Rabu, 15 September 2010

KALAU KITA BERMUSUHAN DISEBABKAN BERLAINAN AGAMA, SUNGGUH AKAN KITA SAKSIKANLAH PERANG DIMANA-MANA DISELURUH PELOSOK DUNIA

WALAU BERBEDA AGAMA.
KALAU TIDAK
YAKINLAH KITA TERMASUK
KOMUNITAS
FANATIK BUTA
hsndwsp
Acheh - Sumatera
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Pertama sekali kami Syi'ah menghormati orang Sunni yang tidak mengkafirkan Syi'ah. Perlu saya beritahukan anda bahwa kalau anda mengatakan bahwa Syi'ah itu sesat, anda harus mampu berhujjah secara transparan dengan Ilmu yang anda miliki sendiri bukan dengan memforward tulisan orang yang suka memfitnah Syi'ah disebabkan hujjah-hujjah Syi'ah dapat membuat mereka tak berdaya. Kalau anda tidak memiliki kemampuan untuk berhujjah dengan ilmu yang anda miliki sendiri, berarti nyata anda ikut-ikutan dalam beragama. Ke dua nampak sekali anda tidak memahami definisi Negara Islam, hingga anda menunjuk Saudi Arabia sebagai alternatif anda. Kalau anda katakan bahwa yang dimaksudkan negara Islam adalah negara yang dipimpin oleh seorang Muslim juga keliru 180 derajat. Dengan kata lain anda belum mampu membedakan antra Muslim benaran dengan Muslim gadongan atau munafiq seperti pemimpin Indonesia dari Sukarno sampai Yudhoyono sekarang ini. Mereka ini adalah "Yazid- Yazid" atau "Qabil-Qabil" .

Saya dapat memahami untuk menganalisa pikiran anda bukan saja kepada pemimpin Indonesia yang hipokrit dan dhalim itu anda anggap sebagai Muslim tapi juga Yazid bin Mu'awiyah yang membantai keluarga Rasulullah di Karbala. Disinilah kelemahan anda dalam mehahami suatu fenomena dan realita. Yang dimaksudkan negara Islam ialah negara dimana UUD nya berdasarkan Al Qur-an dan Hadist Ittrah Nabi sendiri. Justru itu Republik Islam Iranlah satu-satunya negara Islam sekarang ini. Sementara Saudi Arabia adalah negara dimana hukum laba-laba yang diberlakukan bukan hukum yang diturunkan Allah.

Buktinya 1. Di Saudi Arabia kalau seseorang mencuri ayam akan dipotong tangannya tapi kalau pejabat menggaet Petro Dollar, diberikan tanda jasa

Bukti 2. Daging korban Haji tidak diberikan kepada fakir miskin tapi dikalengkan oleh pedagang untuk diperdagangkan. Andaikata negara itru Islam sudah barang pasti daging itu akan didistribusikan kepada orang - orang miskin di Sudan dan negara -negara Afrika lainnya, sehingga kita takkan menyaksikan di telivisi anak-anak orang Islam yang badannya tinggal tulang yang terbungkus kulit serta dikerumuni lalat hijau lagi.

Bukti 3. Andaikata Saudi Arabia Itu Islam justru bangsa Acheh yang dijajah Indonesia akan ditawarkan untuk hijrah kesana agar terlindungi dari kedhaliman Indonesia. Namun realitanya justru pihak Saudi Arabia membantu Indonesia serta membangun pesantren-pesantren ala Wahabi Saudi Arabia bahkan sampai ke Acheh dibangun pesantren ala wahabi yang sangat benci kepada keluarga Rasulullah.

Bukti 4 TKI yang dikirim Indonesia ke Saudi Arabia menjadi bulan-bulanan majikan untuk berzina, hingga orang-orang yang sadar di Indoinesia membuat pernjataan bahwa pejabat Indonesia memperdagangkan perempuannya.

Bukti 5. Ketika Irak diserang Amerika Serikat, justru Saudi Arabia memihak AS serta memberikan fasilitasnya untuk menjerang Irak baik ketika Irak berperang dengan Quwait atau ketika dituduh sebagai pemilik senjata pembunuh massal beberapa tahun yang lalu.

Bukti 6. Ketika negara Arab lainnya mengusulkan agar Senjata Migas digunakan untuk melawan kesewenang wenangan Barat, justru Saudi Arabia duluan yang menentangnya.
Bukti 7. Ketika Hizbullah bertempur melawan Israel, justru Pihak Saudi Arabia membuat hubungan dengan Israel secara sembunyi-sembunyi. Masyarakat dunia mengetahui bahwa justru AS yang menjadi penyokong nomor wahid terhadap Israel, tapi Saudi Arabia tetap bersedia menjadi anak Mas AS.

Bukti 8. Di Saudi Arabia, kuburan yang mulia bunda Rasulullah Sity Aminah dijadikan pompa Bensin sementara rumah Ummul Mukminin Sity Khadijah dimana Sity Fatimah Az Zahara di lahirkan dan dibesarkan dihancurkan untuk dijadikan Toilet, Saya kira cukup sekian dulu, semoga ada manfaatnya bagi orang-orang yang mau berfikir.

Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia

Iran Keberatan atas Kasus Syiah di Malaysia
Konsuler Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Kuala Lumpur, Hujjatul Islam Muhammad Hasan Vahedi, menjelaskan pendapat Republik Islam Iran mengenai beberapa mas alah terkait komunitas Syiah di Malaysia kepada jaringan pemberitaan Aljazeera. Reporter Alja zeera, Mahmoud al-Adam menanyakan pendapat pejabat Iran itu tentang yang sebenarnya ter jadi di hari Ashura serta penangkapan para peserta acara tersebut di Malaysia. Vahedi menje laskan bahwa sejumlah media massa Malaysia menyebarkan tudingan tidak berdasar terhadap kaum Syiah di negara itu.

Adapun mengenai penangkapan para hadirin acara Ashura itu, Vahedi menegaskan, "Kami tidak mencampuri keputusan apapun yang ditetapkan pemerintah Malaysia berdasarkan ketentuan yang ditetapkan untuk warganya."

"Namun kami menyatakan keberatan atas berbagai statemen dan tudingan terkait doktrin Syi ah serta penyebaran informasi bohong oleh media massa Malaysia. Penyebaran pendapat terse but menistakan para pemeluk Syiah di Malaysia dan negara-negara lain. Dalam hal ini kami te lah menyatakan keberatan kami kepada pemerintah Malaysia dan kami berharap hal-hal serupa tidak terulang di masa mendatang."

Lebih lanjut Vahedi menekankan, "Saat ini tercatat 400 juta orang yang mengikuti jalan Ahlul Bait dan pernyataan-pernyataan tersebut merupakan penistaan terhadap mereka semua."

Ketika ditanya soal keberadaan sejumlah warga Iran dalam acara Ashura di Malaysia itu, Vahedi menyinggung beberapa poin penting seraya mengatakan, "Terdapat aspek menyeluruh dalam a gama. Bahwa agama untuk semua orang dan setiap orang di masyarakat yang memiliki keyaki nan dan kewarganegaraaan yang berbeda juga dapat berpartisipasi dalam peringatan dan acara keagamaan."

Ditandaskan Vahedi bahwa hari kesepuluh bulan Muharram, adalah salah satu hari penting yang diperingati banyak kaum Muslim di seluruh penjuru dunia.

"Bahkan acara tersebut digelar di negara-negara di kawasan ini seperti Singapura, Indonesia, dan juga negara-negara Eropa dan Amerika. Dan tidak ada yang menyoal, melabel, atau menya takan keberatan. Apa yang terjadi pada hari Ashura di Malaysia, sangat membingungkan," tegas Vahedi.

Mengenai isu pembangunan masjid untuk warga Syiah yang didanai oleh pemerintah Iran, Vahedi mengatakan, "Itu tidak benar. Namun kami berharap bahwa warga Iran di Malaysia da pat membangun masjid di Kuala Lumpur. Kami telah membahas masalah ini dengan para peja bat Malaysia."

Dalam hal ini, Vahedi menekankan pentingnya sebuah tempat peribadatan yang layak untuk pa ra penganut dari berbagai madzhab seraya menyatakan bahwa diharapkan perundingan lebih lanjut dapat digelar dengan para pejabat Malaysia dalam kondisi yang konstruktif. (IRIB/MZ/ SL)

Pernyataan Konsulat Kebudayaan Republik Islam Iran di Malaysia
Bismillahirrahmanirrahim
Wa'tashimuu Bihablillaahi Jami'an wa La Tafarraquu


Menyusul publikasi pemberitaan tidak berdasar dan tuduhan bohong terhadap mazhab pemberi kehidupan Ahlul Bait di sebagian media-media Malaysia, tindak lanjut, dialog dan protes yang di lakukan lewat jalur hukum, begitu juga reaksi dan protes yang dilakukan di Malaysia dan di negara-negara lain terkait penistaan mazhab Syiah sebagai mazhab sebagian besar umat Islam di dunia, Konsulat Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Malaysia selain menge cam publikasi berita-berita semacam ini menegaskan bahwa berita-berita yang dipublikasikan tidak punya hubungan dengan mazhab Syiah, sebuah mazhab pemberi kehidupan. Kedutaan Be sar Iran di Malaysia menegaskan pula bahwa publikasi berita-berita tidak berdasar dan provo katif cenderung mengikuti politik para penentang persatuan umat Islam dan masih dalam jalur politik hegemoni dan Zionisme Internasional yang anti kepentingan nasional dan pertumbuhan negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Hal yang senantiasa ditekankan oleh para pemimpin dan mereka yang konsen akan urusan umat Islam adalah berpegangan pada tali persatuan, solidaritas antarumat Islam, menasehati untuk berdialog dan mencari kesepahaman serta kerjasama negara-negara Islam anggota OKI. Kami punya keyakinan betapa titik kesamaan teologi di antara umat Islam masih begitu banyak yang penting dan sangat menentukan sehingga tidak memberikan kesempatan masyarakat Islam yang konsen akan urusan Islam tidak punya kesempatan membahas hal-hal yang lain.

Konsulat Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran memohon pemerintah Malaysia se lain mengambil langkah-langkah penting untuk menghilangkan dampak buruk gerakan ini, juga mencegah agar hal-hal yang seperti ini tidak terulang lagi. Begitu juga, Konsulat Kebudayaan Ke dubes Iran meminta kepada warga Syiah Malaysia dan warga Iran yang tinggal di Malaysia hen daknya menjaga kewaspadaan dan menahan diri serta tetap seperti dahulu menghormati un dang-undang negara sahabat Malaysia serta tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan asas persatuan Islam.

Konsulat Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran - Kuala Lumpur

Humas Kedutaan Besar Republik Islam Iran (IRIB/SL/MZ)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar