
untuk mengajak dan menyuruh orang-orang untuk membunuh orang-orang Syiah.
Na’udzubillah
tsumma na’udzubillah. Maka jika anda termasuk orang yang demi kian, saran saya lebih
takutlah Anda kepada sabda Rasulullah saww berikut ini:
“Barang siapa mngatakan kafir terhadap seseorang (apalagi
banyak) pada hal yang dituduhkan sebenarnya masih muslim, maka tuduhan itu akan
ber balik kepada si penuduh.” Jika mau direnungkan, sabda Rasulullah saww ter sebut
lebih dijamin kebenarannya daripada pendapat sebagian “ulama” yang menganggap
kafir kepada orang yang tidak mengangap Syiah kafir, yang belum tentu diakhirat
terbukti kebenarannya. Jika seandainya apa yang dituduhkan itu ternyata tidak benar,
apakah anda benar-benar siap ji ka di akhirat kelak ternyata andalah yang berstatus
sebagai kafir murtad, se bagaimana sabda Rasulullah saww tersebut?
Belum lagi yang sekedar mendukung pembunuhan orang-orang
Syi’ah yang jika ternyata mereka masih berstatus sebagai Muslim, Rasulullah
saww pernah menga takan bahwa mereka (pendukung pembunuhan itu) diakhirat kelak
terputus dari rahmat Allah! Maka siapkah anda menjadi salah seorang yang
terputus dari rah mat Allah? Siapkah anda jadi kaum yang muflisin karena nya?
Wal’iyadzubillah. Maka lebih baik kita berhati-hati untuk tidak langsung
ikut-ikutan memvonis kafir (apalagi sebelum bertabayyun). Toh adanya pia gam
Madinah Amman message (baca: ammanmessage.com) yang dida lamnya ditanda tangani
oleh lebih dari 500an ulama di seluruh dunia, me reka menyepakati bhwa mazhab Islam
terdiri dari 8 yang diakui, yang dian taranya adalah mazhab syiah Imamiyah
Itsna Asy’ariy yah/Islam mazhab Ja’fari, Ismailiyah dan Zaydiyah).
Ada sejumlah hal yang sering diulang-ulang dan dijadikan sebagai
bahan perbin cangan oleh orang-orang untuk menyerang Syiah, yang bahkan bebe rapa
dian taranya setelah saya tabayyuni hanya terhitung sebagai kedusta an. 12 hal
dian taranya telah saya rangkum sbb:
1. Syahadatnya syiah
Syiah Imamiyah 12 memiliki 3 kalimah syahadah. Disamping
“Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah dan Ali adalah Wali
Allah.” Dan memang be nar bahwa Imam Ali adalah wali Allah, sebagaimana
dituliskan:
”Imran bin
Husain meriwayatkan bahawa Nabi saaw bersabda, ‘Sesungguhnya Ali dariku dan
aku dari Ali. Ali adalah wali setiap mukmin sesudahku’..”
[Sahih
al-Tirmidhi, jilid 5, hlm 236, al Sahih Ibn Habban jilid 1 hlm 383, Mustadrak
al Hakim , jilid 3, hlm 119, Sunan al Nasai jilid 5 hlm 132, Ibn Abi Shaiba
jilid 6 hlm 383 Musnad Abu Yala jilid 1 hlm 293]”
Lantas, apakah
salah menambahkan kalimah syahadah itu, apalagi sampai dicap ka fir lagi
murtad? Tidak! Karena Rasulullah sendiri pernah menambah kan kalimat sya hadah
menjadi beberapa kalimat, bukan hanya dua kalimah saja.
Hadis riwayat
Ubadah bin Shamit ra., ia berkata: Rasulullah saww bersabda: ”Ba rang siapa
mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah sema ta, tidak ada
sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan bersaksi bahwa Nabi
Isa as. adalah hamba Allah dan anak hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan
kepada Maryam dan dengan tiupan roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka
itu benar, maka Allah akan memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga
mana saja yang ia inginkan. (Shahih Muslim Ringkasan Shahih Muslim, No.41)
2. Shalatnya
Syiah
Mengenai shalat
itu tiap mazhab berbeda-beda, bukan hanya terjadi di kala ngan sun ni-syiah
saja, melainkan sesama sunni yg empat mazhabpun demi kian adanya. Sha latnya
orang syiah tidak bersedekap, maka ketahuilah bah wa imam malikpun berij tihad
demikian. Silahkan baca:
Bahkan mazhab
Hanafi menyatakan bahwa shalat fardhu bukan hanya 5 waktu, akan tetapi 6 waktu
dengan witir. Silahkan dibaca:
Begitupun tentang
Syiah shalat hanya dalam 3 waktu saja (dijamak) tanpa danya rukhshah dan udzur
syar’i yg mana ini juga bersumber dari referensi sunni yg berla bel shahih:
Dan telah
menceritakan kepada kami Abu Rabii’ Az Zahraaniy yang berkata telah
menceritakan kepada kami Hammaad dari Zubair bin Khirriit dari ‘Abdul lah bin
Syaqiiq yang berkata Ibnu ‘Abbas berkhutbah kepada kami pada suatu hari sete lah
‘Ashar sampai terbenamnya matahari dan nampak bintang-bintang maka orang-orang
pun mulai menyerukan “shalat,shalat”. Kemudian datang seorang dari Bani Tamim yang tidak
henti-hentinya menye rukan “shalat,shalat”. Maka Ibnu ‘Abbas berkata “engkau
ingin mengajariku Sunnah? Celakalah engkau, kemudian Ibnu ‘Abbas ber kata “aku
telah me lihat Rasulullah saww menjama’ shalat Zhuhur-Ashar dan Maghrib-Isyaa’.
‘Abdullah bin Syaqiiq berkata “dalam hatiku muncul sesuatu yang meng ganjal,
maka aku mendatangi Abu Hurairah dan bertanya kepadanya, maka ia membenarkan
ucapannya [Ibnu ‘Abbas] [Shahih Muslim 1/490 no 705]
Apakah berkhutbah atau menyampaikan ilmu termasuk perkara
berat men desak? Tidak! Bukankah begitu mudah untuk berhenti sejenak untuk
melaksa nakan shalat? Kalau ada yg menganggap bhwa shalat jama’ tersebut mem permainkan
syari’at atau lalai maka itu berarti ia menuduh Ibnu ‘Abbaas telah
mempermainkan sya ri’at.
Telah menceritakan kepada kami Muusa bin Haruun yang
berkata telah mencerita kan kepada kami Dawud bin ‘Amru Adh Dhabiy yang berkata
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muslim Ath Tha’ifiy dari ‘Amru bin
Diinar dari Jabir bin Zaid dari Ibnu ‘Abbaas yang berkata Rasulullah saww
shalat delapan rakaat se kaligus dan tujuh raka’at sekaligus bukan karena sakit
dan tanpa sebab tertentu [uzur] [Mu’jam Al Kabir 12/177 no 12807]
Baca selengkapnya:
Abdurrazaq menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan
kepada kami, dari Abu Az Zubair dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia
berkata “Nabi saww men jama’ Zhu hur dengan Ashar di Madinah ketika tidak sedang
be pergian dan tidak pula dalam kondisi takut(khawatir)”. Ia (Sa’id)
berkata “Wahai Abu Al Abbas me ngapa Beliau me lakukan itu?”. Ibnu Abbas
menjawab “Beliau ingin agar tidak memberatkan seorang pun dari ummatnya”.
(Hadis Riwayat Ahmad dalam Mus nad Ahmad jilid III no 2557, di nyatakan shahih
oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir). Baca selengkapnya:
3. Nikah mut’ah
Menurut syiah, nikah mut’ah itu dihalalkan oleh Rasulullah,
bahkan sampai beliau wafatpun status hukumnya masih halal. namun beberapa waktu
kemudian akhirnya di haramkan ketika Umar bin Khaththab menjadi khalifah. Hal
ini masyhur bukan dikalangan syiah saja, tetapi dari pihak sunnipun ada. Bisa
dilihat beberapa diantaranya:
'
Ibn Katsir
menjelaskan: “Bukhari mengatakan bahwa Umar telah melarang setiap o rang
untuk melakukan nikah mut’ah”. Lihat referensi Sunni dalam Tafsir Ibn Katsir,
V1, hal. 233.
Di dalam tafsir Sunni yang lain disebutkan bahwa: Umar
suatu waktu berpida to di atas mimbar sambil mengatakan:”Wahai sekalian
manusia, ada tiga hal yang diper bo lehkan di zaman Rasulullah dan saya melarang
dan mengha ramkan semua nya. Ketiga hal itu adalah nikahmut’ah, haji tamattu’
dan mengucapkan ‘Hayya ‘ala khairil ‘amal’.” Referensi Sunni:
1. Syarh al-Tajrid oleh al-Fadhil al-Qosyaji (bagian
Imamah)
2.
Al-Mustaniran oleh Tabari
3.
Al-Mustabin oleh Tabari
4. Sekedar
catatan, hal ketiga yang dilarang oleh Umar yang disebut dalam kuti pan di atas
adalah ucapan adzan dan qamat setelah kalimat Hayya alal falakh.
Bahkan ketika Ibn ‘Umar ditanya tentang mut’ah, ia memberi
fatwa tentang keha lalan nya. Kemudian mereka mempertentangkannya dengan ucapan
ayahnya. Tetapi ia bertanya kepada mereka, “Perintah siapakah yang lebih patut
diikuti, perintah Rasul Allah saww atau ‘Umar?”
Imam Ali bin Abi Thalib ra mengatakan: “Mut’ah adalah suatu
karunia dari Allah. Seki ranya tidak ada Umar yang melarangnya, maka tidak akan
ada orang yang berzina kecuali yang benar-benar bejat (shaqi).” Silahkan
merujuk pada beberapa kitab tafsir Sunni berikut: 1. Tafsir Al-Kabir, oleh
al-Tsa’labi, komentar tentang ayat 2:242. Tafsir Al-Kabir, oleh Fakhr al-Razi,
V3, hal. 200, komentar tentang ayat2:24 3. Tafsir Al-Kabir, oleh Ibn Jarir
al-Tabari, komentar tentang ayat 2:24dengan silsilah perawi yang otentik, V8,
hal. 178, hadits no. 9042 4. Tafsiral-Durr al-Mantsur, oleh al-Suyuti, V2, hal.
140, dari beberapa perawi 5.Tafsir al-Qurtubi, V5, hal. 130, komentar tentang
ayat 2:24 6. Tafsir IbnHayyan, V3, hal. 218, komentar tentang ayat 2:24 7.
Tafsir Nisaburi, olehAl-Nisaburi (abad kedelapan) 8. Ahkam al-Quran, oleh
Jassas, V2, hal. 179,komentar tentang ayat 2:24 9
DLL, Selengkapnya baca:
Dan mengenai nikah mut’ah ini, ternyata banyak
manipulasi/kepalsuan yg dibuat utk menyerang Syiah. Beberapa diantaranya sbb:
4. Syiah mencaci maki para Sahabat
memang diakui bhwa sebagian kecil pnganut Syiah ada yg
sampai melak nat para sahabat itu, katakanlah oknum. setiap manusia, entah itu
dari pihak Sunni, Syi’ah, a taupun non muslim, pastilah tidak lepas dari adanya
oknum. Justeru para pengu rusnya adalah manusia biasa yg tidak luput dari salah
dan khilaf. Tetapi juga tidak sedikit para penganutnya yang tidak bersikap
demikian. Yang dilakukan mereka itu bukan menghina para sahabat, hanya saja sekedar
memberi tahu kesalahan-kesala hanya secara elegan, tidak lebih!
Dan jika pengkafiran terhadap Syiah ini karena sebagian
diantara mereka meng kafir kan sebagian para sahabat, lantas bagaimana dengan
para mujahilun ISIS yang mengkafirkan lalu menghalalkan darah kaum muslim yang
menerima de mokrasi, baik dari kalangan pemerintahnya, maupun warga sipil nya, bahkan
de ngan terang-tera ngan mereka mencap kafir murtad terhadap M. Mursi (mantan
presiden Mesir) cs, memerangi Hamas, FSA, dan lain-lain kenapa hanya sebatas
cap khawarij saja, tidak sampai di cap kafir juga? Maka bersikap adillah!
(mustahil kita berbicara keadilan dengan kaum yang sesat macam maling berteriak
maling, pen)
Saran saya jika ada orang yang seenak udelnya sendiri main
takfir, cukupkan saja dengan membawakan hadits Rasulullah saww yang intinya cap
kafir di balas kafir, tanpa perlu kita ikut-ikutan mengkafirkannya juga. Ini
hanya lebih kepada sikap ber hati-hati saja dengan cap seperti itu, karena
takutnya ma lah akan menjadi senjata makan tuan.
Dan jika ada anggapan bahwa Syi’ah mengkafirkan hampir
semua sahabat nabi, maka katakanlah itu hanyalah fitnah belaka! Baca:
Sebagaimana yang
telah dijelaskan diawal bahwa para ulama Syiah di Iran telah me nyepakati bahwa
haram hukunya menghina symbol-simbol (para sahabat) yang di muliakan saudara-saudara
kita dari Ahlussunnah. Tetapi walaupun demi kian, ternyata masih saja ada sebagian
orang dari Sunni berat menerimanya bahkan mementah kannya dengan alasan itu
hanya taqiyah lalu menggeneralisir semua orang Syi’ah seperti itu. Jika anda
sakit hati de ngan oknum Syi’ah yang mencaci-maki para sa habat, maka sama
halnya dengan Syi’ah yang sakit hati juga terhadap ajaran sunni (ahlus sunnah)
yang menyatakan bahwa:
Kedua orangtua Rasulullah saww (Abdullah dan Siti Aminah) serta paman nya (Abu Thalib)
adalah termasuk orang kafir dan masuk neraka? (baca:
Nabi Musa dan
Nabi Muhammad tidak patuh kepada Allah dengan naik-turun langit bolak-balik
sampai 6x untuk memohon perintah Shalat agar dikurangi dari 50x men jadi 5x
sehari pada peristiwa isra’ mi’raj dalam hadits shahih Bukhary & Muslim
(baca:
Kalau kita renungkan, kok berani-beraninya ya mereka
menentang keputu san Allah? Dan bukankah ini secara tidak langsung/menyiratkan
seolah-olah Nabi Musa as lebih
mengetahui daripada Allah swt? Kalau dikalkulasikan shalat 50x dlm sehari/24
jam itu artinya kita setidaknya harus menyicil shalat 2x/jam (termasuk pada jam
tidur malam), sanggupkah kita? Allah tidak akan membebani hamba-Nya melebihi
kemam puannya. Sehingga jelas 2 hadits tersebut walaupun kedudukannya shahih tetap
tidak bisa diterima oleh ‘akal sehat. Dan saya lebih memilih pendapat/pandangan
Syiah yang menyata kan itu hanya kisah isra’iliyyat. Yang benar menurut mereka
ada lah bahwa Nabi Muhammad saww kala itu langsung bertemu dengan Allah tanpa se
belumnya bertemu dengan orang lain (para Nabi), dan Allah pun langsung memerin
tahkan shalat 5x/hari (bukan 50x). Jika ada bantahan yg dimaksud 50x shalat itu
dalam 2 hadits shahih tersebut hanyalah kiasan, yakni maksud nya adalah kita
melaksanakan shalat 5x seakan-akan dikalikan 10 sehingga menjadi 50x dalam
sehari, itu tidak benar! Sebab jelas-jelas dinyatakan pada 2 hadits shahih tersebut
bahwa Allah mulanya menyuruh ummat islam untuk shalat 50x (bukan sebagai kiasan
5x = 50x).
Adanya pemikiran tajsim (kefahaman Allah berjism) dan
tashbih (kefahaman Allah menyamai makhluk) dari kalangan salafi yang menyatakan
bahwa Allah mempu nyai tangan, kaki, wajah dan anggota tubuh lainnya, lalu
Allah bisa duduk, berdiri, berjalan, melompat sebagaimana makhluk lainnya. Penje lasan
dan bantahan secara gam blang pada masalah ini telah dibahas pada
halaman-halaman tera khir di e-book kitab “Kebenaran yang hilang” yang bisa anda
download dibawah postingan, dan lain-lain masih banyak lagi.
Dan rasanya
tidak tepat juga jika pihak sunni menyatakan bhwa semua sahabat ada lah adil,
baik dan lebih mulia diantara kita. Bahkan jika dikritik dan disebut kesalahan
kesalahannya, maka ini akan mngakibatkan pelaku nya jatuh kepada kafir, murtad
dari islam. Padahal
pernyataan tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an dan al-Ha dits sbb:
"Suatu hari.. Nabi bertanya: "Siapakah hamba
Allah yg mulia?" Sahabat menja wab: "Para Malaikat ya
Rasulullah" Sahabat: "Tentulah para Nabi, mereka lah yang mulia"
Nabi tersenyum lalu berkata: "Ya, mereka mulia tetapi ada yg lebih
mulia" Para Saha bat terdiam lalu berkata: "adakah kami yg mulia itu
ya Rasulullah?" Nabi berkata: "Tentulah kalian mulia, kalian dekat
denganku, kalian membantu perju anganku, teta pi bukan kalian yang aku maksudkan.
Nabi menundukkan wajah nya, menitiskan air mata sehingga membasahi pipi dan
janggutnya lalu berkata: "Wahai sahabatku, mereka adalah manusia-manusia yang
lahir jauh setelah wafat nya aku, mereka ter lalu mencintai Allah & tahukah
kalian, mereka tidak pernah melihatku, mereka hidup tidak dekat denganku
seperti kalian tetapi mereka sangat rindu kepadaku & sak sikanlah wahai
sahabatku bahwa AKU SANGAT RINDU PADA MEREKA. MERE KALAH UMAMTKU!! [Musnad
Ahmad bin Hanbal juz 4 hal 106]
5. Syiah menyembah Ali sbg Tuhan?
Menurut mereka, kitab-kitab Syi’ah apalagi yang terjemahan
bahasa Arab telah ba nyak dipalsukan (mungkin oleh oknum salafi). salah satunya
adalah ini:
Maka jika anda
bertabayyun dgn membaca buku-buku Syi’ah dari penerbit yang tidak atau kurang
bisa dipercaya, yang dari bahasa Arab kemudian di terjemahkan ke dalam bahasa
kita, lalu melihat ada isi yg dinilai tidak sesuai dengan akal sehat, itu bisa
jadi kitabnya telah dipalsukan. Namun saya pikir sayangnya terhadap hal ini,
sebagian dari orang-orang syiahpun ada yang membaca lalu membenarkannya,
sehingga mereka ikut tertipu. Dan sialnya, hal seperti ini dijadikan pembenaran
oleh orang-orang Sunni untuk menuduh
sebagian Syi’ah itu menyimpang seperti ada yang sampai menuhankan Ali. Tidak
berhenti sampai disitu, oknum-oknum jahil dari kalangan Sunni mem buat berita
fitnah, salah satunya terhadap Ibu Emilia Renita AZ dari adanya screenshot
socmed yg mnyatakan bahwa bliau menganggap Ali sebagai Tuhan, dan diakuinya hanya fitnah belaka.
Cobalah berpikir dengan jernih dan akal sehat..
seghuluw-ghuluwnya orang, mereka tidak akan sampai menyembah orang yang
dikaguminya, kcuali orang yg dikagumi nya itu mengklaim dirinya sebagai Tuhan,
atau adanya pemberitaan bhwa dirinya adalah Tuhan (seperti yang disangkakan ummat
Kristiani terhadap Yesus), sedang kan Imam Ali (maupun para pngikutnya) sa ya belum
pernah menemukan dari sum ber Syiahnya sendiri yang menya takan demikian!
Adapun terkait Abdullah bin Saba, dari sumber Syiah, ter dapat khilafiyah atau
perbedaan cerita dan sudut pandang. Di satu sisi se bagian mereka menyatakan bahwa
dia adalah tokoh fiktif. Dan sebagian lainnya menyatakan bahwa dia memang ada
namun berbeda kisahnya dari pihak sunni. Baca ini:
O iya, Selain
kitab-kitab Syi’ah yg dipalsukan, ternyata mantan ulama syiah palsupun dibuat
kitabnya:
6. Syiah
menabikan Ali?
Kang Jalal
mengatakan: “Imam ‘Ali lebih dari sahabat yang lain, semua me ngakui hal itu, baik
Syi’ah maupun Sunni. Imam ‘Ali adalah putera dari pa man yang membesar kan Rasulullah
saww, sekaligus suami dari putri kesa yangannya, Fathimah az-Zahra. Secara
logis, tidak mungkin Rasulullah meni kahkan putri satu-satunya dengan orang
yang tidak beliau ketahui kebaikan dan track record-nya. Belum lagi, sebuah
hadis yang menyebutkan “Muham mad adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya”. Hadist ini cukup kuat untuk
memperlihatkan betapa luar biasanya Imam ‘Ali. Dialah satu-sa tunya manu sia
yang lahir di dalam Baitullah. Luar biasa istimewa bukan, maka wajar lah Ali
begitu dikultuskan. Namun, Syiah paham betul, Muhammadlah Nabi te rakhir, maka
kesalahan fatal lagilah yang kalian lakukan, jika berpikir meng kultuskan Ali
sa ma dengan menganggap mereka menjadikan Ali sebagai Nabi.”
Adapun mengenai gelar ‘alaihis salam dibelakang nama Imam
Ali atau ke turunan-ke turunannya, itu bukan berarti bahwa mereka adalah Nabi. Ka
rena jika demikian maka Imam al Bukhari pun telah menganggap beliau se bagai
Nabi baru, karena Bukhari sendiri di dalam beberap hadits shahihnya menyebutkan
Imam Ali bin Abi Thalib de gan gelar alaihis salam (as) dibe lakang namanya.
7. Taqiyah
Saya heran, banyak
sekali orang membenci dan mencap jelek orang yang bertaqi yah tanpa
membayangkan terlebih dahulu jika ia ada di posisi mereka. Coba anda renungi
sejenak, jika anda adalah penduduk suriah yg wilayahnya dikuasai oleh IS(IS),
orang-orang ISIS memaksakan bai’atnya kepada Anda untuk menjadikan Us man al-Baghdadi
sebagai Khalifah, dan mereka mngancamnya dengan pembunu han jika anda, dkk
menolaknya. namun anda dalam hati menolak bahkan membenci nya, lantas apa yg
akan anda lakukan? Apakah menolak bai’at tetapi nyawa yang menjadi taruhannya,
atau menerima tetapi dalam hati menolak (taqiyah)? Nah, begitu pun jika anda
adalah penganut Syiah, jika dilingkungan anda diketahui oleh orang-orang sekitar bahwa anda syiah, maka akan terjadi
konflik besar yg bahkan adanya ancaman pembunuhan terhadap anda, maka apa yg
akan anda lakukan, taqiyah juga bukan? Maka bijaklah dalam mengambil keputusan.
Dan tentu
perihal taqiyah ini menurut Syiah ada dalilnya di dalam al Qur’an, namun
berbeda penafsiran dengan sebagian kalangan dari ahlus sunnah yang menyatakan bahwa
taqiyah hanya bisa diberlakukan antara kaum muslim yg ditindas oleh kaum kafir
saja. Tetapi salah satu pihak ahlus sunnah yang sependapat dengan ini datang
dari mazhab Syafi’i menyatakan bahwa jika kondisi pertikaian antara sesama kaum
muslimin sebagaimana pertikaian antara kaum muslimin dan kafir maka diperboleh kan
bertaqiyah, untuk menjaga jiwa (dari ganguan pihak lain) (at-Tafsir al-Kabir
jilid 8 halaman 13). Maka tidak perlulah kita mencap kaum syiah sebagai munafik
karena perihal taqiyah ini, berbijaksanalah terhadap perkara khilafiyah apapun
itu.
Dan perihal taqiyah ini berbeda dgn perihal tauriyah.
Orang2 sunni memban tah kaum syiah perihal taqiyah ini dgn menyamakannya sbg
tauriyah. Kedu anya jelas berbeda. Jika tauriyah adalah mngatakan sebuah
kebohongan tp didalamnya trdpt kebenaran yg bertujuan utk mengelabui seseorang.
Con toh; jika 2 an sedang bertikai (si A & si B), maka seorang pendamai mengatakan
kepada 2 orang itu diwaktu dan tempat yang berbeda, bahwa si A slalu mendo’akan
anda (si B dalam kebaikan, begitupun sebaliknya si pendamai ini kepada si B mengatakan
hal yang sama, tetapi dalam hal ini si pendamai tidaklah berbohong, karena dalam
bacaan shalat tiap muslim mendo’akan kebaikan terhadap muslim yang lainnya,
maka secara tidak langsungpun si A & si B juga saling mendo’akan. Berbeda dengan
taqiyah yg asli berbohong menyembunyikan identitas diri dengan tujuan menghindari
konflik atau kerugian atas dirinya. Dan jelaslah apa yg dinyatakan imam Syafi’i
tersebut adalah perihal taqiyah, bukan tauriyah.
8. Khilafiyah, isteri-isteri Nabi termasuk Ahlulbait juga?
Terkait siapa ahlul bait antara pendapat sunni dan syiah
memang terdapat ikhtilaf, tetapi bukan berarti hal yg demikian dapat membuat pelakunya
kluar dari islam. Syi‘ahpun mempunyai alasan yg saya rasa cukup syar'i dlm hal
tsb. Silahkan baca ini:
9. Al Qur’an
Syi’ah beda dengan sunni, dan adanya tahrif al Qur’an?
Kitab suci
kaum Muslim Syi’ah ya sama, al Qur'an. Di Syi’ah ada yg namanya mushaf Fatimah,
dan itu bukan al Qur'an, hanya tulisan-tulisan Fatimah az-zahra yang di kumpulkan
dalam bentuk mushaf. Apa kandungan sebenar nya Mushaf Fathimah? Hal itu
dijelaskan dalam riwayat Al Kafiy selanjutnya dari Abu Ubaidah dari Abu ‘Ab dullah
[‘alaihis sa laam]
[seorang]
berkata “apa itu Mushaf Faathimah?”. Abu ‘Abdillah terdiam beberapa lama,
lalu berkata “Sesungguhnya kalian benar-benar ingin mempe lajari apa-apa yang
kalian inginkan dan tidak kalian inginkan. Sesungguhnya Faathimah hidup selama
75 hari sepeninggal Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] Ia sangat
merasakan kese dihan atas kematian ayahnya. Maka pada waktu itu, Jibriil datang
kepadanya dan me ngucapkan ta’ziyyah atas kematian ayahnya, menghiburnya, serta
mengabarkan ke padanya tentang keadaan ayahnya dan kedudukannya [di sisi
Allah]. Jibril juga me ngabarkan kepadanya tentang apa yang akan terjadi
terhadap keturunannya setelah Faathimah meninggal. Dan selama itu Imam ‘Ali
mencatatnya. Inilah kitab Mushaf Faathimah
[Al Kaafiy Al Kulainiy 1/241]
Selengkapnya:
NB: Anda tidak perlu keberatan karena Jibril berbicara dengan
Fatimah seakan - akan dia seorang Nabi, karena sebelumnya Jibril juga pernah
berbicara dengan Mar yam (Ibu Nabi ‘Isa. as), dll.
Dan mengenai ta’rif al Qur’an, bisa dibaca disini:
Jika belum puas, silahkan dicari sendiri.
10. Siapakah Abdullah bin Saba?
Berikut saya tuliskan tentang Abdullah bin Saba' yang
sebenarnya adalah tokoh fiktif, yang sumbernya baik dari ahlusunnah maupun
syiah. Seorang ulama syiah, yaitu Ayatullah Murtadla 'Askari mencoba untuk
meneliti tentang keberadaan Abdullah bin Saba'. Dan hasilnya, beliau menyatakan
bahwa berdasarkan peneliti an sejarah dan periwayatan hadits, maka sebenarnya
Abdullah bin Saba' adalah tokoh fiktif. Dan ha sil penelusuran dan penelitian
tersebut beliau tuangkan dalam buku beliau yang ber judul :
1. Abdullah
bin Saba' wa Asatir Ukhra.
2. Khomsun wa
Mi'atun Shahabi Mukhtalaq.
Cerita tentang riwayat-riwayat oleh Abdullah
bin Saba' hanya bersumber dari satu orang (sumber tunggal), yaitu Saif bin Umar
At-Tamimi. Mengenai sosok Saif bin Umar At-Tamimi, para ulama ahli jarh wa
ta'dil telah memberikan nilai merah/buruk kepadanya. Berikut komentar mereka tentang Saif
At-Tamimi tersebut :
1. Yahya bin Mun'im, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya
lemah dan tidak berguna".
2. An-Nasa'i dalam Sunan-nya, mengatakan :
"Riwayat-riwayatnya lemah dan harus diabaikan, karena ia adalah orang yang
tidak dapat diandalkan dan tidak patut dipercaya".
3. Abu Dawud, mengatakan : "Tidak ada harganya, ia
seorang pembohong".
4. Ibn Abi Hatim, mengatakan : "Mereka telah
meninggalkan riwayat-riwayatnya".
5. Ibn Al-Sakan, mengatakan : "Riwayatnya lemah
(dlo'if)".
6. Ibn 'Adi mengatakan : "Riwayatnya lemah, sebagian
dari riwayatnya terkenal namun bagian terbesar dari riwayat-riwayatnya adalah
mungkar dan tidak diikuti".
7. Al-Hakim, mengatakan : "Riwayat-riwayatnya telah
ditinggalkan, ia dituduh zindiq".
8. Ibn Hibban, mengatakan : "Ia terdakwa sebagai
zindiq dan memalsukan riwayat-riwayat".
Dan para ulama ahlusunnah lainnya yang tidak
mempercayainya, seperti Khatib Al-Baghdady, Ibn Abdil Barr, Ibnu Hajar, dll.
Sehingga jelas sekali keberadaan Abdullah bin Saba' ini
adalah fiktif, dikarenakan hanya bersumber dari satu orang yaitu Saif
At-Tamimi, yang dinilai cacat, pemalsu, zindiq, dll.'
Oleh karena itu, tertolaknya riwayat tentang Abdullah bin
Saba' bukan hanya karena dalam jalur periwayatannya terdapat Saif At-Tamimi,
seperti hadits yang dikutip oleh Thabari; melainkan juga bahwa Saif At-Tamimi
merupakan sumber tunggal dari cerita keberadaan Abdullah bin Saba', seperti
riwayat-riwayat yang tercantum dalam buku karangan Saif At-Tamimi yang berjudul
“Al-Futuh” dan “Al-Jamal”.
Dengan predikat semacam itu, maka sudah semestinya setiap
kisah yang diriwayat kan secara tunggal dari Saif At-Tamimi tidak bisa
dipercaya, baik dalam syari'at mau pun tarikh, dll.
Ibnu Hajar dalam
bukunya berjudul "Lisanul Mizan", mengatakan : "Berita-berita
ten tang Abdullah bin Saba' dalam sejarah memang terkenal, tetapi tidak satupun
ber nilai riwayat".
Ibnu Hajar juga mengatakan : "Ibnu Asakir kemudian
meriwayatkan sebuah cerita panjang dari Saif bin Umar At-Tamimi dalam kitab
Al-Futuh yang tidak shohih sanad-sanadnya"
Ref. Ahlusunnah: Ibnu Hajar Al-Asqolani, dalam
"Lisanul Mizan", jilid 3, hal. 289.
Sehingga semua jalur riwayat yang ada tentang Abdullah bin
Saba', sekali lagi, ha nya bersumber dari cerita Saif At-Tamimi tersebut. Jadi
jelas sekali bahwa riwayat-ri wayat tersebut tertolak berdasarkan predikat
buruk yang disandang oleh Saif At-Tamimi.
Dan buku Ayatullah
Murtadla 'Askari tersebut di atas merupakan sanggahan dan bantahan terhadap
semua pendapat yang menyatakan keberadaan Abdullah bin Saba', baik itu yang
berasal dari ulama ahlusunnah maupun ulama syiah terdahulu.
sumber:
Tanggapan atas buku gen syiah (silahkan download e-booknya dibawah postingan.)
11. Syiah
makan tai/kotoran imamnya dijamin masuk syurga?
Seperti yg
pernah saya ulas sebelumnya pada point ke 5 bhwa kitab2 syiah apalagi yg
terjemahan bahasa arab (lalu diterjemahkan ke dlm bahasa indonesia) telah bnyk
dipalsukan, sehingga mungkin perihal “Syiah makan tai/kotoran imamnya dijamin
masuk syurga” yang katanya dinukil dari kitab syiah adalah palsu. Toh justru
Ulama Syiahnya sendiri malah mendustakannya. Seperti Ayatullah Sayyid As
Sistaniy yg pernah ditanya mengenai hal ini sebagaimana yang tertulis dalam
kitab Al Istifta’at Ayatullah Sayyid As Sistaniy hal 554 persoalan no 2196 “
Aku pernah mem baca tulisan dari Wahabi bahwa kita membolehkan meminum kencing
para Imam suci dan hal itu akan memasukkan kita ke dalam surga? beliau
lalu menjawab : Hal itu dusta dan
mengada-ada, kita berlindung kepada Allah darinya”.
Selengkapnya baca: https://secondprince.wordpress.com/2013/07/23/kata-nashibi-syiah-menyucikan-kotoran-imam-lantas-bagaimanakah-ahlus-sunnah/
Juga perlu dijadikan catatan bahwa istilah Imam oleh
kalangan Syiah adalah ha nya mereka yg terdiri dari 12 Imam maksum saja,
sehingga penyebutan Khomeini dan Khamenei sebagai imam hanya berarti sebagai
makna kiasan, alias bukan Imam Syiah yg sesungguhnya. Hal tsb dimaksudkan sbg
pengganti Imam untuk sementara waktu, guna mengisi kekosongan waktu dari Imam
suci yg ke 12 yg akan dtg suatu saat nanti. Maka jika Anda ttp percaya dalil di
atas dan pernah me lihat gambar atau video yg menunjukkan ritual orang2 syiah
membawa dan melumuri tubuhnya dgn sesuatu, sesuatu itu bukanlah kotoran/tai
sang imam, me lainkan lumpur dari tanah karbala. Karena mreka yg skrg hanya
imam2 sebagai makna kiasan saja.
Begitupun hal2 lainnya trkait kedustaan syiah yg sangat
vulgar dpt dibaca pula banta han2nya:
secondprince.wordpress.com/2014/04/26/nama-allah-digunakan-untuk-beristinja-kedustaan-terhadap-syiah/
secondprince.wordpress.com/2014/04/26/benarkah-syiah-mencela-malaikat-kedustaan-terhadap-syiah/
secondprince.wordpress.com/2014/04/27/benarkah-syiah-melecehkan-nabi-kedustaan-terhadap-syiah/
2. Syiah aktor utama dalam pembantaian muslim sunni di
suriah, dll?
Sebagian besar muslim mnganggap penyebab terjadinya
konflik dan kericuhan di timur tengah seperti di suriah adalah biangkeladi
syiah. Tapi tahukah Anda fakta data dilapangan bahwa tentara dan rakyat suriah
itu 70% adalah sunni, sedangkan syiah di suriah hanya sekitar 15%, sedangkan
sisanya adalah non muslim? Lantas mana mungkin kaum minoritas itu dapat
menjajah yg mayoritas?
Sebenarnya masih banyak hal2 yg perlu dikemukakan sebagai
bahan tabayyun kpd syiah, namun agar isi postingan ini tidak terlalu panjang,
maka saya cukupkan hanya 12 poin diatas saja. Dan sekali lagi saya katakan
bahwa tabayyun itu harus pada ke dua belah pihak. Jangan karena mayoritas orang
memojokkan 1 pihak, anda lang sung mempercayainya laksana kerbau yg dicucuk hidungnya,
alias percaya/nurut be gitu saja. Yang perlu digaris bawahi bahwa mayoritas
orang bukan jaminan kebena ran. Bahkan Allah dlm firman-Nya pada QS.al-An'am/6:
116 berfirman: “Dan jika ka mu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka
bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
(terhadap Allah).” Ayat ini menje laskan bahwa kebenaran itu bukan karena
banyak pendukungnya, dan kebathilan itu bukan karena orang yang mengerjakan nya
sedikit. Kenyataannya yang mengikuti kebenaran hanya sedikit, sedangkan yang
mengikuti kemungkaran banyak sekali. Kewajiban bagi umat Islam adalah
mengetahui yang benar dan bathil, lihatlah jalan yang ditempuh.” [Tafsir
al-Karimur Rohman: 1/270]. jika ingin tabayyun lebih lanjut maka silahkan buka,
download dan pelajari ini;
Sejumlah buku/kitab Syiah rekomendasi:
Jafar Algar - Kritikan Syiahphobia [1685 Halaman]:
M. al-Tijani al-Samawi - Akhirnya Kutemukan Kebenaran [215
Halaman]:
Farag Fouda (bukan Husaini Qazwini, itu salah tulis) -
Kebenaran yang Hilang [150 Halaman]:
https://simpatisansyiah.files.wordpress.com/...
Selengkapnya => https://simpatisansyiah.wordpress.com/kitab-syiah/
Sumber kitab
lainnya:
Jika Anda
mengaku sebagai mukmin yang baik, adil dan objektif sehingga mau men cari kebenaran,
maka Tidak ada salahnya mempelajari itu. Sekali lagi saya mohon ma’af jika ini dinilai mengganggu
dan kurang berkenan. Jazakumullaahu khaiir.. :)
Mari kita bertabayyun kepada Syiah, karena SANGAT FATAL kebanyakan ummat islam dewasa ini menganggap Syi’ah itu kafir yang hanya berdasarkan pada kata-katanya saja. Benarkah demikian? Nah, Pernyataan yang sering diulang seperti tentang Syahadatnya syiah, Shalatnya syiah, Nikah mut’ah, Syiah men caci maki para Sahabat, Syi ‘ah menyembah Ali sebagai Tuhan, Syiah mena bikan Imam Ali, Taqiyah, Siapa saja ahlul bait, Siapakah Abdullah bin Saba, Al Qur’an Syiah beda degan Sunni, adanya tahrif al Qur’an, konflik Suriyah, dan lain-lain semua itu sudah dibahas pada tulisan saya tersebut. Jadi silahkan anda membacanya terlebih dahulu sebelum berkomentar tentang itu.
Jika Anda mengaku sebagai mu’min yang baik, adil dan objektif sehingga mau mencari kebenaran, mu’min yang memegang teguh din/agama ini seumpama menggenggam panasnya bara api, maka tidak ada salahnya anda mau mempe lajari itu. Sekali lagi saya mohon maaf jika ini dinilai mengganggu dan kurang ber kenan. Terima Kasih. Eh Saya sendiri bukan Syiah, tetapi Simpatisan Syiah. :)
Apakah anda tidak membuka mata dan hati anda untuk meneliti hadis-hadis Nabi…? ?? Sungguh, hati ini berat untuk mengatakan, walhasil anda tidak mende ngar hujah dari kedua belah pihak…Anda hanya merujuk kepada sumber sunni tan pa mende ngar hujah-hujah ahlulbayt yang berteras utuh kepada hadis-hadis muta watir, yang ulama’ sunni sendiri mengambilnya di dalam kitab-kitab mu’tabar mereka. Sungguh, bukalah pintu hati anda… semoga anda senantiasa dilimpahi ni’mat ALLAH…aku merayu, bukalah pintu hati anda…