Sabtu, 25 Juli 2009

AQIDAH YANG TERKONTAMINASI SYSTEM TAGHUT HIPOKRIT DAN KORRUPT

 

 



 Bismillaahirrahmaanirrahiim.




DAUD RASYID SITORUS SAMA JUGA BERENANG DI LUMPUR HITAM 
SYSTEM THAGHUT PANCASILA
hsndwsp
Acheh - Sumatra




ITU DAUD RASYID SITORUS SAMA JUGA BERENANG DILUMPUR HITAM SYSTEM THAGHUT PANCASILA




Daud Rasyid jebolan Kairo Mesir itu keliru 180 derajat. Saya agak bengong pada mulanya membaca tulisan yang disebarkan Abu Abdullah, abdullah0004@yahoo.com (http://surau.org/modules.php?name=News
&file=article&sid=586 ) Siapa rupanya Ulil Abdalla itu, kenapa dia bisa mati dan siapakah pembunuhnya. Rahasia pihak asing itu apa ? Pemurtadan ? apakah mereka itu anak kemaren sore dapat pemurtadan atau calon-calon doctoral ? Andaikata IAIN itu berkiblat ke Barat, kira-kira yang berkiblat ke Timur di Indonesia itu siapa ya ?



Demikianlah saya bertanya-tanya pada awalnya, namun akhirnya saya temukan pernyataan Doktor Daud Rasyid Sitorus demikian: "Dalam memberikan kuliah hadits, saya katakan, di sini kalau ada yang membawa-bawa faham-faham Syi'ah, Mu'tazilah dan lain-lain, silahkan di luar pagar. Ini kuliah hadits. Tidak menerima Syi'ah, Mu'tazilah dan lain-lain."



Menurut analisa saya tentang apa yang dinyatakan Daud Rasyid yang jebolan Kairo Mesir itu keliru 180 derajat. Sungguh tidak pantas dia mengeluarkan ucapan seperti itu terhadap mahasiswa. Ucapan itu mungkin tak akan ada reaksi kalau Daud Rasyid berhadapan dengan murid MIN atau MTsN.



Saya kira jangankan Mahasiswa, pelajar MAN saja akan melaporkan ucapan yang tidak etis itu kepada kepala sekolah. Jadi pantaslah dia itu diusir dari IAIN Ciputat oleh Rektornya. Hal ini disebabkan bahwa Daud Rasyid itu tidak pantas menjadi dosen. Sebab IAIN itu sekolahnya calon-calon Intelektual yang sudah barang pasti "Mimbar Bebas" untuk beradu argumentasi.



Terhadap manusia dewasa didak sepatutnya Daud Rasyid mendekte mereka dengan mengatakan: "di sini kalau ada yang membawa-bawa faham-faham Syi'ah, Mu'tazilah dan lain-lain, silahkan di luar pagar" Jelas sekali yang seperti ini bukan ucapan seorang dosen. Nampak sekali ketidakmampuannya untuk berargu mentasi secara ilmiah dan Qur-ani. 



Prediksi saya kalau Daud Rasyid demikian kasarnya terhadap Syi'ah, berarti dia tidak membaca sejarah Islam Kaffah. Dia tidak memahami kalau Imam Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az Zahara binti Rasulullah, Imam Hasan dan Imam Husin adalah Ahlulbait Rasulullah Saww yang Shi'ah (Shi'ah Imamiah 12)



Aneh bin ajaib kalau Daud Rasyid berbicara Hadist dan Qur-an sementara Kepemimpinan Syiah ditunjuk Rasulullah berdasarkan Qur-an dan Hadist yang berasal dari Shi'ah dan juga Sunnah (baca kitab Muktamar Ulama Bagdad, kitab Dialog Agama Di Penshahar antara Syiah dan Sunni dan baca juga kitab Sulaim yang ditulis oleh Sulaim Bin Qais Al Hilal Al Kufi. Berdasarkan Hadis-hadist dari Ahli Shi'ah dan Ahli Sunnah)



Sementara Khalifah dari Ahlus Sunnah Waljamaah dipilih oleh orang banyak (demokrasi ?) Kalau Daud Rasyid mau berafala ta'qilun dan afala yatazakkarun, dia akan sampai pada suatu pertanyaan: "Siapakah yang berhaq menentukan kepemimpinan setelah Rasulullah saww, Rasulkah atau orang ramai ?



Disini saya tak hendak membahas golongan yang mana yang benar menurut Allah dan RasulNya, tapi hendak memperjelas kepada Daud Rasyid bahwa kebenciannya terhadap Shi'ah keliru 180 derajat. Ahli Syiah menganggap orang-orang Ahlus Sunnah waal jamaah sebagai saudaranya (lihat di Republik Islam Iran, ketika orang asal Sulawesi dan Kalimantan ingin belajar disana ditawarkan untuk memilih kitab Sunni atau Shi'i. Mereka menjawab:"Karena kami telah belajar kitab Sunni di negeri kami maka kami ingin belajar kitab Shi'i disini")



Jelasnya Orang Shi'ah siap menghadapi Sunni "bil Hikmah wal mauidhah", kenapa Daud Rasyid mengha dapinya dengan penuh curiga dan kasar ? Saya kira sudah waktunya kita saling berargumentasi dengan ber tujuan untuk mencari kebenaran, bukan untuk bermusuhan sebagaimana model yang diperlihatkan Daud Ra syid itu yang tidak mencerminkan orang lapang dada. 



Anehnya lagi Daud Rasyid sepertinya mengkambinghitamkan Barat, untuk menonjolkan Timur Tengah tempat dia menimba Ilmu. Kalau dia mampu berfikir sungguh tidak ada bedanya antara Mesir, Saudi Arabia dan Hindunesia Pancasila Munafiq. Yang jelas bukan Barat dan Bukan Timur tapi Islam yang belum terkotaminasi dengan Ideologi Thaghut.



Artinya apapun namanya Universiti, Pesantren yang dibina dalam system Thaghut, tetap berbau Thaghut. Masih perlu saya jelaskan satu tahap lagi: Apapun namanya lembaga pendidikan, Mazhab, kalau masih bernaung dibawah atab System Thaghut tetap terkontaminasi Aqidah dan Idiologinya. Naik satu tingkat lagi Apapun namanya komunitas anda akan sirna 'Aqidah nya kalau masih bersatupadu dalam system Thaghut.



Sebagai penutup coba lihat betapa terikatnya Daud Rasyid dengan Menteri "Agama" dari Thaghut Hindunesia Munafiq itu. Disini menandakan bahwa Daud Rasyid itu kosong dari ideology Islam sejati. Dia tak pernah berfikir bahwa Menteri Agama dalam system Thaghut itu sama dengan Bal'am dalam System Fir'aun dulu. Inilah ciri-ciri Islam Kebudayaan. Artinya itu sudah menjadi kebiasaan atau membudaya bagi orang dalam system Thaghut Hindunesia itu untuk mepercayai "Tuan Bal'am" sebagai menteri agama. Lihatlah apa katanya dialinia terakhir ini:



"Ketika ditanya soal solusi, Daud Rasyid mengatakan, "Menteri Agama yang baru ini kan orang dari Gontor, yang masih koleganya Ust Kholil Ridwan (Pemimpin Pesantren Husnayain di Cibubur Jakarta Timur, penyelenggara bedah buku Ada Pemurtadan di IAIN). Perlu ada usul kepada Menteri Agama, masalah kurikulum IAIN, mesti ditinjau ulang,"saran Daud"



Ternyata Daud Rasyid sendiri yang bermasalah, lalu dituduhkan kepada pihak lain. Saya kira cukup sekian dulu mudahmudahan kita mampu berafala ta'qilun dan afala yatazakkarun.







Billahi fi sabililhaq
hsndwsp
di Ujung Dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar